Wednesday 15 June 2022

PENGORGANISASIAN KELAS

0 comments

 

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PDGK4302)



MODUL 3

PENGORGANISASIAN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1

PENATAAN RUANG KELAS

KEGIATAN BELAJAR 2

PENGORGANISASIAN MURID

KEGIATAN BELAJAR 3

DISIPLIN KELAS

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.1

Latar Belakang

 

Dalam modul ini kita diajak untuk mempelajari “pengorganisasian kelas” yang meruakan satu kondisi yang dapat mendukung penerapan PKR dalam kelas. Pengorganisasian kelas ini terdiri dari 2 aspek, yaitu pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam pengertian kegiatan kelas. Dengan demikian kita dapat melaksanakan PKR dengan sempurna. Dan diharapkan kita dapat:

 

1.

melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat memperlancar kegiatan pembelajaran PKR;

 

2.

mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi kegiatan belajar aktif;

 

3.

meningkatkan disiplin belajar murid-murid seihingga dicapai kegiatan pembelajaran yang efektif.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1

2.1

Penataan Ruang Kelas

 

Penataan ruang kelas merupakan salah satu unsur dari pengorganisasian kelas secara keseluruhan yang memerlukan perhatian dan perencanaan yang serius. Dalam PKR penataan ruang kelas perlu dilakukan dengan terencana untuk mendukung pembelajaran. Karena aktivitas dan mobilitas belajar sangat tinggi.

 

Untuk itu maka peserta didik harus akrab dengan ruang kelasnya. Mereka harus, seperti di rumah sendiri, semua proses berjalan lancar karenan peserta didik sudah mengenal ruang kelasnya, dan fasilitas yang ada di ruang kelas, seperti di rumah sendiri.

 

Untuk mendukung kegiatan seperti ini maka ruang kelas harus ditata secara sempurna, untuk menciptakan lingkungan yang kondusif agar mereka dapat belajar secara efektif.

 

 

 

A.

Penataan Ruang

 

Pada umumnya bentuk ruang di SD kita sama yaitu berbentuk urangan persegi. Tugas guru adalah mengidentifikasi dan mendaftar semua benda yang ada dan dapat ditempatkan di ruang kelas.

 

1.

Penataan fisik

 

 

a.

Daerah Pajangan, di mana sebaiknya memajang hasil karya peserta didik.

 

 

b.

Kemudahan Bergerak, di mana kita harus leluasa bergerak tanpa menimbulkan gangguan yang berarti.

 

 

c.

Sinar, hendaknya datang dari samping peserta didik. Sangat baik jika sinar datang dari sebelah kiri peserta didik agar pada saat peserta didik belajar, menulis, atau membaca tidak gelap.

 

 

d.

Panas dan Ventilasi, jagalah jangan sampai peserta didik duduk di tempat yang lansung kena sinar matahari. Ruang kelas hendaklah berventilasi yang memadai.

 

 

e.

Papan Tulis

 

 

 

1)

Dua papan tulis yang diletakkan di depan kelas biasannya sangat berguna untuk PKR.

 

 

 

2)

Papan tulis yang mudah dipindah-pindah untuk kepentingan kerja kelompok juga akan sangat bermanfaat.

 

 

 

3)

Jagalah jangan sampai ketinggian papan tulis tidak terjangkau oleh peserta didik.

 

 

 

4)

Jangan letakkan papan tulis di samping atau terlalu dekat dengan jendela yang besar. Peserta didik akan mengalami kesulitan untuk membacanya karena silau.

 

 

f.

Bangku dan Kursi, sedapat mungkin hindarkan menggunakan bangku/kursi yang menjadi satu. Karena akan menyulitkan untuk membentuk tempat duuk dalam posisi melingkar yang diperlukan untuk diskusi atau kerja kelompok.

 

 

g.

Meja Guru, hendaklah ditempatkan pada posisi yang tidak menghambat pandangan ke seluruh kelas. Tentu saja guru yang efektif pasti tidak akan duduk sepanjang waktu di kursinya.

 

 

h.

Sudut Aktivitas, putuskanlah secara berhati-hati, di mana sebaiknya ditempatkan sehingga peserta didik dapat bekerja di sudut ini tanpa mengganggu yang lainnya.

 

 

 

Contoh sudut aktivitas:

 

 

 

1)

Sudut membaca

 

 

 

2)

Sudut IPA

 

 

 

3)

Sudut hasil seni dan kerajinan tangan

 

 

 

4)

Warung

 

 

 

5)

Sudut rumah tangga

 

 

 

6)

Gudang / tempat menyimpan peralatan.

 

 

 

 

 

 

2.

Pengaturan Denah Ruang Kelas

 

 

Beberapa contoh pada modul adalah contoh dalam satu ruang kelas. Apabila mempraktikkan PKR pada 2 kelas atau lebih maka pilihlah bentuk ruang yang sesuai untuk kepentingan tersebut.

 

 

Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhitungkan sebelum memutuskan denah kelas mana yang akan diciptakan:

 

 

a.

Bentuk ketiatan belajar (BKB) apakah yang pada umumnya berlangsung di kelas Anda?

 

 

b.

BKB apakah yang sekarang ingin Anda laksanakan?

 

 

c.

Apakah Anda akan melangsungkan kegiatan belajar dalam bentuk Proyek Kelompok?

 

 

d.

Apakah akan ada peserta didik yang menjadi Tutor Kakak atau Tutor Sejawat?

 

 

e.

Apakah Anda akan menghadapi peserta didik orang per orang atau kelompok kecil atau kedua-duanya?

 

 

f.

Apakah Anda menginginkan agar peserta didik mampu belajar mandiri dengan sedikit saja campur tangan Anda?

 

 

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat membantu di dalam menata kelas yang efektif untuk meingkatkan waktu keterlibatan belajar peserta didik.

 

 

BKB dapat Anda ciptakan secara lebih bervariasi. Contoh 6 bentuk variasi yang dimaksud, yaitu:

 

 

a.

kegiatan tenang atau kerja perorangan (individual);

 

 

b.

mengerjakan soal;

 

 

c.

kerja berpasangan;

 

 

d.

Diskusi kelompok;

 

 

e.

mendengar atau menyaksikan “audio/visual”

 

 

f.

kerja kelompok.

 

 

Dalam PKR beberapa BKB dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan. Tugas kita adalah mengatur ruang kelas agar BKB yang diinginkan dapat terjadi dengan pengarahan, supervisi, dan campur tangan yang minim dari kita. Yang perlu diingat adalah jangan sampai 2 BKB yang “kontras”.

 

 

 

 

 

3.

Mengatur Pajangan

 

 

Pajangan mempunyai peranan yang pentinguntuk menjadikan ruang kelas menarik dan membuat peserta didik beta dikelas. Pajangan tersebut dapat berbentuk grafik, gambar, dan hasil karya peserta didik yang mengandung pesan kependidikan.

 

 

“Guru yang sukses adalah guru yang selalu berusaha untuk menjadikan lingkungan kelasnya nyaman dan membuat peserta didik dari segala umur untuk tenang berada di dalamnya”. Dikutip dari Aria Djalil, dkk.

 

 

Inilah saran-saran yang dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan:

 

 

a.

Manfaatkanlah tempat yang ada untuk pajangan.

 

 

b.

Ciptakanlah lingkungan kelas yang menarik.

 

 

c.

Pekerjaan peserta didik hendaknya diamati dengan sungguh-sungguh sehingga terbentuk kesan bahwa kita menghargai upaya mereka.

 

 

d.

Jika ada rekan guru yang lebih ahli dalam menata pajangan, belajarlah padanya. Dan saat mengunjungi SD lain, amatilah bagaimana mereka menata pajangan kelas.

 

 

e.

Peserta didik dapat belajar banyak jika mereka memperoleh kesempatan untuk berdiskusi dalam memilih benda-benda untuk dipajangkan.

 

 

f.

Mendiskusikan dan memilih bersama-sama dari karya peserta didik yang ada.

 

 

g.

Jagalah keseimbangan karya yang dipajangkan antara yang dihasilkan oleh peserta didik yang pintar dan kurang pintar.

 

 

h.

Peserta didik akan bangga melihat namaya tertera pada karyanya yang dipajang.

 

 

i.

Hindari memajang sesuatu karya peserta didik dalam waktu yang terlalu lama. Lakukan perubahan dan penggantian secara teratur.

 

 

j.

Gunakan bahan lokal sekitar sekolah untuk pajangan. Sehingga dapat menciptakan kebiasaan untuk tidak tergantung pada sumber dari luar.

 

 

k.

Jangan lupa kita bersama peserta didik harus menjaga kebersihan dari pajangan-pajangan tersebut agar tetap nyaman dipandang.

 

 

Beberpa contoh pajangan adalah seperti berikut ini:

 

 

a.

Dapat menggunakan papan sebagai tempat untuk menempelkan pajangan. Papan pajangan ini hendaklah berfungsi sebagai alat pengajaran, yaitu untuk:

 

 

 

1)

memberikan informasi;

 

 

 

2)

memamerkan karya peserta didik;

 

 

 

3)

menampilkan soal atau teka-teki;

 

 

 

4)

mendorong peserta didi untuk bekerja sama.

 

 

b.

Mengunakkan tali yang direntangkan di dalam kelas, untuk menggantungkan pajangan. Pajangan tersebut harus ditata secara dekoratif, dan kelas tidak berkesan, seperti panggung pesta.

 

 

2.2

Pengorganisasian Murid

 

Perlu diingat kembali bahwa ruang kelas bukan hanya sebagai tempat untuk “guru mengajar dan peserta didik duduk dengan tenang untuk mendengarkan pelajran dari guru”. Kelas adalah tempat “kegiatan pembelajaran” yang menitikberatkan pada interaksi dan aktivitas belajar murid. Oleh karena itu, keharmonisan perpaduan pengorganisasian kelas dan pengorganisasian murid akan sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan pembelajaran.

 

 

A.

Kelompok Belajar

 

Kelompok belajar merupakan salah satu forum untuk melakukan belajar mandiri karena dalam kelompok belajar peserta didik dapat berlatih dan bekerja bersama, saling membantu dalam belajar, dan saling mendorong belajar.

 

Kelompok belajar menjadi sangat penting karena guru tidak selamanya dapat bersama peserta didik di satu kelas. Menurut Karolyn J. Snyder dalam Aria Djalil, dkk. Kelompok belajar adalah sekumpulan peserta didik yang terdiri dari beberapa orang (5-6 orang) yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan. Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan agara guru dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok aktif belajar (KAB). Untuk mencapai maksud tersebut, ada 2 pertanyaan yang harus dijawab, seperti berikut ini:

 

1.

Bagaimanakah Cara Membentuk Kelompok Belajar?

 

 

Kelompok belajar dibentuk untuk mengaktifkan peserta didik belajar secara mandiri dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Kelompok belajar dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhannya.

 

 

a.

Kelompok Belajar Berdasarkan Persamaan Kemampuan

 

 

 

Peserta didik dikelompokan berdasarkan tingkat kemampuannya. Keuntungan dari kelompok belajar seperti ini adalah:

 

 

 

1)

memungkinkan peserta didik bekerja sama dengan tingkat kemampuan yang sama;

 

 

 

2)

memudahkan guru untuk memberikan materi dan tugas-tugas sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan peserta didik tersebut.

 

 

 

Setiap peserta didik pada kelompok tersebut diberikan materi dan tugas yang sama, akan tetapi untuk setiap kelompoknya dapat diberikan tugas yang berbeda sesuai dengan tingkat kemampuannya.

 

 

b.

Kelompok Berdasarkan Kemampuan yang Berbeda

 

 

 

Kelompok seperti ini terdiri dari peserta didik yang kemampuannya berbeda satu sama lain. Kelompok seperti ini cocok untuk kegiatan bersama, misalnya pengamtan, kunjungan wisata, olahraga, dan kesenian, di mana guru dan Tutor bekerja bersama-sama dengan peserta didik untuk memberikan pengarahan dan membantu di mana diperlukan.

 

 

c.

Pengelompokan Sosial

 

 

 

Kelompok ini didasarkan pada kecocokkan di antara peserta didik, dan mencerminkan keharmonisan dalam lingkungan belajar. Kelompokan seperti ini bermanfaat untuk meningkatkan keyakinan diri pada peserta didik yang lemah. Mereka tidak ragu atau segan untuk engeluarkan pikiran dan pendapatnya karena teman sekolompoknya adalah teman akrabnya.

 

 

 

 

 

 

2.

Bagaimana Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar?

 

 

Perencanaan kegiatan belajar dalam kelompok mutlak diperlukan, apabila kelompok belajar ini ingin berhasil. Salah satu keuntungan dari perencanaan ini adalah dapat menentukan waktu yang tepat, dan memprogramkan kegiatan yang mantap.

 

 

Ada lima aspek dalam perencanaan yang harus diperhatikan menurut Cohen dalam Aria Djalil, dkk.

 

 

a.

Menentukan Bagaimana Cara Peserta didik Bekerja Sama

 

 

 

Berdasarkan perencanaan ini guru dapat menetapkan hasil belajar yang ingin dicapai.

 

 

b.

Menentukan Program Pelatihan Bagi Pengembangan Keterampilan Bekerjasama

 

 

c.

Memberikan Tugas yang Dapat Dihasilkan oleh Kelompok

 

 

 

Tugas yang dipilih akan tergantung pada apaya yang diinginkan dari peserta didik yang dipelajari. Tugas tersebut menarik dan menantang untuk dikerjakan bersama.

 

 

 

Tugas yang diberikan tidak akan berjalan dengan baik apabila:

 

 

 

1)

tidak menantang, dan hanya memerlukan 1 jawaban;

 

 

 

2)

dapat diselesaikan dengan cepat oleh seorang peserta didik dan bukan oleh kelompok;

 

 

 

3)

tugas yang diberikan terlalu mudah;

 

 

 

4)

hanya memerlukan ingatan yang sederhana atau dengan cara belajar yang biasa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

d.

Meletakkan Dasar-dasar Kerja Secara Teliti

 

 

 

1)

Bagaimana komposisi (pengaturan) kelompok belajar?

 

 

 

2)

Bagaimana menata ruang kelas?

 

 

 

3)

Bagaimana dan kapan Anda menugaskan murid ke kelompok?

 

 

e.

Memutuskan Bagaimana Belajar Bersama akan Dievaluasi

 

 

 

1)

Akan adakah pertemuan sesudah belajar bersama untuk mengevaluasi?

 

 

 

2)

Apakah dilakukan pengamatan selama belajar bersama, dan apakah diberikan umpan balik?

 

 

 

3)

Apakah peserta didik akan diwawancarai?

 

 

Untuk memberikan tugas, seperti digambarkan di atas, sebaiknya guru memberikan Lembar Kerja Murid (LKM).

 

3.

Bagaimana Cara Meningkatkan Keterampilan Belajar Kelompok?

 

 

Belajar dengan sistem kelompok ini berusaha agar peserta didik:

 

 

a.

tergantung kepada peserta didik lainnya dalam menyelesaikan pekerjaan;

 

 

b.

bertanggung jawab bukan hanya untuk perilakunya sendiri, tetapi juga bagi perilaku peserta didik lainnya;

 

 

c.

belajar mendengarkan dan menilai pendapat orang lain;

 

 

d.

memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk berbicara dan mengeluarkan pendapat;

 

 

e.

belajar membuat ringkasan, dan memberikan kontribusi terhadap kegiatan kelompok.

 

 

Sebagaimana keterampilan lainnya, keterampilan kerja kelompok dapat diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran. Menurut Morris dalam Aria Djalil, dkk memberikan ilustrasi tentang jenis keterampilan yang diperlukan sebagai panduan agar semua peserta didik aktif berpartisipasi. Oleh karena itu, peserta didik harus diberikan penjelasan seperti berikut ini.

 

 

a.

Seitap peserta didik diharuskan mengemukakan gagasan.

 

 

b.

Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk berbicara.

 

 

c.

Peserta didik memperhatikan dan dapat menangkap gagasan atau pendapat orang lain.

 

 

d.

Menanyakan pada peserta didik lainnya apakah mempunyai gagasa.

 

 

e.

Berikan alasan untuk setiap gagasan, dan diskusikan apabila ada gagasan yang berbeda.

 

 

f.

Mendorong peserta didik untuk bertanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.

Bagaimana Memaksimalkan Pemanfaatan Sumber Belajar yang Ada Agar Para Peserta Didik dengan Belajar Mandiri

 

Dalam prinsip kemandirian dalam mengajar adalah meletakkan dasar untuk penuh inisiatif, dan kreatif untuk menciptakan berbagai kemungkinan iklim belajar agar peserta didiknya tetap belajar dengan baik. Prinsip mandiri bagi guru adalah melepaskan diri dari ketergantungan terhadap fasilitas yang dikirim pemerintah, dan terhadap kelengkapan jumlah guru yang mengajar di sekolah. Prinsip mandiri aldah menciptakan berbagai situasi belajar mengajar yang terlepas dari ketergantungan terhadap alasan serba kekurangan tadi.

 

Prinsip PKR adalah memanfaatkan sumber belajar secara maksimal. Untuk memanfaatkan sumber belajar, dapat bertitik tolak dari kelompok belajar yang sudah dibentuk. Dan agar sumber belajar dapat dimanfaatkan, para peserta didik harus diaktifkan untuk bekerja. Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan sarana untuk mengaktifkan peserta didik untuk belajar secara mandiri atau kelompok. LKM mempunyai peran untuk mengaktifkan peserta didik dalam belajar, di sini Tutor dapat mengambil peran lebih banyak sebagai orang yang membantu peserta didik belajar.

 

LKM berperan untuk menuntun kegiatan belajar peserta didik baik secara perorangan maupun secara kelompok. LKM berperan untuk memberlajarmandirikan peserta didik sehingga guru yang mengajar rangkap kelas tidak memperoleh kesulitan lagi dalam membelajarkan mudir di dua kelas atau lebih karena peserta didik dapat belajar secara mandiri.

 

1.

Bagaimana Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar?

 

 

Tempat untuk menyimpan dan memanfaatkan berbagai benda sumber belajar disebut Pusat Sumber Belajar (PSB). PSB adalah suatu cara yang baik untuk memantapkan dan memperkaya belajar peserta didik. Oleh karenanya, penyiapan kegiatan dan bahan memerlukan perencanaan dan pengorganisasian secara lebih baik.

 

 

Beberapa contoh dalam menggunakan sumber belajar, antara lain dengan menggunakan Lembar Kerja Mandiri. Contoh dalam memanfaatkan PSB adalah sebagai berikut ini:

 

 

a.

Mengembangkan keterampilan atau konsep

 

 

 

1)

Kecermatan: menggunting, merekat, memasangkan, membuat percobaan (mengamati, membuat diagram), dan mengadakan simulasi.

 

 

 

2)

Penerpan konsep: memasukkan, mengurutkan, mengumpulkan, memisahkan, mendaftar, mengelompokkan, memasangkan, menuliskan, menempatkan atau memberi nama, membandingkan, mengembangkan, meneliti, merekonstruksi, menemukan, dan memutuskan.

 

 

b.

Menempatkan semua lembar kerja, permainan, diagram, hasil praktikum, laporan dan hasil karya lainnya di suatu tempat di mana peserta didik lain dapat belajar dengan cara belajar mandiri.

 

 

c.

Mengembangkan beberpa bentuk penyimpanan sehingga baik guru maupun peserta didik dapat menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB.

 

 

LKM merupakan alat yang paling efektif untuk memaksimalkan penggunaan PSB.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Tutor Sebagai Organisator Kelas

 

 

Berdasarkan model perangkapan kelas tersebut, ternyata yang disebut Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) selama ini tidak lain dari mengajar 2 kelas atau lebih secara bergilir. Dalam pembelajaran bergilir seperti ini ada beberapa kelemahan, antara lain:

 

 

a.

Efisiensi Waktu Sangat Rendah

 

 

b.

Materi yang Diberikan Sangat Sedikit

 

 

Berdasarkan keadaan tersebut, diperlukan suatu cara agar kelemahan tersebut dapat diatasi sehingga guru tidak terlalu lelah, mata pelajaran bisa lebih banyak diberikan, dan tidak terlalu banyak membuang waktu. Cara yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan tutor agar dapat membantu guru dan peserta didik dalam belajar.

 

 

Tutor adalah orang yang dipilih dari peserta didik atau orang lain, yang mempunyai kemampuan lebih untuk membantu peserta didiklain dalam belajar. Kalau mereka dipilih dari peserta didik, mereka harus lebih pandai dari peserta didik lainnya, sekalipun tidak selalu dari yang terpandai. Kalau tutor dipilih dari masyarakat, mereka harus mempunyai keahlian khusus yang dapat ditularkan kepada peserta didik.

 

 

Secara alami yang juga didukug oleh hasil penelitian Miller dalam Aria Djalil, dkk. bahwa “setiap saat peserta didik memerlukan bantuan dari peserta didik lainnya, dan peserta didik dapat belajar dari peserta didik lainnya.” Dan menurut Ian Collingwood dalam buku yang sama, juga berpendapat bahwa “anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan karena dia bergaul dengan teman-temannya.”

 

 

Tutor ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak, tutor tamu dari masyarakat, dan penjaga sekolah. Berikut ini adalah bagaiman cara merencanakan pemanfaatan tutor. Sebelum program tutorial (proses belajar dengan bantuan tutor) dilaksanakan ada 5 hal yang perlu diperhadikan dalam perencanaannya.

 

 

a.

Menetapkan Tujuan yang Ingin Dicapai

 

 

 

Tutorial mempunyai pengaruh yang positif terhadap berbagai aspek belajar pada waktu yang bersamaan.

 

 

b.

Menetapkan Siapa yang Akan Ikut dalam Tutorial

 

 

 

Memilih dan memasangkan tutor dengan peserta didik yang akan ditutori merupakan langkah yang sangat penting. Menurut Toping dalam Aria Djalil, dkk. ada 10 aspek sebagai pertimbangan. Aspek tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut:

 

 

 

1)

Bagaimana memilih peserta didik untuk ikut tutorial?

 

 

 

2)

Pada tingkat kemampuan mana murid akan diberikan tutorial?

 

 

 

3)

Keterampilan akademik apa (menyampaikan gagasan, menangkap pendapat orang lain, cara berkomunikasi dan seterusnya) yang perlu dimiliki oleh tutor?

 

 

 

4)

Apakah Anda telah mempertimbangkan hubungan (pergaulan) antara peserta didik?

 

 

 

5)

Apakah Anda sudah memikirkan jumlah peserta didik yang akan diberikan bantuan oleh tutor?

 

 

 

6)

Apakah Anda sudah memikirkan karakteristik peserta didik?

 

 

 

7)

Seberapa besar pertimbangan yang ingin Anda berikan kepada peserta didik?

 

 

 

8)

Bagaimana Anda dapat mengatasi kekurangan tutorial?

 

 

 

9)

Apakah Anda akan memberitahukan orang tua peserta didik?

 

 

 

10)

Apakah Anda pikir tutor memerlukan insentif khusus?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.

Menetapkan Tempat di Mana Tutorial Dilaksanakan

 

 

 

Apapun rencananya, Anda harus mempunyai gagasan tentang situasi tutorial yang dikehendaki, dengan demikian tempat turorial dapat ditentukan dengan tepat.

 

 

d.

Penjadwalan Tutorial

 

 

 

Untuk mempersiapkannya maka jawablah pertanyaan berikut ini.

 

 

 

1)

Apakah tutorial dilaksanakan sepanjang hari?

 

 

 

2)

Apakah selama istirahat atau setelah pulang sekolah?

 

 

 

3)

Untuk berapa lama tutorial dilaksanakan?

 

 

 

4)

Apakah waktunya sama untuk setiap harinya atau bisa berubah-ubah?

 

 

e.

Menentukan Materi Mana yang Diberikan dalam Tutorial

 

 

 

Pada umumnya ada dua arahan yang dapat dipilih.

 

 

 

1)

Dalam memilih materi perlu diarahkan terhadap materi akademik (academic content).

 

 

 

2)

Diarahkan terhadap belajar terbuka (open ended learning).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

Bagaimana Cara Memilih dan Mempersiapkan Tutor?

 

 

a.

Tutor Sebaya

 

 

 

Tutor sebaya adalah seorang peserta didik membantu belajar peserta didik lainnya dalam tingkat kelas yang sama. Tutor dapat dimanfaatkan dalam kelompok, secara individual, atau berpasangan.

 

 

 

1)

Tutor dalam kelompok

 

 

 

 

Seorang tutor dapat membantu peserta didik dalam kelompok yang terdiri dari 4-8 orang.

 

 

 

2)

Memanfaatkan tutor untuk membantu individual

 

 

 

 

Menugaskan tutor untuk mendampingi peserta didik yang lemah.

 

 

 

3)

Memanfaaatkan tutor secara berpasangan

 

 

 

 

Seitap peserta didik yang lamban, tempat duduknya dipasangkan dengan peserta didik yang terhitung maju.

 

 

b.

Tutor Kakak

 

 

 

Tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor kakak ini kemampuannya harus di atas kemampuan rata-rata karena ia berperan untuk membantu adik-adik kelasnya dalam belajar.

 

 

c.

Tutor dari Masyarakat

 

 

 

Peran tutor dari masyarakat ini baru dapat dilaksanakan apabila keadaan memaksa. Tidak ada kriteria khusus untuk ini, yang penting tutor ini memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih dari peserta didiknya.

 

 

d.

Penjaga Sekolah sebagai Tutor

 

 

 

Peran penjaga sekolah bukan sebagai orang yang menggantikan guru mengajar, tetapi sebagai tutor yang dapat meringankan kerja guru dan dapat membantu peserta didik belajar.

 

 

Penggunaan tutor dapat menguntungkan berbagai pihak, baik bagi peserta didik yang dijadikan tutor maupun bagi peserta didik yang lemah, dan bahkan tugas Anda sebagia guru menjadi lebih ringan. Keuntungan tersebut, antara lain berikut ini

 

 

a.

Menumpuk rasa kerja sama dan saling membantu

 

 

b.

Meningkatkan kemampuan baik bagi tutor maupun murid yang ditutori.

 

 

c.

Membentuk rasa bangga pada diri anak/orang yang menjadi tutor.

 

 

d.

Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat lainnya.

 

 

e.

Bagi peserta didik yang ditutori akan lebih mudah karena tutuor akan menjelaskan dengan bahasa yang mudah dipahami (bahasa anak).

 

 

f.

Mengimbaskan/menularkan kemampuan yang dimiliki tutuor yang selama ini hanya digunakan untuk dirinya sendiri.

 

 

g.

Peserta didik yang lambat dapat terbimbing secara individual.

 

 

h.

Kurangnya sumber belajar di sekolah dapat teratasi engan adanya tutor dari masyarakat.

 

 

Hal yang perlu dikemukakan adalah perlu mempertimbangkan imbalan (insentif) bagi tutor. Imbalan ini tidak perlu dalam bentuk uang, tetapi dalam bentuk lain yang dapat mendorong para tutor untuk lebih aktif dalam membantu peserta didik belajar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.3

Disiplin Kelas

 

Disiplin kelas yang dimaksudkan di sini adalah guru menciptakan aturan dan kegiatan agar murid terikat oleh kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas. Aturan dan kegiatan tersebut dinamakan “Aturan Rutin Kelas” (ARK) dan “Kegiatan Siap” (KS).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.

Apa yang Dimaksud Dengan ARK

 

Menurut Ian Collingwood dalam Aria Djalil, dkk Aturan Rutin Kelas (ARK) adalah “aturan-aturan dan prosedur yang dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh peserta didik, untuk mengatur kegiatan dan perilaku sehari-hari” terutama dalam kegiatan belajar. ARK mencakup semua aspek kehidupan kelas, bahkan kehidupan sekolah secara keseluruhan.

 

1.

ARK Bagaimana yang Harus Anda Persiapkan Bagi Anda Sendiri?

 

 

Sebagai guru PKR harus mempunyai ARK bagi Anda sendiri. Anda harus mempersiapkan ARK untuk kegiatan-kegiatan yang cocok dilaksanakan pada pagi hari sebelum kelas dimulai, pada saat kosong ketika pelajaran sedang berlangsung atau untuk mengisi kegiatan menjelang pulang. Berikut ini adalah contoh ARK bagi diri sendiri.

 

 

a.

Papan Tulis, harus suah dibersihkan sebelum pelajaran dimulai.

 

 

b.

Alat Tulis, memeriksa persediaan kapur tulis, penggaris, dan penghapus sehingga pada saatnya Anda tidak sibuk untuk mencari-cari kapur tulis.

 

 

c.

Sumber Bahan, semua sumber bahan, alat peraga, dan alat pelajaran sudah disiapkan sehingga pada saatnya diperlukan Anda tidak repot mencarinya.

 

 

d.

Tutor, sudah mempersiapkan tutor untuk membantu murid lain yang memerlukan bantuan.

 

 

ARK yang efektif adalah yang memungkinkan peserta didik untuk dapat memulai kegiatannya secara cepat dan terarah. Peserta didik sudah mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan kerjakan, dan tugas kita selanjutnya hanya memberikan pengarahan dan bimbingan.

 

 

Dengan ARK bagi peserta didik, guru juga harus dapat menciptakan kebiasaan sebagai berikut:

 

 

a.

mengangkat tangan apabila ingin bertanya atau ingin mengajukan pendapat,

 

 

b.

meminta izin bila ingin ke luar ruang kelas,

 

 

c.

memberi tahu guru apabila harus meninggalkan tempat duduk untuk meminjam penghapus, pensil, dan lain-lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Apa yang Dimaksud dengan “Kegiatan Siap” atau Stand-by Activities?

 

 

Kegiatan Siap (KS) adalah kegiatam yang diciptakan guru yang dapat diberikan apabila ada peserta didik yang sudah selesai mengerjakan pekerjaannya lebih cepat (Early-finisher) dari yang diperkirakan atau pada waktu luang pada saat kegiatan sedang berlangsung.

 

 

Ketika kita sibuk memeriksa pekerjaan peserta didik atau ada peserta didik yang sudah selesai dengan pekerjaannya maka untuk mengisi waktu tersebut kita dapat menggunakan KS. KS ini dilakukan tanpa harus menggangu kita yang sedang mengerjakan pekerjaan lain, misalnya sedang membantu peserta didik lain yang memerlukan bantuan.

 

 

KS juga membiasakan peserta didik untuk bertindak kreatif dan teratur. Mereka mengetahui apa yang harus dilakukan, bila mereka (Early-finisher) telah menyelesaikan suatu rangkaian kegiatan.

 

 

Berikut ini adalah uraian tentang bagaimana KS digunakan dalam pembelajara.

 

 

a.

Pembelajaran secara Klasikal

 

 

 

Pembelajaran klasikal biasanya sangat teacher oriented, yaitu pelajaran disajikan dalamb bentuk chalk/talk style, di mana guru yang berbicara terus, diikuti dengan sedikit tanya jawab dan diakhiri dengan latihan tertulis. Pembelajaran klasikal merupakan kunci keberhasilan dalam PKR karena memupuk kebersamaan dalam bekerja. Dalam pelajaran klasikal dapat berupa, antara lain pengajaran percakapan, bercerita, olahraga, kesenian dan studi lingkungan.

 

 

b.

Pembelajaran Individual

 

 

 

Di sini guru bekerja dengan peserta didik secara individual. Artinya bahwa guru dapat memberikan pelajran secara individual. Ini tidak berarti bahwa seorang guru harus memberikan pelajaran individual kepada seluruh peserta didik satu per satu. Pelajaran individual hanya diberikan kepada peserta didik yang membutuhkannya, misalnya peserta didik yang lemah atau peserta didik nakal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.

Pembelajaran dalam Kelompok

 

 

 

Pembelajaran juga dapat diberikan secara kelompok. Kelompok peserta didik yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ini adalah cara-cara pembelajaran dalam KB.

 

 

 

1)

Kelompok belajar campuran

 

 

 

 

Kelompok ini terdiri dari kumpulan orang yang terdiri dari berbagai kemampuan dan keterampilan. Kelompok ini dapat diberikan tugas pengamatan, percobaan, atau jenis pemainan kelompok.

 

 

 

2)

Kelompok sama kemampan (achievement level)

 

 

 

 

Pengelompokan seperti ini dapat berupa kelompok peserta didik yang pintar, sedang, dan kelompok peserta didik yang berkemampuan rendah. Keuntungan dari kelompok seperti ini adalah peserta didik dapat bekerja sama dengan peserta didik dengan tingkat kemampuan yang sama sehingga mereka juga dapat menyelesaikan pekerjaan secara bersamaan pula. Kelompok ini dapat diberikan tugas yang berbeda (level of instruction) untuk setiap kelompoknya. Dengan demikian, peserta didik akan bekerja dengan baik karena mereka bekerja dengan kemampuan dan kecepatan yang sama untuk setiap kelompoknya.

 

 

 

3)

Kelompok sosial

 

 

 

 

Kelompok seperti ini baik untuk membina keyakinan diri bagi peserta didik yang lemah karena kelompok ini dibentuk berdasarkan keinginan peserta didik sendiri maka bagi anak yang mempunyai masalah, misalnya pemalu, dan pendiam akan dapat bercampur dengan baik dengan temannya. Kegiatan pembelajaran yang cocok untuk kelompok ini adalah pengamtan, percobaan, dan simulasi.

BAB III

PENUTUPAN

3.1

Kesimpulan

 

a.

Oleh karena menghadapi peserta didik dari berbagai umur, kemampuan, dan minat maka kemampuan mengorganisasikan kelas menjadi sangat penting.

 

b.

Belajar mandiri adalah pendidikan yang menekankan pada “inisiatif individu dalam belajra”.

 

c.

Untuk menunjang belajar mandiri, perlu adanya suatu iklim yang mendorong peserta didik dan guru memanfaatkan sumber belajar. Iklim tersebut adalah menyediakan sumber belajar, menciptakan lingkungan belajar, dan membentuk kelompok belajar.

 

d.

Agar kegiatan pembelajaran dalam kelas berjalan efektif dan efisien, perlu diciptakan berbagai kegiatan yang dapat mengisi kekosongan belajar. Aturan Rutin Kelas (ARK) dan Kegiatan Siap (KS) merupakan kegiatan yang dapat diciptakan seorang guru PKR untuk mengatasi kesulitan tersebut dan mendisiplinkan belajar peserta didik.

 

e.

Dalam kelas PKR pembelajaran dapat dilaksanakan melalui 3 jenis yaitu secara klasikal, kelompok, dan individual.

 

 

 

3.2

Saran

 

Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami.

 

 

Daftar Pustaka

Djalil, Aria. dkk. 2021. Pembelajaran Kelas Rangkap. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

 

0 comments:

Post a Comment