Wednesday 11 May 2022

KONSEP DASAR DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

0 comments

 

 

KONSEP DASAR

DAN

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TERPADU




A.      PENGERTIAN PEMBELAJARAN TERPADU

Berdasarkan  pernyataan Aminuddin  tahun  1994,  pengertian  pembelajaran  terpadu  dapat dilihat  sebagai:

1.Suatu pendekatan. pembelajaran  yang  menghubungkan  berbagai  macam  pelajaran  yang mencerminkan dunia nyata di sekelilingnya sesuai kemampuan dan perkembangan anak.

2. Suatu  cara  untuk  mengembangkan  pengetahuan dan  keterampilan  anak  secara  serempak (simultan).

3.Merakit  atau  menggabungkan  sejumlah  konsep  dalam  beberapa  mata  pelajaran  yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar lebih bermakna.

(Wolfinger, 1994 : 133) berpendapat bahwa  Pembelajaran terpadu diartikan sebagai  Integrated curriculum (kurikulum terpadu) dan integrated learning (pembelajaran terpadu) memiliki  hubungan  yang  saling  terkait  satu sama lain. Kurikulum  terpadu  adalah  kurikulum yang menggabungkan sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan isi, keterampilan, dan sikap Rasional pemaduan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1.Kebanyakan masalah dan pengalaman bersifat interdisipliner.

2.Adanya tuntutan interaksi kolaboratif yang tinggi dalam memecahkan berbagai masalah.

3. Memudahkan  anak membuat  hubungan antar skemata dan  transfer    pemahaman antarkonteks.

4.Demi efisiensi

5.Adanya tuntutan keterlibatan anak yang tinggi dalam proses pembelajaran.

Menurut para tokoh psikologi Gestalt, pembelajaran  terpadu  menolak  proses latihan/hafalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.

Pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari suatu topic atau tema yang dipilih/ dikembangkan guru bersama anak. Tujuan dari tema ini bukan untuk literasi bidang studi, akan tetapi konsep- konsep dari bidang studi terkait dijadikan alat dan wahana untuk mempelajari dan menjelajahi topic atau tema tersebut.

Jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional, pembelajaran terpadu tampaknya lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Pendekatan ini lebih mungkin menjadi sesuatu yang dikemukakan oleh John Dewey dengan konsep Learning by Doing-nya.

 

B.     KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU

 

Pembelajaran terpadu disekolah dasar merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan dalam rangka mengimbangi gejala penjejalan isi kurikulum yang sering terjadi dalam proses pembelajaran, dikhawatirkan penjejalan isi kurikulum tersebut akan mengganggu perkembangan anak. Anak juga akan kehilangan sesuatu yang seharusnya bisa mereka kerjakan. Jika dalam proses pembelajaran, anak hanya merespon segalanya dari guru, maka mereka akan kehilangan pengalam pembelajaran yang alamiah dan langsung (direct experiences). Pengalaman-pengalaman sensorik yang membentuk dasar kemampuan pembelajaran abstrak siswa menjadi tidak tersentuh, hal tersebut merupakan karakteristik utama perkembangan anak usia sekolah dasar. Inilah mengapa pembelajaran terpadu sebagai pendekatan baru dianggap penting untuk dikembangkan di sekolah dasar.

Terdapat beberapa karakteristik pembelajaran terpadu, yag bisa dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang terlah biasa dilakukan.

1.       Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered). Disini menempatkan siswa sebagai subjek belajar dan guru sebagai fasilitator dalam proses belajar.

2.      Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Memberikan pengalaman nyata kepada siswa.

3.        Pembelajaran terpadu tidak begitu jelas dalam memisahkan antar mata pelajaran. Fokus pembelajaran diarahkan kepembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan dan kebutuhan siswa.

4.      Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.

5.    Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel).

6.      Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

 

Setelah melihat karakteristik dari pembelejaran terpadu, kita bisa melihat kelebihan dari pembelaran terpadu, hal ini terlihat bahwa pendekatan pembelajaran terpadu untuk proses pembelajaran mengonstrasikan pada kebutuhan dan minat anak, sehingga anak-anak bisa belajar secara real dan relevan dari kehidupannya sehari-hari, sebagaimana karakteristiknya, karena pembelajaran terpadu, setiap kegiatan-kegiatannya mengaitkan seluruh matapelajaran  disekolah dengan prakteknya yang ada dikehidupan nyata disekitar. Sehingga dalam proses pembelajarannya lebih menonjolkan penyajian kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang ditemui siswa. Sehingga menumbuhkembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap gagasan orang lain.

Dan dari semua kelebihan adapun kendala dalam penerapan pembelajaran terpadu di sekolah dasar dalam pelaksanaanya diantaranya:

1.       Sarana dan prasarana belajar yang harus selalu mendukung setiap proses pembalajaran dengan pendekatan terpadu.

2.      Belum semua guru sekolah dasar memahami konsep pembelajaran terpadu secara utuh.

 

C. LANDASAN PEMBELAJARAN TERPADU

           Landasan – landasan yang perlu mendapatkan perhatian guru dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di Sekolah Dasar meliputi landasan filosofis, landasan psikologis dan landasan praktis.

Secara filosofis, kemunculan pembelajaran terpadu sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat berikut:

1.         Aliran progresivisme

Beranggapan bahwa proses pembelajaran pada umumnya perlu sekali ditekankan pada:

a.       Pembentukan kreativitas

b.      Pemberian sejumlah kegiatan

c.       Suasana yang alamiah

d.      Memperhatikan pengalaman siswa

Dengan kata lain pembelajaran itu bersifat mekanistik,aliran ini juga memandang bahwa dalam proses belajar siswa sering dihadapkan persoalan yang harus mendapatkan pemecahan yang bersifat problem solving.

 

2.      Aliran kontruktivisme

Melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, pengalaman orang lain yang diformulasikan misalnya dalam suatu buku teks perlu dihubungkan dengan pengalaman siswa secara langsung, aliran ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil kontruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkontruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya.

 

3.      Aliran humanisme

Melihat siswa dari segi :

a.       Keunikan/kekhasan

b.      Potensinya

c.       Motivasi yang dimilikinya

 

Selain itu siswa memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi dari hal tersebut dalam kegiatan pembelajaran meliputi: (a) layanan pembelajaran selain bersifat klasikal, juga bersifat individual (b) pengakuan adanya siswa yang lambat dan siswa yang cepat ( c) penyikapan yang unik terhadap siswa.

Selain landasan filosofis di atas, pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh beberapa pandangan psikologis. Hal ini disebabkan bahwa proses pembelajaran itu sendiri berkaitan dengan prilaku manusia, dalam hal ini yaitu: siswa dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dengan lingkungan belajarnya, baik lingkungan yang bersifat fisik maupun lingkungan sosial.

Melalui pembelajaran diharapkan adanya perubahan prilaku siswa menuju kedewasaan baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial.

Psikologis adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Oleh sebab itu, dalam melaksanakan pembelajaran terpadu harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana prilaku itu harus dikembangkan.

Pandangan- pandangan psikologis yang melandasi pembelajaran terpadu adalah :

1.      Pada dasarnya masing-masing siswa membangun realitasnya sendiri. Dengan kata lain pengalaman langsung siswa adalah kunci dari pembelajaran yang berarti bukan pengalaman orang lain yang ditransfer melalui berbagai bentuk media.

2.      Pikiran seseorang pada dasarnya mempunyai kemampuan untuk mencari pola dan hubungan antara gagasan – gagasan yang ada.

3.      Pada dasarnya siswa adalah seorang individu yang berbagai kemampuan yang dimiliknya dan mempunyai kesempatan untuk berkembang.

4.      Keseluruhan perkembangan anak adalah terpadu dan anak melihat dirinya dan sekitarnya secara utuh.

Landasan praktis diperlukan karena pada dasarnya guru harus melaksanakan pembelajaran terpadu secara aplikatif di dalam kelas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam pelaksanaannya pembelajaran terpadu juga dilandasi oleh landasan praktis yaitu :

1.      Perkembangan ilmu pengetahuan begitu cepat sehingga terlalu banyak informasi yang harus dimuat dalam kurikulum.

2.      Hampir semua pelajaran di sekolah diberikan secara terpisah satu sama lain, padahal seharusnya saling terkait.

3.      Permasalahan yang muncul dalam pembelajaran sekarang cenderung lebih bersifat lintas mata pelajaran ( interdisipliner ) sehingga diperlukan usaha kolaboratif antara berbagai mata pelajaran untuk memecahkannya.

4.      Kesenjangan yang terjadi antara teori dan praktik dapat dipersempit dengan pembelajaran yang dirancang secara terpadu sehingga siswa akan mampu berfikir teoritis dan pada saat yang sama mampu berfikir praktis.

Selain tiga landasan di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu sebenarnya perlu juga landasan lainnya yaitu landasan sosial, budaya dan perkembangan IPTEK karena pembelajaran selalu mengandung nilai yang harus sesuai dengan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Di samping itu, keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi juga oleh lingkungan. Kehidupan masyarakat dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya harus menjadi dasar dan acuan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran terpadu.

 

D.   PRINSIP – PRINSIP PEMBELAJARAN TERPADU

Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksaan pembelejaran terpadu di sekolah dasar, terutama pada saat penggalian tema- tema, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian. Dalam proses penggalian tema – tema perlu diperhatian prinsip –prinsip sebagai berikut :

1.      Tema hendaknya tidak terlalu luas.

2.      Tema harus bermakna

3.      Tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.

4.      Tema yang dikembangkan harus mampu menunjukan sebagai besar minat siswa.

5.       Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa – peristiwa otentik.

6.      Tema yang dipilih hendaknya dipertimbangkan kurikulum yang berlaku.

7.      Tema yang dipilih hendaknya juga mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu diperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut:

1.      Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor.

2.      Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas.

3.      Guru perlu bersikap akomodif terhadap ide – ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.

Dalam proses penilaian pembelajaran terpadu, perlu diperhatikan prinsip – prinsip sebagai berikut:

1.       Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri ( self-evaluation )

2.      Guru perlu mengajak para siswa untuk menilai peroleh belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan.

E. MANFAAT PEMBELAJARAN TERPADU

Beberapa manfaat dari pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut:

1.      Penghematan materi

2.      Materi pembelajaran lebih berperan sarana/alat

3.      Meningkatkan taraf kecakapan siswa

4.      Proses pembelajaran lebih terpadu

5.      Memberikan penerapan dunia nyata

6.      Materi pembelajaran semakin baik dan meningkat

7.      Membentuk pengembangan ilmu siswa

8.      Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam pembelajaran

9.      Menciptakan struktur kognitif

10.  Terciptanya kerja sama yang meningkat

 

MODEL MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

 

A.     BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Menurut Seorang Ahli yang bernama Robin Fogarty (1991) mengemukakan bahwa terdapat sepuluh acara atau model dalam merencanakan pembelajaran terpadu diantaranya sebagai berikut :

1.      Model Penggalan (Fragmented)

   Ciri pemanduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran. Model ini mempunyai kelebihan yaitu siswa mampu menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu. Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika siswa telah menyelesaikan seluruh runtutan atau materi pelajaran yang pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik, konsep, pemahaman satu kajian, keterampilan dan nilai.

2.      Model Keterhubungan (Connected)

Butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Kelebihan dari model connected adalah adanya hubungan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

3.      Model Sarang (Nested)

Pemaduan berbagai bentuk penguasaankonsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran. Kelebihan model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas.

4.      Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)

Pemanduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel. Kelebihannya yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru dapat mengutamakan prioritas  kurikulum daripada hanya mengikuti urutan yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna.

      5.      Model Bagian (Shared)

Bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih. Kelebihannya yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.

     6.      Model Jaring Laba-laba (Webbed)

        Tema dapat mengikat kegiatan belajar baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Kelebihan pendekatan jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.

7.      Model Galur (Threaded)

Model pemanduan bentuk keterampilan. Kelebihan model ini antara lain: konsep berputar berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif, materi untuk tiap mata pelajaran yang tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.

 

8.      Model Keterpaduan (Integrated)

Pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Kelebihan dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal.

 

      9.      Model Celupan (Immersed)

       Membantu siswa dalam menyaring dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan yang dihubungkan dengan medan pemakainya. Kelebihan dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan belajar dengan siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya.

     10.  Model Jaringan (Networked)

      Model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi,    bentuk pemecahan masalah, maupun tuntunan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi maupun konteks yang berbeda-beda. Kelebihan dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara dalam dan sempit sasarannya.

 

B.     MODEL PEMBELAJARAN TERPADU DI SEKOLAH DASAR

Dari model-model pembelajaran yang dikemukakan oleh Robin Fogarty dan Jacobs tidak semuanya tepat diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia. Menurut hasil  pengkajian Tim Pengembang PGSD (1997), terdapat tiga model pembelajaran terpadu yang paling cocok atau tepat untuk diterapkan di Sekolah Dasar di Indonesia, yaitu:

       1.      Model Jaring Laba-laba (Webbed)

Model jaring laba-laba (Webbed) adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini dimulai dengan menentukan tema, yang kemudian dikembangkan menjadi subtema dengan memperhatikan keterkaitan tema tersebut dengan mata pelajaran yang terkait. Dari subtema tersebut diharapkan aktivitas siswa dapat berkembang dengan sendirinya.

     Kekuatan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah sebagai berikut:

  a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.

b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang

      belum berpengalaman.

c.   Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.

d.  Memberi kemudahan bagi siswa dalam melihat kegiatan-kegiatan yang saling terikat.

Kelemahan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba sebagai berikut:

a.Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba-laba adalah menyeleksi tema.

b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.

c.    Guru dapat menjaga misi kurikulum.

d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

2.      Model Keterhubungan (Connected)

           Model keterhubungan adalah keterkaitan dalam seluruh bidang, keterkaitan antar topik, keterkaitan antar konsep, keterkaitan antar keterampilan, mengaitkan tugas pada hari ini dengan selanjutnya bahkan ide-ide yang dipelajari dalam satu semester dengan ide-ide yang akan dipelajari pada semester berikutnya di dalam satu bidang studi.

       Kekuatan pembelajaran terpadu model keterhubungan adalah:

a. Dengan mengaitkan ide-ide dalam satu mata pelajaran, siswa memiliki keuntungan gambaran yang besar seperti halnya suatu mata pelajaran yang terfokus pada satu aspek.

b.  Konsep-konsep   kunci   dikembangkan   siswa   secara   terus-menerus sehingga terjadi internalisasi.

c. Mengaitkan ide-ide dalam suatu mata pelajaran memungkinkan siswa mengkaji,  mengkonseptualisasi, memperbaiki,  dan  mengasimilasi  ide secara berangsur-angsur dan memudahkan transfer atau pemindahan ide- ide tersebut dalam memecahkan masalah.

      Kelemahan model pembelajaran keterhubungan adalah:

a. Berbagai mata pelajaran di dalam model ini tetap terpisah dan nampak tidak terkait, walaupun hubungan dibuat secara eksplisit antara mata pelajaran (interdisiplin).

b. Guru tidak didorong untuk bekerja secara bersama-sama sehingga isi pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antara mata pelajaran.

c.  Usaha-usaha yang terkonsentrasi untuk mengintregrasikan ide-ide dalam

suatu mata pelajaran dapat mengabaikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan    yang  lebih global dengan mata  pelajaran lain.

      3.      Model Keterpaduan (Integrated)

      Menggunakan pendekatan antar mata pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan mata pelajaran dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menentukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih  di dalam beberapa mata pelajaran.

Kekuatan model integrated:

1)      Memudahkan siswa untuk mengarahkan keterkaitan dan keterhubungan di antara berbagai mata pelajaran.

2)      Memungkinkan pemahaman antar mata pelajaran dan memberikan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian.

3)      Mampu membangun motivasi.

Kelemahan model keterpaduan antara lain:

1)      Model yang sangat sulit diterapkan secara penuh.

2)      Menghendaki guru yang terampil, percaya diri dan menguasai konsep, sikap dan keterampilan yang sangat di prioritaskan.

3)      Menghendaki tim antar mata pelajaran yang terkadang sulit dilakukan, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan.

0 comments:

Post a Comment