Camat Cilandak menceritakan kronologi kejadian meninggalnya 3 siswa
korban yang meninggal dunia akibat robohnya tembok di MTsN 19 Cilandak, Jakarta
Selatan, karena luapan banjir.
Menurut Djaharudin, tembok yang roboh tersebut adalah tembok
pembatas sekolah. Kejadian diduga terjadi pukul 14.00 WIB ketika siswa sedang
persiapan untuk pulang sekolah.
“Anak-anak lagi bermain saat hujan. Kemudian tembok tereseret arus
banjir kemudian roboh,” jelasnya.
“Masih jam sekolah,
persiapan mau pulang nunggu jemputan atau apa anak-anak,” lanjutnya.
Djaharudin mengungkapkan bahwa semua area di sekitar MTsN sudah
disisir oleh petugas pemadam kebakaran dan tidak ada informasi korban tambahan.
“Udah disisir sama tim damkar, sudah gak ada informasi terakhir,”
tegasnya.
Saat ini, pihaknya bersama dinas-dinas terkait sedang menangani
semua korban dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Selain itu, pihaknya juga
melakukan penyedotan agar banjir cepat surut di sekolah tersebut.
“Saat ini sedang melakukan penyedotan karena kan genangan air
tinggi di dalam sekolah. Kan dia letaknya cekung ke dalam. Ketinggiannya sampai
sedada, satu meter,” tandasnya.
Sebelumnya, diketahui 3 orang diduga meninggal dunia akibat tembok
yang roboh akibat luapan air yang kemudian menyebabkan banjir di daerah MTSN 19
Jakarta Selatan, Kamis (6/10). Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kapolsek Cilandak
Kompol Multazam Lisendra.
“Informasi awal memang ada 3
yang meninggal dunia, namun dari Reserse Polsek Cilandak masih mengkonfirmasi
data tersebut di RS Prikasih. Jadi masih perlu validasi lagi,” katanya kepada
wartawan.
Multazam mengatakan bahwa pihaknya mendapat laporan dari salah
seorang warga yang menginformasikan ada tembok yang roboh karena luapan air.
“Air mendorong tembok sehingga roboh dan mengakibatkan korban luka
maupun korban meninggal dunia,” jelasnya.
1 comments:
Nicee bro
Post a Comment