Presiden FIFA Gianni Infantino turut memberikan pernyataan soal
tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya
Surabaya yang berakhir dengan kekalahan tuan rumah 2-3, Sabtu (1/10).
"Dunia sepak bola sedang dihebohkan menyusul insiden tragis
yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya
Surabaya di Stadion Kanjuruhan," ujar Gianni, dikutip dari situs resmi
FIFA, Minggu.
Menurut pria asal Italia itu, tragedi ini merupakan hari yang gelap
bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi luar pemahaman.
"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga
dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini.
"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran
dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah menjadi korban terluka,
bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak
Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada masa yang sulit ini,"
kata dia melanjutkan.
Pada pertandingan tersebut, ribuan penonton menginvasi lapangan
menyusul kekalahan Arema FC dan memicu kericuhan sehingga polisi bertindak dengan
melemparkan gas air mata.
Menurut laporan terakhir, akibat kericuhan ini terdapat korban
meninggal yang mencapai 174 jiwa. Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Malang Wiyanto Wijoyo mengatakan korban berjumlah 130. Namun Tim Disaster
Victim Identification (DVI) Polri mencatat data sementara jumlah korban
meninggal dunia dalam tragedi tersebut sebanyak 125 orang.
Akibat kerusuhan ini juga, operator kompetisi PT Liga Indonesia
Baru (LIB) menyetop Liga 1 Indonesia 2022-2023 selama sepekan dan itu merupakan
arahan dari ketua umum PSSI Mochammad Iriawan.
LIB menyatakan, kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan
menyebabkan beberapa orang meninggal dunia. Namun, jumlah korban yang
kehilangan nyawa masih belum dapat dipastikan.
Sekretaris
Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi (tengah), bersama Wasekjen PSSI, Maaike Ira
Puspita (kiri) saat memberikan keterangan terkait Tragedi Kanjuruhan di Stadion
Madya, Jakarta, Minggu (2/10/2022). Terkait Kerusuhan yang Terjadi PSSI akan
menginvestigasi kasus tersebut serta Liga 1 dihentikan sementara namun Liga 2,
Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 tetap digelar.
Komunikasi dengan FIFA
Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi mengatakan pihaknya terus menjalin komunikasi dengan FIFA demi
menghindari sanksi akibat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang,
Sabtu (1/10), setelah laga Liga 1 Indonesia Arema FC versus Persebaya.
"Kami berharap kejadian ini tidak menjadi rujukan atau
landasan FIFA untuk mengambil keputusan-keputusan yang tidak baik dan tidak
menguntungkan Indonesia dan, khususnya, PSSI," kata Yunus dalam konferensi
pers di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu.
Pria asal Gorontalo itu melanjutkan, PSSI mengirimkan laporan
pertama tentang keributan di Kanjuruhan kepada FIFA pada Sabtu (1/10) malam
atau beberapa saat setelah peristiwa terjadi.
FIFA, kata Yunus, memang meminta keterangan langsung dari PSSI
lantaran banyaknya korban meninggal dunia. Komunikasi PSSI dengan FIFA pun
berlanjut sampai Minggu.
Sampai Minggu siang, tercatat 129 orang kehilangan nyawa akibat
huru-hara tersebut
"Ini kejadian luar biasa. Kami terus menyampaikan kepada FIFA
kabar terbaru soal kejadian tersebut," kata Yunus menambahkan.
Sementara soal potensi sanksi dari FIFA, Yunus Nusi mengaku belum
memiliki gambaran. Akan tetapi, dirinya yakin FIFA tidak akan mengambil
keputusan secara instan.
Terkait kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, tersebut, Yunus
Nusi menekankan bahwa itu bukanlah perkelahian antarsuporter.
Banyaknya korban meninggal, menurut Yunus terjadi karena terjepit
di kerumunan suporter yang berdesak-desakan.
"Ada yang jatuh, terinjak, saat mencoba keluar dari pintu
stadion. Ada puluhan ribu penonton yang ingin keluar sehingga terjadi tragedi
tersebut," kata Yunus menjelaskan.
Kericuhan di Stadion Kanjuruhan bermula saat ribuan suporter Arema
FC, Aremania, merangsek masuk ke area lapangan setelah tim kesayangannya kalah
2-3 dari Persebaya.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata di dalam lapangan yang
membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernafas.
Suporter yang bertumbangan membuat kepanikan di area stadion dan
berebut mencari jalan keluar. Jumlah pendukung yang membutuhkan bantuan medis
tidak sebanding dengan jumlah tenaga kesehatan yang disiagakan di Stadion
Kanjuruhan.
Para suporter itu banyak yang mengeluh sesak nafas terkena gas air
mata dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
1 comments:
makasih ya kak
Post a Comment