MODUL 4 |
KEGIATAN
BELAJAR 1 |
MENGUMPULKAN
DAN MENGOLAH INFORMASI HASIL BELAJAR |
KEGIATAN
BELAJAR 2 |
PENDEKATAN
DALAM PEMBERIAN NILAI |
|
BAB I |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENDAHULUAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||
1.1 |
Latar Belakang |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Jika anda telah memahami dengan baik materi dari modul 1 sampai
dengan modul 3 maka anda akan dapat mengembangkan alat ukur dalam bentuk tes
dan non – tes yang berkualitas. Alat ukur yang berkualitas tidak akan dapat
mengukur atau mengakses hasil belajar siswa dengan tepat jika dalam
pengadministrasiannya tidak berjalan dengan tertib. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan belajar 1 akan membahas bagaimana cara mengumpulkan dan
mengolah informasi hasil belajar baik yang berupa data kuantitatif maupun
data hasil pengamatan (kualitatif). Sedangkan kegiatan belajar 2 akan
membahas bagaimana cara menginterpretasi dan menilai hasil belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB II |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PEMBAHASAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 1 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.1 |
Mengumpulkan dan Mengelolah
Informasi Hasil Belajar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tujuan Penilaian
adalah untuk mengetahui apakah kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah
dapat dicapai oleh siswa atau belum. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Untuk itu guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk
kisi-kisi pengukuran, kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a) |
Aspek yang akan diukur : kognitif, afektif, atau psikomotor |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b) |
Jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c) |
Teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
d) |
Cara penskoran serta pengelolahannya |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam menilai hasil belajar siswa, guru hendaknya memperhatikan
berbagai pernyataan berikut : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
·
|
Apakah metode dan prosedur penilaiannya yang dibuat cukup valid
untuk mengukur hal-hal yang telah dipelajari siswa? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
·
|
Apakah hasil penilaian dapat diberi skor secara adil dan
menyeluruh? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
·
|
Apakah hasil penilaian dapat menggambarkan hasil belajar siswa
secara tepat? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
·
|
Apakah penilaian yang dilakukuan sudah mencakup aspek penting
dalam pembelajaran? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Informasi hasil belajar siswa dapat dikumpulkan dengan
menggunakan berbagai bentuk penilaian, misalnya tes tertulis yang sering
digunakan adalah tes objektif dan uraian. Sedangkan unjuk kerja siswa sering
dinilai dengan cara pemberian tugas atau portofolio. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Berikut ini akan dibahas pengumpulan dan pengolahan informasi
hasil belajar siswa yang berasal dari tes tertulis maupun dari unjuk kerja
siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Memeriksa dan Mengelolah Hasil Tes |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Memeriksa Hasil Tes Objektif |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Salah satu keuntungan tes objektif adalah hasil tes dapat
diperiksa secara cepat dan tepat serta mempunyai ketetapan hasil yang tinggi.
Ada dua cara yaitu dengan cara manual dan cara komputer. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Cara Manual |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Cara ini yang banyak dilakukan oleh praktisi pendidikan di
lapangan, cara ini tepat dilakuakn jika jumlah peserta tesnya tidak terlaku
banyak. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan membuat master kunci
jawaban pada lembar jawaban kosong. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Caranya master kunci jawaban harus sama persis dengan lembar
jawaban yang digunakan siswa. Lalu lembar jawaban yang sudah terisi kunci
jawaban tersebut dilubangi tepat pada kunci jawaban. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Master jawaban inilah yang kemudian digunakan untuk memeriksa
hasil jawaban siswa. Jawaban yang masuk pada lubang kunci adalah jawaban yang
benar dan diberi skor 1, sedangkan jawaban yang tidak masuk lubang kunci
adalah jawaban yang salah atau tidak menjawab dan diberi skor 0. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Cara Komputer |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Cara ini digunakan apabila peserta tes dalam jumlah besar, yaitu
dengan menggunakan fasilitas komputer untuk menskor dan mengelolahnya.
Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin
pembaca (scanner machine) dan untuk mengelolah data dapat menggunakan
komputer. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Syaratnya lembar jawaban siswa harus dapat dibaca oleh scanner
(scannable form) dan alat tulis yang digunakan untuk mengisi lembar jawaban
tersebut harus menggunakan pinsil 2B. Prinsip kerja pemerikasaan jawaban
dengan menggunakan fasilitas komputer adalah sebagai berikut : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a) |
Semua jawaban siswa di scan.
Dalam proses ini semua identitas dan jawaban yang ada pada lembar jawaban
siswa dibaca oleh mesin scanner untuk kemudian data tersebut dipindahkan pada
file komputer. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b) |
Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dengan
identitas data siswa yang salah melalui proses editing. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c) |
Data yang salah tersebut harus diperbaiki melalui proses up-dating. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
d) |
Memasukan kunci jawaban ke dalam komputer. Proses ini dapat
dilakukan secara manual yaitu di key-in satu persatu atau dilakukan melalui
proses scanning. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
e) |
Menghitung jawaban yang benar untuk setiap siswa melalui proses
scoring. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan menggunakan fasilitas komputer seperti ini maka kita dapat
melakukan proses pengelolahan jawaban siswa dengan sangat cepat dan tepat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tetapi seperti yang diketahui bahwa penggunaan tes objektif
mempunyai kelemahan di antaranya adanya kemungkinan siswa menjawab hanya
dengan menebak. Untuk meminimalkan kemungkinan siswa menebak jawaban mereka
kita dapat menggunakan formula tebakan (guessing formula) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Skor |
= |
B |
- |
S |
|
dimana, |
B |
: |
Jumlah jawaban benar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
n - 1 |
|
|
|
S |
: |
Jumlah jawaban salah |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
n |
: |
Banyaknya alternatif jawaban |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Jika kita ingin menggunakan formula ini maka kita harus
mencantumkan keterangan tersebut pada lebar naskah soal sehingga siswa mengetahui. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Memeriksa Hasil Tes Uraian |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang
menjadi permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian, yaitu : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Ketidaktetapan pemeriksa dalam memberi skor, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
adanya hallo effect, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c. |
carry over effect, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
d. |
order effect, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
e. |
adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Permasalahan tersebut akan semakin besar apabila menggunakan tes
uraian terbuka, karena jawaban yang diberikan siswa akan sangat beragam dan
dengan jawaban semacam ini maka pengaruh subjektivitas pemeriksa dalam
penskoran akan sangat tinggi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Untuk meminimalkan kelemahan tersebut disarankan untuk
menggunakan tes uraian terbatas, dimana jawaban yang diberikan siswa akan
terbatas sesuai dengan batasan-batasan yang diminta dalam butir soal. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Ketika selesai menulis tes uraian terbatas untuk ujian akhir
semester atau ujian akhir tahun maka akan diminta pula untuk sekaligus
menulis pedoman penskoran atau pedoman pemeriksaan butir soal tersebut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Berikut adalah cara untuk memerikas hasil tes uraian agar
permasalahan-permasalahan dalam pemeriksaan tes uraian dapat diminimalkan : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Untuk menjaga ketepatan hasil pemeriksaan (reliabilitas),
sebaiknya setiap lembar jawaban siswa minimal diperiksa oleh dua orang
pemeriksa yaitu pemeriksa 1 dan pemeriksa 2 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
Sebelum memulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus
duduk bersama menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan-kesepakatan
tentang bagaimana cara memeriksa jawaban siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c. |
Setelah kedua pemeriksa sepakat
dengan butir soal dan pedoman penskorannya maka pedoman penskoran
perlu diuji coba pada 5-10 lembar jawaban siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selama uji coba tersebut kedua pemeriksa harus bekerja secara
sendiri-sendiri tidak boleh saling diskusi. Jika hasilnya mendekati maka berarti persepsi
kedua pemeriksa sudah sama dan bisa dilanjutkan untuk diperiksa semua lembar
jawabannya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Hal yang perlu diperhatikan selama melakukan pemeriksaan agar
hasil pemeriksaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan adalah lima faktor
yang disebutkan Hopkins sebelumnya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Cara untuk meminimalkan kelima faktor tersebut adalah : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a) |
Ketidaktetapan pemeriksa dalam
memberikan skor, dapat dihindari dengan
cara memeriksa jawaban
setiap butir soal
untuk seluruh siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b) |
Adanya hallo
effect, dapat dihindari
dengan menutup nama
dan nomor peserta tes. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c) |
Carry over
effect, dapat dihindari
dengan berpegang selalu
pada pedoman penskoran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d) |
Order effect,
dapat dihindari dengan
berpegang selalu pada pedoman penskoran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e) |
Adanya efek
penggunaan bahasa serta
tulisan siswa, dapat
dihindari dengan berpegang selalu pada pedoman penskoran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Mengelolah Data Hasil Tes |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Cara yang paling mudah dan yang paling umum digunakan untuk
mengolah hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut dalam bentuk
persentase sebagai berikut : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Persentase penguasaan |
= |
Jumlah
jawaban benar |
x |
100% |
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Jumlah butir soal |
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2. |
Untuk tes uraian |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Persentase penguasaan |
= |
Jumlah skor yang diperoleh siswa |
x 100% |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Jumlah skor maksimal |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Pengumpulan dan Pengelolahan
Informasi Hasil Belajar dari Unjuk Kerja Siswa |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa
dikumpulkan dari tugas-tugas yang dikerjakan siswa, baik yang berupa unjuk
kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya,
pengumpulan portofolio dan lain sebagainya. Satu hal yang tidak kalah penting
adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama menhasilkan karya
tersebut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus
mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran
yang dikenal dengan rubrik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Keterampilan pengolahan skor dari unjuk kerja siswa, yaitu: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Hitung jumlah skor maksimal dan
minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk semua indikator. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Jumlahkan skor yang diperoleh
untuk semua indikator. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Bandingkan skor total yang
diperoleh dengan standard yang telah ditetapkan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Jika menghitung prosentase
keberhasilan, dapat dilakukan dengan membagi
skor yang diperoleh dibagi
dengan skor maksimal
kali 100%. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Untuk menghitung persentase keterampilan digunakan cara
pengelolahan data hasil tes uraian. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Selanjutnya tinggal membandingkan skor atau persentase yang
diperoleh siswa dengan Standard keterampilan yang telah ditentukan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 2 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.2 |
Pendekatan dalam Pemberian Nilai |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Pengorganisasian Informasi Hasil Belajar
Siswa |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada
awalnya masih berupa skor mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum
tertata). Data hasil belajar siswa tersebut perlu ditata agar lebih mudah
dipahami. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Data perlu diatur misalnya dengan diurutkan mulai data siswa yang
memperoleh hasil tes tertinggi sampai dengan siswa yang memperoleh hasil
terendah. Dengan mengurutkan data hasil tes tersebut maka dapat dilihat
dengan mudah ranking siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Jika dalam data ada siswa yang memperoleh hasil yang sama maka
untuk menentukan ranking adalah dengan cara menjumlah angka ranking kemudian
dibagi jumlah siswa yang memperoleh hasil sama. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Apabila jumlah siswa sedikit maka penyusunan datanya dapat
dilakukan dengan mudah dan dapat dengan cepat diketahui ranking kelas
tersebut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Namun bila jumlah siswa banyak maka kumpulan data hasil belajar
yang diperoleh akan lebih mudah dipahami jika data tersebut diolah dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Cara membuat tabel distribusi frekuensi
adalah sebagai berikut |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi dengan data
terkecil. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Untuk menentukan
kelas interval dapat digunakan aturna Sturges, yaitu : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Banyak Kelas |
= |
1 |
+ |
3,3 log n |
|
n |
: |
Banyak data |
||||||||||||||
|
3. |
Tentukan panjang kelas interval (p), dengan menggunakan aturan
sebagai berikut : |
||||||||||||||||||||||
|
|
(p) = |
Rentang |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
Banyak Kelas |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||
|
4. |
Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil. Untuk ini
dapat diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari
data terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah
ditentukan. |
||||||||||||||||||||||
|
5. |
Masukkan semua data ke dalam kelas interval. Untuk memudahkan
kerja, dapat menambah kolom tally dan frekuensi. |
||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||
B. |
Pendekatan dalam Penilaian |
|||||||||||||||||||||||
|
Ada dua buah pendekatan yang sering digunakan untuk
mengintepretasikan data hasil
pengukuran yaitu Penelitian Acuan norma (PAN) dan Penelitian Acuan Kriteria
(PAK). |
|||||||||||||||||||||||
|
1. |
Pendekatan Penilaian Acuan Norma
(PAN) |
||||||||||||||||||||||
|
|
Pendekatan penilaian acuan normal adalah suatu pendekatan
untuk menginterpretasikan hasil
belajar siswa dimana hasil belajar yang diperoleh seorang siswa dibandingkan
dengan hasil belajar yang diperoleh kelompoknya. Artinya pemberian nilai
mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu. |
||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Untuk mengetahui tingkat penguasaan setiap siswa dapat diketahui
dengan menghitung skor tersebut dalam bentuk persentase |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Tingkat penguasaan |
= |
Jumlah Skor |
x
100% |
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
Jumlah soal |
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
b. |
Jika menggunakan pendekatan PAN maka pemberian skor seorang siswa
dapat diberikan berdasarkan pada pencapaian hasil belajar kelompoknya. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Nilai tertinggi dapat diberikan kepada siswa yang memperoleh skor
tertinggi. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Nilai (1-10) |
= |
Skor |
x
10 |
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
Skor tertinggi |
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
Atau dengan mengubah persentase penguasaan materi yang diperoleh
; |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Nilai tertinggi |
= |
Persentase siswa |
x 10 |
|
|
|
|
|
|||||||||||||
|
|
|
Persentase tertinggi |
|
|
|
|
|
||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
Jika jumlah siswa sedikit maka cara pengelolahan seperti di atas
dapat dilakukan dengan mudah. |
||||||||||||||||||||||
|
|
Jika jumlah siswa banyak (mencapai ratusan) maka penggunaan
satistika sederhana yaitu : |
||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Harga rata-rata (mean) |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Merupakan pengukuran gejala pusat yang paling sering digunakan.
Cara menghitungnya dengan menggunakan rumus : |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
M |
= |
Jumlah seluruh data |
|
atau |
M |
= |
∑ x |
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
Jumlah data |
|
n |
|
|
|
||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
b. |
Simpangan Baku (SB) |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Simpangan baku sangat bermanfaat dalam pengukuran variasi skor,
yang pada dasarnya mengukur seberapa jauh setiap skor menyebar dari mean. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Semakin besar harga simpangan baku menunjukkan bahwa sebaran skor
dari mean semakin besar atau heterogen. Sebaliknya semakin kecil harga
simpangan baku maka sebaran skor dari meanya semakin kecil atau homogen. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Penghitungan harga simpangan baku yang sangat sederhana dari
Zainul, A dan Nasoetion, N (1977) yang diambil dari Jenkins seperti dikutip
Edward, C.H, et. Al (1977) dalam bukunya yang berjudul Planning, Teaching, and
Evaluating. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
SB |
= |
Jml skor 1/6
peserta kelp atas - Jml skor 1/6 peserta kelp bawah |
|||||||||||||||||||
|
|
|
½ Jumlah
peserta |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
c. |
Penggunaan kurva normal |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Jika jumlah siswa banyak maka penerapan PAN dapat juga dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sebaran data berdasarkan kurva normal. Pada
dasarnya kumpulan individu yang berada dalam jumlah besar maka sebaran trait
atau sifat yang dimiliki oleh anggota populasi tersebut tersebar secara
normal. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Semakin besar jumlah data yang digunakan, berasnya persentase
akan mendekati sebaran dalam kurva normal. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
2. |
Pendekatan Penilaian Acuan
Kriteria (PAK) |
||||||||||||||||||||||
|
|
Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh kelompoknya tetapi keberhasilan setiap anak akan
dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. |
||||||||||||||||||||||
|
|
Jika seorang siswa berhasil mencapai kriteria atau bahkan
melebihi kriteria yang telah ditetapkan maka siswa tersebut dinyatakan
berhasil. Sebaliknya apabila siswa tersebut belum mampu mencapai kriteria
yang telah ditetapkan maka dia dinyatakan belum berhasil dan siswa tersebut
harus mengikuti program remidiasi sampai mampu mencapai standart tersebut. |
||||||||||||||||||||||
|
|
Dengan demikian dalam pembelajaran berbasis kompetensi, pendekatan
penilaian yang harus digunakan adalah pendekatan penilaian Acuan Kriteria
Bukan pendekatan Penilaian Acuan Norma. |
||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
3. |
Penilaian |
||||||||||||||||||||||
|
|
Pengertian penilaian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
untuk memperoleh informasi tentang
pencapaian hasil belajar siswa dan menggunakan informasi tersebut untuk
mencapai tujuan pendidikan. |
||||||||||||||||||||||
|
|
Prinsip-prinsip penilaian antara lain : |
||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Berorientasi pada pencapaian
kompetensi, |
|||||||||||||||||||||
|
|
b. |
valid, |
|||||||||||||||||||||
|
|
c. |
menyeluruh, |
|||||||||||||||||||||
|
|
d. |
adil dan objektif, |
|||||||||||||||||||||
|
|
e. |
berkesinambungan, |
|||||||||||||||||||||
|
|
f. |
menyeluruh, |
|||||||||||||||||||||
|
|
g. |
bermakna, |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
4. |
Penyajian Hasil Penilaian |
||||||||||||||||||||||
|
|
Bentuk penilaian yang dilakukan guru, antara lain: |
||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Penilaian dengan menggunakan angka.
Dalam penilaian ini hasil belajar yang diperoleh siswa diberikan dalam bentuk
angka. Rentang angka yang digunakan berupa 1 – 10 atau 1 – 100. Kemudian
dibuatkan kriteria sebagai standard keberhasilan siswa dalam mencapai suatu
kompetensi. |
|||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Penilaian dengan kategori.
Dalam penilaian hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk kategori, misalnya Baik, Cukup, dan
Kurang. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Penilaian ini dapat diterapkan pada penilaian kecenderungan siswa
dalam merespon sesuatu atau dapat juga digunakan untuk menilai tingkat
keterampilan siswa dalam melakuakan sesuatu. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Kriteria tersebut dapat diperoleh dengan mengunakan satistik
sederhana yaitu : |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
·
|
Median, digunakan
jika ingin mengelompokkan hasil penilaian menjadi 2 kelompok yaitu baik atau
buruk, tinggi atau rendah, dan sebagainya. |
||||||||||||||||||||
|
|
|
·
|
Kuartil, dapat
digunakan jika ingin mengelompokkan hasil penilaian menjadi tiga kelompok
misalnya, terampil, cukup terampil, dan kurang terampil atau menyenangi,
cukup menyenangi, dan kurang menyenangi dan sebagainya. |
||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Penilaian dengan uraian atau
narasi. Dalam hal ini penilaian hasil belajar siswa disajikan dalam bentuk uraian atau
narasi, misalnya siswa belum dapat membaca lancar lancar dsb. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
Penilaian ini dapat digunakan untuk memberi komentar terhadap
pencapaian hasil belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Penilaian kombinasi.
Dalam penilaian ini hasil belajar siswa diberikan dalam bentuk kombinasi
penilaian baik berupa penilaian angka, kategori dan narasi. |
|||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
5. |
Proses Pemberian Nilai |
||||||||||||||||||||||
|
|
Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentu tingkat
keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan tagihan-tagihan. Setiap
jenis tagihan memerlukan seperangkat alat ukur. |
||||||||||||||||||||||
|
|
Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat digunakan
antara lain : |
||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Kuis:
digunakan untuk menyakan hal-hal prinsip dari pelajaran yang lalu secara
singkat. Bentuk dapat berupa tes lisan atau isian singkat yang dilakukan
sebelum pelajaran dimulai. |
|||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Pertanyaan lisan di kelas:
digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep, prinsip, atau teori saat proses
pembelajaran berlangsung. |
|||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Ulangan harian:
digunakan secara periodik untuk mengungkap pemahaman atau keterampilan siswa
terhadap apa yang telah diajarkan oleh guru. |
|||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Tugas individu atau kelompok:
digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam menerapkan berbagai konsep,
prinsip, atau teori serta melatih kerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas. |
|||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Ulangan semesteran:
digunakan untuk mengukur pencapaian kompetemsin siswa setelah menyelesaikan
pembelajaran selama satu semester. |
|||||||||||||||||||||
|
|
f. |
Laporan tuas atau laporan kerja:
digunakan untuk mengungkap kemampuan siswa dalam menbuat laporan dari tugas
atau kerja praktek yang diberikan. |
|||||||||||||||||||||
|
|
g. |
Ujian praktek:
digunakan untuk mengungkap keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu. |
|||||||||||||||||||||
|
|
Pengembilan keputusan tentang hasil belajar siswa dilakukan
dengan menggabung keseluruhan komponen informasi hasil belajar siswa dengan
bobot tertentu. |
||||||||||||||||||||||
|
|
Penentuan bobot biasanya ditentukan oleh instansi yang berwenang,
dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten. |
||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||
BAB III |
||||||||||||||||||||||||
PENUTUPAN |
||||||||||||||||||||||||
3.1 |
Kesimpulan |
|||||||||||||||||||||||
|
a. |
Mengolah data hasil tes maupun non tes untuk di jadikan bahan
pengurkuran |
||||||||||||||||||||||
|
b. |
Memeriksa hasil tes dengan manual ataupun scaner dengan dua kali
diperiksa kemudian hendaknya diperiksa dengan objectif agar meminimalisir hasil yang subjektif |
||||||||||||||||||||||
|
c. |
Penilaian sikap dengan membandingkan semua nilai skor untuk semua
indikator penilaian kemudia di kalikan persentase selanjutnya di bandingkan
dengan standart nilai yang telah di tentukan |
||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||
3.2 |
Saran |
|||||||||||||||||||||||
|
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta
memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun
dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga
materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami. |
|||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||
Daftar
Pustaka |
||||||||||||||||||||||||
Suryanto, Adi. dkk. 2020. Evaluasi Pembelajaran di SD. Kabupaten
Klaten: PT Macananjaya Cemerlang. |
||||||||||||||||||||||||
0 comments:
Post a Comment