TUGAS
MAKALAH
PENDIDIKAN
IPS DI SD
Merancang dan menerapkan penggunaaan metode,media dan sumber belajar IPS SD kelas tinggi berdasarkan pendekatan kognitif.
A. PENGERTIAN METODE, MEDIA DAN SUMBER BELAJAR.
1. Metode
Metode mengajar adalah kemampuan yang perlu
dimiliki oleh seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak
didiknya.
Tidak
ada metode yang cocok untuk semua pokok bahasan yang ada dalam program tahunan (Prota) maupun program semester (Promes). Masing-masing metode mempunyai
kebaikan dan kelemahan. oleh karean itu, perlu dipilih metode yang lebih sesuai
untuk pokok bahsan tertentu.
Dalam memilih metode, perlu memperhatikan hal-hal
berikut.
a. Standar Kompetensi
b. Kompetensi dasar harus dicapai peserta didik
c. Kemampuan guru terhadap materi dan metode
yang akan dipilih.
d. Jumlah peserta didik yang belajar
e. Situasi atau Kondisi saat belajar
f. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber
belajar)
g. Evaluasi yang dipakai
Dari
uraian tersebut, jelaslah bahwa untuk mengajarkan suatu pokok bahasan ternyata
dibutuhkan beberapa metode, tidak cukup dengan satu atau dua metode mengajar.
Oleh karena itu, uraian berikut akan diberikan penjelasan, beberapa metode
mengajar dengan keunggulan dan kelemahanya.
a. metode ceramah
Ceramah
adalah pidato yang disampaikan oleh seseorang pembicara di depan kelompok
pengunjung (dalam hal ini siswa). Metode ini sangat baik jika digunakan untuk
jumlah siswa yang banyak, Selain itu, sangat baik untuk menjelaskan materi yang
banyak, namun waktu terbatas (sedikit).
Metode
ceramah menjadi kurang baik jika guru kurang menguasai bahan atau materi
pelajarann. Di samping itu, bagi seorang guru yang kurang menarik apabila
berbicara, sebaiknya tidak menggunakan metode ini sebab siswa akan menjadi
bosan.
b. Metode diskusi kelompok
Diskusi
kelompok adalah percakapan yang direncanakan atau dipersiapkan diantara 3 atau
lebih topik tertentu, dengan seorang pemimpin.
Metode
ini mempunyai keunggulan karena memberi kesempatan untuk saling mengemukakan
pendapat. Hal ini akan memperluas pandangan dari masing-masing anggota dan
memupuk rasa kesatuan dan persatuan.
Metode
diskusi kelompok kurang baik jika dipakai pada kelompok yang besar. Di samping
itu, informasi yang diperoleh para peserta terbatas pada topik diskusi (yang
biasanya sempit).
c. Panel
Panel
adalah pembicaraan yang sudah direncanakan di depan pengunjung tentang sebuah
topik. Pada diskusi panel diperlukan 3 panelis atau lebih dan seorang pemimpin
diskusi atau moderator.
Metode
ini mempunyai keunggulan karena dapat membangkitkan pemikiran bagi para peserta
dan mendorong memberikan analisis. Dalam diskusi panel diperlukan pandangan
yang berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan panelis yang betul-betul
menguasai masalahnya.
Kelemahan
diskusi panel adalah mudah tersesat ke masalah lain. Selain itu tidak semua
peserta dapat mengambil bagian dalam pembicaraan. Lebih-lebih jika panelis
berbicara terlalu banyak. Untuk itu, diperlukan moderator yang terampil agar
diskusi panel dapat berjalan dengan baik.
d. Studi kasus (case study)
Studi kasus adalah sekumpulan situasi
masalah, termasuk detail-detail yang memungkinkan kelompok menganalisis masalah
itu.
Keunggulan
studi kasus adalah dapat disajikan secara tertulis, lisa, difilmkan, direkam
atau diceritakan. selain itu dapat ditugaskan sebelum diskusi. Semua anggota
diberi kesempatan untuk mengajukan usul pemecahan masalah dan pertukaran
pendapat.
Kelemahan
studi kasus adalah membutuhkan keterampilan untuk menuliskan masalah.
Memerlukan waktu lama, lebih-lebih jika ingin mendalam. Sulit mencari pemimpin
(moderator) yang benar-benar terampil.
e. Metode brainstorming
Brainstorming
adalah semacam cara pemecahan masalah, dimana anggota mengusulkan dengan cepat
semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan. tidak ada kritik,
Evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan
kemudian.
Brainstorming
mempunyai keunggula karena membangkitkan pendapat baru dan merangsang semua
anggota untuk ambil bagian, selain itu juga dapat membangkitkan reaksi
berangkai dalam mengeluarkan pendapat. Menghemat waktu dan dapat dipakai pada
kelompok besar maupun kecil, tidak memerlukan pemimpin diskusi yang terlalu
hebat.
Kelemahannya
adalah mudah terlepas dari kontrol.
f. Diskusi formal
Diskusi
formal adalah metode pemecahan masalah yang sistematis mencakup:
1. Penyampaian permasalahan
2. Pengumpulan data
3. Mempertimbangkan pemecahan yang mungkin
4. Memilih cara pemecahan yang terbaik
Keunggulan
diskusi formal adalah membangkitkan pemikiran yang logis. mendorong analisis
secara menyeluruh. Prosedur yang dipakai dapat diterapkan pada macam-macam
problema serta dapat membangkitkan pemusatan pikiran pada masing-masing peserta
dan meningkatkan keterampilan dalam mengenali problema.
Kelemahannya
adalah membutuhkan waktu banyak dan sulit, jika dipakai pada kelompok yang
besar. selain itu memerluka pemimpin (moderator) yang benar-benar terampil.
g. Metode tanya jawab
Metode
ini dapat dipakai untuk hal-hal berikut ini:
1. Menanyakan kembali yang telah diajarkan
2. Menyelingi pembicaraan untuk mendapatkan
kerjasama siswa
3. Memimpin pengamatan dan pemikiran siswa
Keunggulan
metode tanya jawab adalah sebagai berikut:
1. Siswa lebih aktif karena tidak hanya
mendengarkan
2. Memberi kesenpatan kepada siswa untuk
bertanya sehingga guru mengetahui apa yang belum dimengerti oleh siswa.
3. Guru mengetahui pemahaman siswa terhadap apa
yang telah diterangkan
Kelemahan
metode tanya jawab adalah sebagi berikut:
1. Dengan tanya jawab, pembicaraan
kadang-kadang menyimpang dari pokok pembicaraan
2. Membutuhkan waktu yang lebih lama.
h. Metode kerja kelompok
Kerja
kelompok dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang membagi
siswa dalam satu kelompok menjadi beberapa kelompok untuk mencapai tujuan
tertentu. Pelaksanaan kerja kelompok tergantung pada beberapa faktor, misalnya
tujuan khusus yang akan dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas yang
digunakan.
metode kerja kelompok dapat digunakan untuk
hal-hal berikut ini:
1. Mengatasi kekurangan alat dan sumber
belajar. Jika alat peraga dan buku
sumber juga terbatas maka siswa dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, sesuai
dengan jumlah alat pelajaran yang tersedia
2. Mengatasi perbedaan kemampuan belajar siswa.
dalam satu kelas kemampuan siswa berbeda-beda, ada yang pandai, sedang dan kurang.
maka siswa dibagi-bagi dalam kelompok yang mempunyai taraf kemampuan sama
3. Mengatasi adanya perbedaan minta belajar
siswa. pada suatu kelompok mungkin minat siswa tidak sama, maka guru membagi
kelas menjadi beberapa kelompok.
4. Mengatasi tugas pekerjaan yang sangat banyak
atau sangat luas. Jika masalah yang akan dibahas sangat banyak, guru dapat
membagi tugas itu menjadi bagian-bagian yang kecil.
Kelebihan
metode kerja kelompok adalah:
a. Dapat memupuk rasa kerja sama
b. Tugas yang luas dapat diselesaikan dengan
cepat
c. Timbul persaingan yang sehat
Kelemahan
metode kerja kelompok adalah:
a. Adanya sifat-sifat seseorang yang ingin
menonjol atau sebaliknya yang lemah merasa rendah diri dan selalu tergantung
kepada orang lain.
b. Orang yang kurang cakap akan menghambat
kelancaran tugas atau didominasi oleh seseorang.
Metode
di atas tersebut dapat digunakan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta bahan dan alat yang
tersedia.
2. MEDIA
Dalam
proses belajar mengajar media mempunyai peranan yang penting. Sebab dengan
adanya media bahan mudah dipahami oleh siswa.
Media dapat diklasifikasikan menjadi tiga
golongan sebagai berikut ini:
a. Media Visual, yang terdiri dari:
1. Media
Visual yang tidak diproyeksikan
2. Media
Visuak yang diproyeksikan
b. Media audio
c. Media audiovisual
a. Media Visual
Media visual merupakan media yang hanya dapat
dipandang. Media ini dapat dibagi menjadi 2 sebagai berikut:
1. Media visual yang tidak diproyeksikan adalah
media yang tidak dapat dipantulkan pada
layar, hal itu karena bahan yang dipakai tidak transparan atau tidak
tembus cahaya. Walaupun demikian, media ini paling banyak digunakan oleh guru
karena mudah membuatnya dan penggunaannya. Faktor-faktor yang mendukung
digunakannya media ini antara lain: daerah terpencil, belum adanya listrik,
kurangnya dana dan peralatn yang tersedia.
Beberapa media yang termasuk jenis ini, antara
lain sebagai berikut:
a. Gambar mati atau gambar diam
Gambar
mati mungkin berupa foto, dicetak atau dilukis. Gambar mati dapat diperoleh
dari najalah, surat kabar atau memotret objek yang sesuai dengan bahan yang
akan diajarkan.
Kelebihan
gambar mati atau gambar diam yaitu:
1. Dapat dengan mudah dicari
2. Harganya murah
3. Mudah dipakai
4. Dapat menjelaskan hal-hal yang abstrak ke
dalam bentuk yang lebih nyata
5. Dapat dipakai untuk berbagai jenjang sekolah
dan bidang studi.
Kelemahan
gambar mati atau gambar diam yaitu:
1. Kurang baik untuk kelas besar jika gambarnya
terlalu kecil
2. Sukar menggambarkan isi/ketebalan
3. Tidak dapat menunjukkan gerakan
4. Kadang-kadang ada gambar yang sukar
diintrepretasikan.
b. Ilustrasi
Ilustrasi
adalah gambar atau wujud lain yang menyertai teks. Tujuannnnya dalah
memperjelas teks atau buku cetakan yang diterbitkan.
c. Karikatur
Karikatur
adalah gambar yang disederhanakan bentuknya dan berisi sindiran dan dapat
digunakan sebagai media komunikasi untuk semua tingkatan sosial, mulai dari
orang-orang yang tidak bersekolah sampai masyarakat yang berpendidikan tinggi.
d. Poster
Poster
merupakan gambar yang dipadukan dengan unsur-unsur visual lain seperti garis,
gambar dan kata-kata singkat dengan maksud menarik perhatian dan
mengomunikasikan pesan secara efektif. Oleh karena itu, poster biasanya
menggunakan warna-warna yang menarik agar mendapat perhatian.
e. Bagan
Bagan
adalah gambaran sesuatu yang dilukiskan dengan garis, gambar dan kata-kata.
Tujuannya untuk meragakan adanya hubungan, perkembangan atau perbandingan,
contoh bagan, antara lain berikut ini:
1. Bagan Organisasi, misalnya untuk Penguras
Koperasi Sekolah.
2. Bagan Lukisan, misalnya peta hasil tambang
di suatu daerah.
3. Bagan Waktu, misalnya menggambar bagian
bulan dalam satu bulan komariyah.
4. Bagan Skematik, misalnya bagan (gambar) yang menjelaskan bagian-bagian penting dari
alat-alat pencernaan pada manusia.
5. Bagan Perbandingan, misalnya bagan (gambar)
yang menjelaskan cara menanam yang betul dan salah pada tanah miring.
6. Bagan Pandangan Tembus, misalnya bagan yang
menerangkan bagian dalam dari perut hewan memamah biak.
7. Bagan Petunjuk, misalnya bagan yang memberi
petunjuk cara memakai alat, cara memasang, cara membuat alat dan lain-lain.
f. Diagram
Diagram
adalah suatu gambaran dari suatu objek atau proses. Misalnya, gambar suatu
pohon berbiji belah, digambar irisan melintangnya. Gambar gigi geraham dan
lain-lain.
g. Grafik
Grafik
adalah pemakaian lambang-lambang visual, seperti garis-garis, titik-titik,
gambar atau bentuk-bentuk tertentu sehingga menarik dan mudah dipahami.
Jenis-jenis grafik, antara lain sebagai berikut:
1. Grafik garis atau kurva
2. Grafik batang (diagram batang)
3. Grafik lingkaran (diagram lingkaran)
4. Grafik gambar
h. Peta
Peta
adalah gambaran eprmukaan bumi jika dilihat dari atas dengan skala tertentu.
ada beberapa macam bentuk peta, antara lain
berikut ini:
1. Peta umum, yang meliputi gunung, sungai,
laut, kota, selat, jalan dan lain-lain
2. Peta khusus, karean membari gambara
data/khusus. Misalnya, peta iklim, peta arah angin, peta penduduk, peta hasil
bumi dan hasil tambang.
3. Peta timbul, karena memberikan gambaran
tinggi rendahnya permukaan bumi
4. Atlas, merupakan kumpulan berbagai macam
peta yang dibukukan
5. Bola bumi atau globe, memberi gambaran
keadaan bumi yang sebenarnya.
Media
visual yang tidak diproyeksikan itu dapat dipiih untuk mengajar di sekolah
dasar kelas 3,4,5 dan 6. Pemilihan media tersebut perlu memperhatikan: tujuan
pembelajaran, kemampuan siswa yang belajar, jumlah siswa yang belajar, situasi
dan kondisi saat belajar.
2. Media Visual yang diproyeksikan
Media
ini dapat diproyeksikan (dipantulakan) pada layar karena bahan yang dipakai
tembus cahaya (transparan). Media ini dapat diproyeksikan pada berbagai jenis
proyektor, antara laian pada Over Head Projector (OHP), slide proyektor, film strip
projector, sedangkan yang diproyeksikan pada layar dapat berupa tulisan,
grafik, gambar, peta, diagram dan lain-lain.
b. Media Audio
Media audio merupakan jenis media yang hanya
dapat didengar. Media ini perlu dipelajari karena dalam menerima pelajaran dari
guru, siswa selalu mendengarkan. Adanya media ini diharapkan dapat mengurangi
kejenuhan. Bentuk-bentuk program audio, antara lain wawancara, berita radio,
warta berita, drama radio, diskusi, seminar dan lain-lain.
c. Media Audiovisual
Media
ini selain dapat didengar juga dapat dipandang (dilihat, diamati). Contohnya
slide suara dan televisi.
Slide
suara merupakan media visual yang diiringi suara, orang sering menyebut film
bingkai. Slide suara menampilkan gambar-gambar mati (tidak bergerak) tetapi
diiringi komentar (suara).
Televisi
merupakan suatu media yang menampilkan gambar yang bergerak. Adapun
sumber-sumber gambar dan suara dari jarak jauh dapat dihadirkan di sekolah, di
rumah dan lain-lain melalui layar kaca.
3. SUMBER BELAJAR
Sumber belajar adalah segala bentuk penyajian
bahan atau materi yang dapat dijadikan sumber untuk belajar. Contohnya
buku-buku, majalah, surat kabar, peta-peta, rekaman suara dan lain-lain. Untuk
dapat menggunakan sumber belajar, kita perlu membaca atau mendengarkan. Membaca
apabila sumber belajar itu berupa buku pelajaran, majalah surat kabar
peta-peta. Mendengarkan apabila sumber belajar itu berupa siaran radio, siaran
berita dan lain-lain.
B. PENGERTIAN PENDEKATAN KOGNITIF
Aspek-aspek yang termasuk kognitif adalah pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Pendekatan kognitif ini
menekankan pada bagaimana cara individu memberi respons yang datang dari
lingkungan dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah,
membangun konsep dan rencana pemecahan masalah dengan simbol-simbol verbal dan
nonverbal atau pendekatan kognitif adalah suatu pendekatan yang menekankan pada
kecakapan intelektual.
C. MERANCANG METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
Salah satu metode pembelajaran yang
berlandaskan pendekatan kognitif adalah latihan inkuiri (Inquiry Training).
Metode ini berangkat dari suatu kenyataan bahwa perkembangan individu itu
bersifat independen (bebas).
Metode
inkuiri didasarkan atas terjadinya konfrontasi intelektual. Guru memulainya
dengan mengajukan suatu situasi teka-teki kepada siswa untuk
dipecahkan/diselidiki. Guru dalam kegiatan ini harus mampu menyajikan
eristiwa-peristiwa yang membangkitkan siswa untuk terjadinya konfrontasi
intelektual.
Tahap-tahap
penerapan metode latihan inkuiri adalah berikut ini:
1. Menyajikan Masalah
Guru
mengajukan situasi yang mengandung masalah dan menentukan prosedur inkuiri yang
akan ditempuh oleh siswa.
2. Mengumpulkan Data dan Verifikasi Data
Siswa
mengumpulkan informasi tentang masalah yang diajukan. Tahap ini dimaksudkan
untuk membuktikan hakikat objek dan kondisi serta menyelidiki peristiwa situasi
masalah.
3. Mengumpulkan Unsur Baru
Siswa
bersama guru mengadakan eksperimen dan pengumpulan data (unsur baru). maksud
kegiatan eksperimen ini adalah
memisahkan variabel yang mendukung, mengajukan hipotesis dan mengetes sebab
akibat.
4. Merumuskan Penjelasan
Siswa
bersama guru merumuskan penjelasan atau uraian secara mendetail, rapi dan
sistematis.
5. Menganalisis Terhadap Proses Inkuiri
Siswa
mwnganalisis pola-pola penemuan. Tahapan ini sangat penting untuk menegtahui
sejauh mana proses inkuiri telah dilaksanakan dan apabila menemui beberapa
kekurangan dicoba untuk diperbaiki secara sistematis.
Hal-hal
yang eprlu diperhatikan guru dalam menerapkan metode latihan inkuiri adalah
berikut ini:
a. Rencanakn waktu yang akan digunakan
b. Siswa dapat melakukan secara kelompok
c. Lanjutkan latihan inkuiri dengan jalan
diskusi
d. Gunakan sumber-sumber yang sesuai masalah
sebanyak-banyaknya.
D. MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD YANG
BERLANDASKAN PENDEKATAN KOGNITIF
Sebagai contoh, kita ambil kurikulum Sekolah
Dasar Kelas 6 semester II sebagai berikut:
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan
memahami gejala alam dan sosial negara Indonesia dan negara tetangga.
2. Materi Pokok
Gejala
alam dan sosial negara Indonesi dan negara tetangga
3. Hasil Belajar
a.
Membandingkan gejala alam negara Indonesia dengan negara-negara tetangga
b.
Mendekrispsikan gejala sosial Indonesia dan negara-negara tetangga.
4. Indikator.
a.
Menunjukkan pada peta letak dan nama negara-negara tetannga Indonesia
b.
Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia dengan negara-negara tetanga
c.
Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di Indonesia dengan negara-negara
tetangga
d.
Memberi contoh sikap waspada terhadap gejala sosial di Indonesia.
Setelah kita pahami hal-hal di atas maka
langkah selanjutnya adalah berikut ini:
1. Menyajikan Masalah
Guru
mengajukan pertanyaan. Misalnya, Bagaimana gejala alam dan sosial di Indonesia
jika dibandingkan dengan negara tetangganya?
2. Mengumpulkan Data dan Verifikasi Data
Siswa
mengumpulkan data melalui sumber yang berkaitan dengan masalah yang dirumuskan.
3. Mengumpulkan Unsur Baru
Guru
dan siswa mencocokkan secara langsung antara informasi dengan rumusan masalah
yang dirumuskan dan menemukan unsur-unsur baru yang dapat digunakan untuk
menjawab masalah.
4. Merumuskan Masalah
Guru
membantu siswa dalam merumuskan penjelasan untuk menjawab atas masalah secara
detail, rapi dan sistematis.
5. Menganalisis Proses Inkuiri
Siswa
mwnganalisis pola-pola penemuannya dan siswa menilai efektivitas proses inkuiri
yang dilakukan. Kemudian, memperbaiki kekurangan yang ada. Kegiatan ini
menekankan pada kemampuan intelektual melalui mengorganisasikan data,
merumuskan masalah, membangun konsep dan merumuskan pernyataan atas masalah
yang ada.
MERANCANG DAN
MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN PENDEKATAN SOSIAL
A. Pengertian
Pendekatan Sosial
Pendekatan social
mengutamakan hubungan individu dengan masyarakat dan memusatkan perhatian
kepada proses social yang merupakan negosiasi sosial.
Pendekatan social
berangakt dari dua asumsi; pertama masalah-masalah social diidentifikasi atas
dasar kesepakatan yang diperoleh dalam proses social dan menggunakan prinsip
social pula. Kedua, proses-proses social yang demokratis perlu perlu
dikembangkan untuk memperbaiki masyarakat dalam arti seluas-luasnyadan terus
menerus.
Berdasarkan dua asumsi
diatas, maka konsekuensi penggunaan metode pembeljaran IPS SD harus membani
siswa untuk mengembangkan kemampuan hubungan dengan masyarakat, yang pada
gilirannya kelak akan mampu membangaun masyarakatdan mampu mengadakan hubungan
antar pribadi.
Salah satu metode
pembelajaran yang berlandaskan imkuiri social. Terdapat tiga ciri pokok metode
inkuiri social sebagai berikut :
1. Adanya
aspek-aspek social dalam kelas yang terdapat menumbuhkan terciptanya suasana
diskusi.
2. Adanya
penetapan hipotesis sebagai arah dalam pemecahan masalah
3. Adanya
fakta-fakta sebagai bahan pembuktian hipotesis
Ketika proses inkuiri
social berlangsung guru harus berperan sebagai pembimbing. Dalam membimbing
peserta didik, guru janganlah sebagai perintah, akan tetapi guru sebagai
motivator dan reflektor . kegiatan yang harus dilakukan guru sebagai pembimbing
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan
bantuan kepada peserta didik dalam menjelaskan kedudukan peserta didik dalam
kegiatan belajar mengajar.
2. Memberikan
penjelasan tentang cara-cara belajar yang harus dilakukan peserta didik
3. Memberikan
penjelasan tentang cara-cara menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan
4. Membantu
peserta didik dalam merumuskan setiap istilah yang ada pada hipotesis
5. Membantu
peserta didik dalam memilih dan menyusun asumsi-asumsi yang akan digunakan
serta cara diskusi dan berpikir efektif dan objektif.
B. Cara
Merancang Penggunaan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan Sosial
Tahap-tahap penerapan
metode inkuiri social adalah sebagai berikut :
1. Tahap
orientasi
Peserta didik dengan bantuan guru mengambil dan
menetapkan masalah sosial yang dijadikan pokok pembahasan.
2. Tahap
Hipotesis
Hipotesis menjadi acuan
dalam pemecahan masalah. Syarat Hipotesis yang baik adalah sebagai berikut:
a. Valid (shahih),
yaitu menguji apa yang seharusnya diuji.
b. Kompatibilitas,
yaitu adanya kesesuaian antara hipotesis dengan generalisasi pengalaman
siswa/guru.
c. mempunyai hubungan
dengan peristiwa nyata.
3. Tahap Definisi
Peserta didik
mengadakan pembahasan mengenai pengertian istilah yang terdapat pada
hipotesis.
4. Tahap
Eksplorasi
Peserta didik
mengadakan pengujian hipotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan
hipotesis dengan
implikasidan asumsi-asumsinya.
5. Tahap
Pembuktian Hipotesis
Peserta didik melakukan
pembuktian dengan jalan melakukan pengumpulan data melalui metode-metode
pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang dibahas
6. Tahap
Generalisasi
Menyimpulkan dengan
kalimat yang baik.
C. Menerapkan
Metode Pembelajaran IPS di SD Berdasarkan Pendekatan Sosial
Sebagai contoh,
kurikulum SD Kelas 5 semester I, sebagai berikut.
1. Kompetensi Dasar
Kemampuan memahami
keadaan pendudukdan pemerintahan di Indonesia.
2. Pokok Bahasan
Penduduk dan sistem
pemerintahan di Indonesia
3. Hasil Belajar
a. Mengidentifikasi
keadaan penduduk di Indonesia
b. Mendeskripsikan
peran dan tanggung jawab pemerintah
4. Indikator
a. Menjelaskan
perkembangan jumlah penduduk, penggolongan, persebaran dan kepadatan penduduk
di Indonesia.
b. Menginterpretasikan
berbagai grafik penduduk.
c. Menjelasakan
permasalahan penduduk di Indonesia.
d. Mengidentifikasi
bentuk, sebab, dan akibat perpindahan penduduk yang terjadi diIndonesia.
e. Menguraikan
pengertian pemerintahan, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat.
f. Menjelaskan sistem
pemerintahan demokrasi.
g. Memberi contoh tugas
dan tanggungjawab pemerintah terhadap masyarakat.
Setelah kita memahami
hal di atas, maka selanjutnya adalah sebagai berikut.
1. Tahap Orientasi
Peserta didik dengan
bantuan guru mengambil dan menetapkan masalah yang berkaitan dengan jumlah
penduduk yang meledak, golongan penduduk muda, persebaran tidak merata, dan
kepadatan yang tinggi. Salahsatu akibatnya adalah masalah sosial yaitu
kemiskinan masih ditambah penodongan, pencurian, tuna susila, dan tuna wisma.
. Rumusan masalahnya
adalah Faktor-faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di suatu daerah? Jadi,
masalah pokoknya adalah terjadinya kemiskinan.
2. Tahap Hipotesis
Menyusun hipotesis,
yaitu berikut ini:
a. Kondisi fisis suatu
daerah yaitu lahan pertanian yang sempit, mempunyai hubungan dengan terjadinya
kemiskinan.
b. Kualitas sumber daya
manusia yaitu tingkat pendidikan yang rendah, mempunyai hubungan dengan
terjadinya kemiskinan.
3. Tahap Definisi
Membahas pengertian
dari istilah-istilah yang ada dalam hipotesis.
a. Kondisi fisis adalah keadaan lingkungan alam yang
mempunyai pengaruh terhadap peri kehidupan manusia, misalnya keadaaan sumber
daya alam suatu daerah.
b. Kualitas SDM adalah
derajat kemampuan manusia mengolah sumber daya alam yang ada dengan tekonologi
yang dimiliki.
c. Kemiskinan dibedakan
menjadi dua, yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan struktural/buatan.
Kemiskinan alamiah adalah kemiskinan yang ditimbulkan sebagai akibat
terbatasnya sumber daya alam atau daya dukung sumber daya alam terhadap sumber
daya manusia rendah.
d. pada golongan
penduduk muda, bentuk grafik penduduknya seperti pyramid, yaitu golongan
penduduk usia muda jauh lebih besar dari pada usia dewasa dan tua.
4. Tahap Eksplorasi
Peserta didik
mengadakan pengujian hpotesis dengan logika deduksi dan mengembangkan hipotesis
dengan implikasinya serta asumsi-asumsi yang mendasarnya.
5. Tahap Pembuktian
Mengumpulkan data
kemudian menganalisis data dan dihubungkan dengan hipotesisnya untuk kepastian
apakah hipotesis itu diterima atau tidak..
6. Tahap Generalisasi
Menyusun perkataan
terbaik sebagai jawaban atas masalah yang dibahas, yaitu berikut ini:
a. Kondisi fisik yang
jelek akan mendukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah
b. Kualitas sumber daya
manusia yang rendah menukung terjadinya kemiskinan di suatu daerah.
MERANCANG DAN
MENERAPKAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD BERDASARKAN PENDEKATAN
PERSONAL
A.
Pengertian Pendekatan Personal
Pengertian
personal ini lebih menekankan pada proses yang membantu individu dalam
membentuk dan mengorganisasi kan kenyataan-kenyataan yang kompleks,pendekatan
personal ini memusatkan perhatian pada pandangan individu dan berusaha
menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga siswa semakin sadar diri dan
bertanggung jawab.
B. Cara Merancang metode pembelajaran
berdasarkan pendekatan personal
Salah
satu metode pembelajaran yang berlandaskan pendekatan personal yaitu metode
pertemuan kelas,hal ini dikarenakan 2 asumsi yaitu :
Pertama: kebutuhan dasar manausia yaitu cinta
dan harga diri
Kedua
: Hubungan antara manusia ( Teori Glasser)
Metode
pertemuan kelas dilihat dari fokus pembicaraan dalam diskusi menurut Glasser dibedakan menjadi 3 tipe
yaitu :
1.
Tipe pertemuan pemecahan masalah
2.
Tipe pertemuan terbuka
3.
Tipe pertemuan terarah dan terbuka
Langkah-langkah penerapan metode pertemuan
kelas adalah sebagai berikut :
1.
Menciptakan iklim yang mengundang keterlibatan .
Tugas guru : yaitu mendorong siswa untuk
terlibat aktif kegiatan pembelajaran
a.
Menyajikan masalah untuk diskusi
b.
Menyeleksi pendapat siswa tanpa merendahkan penilaian
2.
Menyajikan masalah untuk diskusi
Tugas guru : a. Mengajukan masalah
b.
Mengemukakan masalah
c.
Mendeskripsikan masalah
d.
Mengidentifikasi konsekuen
e.
Mengidentifikasi norma sosial
3.
Mengembangkan pertimbangan nilai pribadi
4.
Mengidentifikasi alternatif tindakan prilaku khusus siswa,sehingga siswa
sepakat untuk Menaatinya
5.
Merumuskan kesepakatan,melakukan perumusan kemudian ditaati bersama.
6.
Perilaku tindak lanjut,mengukur efektifitas kesepakatan dan perilaku baru.
C. Menerapkan Metode pembelajaran IPS SD
berdasarkan pendekatan Modifikasi personal.
Contoh : dari kurikulum SD kelas 5 semester 2
1.
Kompetensi dasar
Kemampuan memahami perjuangan para tokoh
dalam melawan penjajah dan Tokoh
pergerakan Nasional.
2.
Pokok Bahasan ( materi pokok)
Perjuangan melawan penjajah dan pergerakan
Nasional di Indonesia.
3.
Hasil Belajar
a. Mengidentifikasi tokoh-tokoh
penting pergerakan nasional dan tokoh —tokoh
pejuang setempat.
b. Mengidentifikasi peranan sumpah pemuda
28 oktober 1928 dalam mempersatukan
Indonesia.
4.
Indikator.
a. Membuat ringkasan riwayat hidup
tokoh-tokoh penting pergerakan Nasional.
Misalnya ( R.A.Kartini,Dewi sartika,KI
Hajar Dewantara,Douwes Dekker)
b.membuat laporan tentang tokoh-tokoh
perjuangan yang ada di provinsinya
c. menceritakan peristiwa sumpah pemuda
d. menceritakan peranan masing-masing
tokoh dalam peristiwa sumpah pemuda
28
oktober 1928.
e. menceritakan peranan sumpah pemuda 28
oktober 1928 dalam mempersatukan Indonesia.
Setelah guru memahami hal diatas maka langkah selanjutnya adalah sebagai
berikut :
1.
Menciptakan iklim yang mengandung keterlibatan dan mendorong peserta didik Peran serta dalam berbicara mengenai sumpah pemuda.peserta didik diberi kebebasan Untuk berpendapat.
2.
Menyajikan masalah untuk didiskusikan,dapat berasal dari guru
Tindakan-Tindakan yang dapat dilakukan
guru :
a.
Memberikan pembenaran perilaku peserta didik
b.
turut campur tangan jika peserta didik cenderung kearah mencela dan mengkritik
c.
memberi tugas kelompok untuk menjelaskan sumpah pemuda.
3.Mengembangkan
pertimbangan nilai pribadi
Peserta didik mengidentifikasi nilai-nilai
yang terkandung dalam peristiwa sumpah
Pemuda diantaranya:
a. Nilai kebersamaan untuk mencapai
tujuan luhur
b. Nilai persatuan dan kesatuan
bangsa
c. Nilai kebulatan tekad untuk
mencapai kemerdekaan
d. Nilai menghargai pendapat dan
karya orang lain.
4.
Mengidentifikasi alternatif tindakan
Peserta didik menilai dan menyeleksi
nilai-nilai yang dapat dijadikan alternatif dalam
Memecahkan soal sehari-hari
5.
Merumuskan kesepakatan
Peserta didik merumuskan dan menyepakati
sikap dan perilaku serta mentaatinya
6.
Perilaku tindak lanjut
Peserta didik menilai efektivitas perilaku
baru yang diperoleh dan memperkuatnya
Untuk tindakan masing-masing.
Merancang dan
Menerapkan Metode Pembelajaran IPS SD Berdasarkan Pendekatan Modifikasi
Perilaku
A. PENGERTIAN
PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Salah satu ciri
pendekatan ini adalah adanya kecenderungan memecah tugas belajar menjadi
sejumlah perilaku yang kecil (langkah-langkah kecil) dan berurutan. Mengajar
pada dasarnya adalah mengusahakan terjadinya perubahan dalam perilaku peserta
didik dan perubahan perilaku tersebut haruslah dapat diamati secara jelas.
1. Rumpun
Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku
dapat dibedakan menjadi enam sebagai berikut:
a. Pendekatan
Pengelolaan kontingensi menurut
Skinner. Lebih menekankan kepada penguasaan fakta, konsep dan skill yang
dijadikan dasar pengubahan tingkah laku.
b. Pendekatan
mawas diri menurut Skinner.
Menekankan pada bentuk tingkah laku social dan keterampilan mawas diri.
c. Pendekatan
relaksasi menurut David C. Rimm dan
John C. Master. Menekankan pada pembentukan pribadi yang dapat menanggulangi
stress dan kecemasan.
d. Pendekatan
reduksi stress menurut David C. Rimm dan John C. Master. Lebih menekankan pada
cara menghadapi kecemasan dalam situasi social.
e. Pendekatan
assertive training menurut J. Welpe,
Arnold A. Lazarus dan A. Salter. Pendekatan ini mempunyai tujuan yang bersifat
langsung, spontanitas ekspresif dalam merasakan perubahan social.
f. Pendekatan
direct training menurut Robert Gagne, Karl. U. Smith dan margaretFolz Smith.
Pendekatan ini lebih menekankan kepada pembentukan pola-pola tingkah laku dan
keterampilan.
Dari keenam model
tersebut yang akan dibahas lebih lanjut adalah pendekatan mawas diri atau model
mengajar pengendalian diri.
B. CARA
MERANCANG METODE PEMBELAJARAN IPS DI SD BERDASARKAN PENDEKATAN MODIFIKASI
PERILAKU.
Salah satu pendekatan
modifikasi perilaku adalah pendekatan mawas diri atau model mengajar
pengendalian diri. Pembelajaran dengan pendekatan mawas diri melalui 5 tahap
sebagai berikut.
1. Tahap
Pengenalan Prinsip Tingkah Laku
Pada tahap ini guru
memperkenalkan program dan prinsip-prinsip pengendalian diri. Pada tahap ini
guru membentuk peserta didik agar dapat menunjukkan keinginan yang murni untuk
berpresentasi. Keinginan dan motifasi harus dinilai dan ditonjolkan pada tahap
ini.
2. Tahap
Menetapkan Data Dasar
Data dasar dimaksudkan
untuk mengetahui dengan pasti perangsang yang terkendali, perilaku yang
terbentuk dan respons yang sesuai atau tidak sesuai.
3. Tahap
Menyiapkan Program yang Realistis
Dalam tahap ini guru
harus membantu peserta didik dalam menyusun program secara realistis dan
seimbang. Program yang disusun harus mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang secara jelas.
4. Tahap
Pelaksanaan Program
Pada tahap ini peserta
didik melaksanakan program yang telah direncanakan. Peserta didik mengadakan
pertemuan secara berkala dengan guru untuk menelaah kemajuan dan mengubah
program apabila diperlukan
5. Tahap
Evaluasi dan Tindakan Lanjut
Pada tahap ini guru
mengadakan penilaian terhadap tingkah laku peserta didik, apa sudah sesuai yang
diprogramkan dan menentukan tingkah laku sebagai tindak lanjut.
C. MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN IPS SD
BERDASARKAN PENDEKATAN MODIFIKASI PERILAKU
Untuk menerapkan
penggunaan metode ini diambil contoh materi dari GBPP IPS Sekolah Dasar Kelas 5
semester II.
1. Kompetensi
Dasar
Kemampuan memahami
perjuangan para tokoh dalam melawan penjajah dan tokoh-tokoh Pergerakan
Nasional.
2. Materi
Pokok (Pokok Bahasan)
Penduduk Jepang di
Indonesia.
3. Hasil
Belajar
Mendeskripsikan
penduduk Jepang di Indonesia
4. Indikator
a. Menceritakan
penduduk Jepang di Indonesia
b. Menceritakan
sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh Jepag terhadap penduduk
Indonesia.
5. Pelaksanaan
Pembelajaran
Setelah mempelajari
kompetensi dasar, materi pokok, hasil belajar dan indikator, guru dapat
menjelaskan materi tersebut dengan cara yang mudah diterima. Hal itu agar
peserta didik dapat menilai secara obyektif akibat penjajahan jepang. Selain
itu guru perlu mengomunikasikan sebab dan akibat pergerakan tenaga romusa oleh
jepang terhadap Penduduk Indonesia.
Merancang dan Menerapkan Metode Pembelajaran
IPS SD Berdasarkan Pendekatan Ekspositoris
A. Pengertian
Pendekatan Ekspositoris
Pendekatan ekspositoris adalah pendekatan yang
menekankan pada pengolahan materi pelajaran yang telah jadi atau siap
disampaikan pada peserta didik. Dalam hal ini, guru memberikan pesan (materi)
yang telah siap sehingga peserta didik tidak perlu mencari, menemukan dan
memecakan sendiri.
Pendekatan ekspositoris lebih menekankan pada
kegiatan guru (teacher centered).
Guru berperan sebagai penyampai materi pelajaran memimbing dan mengarahkan
kegiatan kepada peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar dengan
pendekatan ekspositoris yang penting adalah menentukan informasi apa yang akan
diberikan kepada peserta didik. Jika dikaitkan dengan jenis komunikasi maka
pendekatan ekspositoris termasuk komunikasi satu arah, yaitu dari guru kepada
peserta didik. Komunikasi satu arah adal jenis komunikasi yang mementingkan
pemberian informasi (pemberi pesan). Pemberi informasi (penerima pesan)
bersifat pasif, yang aktif adalah pemberi pesan.
Salah satu bentuk metode mengajar yang
berlandaskan pendekatan ekspositoris adalah metode ceramah. Dalam proses
pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, guru menyampaikan materi
pelajaran secara lisan. Murid atau peserta didik hanya mendengarkan (pasif).
B. Merancang
metode pembelajaran IPS di SD berdasarkan pendekatan ekspositoris
Dalam merancang penggunaan metode ceramah,
perlu terlebih dahulu diketahui sifat-sifatnya yang kurang baik, yaitu sebagai
berikut :
1. Kurang memberikan kesempatan untuk bertanya
atau berdiskusi memecahkan masalah sehingga daya siswa kurang tajam.
2. Kadang-kadang pernyataan atau penjelasan lisan
sukar ditangkap. Apabila jika menggunakan kata-kata asing.
3. Kurang memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk menggembangkan kecakapanya untuk mengeluarkan pendapat.
4. Kurang cocok untuk anak yang tingkat
abstraksinya masih kurang.
5. Dapat menimbulkan kebosanan peserta didik dan
verbalisme.
Metode ceramah dapat digunakan apabila terdapat
hal-hal berikut ini:
1. Bahan ceramah yang diberikan
jumlahnya/volumenya sangat banyak.
2. Banyak atau materi yang diberikan merupakan
bahan baru.
3. Para peserta didik dapat memahami informasi
melalui kata-kata.
Langkah-langkah
dalam melaksanakan metode ceramah adalah berikut ini :
1. Melakukan kegiatan pendahuluan.
2. Menyajikan bahan pembelajaran.
3. Menutup pembelajaran dengan kegiatan.
C. Menerapkan
metode pembelajaran IPS SD berdasarkan pendekatan ekspositori.
Sebagai contoh untuk menerapkan pendekatan
ekspositori (metode ceramah), diambil kurikulum Sekolah Dasar Kelas 6 semester
II.
1. Kompetensi dasar
Kemampuan
memahami gejala alam dan sosial Negara Indonesia dan Negara tetangga.
2. Materi pokok
Gejala
alam dan sosial Indonesia dan Negara tetangga.
3. Hasil belajar
a. Membandingkan gejala alam Negara Indonesia
dengan Negara-negara tetangga.
b. Mendeskripsikan gejala sosial Indonesia dan
Negara-negara tetangga.
4. Indikator
a. Menunjukan pada peta letak dan nama
negara-negara tetangga Indonesia.
b. Membandingkan ciri-ciri gejala alam Indonesia
dengan negara-negara tetangga.
c. Membandingkan ciri-ciri gejala sosial di
Indonesia dengan negara-negara tetanga.
d. Memberikan contoh sikap waspada terhadap gejala
sosial di Indonesia.
Dalam memilih materi perlu memperhatikan sumber
serta fasilitas yang tersedia.
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan pendahuluan.
2. Menyajikan bahan pembelajaran.
3. Menutup evaluasi dengan kegiatan.
0 comments:
Post a Comment