Monday 9 May 2022

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR

0 comments

 

MODUL 4

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN INFORMASI HASIL BELAJAR

KEGIATAN BELAJAR 1

MENGUMPULKAN DAN MENGOLAH INFORMASI HASIL BELAJAR

KEGIATAN BELAJAR 2

PENDEKATAN DALAM PEMBERIAN NILAI

 

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.1

Latar Belakang

 

Jika anda telah memahami dengan baik materi dari modul 1 sampai dengan modul 3 maka anda akan dapat mengembangkan alat ukur dalam bentuk tes dan non – tes yang berkualitas. Alat ukur yang berkualitas tidak akan dapat mengukur atau mengakses hasil belajar siswa dengan tepat jika dalam pengadministrasiannya tidak berjalan dengan tertib.

 

Kegiatan belajar 1 akan membahas bagaimana cara mengumpulkan dan mengolah informasi hasil belajar baik yang berupa data kuantitatif maupun data hasil pengamatan (kualitatif). Sedangkan kegiatan belajar 2 akan membahas bagaimana cara menginterpretasi dan menilai hasil belajar siswa.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1

2.1

Mengumpulkan dan Mengelolah Informasi Hasil Belajar

 

Tujuan Penilaian adalah untuk mengetahui apakah kompetensi dasar yang telah ditetapkan sudah dapat dicapai oleh siswa atau belum.

 

Untuk itu guru perlu menyusun prosedur penilaian dalam bentuk kisi-kisi pengukuran, kisi-kisi pengukuran tersebut antara lain :

 

a)

Aspek yang akan diukur : kognitif, afektif, atau psikomotor

 

b)

Jenis alat ukur yang digunakan : tes atau non-tes

 

c)

Teknik atau cara pengukurannya : tertulis, lisan, atau perbuatan

 

d)

Cara penskoran serta pengelolahannya

 

Dalam menilai hasil belajar siswa, guru hendaknya memperhatikan berbagai pernyataan berikut :

 

·          

Apakah metode dan prosedur penilaiannya yang dibuat cukup valid untuk mengukur hal-hal yang telah dipelajari siswa?

 

·          

Apakah hasil penilaian dapat diberi skor secara adil dan menyeluruh?

 

·          

Apakah hasil penilaian dapat menggambarkan hasil belajar siswa secara    tepat?

 

·          

Apakah penilaian yang dilakukuan sudah mencakup aspek penting dalam pembelajaran?

 

Informasi hasil belajar siswa dapat dikumpulkan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian, misalnya tes tertulis yang sering digunakan adalah tes objektif dan uraian. Sedangkan unjuk kerja siswa sering dinilai dengan cara pemberian tugas atau portofolio.

 

Berikut ini akan dibahas pengumpulan dan pengolahan informasi hasil belajar siswa yang berasal dari tes tertulis maupun dari unjuk kerja siswa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.

Memeriksa dan Mengelolah Hasil Tes

 

1.

Memeriksa Hasil Tes Objektif

 

Salah satu keuntungan tes objektif adalah hasil tes dapat diperiksa secara cepat dan tepat serta mempunyai ketetapan hasil yang tinggi. Ada dua cara yaitu dengan cara manual dan cara komputer.

 

Cara Manual

 

Cara ini yang banyak dilakukan oleh praktisi pendidikan di lapangan, cara ini tepat dilakuakn jika jumlah peserta tesnya tidak terlaku banyak. Cara yang paling umum dilakukan adalah dengan membuat master kunci jawaban pada lembar jawaban kosong.

 

Caranya master kunci jawaban harus sama persis dengan lembar jawaban yang digunakan siswa. Lalu lembar jawaban yang sudah terisi kunci jawaban tersebut dilubangi tepat pada kunci jawaban.

 

Master jawaban inilah yang kemudian digunakan untuk memeriksa hasil jawaban siswa. Jawaban yang masuk pada lubang kunci adalah jawaban yang benar dan diberi skor 1, sedangkan jawaban yang tidak masuk lubang kunci adalah jawaban yang salah atau tidak menjawab dan diberi skor 0.

 

Cara Komputer

 

Cara ini digunakan apabila peserta tes dalam jumlah besar, yaitu dengan menggunakan fasilitas komputer untuk menskor dan mengelolahnya. Pembacaan jawaban siswa dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin pembaca (scanner machine) dan untuk mengelolah data dapat menggunakan komputer.

 

Syaratnya lembar jawaban siswa harus dapat dibaca oleh scanner (scannable form) dan alat tulis yang digunakan untuk mengisi lembar jawaban tersebut harus menggunakan pinsil 2B. Prinsip kerja pemerikasaan jawaban dengan menggunakan fasilitas komputer adalah sebagai berikut :

 

a)

Semua jawaban siswa di scan. Dalam proses ini semua identitas dan jawaban yang ada pada lembar jawaban siswa dibaca oleh mesin scanner untuk kemudian data tersebut dipindahkan pada file komputer.

 

b)

Identitas data siswa yang terisi benar dipisahkan dengan identitas data siswa yang salah melalui proses editing.

 

c)

Data yang salah tersebut harus diperbaiki melalui proses up-dating.

 

d)

Memasukan kunci jawaban ke dalam komputer. Proses ini dapat dilakukan secara manual yaitu di key-in satu persatu atau dilakukan melalui proses scanning.

 

e)

Menghitung jawaban yang benar untuk setiap siswa melalui proses scoring.

 

Dengan menggunakan fasilitas komputer seperti ini maka kita dapat melakukan proses pengelolahan jawaban siswa dengan sangat cepat dan tepat.

 

Tetapi seperti yang diketahui bahwa penggunaan tes objektif mempunyai kelemahan di antaranya adanya kemungkinan siswa menjawab hanya dengan menebak. Untuk meminimalkan kemungkinan siswa menebak jawaban mereka kita dapat menggunakan formula tebakan (guessing formula)

 

 

 

 

Skor

=

B

-

S

 

dimana,

B

:

Jumlah jawaban benar

 

 

n - 1

 

 

 

S

:

Jumlah jawaban salah

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

n

:

Banyaknya alternatif jawaban

 

 

 

Jika kita ingin menggunakan formula ini maka kita harus mencantumkan keterangan tersebut pada lebar naskah soal sehingga siswa mengetahui.

 

 

 

2.

Memeriksa Hasil Tes Uraian

 

Menurut Hopkins dan kawan-kawan (1990) terdapat lima faktor yang menjadi permasalahan pada saat memeriksa hasil tes uraian, yaitu :

 

a.

Ketidaktetapan pemeriksa dalam memberi skor,

 

b.

adanya hallo effect,

 

c.

carry over effect,

 

d.

order effect,

 

e.

adanya efek penggunaan bahasa serta tulisan siswa.

 

Permasalahan tersebut akan semakin besar apabila menggunakan tes uraian terbuka, karena jawaban yang diberikan siswa akan sangat beragam dan dengan jawaban semacam ini maka pengaruh subjektivitas pemeriksa dalam penskoran akan sangat tinggi.

 

Untuk meminimalkan kelemahan tersebut disarankan untuk menggunakan tes uraian terbatas, dimana jawaban yang diberikan siswa akan terbatas sesuai dengan batasan-batasan yang diminta dalam butir soal.

 

Ketika selesai menulis tes uraian terbatas untuk ujian akhir semester atau ujian akhir tahun maka akan diminta pula untuk sekaligus menulis pedoman penskoran atau pedoman pemeriksaan butir soal tersebut.

 

Berikut adalah cara untuk memerikas hasil tes uraian agar permasalahan-permasalahan dalam pemeriksaan tes uraian dapat diminimalkan :

 

a.

Untuk menjaga ketepatan hasil pemeriksaan (reliabilitas), sebaiknya setiap lembar jawaban siswa minimal diperiksa oleh dua orang pemeriksa yaitu pemeriksa 1 dan pemeriksa 2

 

b.

Sebelum memulai memeriksa jawaban siswa, kedua pemeriksa harus duduk bersama menyamakan persepsi untuk mencari kesepakatan-kesepakatan tentang bagaimana cara memeriksa jawaban siswa.

 

c.

Setelah kedua pemeriksa sepakat  dengan butir soal dan pedoman penskorannya maka pedoman penskoran perlu diuji coba pada 5-10 lembar jawaban siswa.

 

 

Selama uji coba tersebut kedua pemeriksa harus bekerja secara sendiri-sendiri tidak boleh saling diskusi. Jika  hasilnya mendekati maka berarti persepsi kedua pemeriksa sudah sama dan bisa dilanjutkan untuk diperiksa semua lembar jawabannya.

 

 

Hal yang perlu diperhatikan selama melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan tersebut dapat dipertanggungjawabkan adalah lima faktor yang disebutkan Hopkins sebelumnya.

 

 

Cara untuk meminimalkan kelima faktor tersebut adalah :

 

 

a)

Ketidaktetapan pemeriksa dalam memberikan skor, dapat dihindari dengan  cara  memeriksa  jawaban  setiap  butir  soal  untuk  seluruh siswa.

 

 

b)

Adanya  hallo  effect,  dapat  dihindari  dengan  menutup  nama  dan nomor peserta tes.

 

 

c)

Carry  over  effect,  dapat  dihindari  dengan  berpegang  selalu  pada pedoman penskoran.

 

 

d)

Order  effect,  dapat  dihindari  dengan  berpegang  selalu  pada pedoman penskoran.

 

 

e)

Adanya  efek  penggunaan  bahasa  serta  tulisan  siswa,  dapat dihindari dengan berpegang selalu pada pedoman penskoran.

 

 

 

 

3.

Mengelolah Data Hasil Tes

 

 

Cara yang paling mudah dan yang paling umum digunakan untuk mengolah hasil tes adalah dengan mengubah skor tersebut dalam bentuk persentase sebagai berikut :

 

 

1.

Untuk tes objektif (tanpa formula tebakan)

 

 

 

Persentase penguasaan

=

Jumlah jawaban benar

x

100%

 

 

 

 

 

Jumlah butir soal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Untuk tes uraian

 

 

 

Persentase penguasaan

=

Jumlah skor yang diperoleh siswa

x 100%

 

 

 

Jumlah skor maksimal

 

 

 

 

 

 

B.

Pengumpulan dan Pengelolahan Informasi Hasil Belajar dari Unjuk Kerja Siswa

 

Informasi hasil belajar yang diperoleh dari unjuk kerja siswa dikumpulkan dari tugas-tugas yang dikerjakan siswa, baik yang berupa unjuk kerja yang langsung diamati guru, pembuatan laporan, pengumpulan hasil karya, pengumpulan portofolio dan lain sebagainya. Satu hal yang tidak kalah penting adalah informasi yang berkenaan dengan proses selama menhasilkan karya tersebut.

 

Untuk memperoleh informasi tersebut sudah barang tentu guru harus mempersiapkan pedoman pengamatan yang dilengkapi dengan kriteria penskoran yang dikenal dengan rubrik.

 

Keterampilan pengolahan skor dari unjuk kerja siswa, yaitu:

 

1.

Hitung jumlah skor maksimal dan minimal yang mungkin diperoleh siswa untuk semua indikator.

 

2.

Jumlahkan skor yang diperoleh untuk semua indikator.

 

3.

Bandingkan skor total yang diperoleh dengan standard yang telah ditetapkan.

 

4.

Jika menghitung prosentase keberhasilan, dapat dilakukan dengan membagi  skor yang  diperoleh  dibagi  dengan  skor  maksimal  kali 100%.

 

Untuk menghitung persentase keterampilan digunakan cara pengelolahan data hasil tes uraian.

 

Selanjutnya tinggal membandingkan skor atau persentase yang diperoleh siswa dengan Standard keterampilan yang telah ditentukan.

 

 

KEGIATAN BELAJAR 2

2.2

Pendekatan dalam Pemberian Nilai

A.

Pengorganisasian Informasi Hasil Belajar Siswa

 

Informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes, pada awalnya masih berupa skor mentah (raw score) yang berupa data terserak (belum tertata). Data hasil belajar siswa tersebut perlu ditata agar lebih mudah dipahami.

 

Data perlu diatur misalnya dengan diurutkan mulai data siswa yang memperoleh hasil tes tertinggi sampai dengan siswa yang memperoleh hasil terendah. Dengan mengurutkan data hasil tes tersebut maka dapat dilihat dengan mudah ranking siswa.

 

Jika dalam data ada siswa yang memperoleh hasil yang sama maka untuk menentukan ranking adalah dengan cara menjumlah angka ranking kemudian dibagi jumlah siswa yang memperoleh hasil sama.

 

Apabila jumlah siswa sedikit maka penyusunan datanya dapat dilakukan dengan mudah dan dapat dengan cepat diketahui ranking kelas tersebut.

 

Namun bila jumlah siswa banyak maka kumpulan data hasil belajar yang diperoleh akan lebih mudah dipahami jika data tersebut diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Cara membuat tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut

 

1.

Tentukan rentang, ialah data terbesar dikurangi dengan data terkecil.

 

2.

Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Untuk menentukan kelas interval dapat digunakan aturna Sturges, yaitu :

 

 

Banyak Kelas

=

1

+

3,3 log n

 

n

:

Banyak data

 

3.

Tentukan panjang kelas interval (p), dengan menggunakan aturan sebagai berikut :

 

 

(p) =

Rentang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Banyak Kelas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.

Tentukan ujung bawah kelas interval untuk data terkecil. Untuk ini dapat diambil sama dengan data terkecil atau nilai data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang telah ditentukan.

 

5.

Masukkan semua data ke dalam kelas interval. Untuk memudahkan kerja, dapat menambah kolom tally dan frekuensi.

 

 

B.

Pendekatan dalam Penilaian

 

Ada dua buah pendekatan yang sering digunakan untuk mengintepretasikan data   hasil pengukuran yaitu Penelitian Acuan norma (PAN) dan Penelitian Acuan Kriteria (PAK).

 

1.

Pendekatan Penilaian Acuan Norma (PAN)

 

 

Pendekatan penilaian acuan normal adalah suatu pendekatan untuk  menginterpretasikan hasil belajar siswa dimana hasil belajar yang diperoleh seorang siswa dibandingkan dengan hasil belajar yang diperoleh kelompoknya. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok itu.

 

 

a.

Untuk mengetahui tingkat penguasaan setiap siswa dapat diketahui dengan menghitung skor tersebut dalam bentuk persentase

 

 

 

Tingkat penguasaan

=

Jumlah Skor

x 100%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah soal

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.

Jika menggunakan pendekatan PAN maka pemberian skor seorang siswa dapat diberikan berdasarkan pada pencapaian hasil belajar kelompoknya.

 

 

 

Nilai tertinggi dapat diberikan kepada siswa yang memperoleh skor tertinggi.

 

 

 

Nilai (1-10)

=

Skor

x 10

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Skor tertinggi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Atau dengan mengubah persentase penguasaan materi yang diperoleh ;

 

 

 

Nilai tertinggi

=

Persentase siswa

x 10

 

 

 

 

 

 

 

 

Persentase tertinggi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jika jumlah siswa sedikit maka cara pengelolahan seperti di atas dapat dilakukan dengan mudah.

 

 

Jika jumlah siswa banyak (mencapai ratusan) maka penggunaan satistika sederhana yaitu :

 

 

a.

Harga rata-rata (mean)

 

 

 

Merupakan pengukuran gejala pusat yang paling sering digunakan. Cara menghitungnya dengan menggunakan rumus :

 

 

 

M

=

Jumlah seluruh data

 

atau

M

=

∑ x

 

 

 

 

 

 

Jumlah data

 

n

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.

Simpangan Baku (SB)

 

 

 

Simpangan baku sangat bermanfaat dalam pengukuran variasi skor, yang pada dasarnya mengukur seberapa jauh setiap skor menyebar dari mean.

 

 

 

Semakin besar harga simpangan baku menunjukkan bahwa sebaran skor dari mean semakin besar atau heterogen. Sebaliknya semakin kecil harga simpangan baku maka sebaran skor dari meanya semakin kecil atau homogen.

 

 

 

Penghitungan harga simpangan baku yang sangat sederhana dari Zainul, A dan Nasoetion, N (1977) yang diambil dari Jenkins seperti dikutip Edward, C.H, et. Al (1977) dalam bukunya yang berjudul Planning, Teaching, and Evaluating.

 

 

 

SB

=

Jml skor 1/6 peserta kelp atas - Jml skor 1/6 peserta kelp bawah

 

 

 

½ Jumlah peserta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

c.

Penggunaan kurva normal

 

 

 

Jika jumlah siswa banyak maka penerapan PAN dapat juga dilakukan dengan menggunakan pendekatan sebaran data berdasarkan kurva normal. Pada dasarnya kumpulan individu yang berada dalam jumlah besar maka sebaran trait atau sifat yang dimiliki oleh anggota populasi tersebut tersebar secara normal.

 

 

 

Semakin besar jumlah data yang digunakan, berasnya persentase akan mendekati sebaran dalam kurva normal.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Pendekatan Penilaian Acuan Kriteria (PAK)

 

 

Dalam PAK keberhasilan setiap anak tidak dibandingkan dengan hasil yang diperoleh kelompoknya tetapi keberhasilan setiap anak akan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

 

 

Jika seorang siswa berhasil mencapai kriteria atau bahkan melebihi kriteria yang telah ditetapkan maka siswa tersebut dinyatakan berhasil. Sebaliknya apabila siswa tersebut belum mampu mencapai kriteria yang telah ditetapkan maka dia dinyatakan belum berhasil dan siswa tersebut harus mengikuti program remidiasi sampai mampu mencapai standart tersebut.

 

 

Dengan demikian dalam pembelajaran berbasis kompetensi, pendekatan penilaian yang harus digunakan adalah pendekatan penilaian Acuan Kriteria Bukan pendekatan Penilaian Acuan Norma.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

3.

Penilaian

 

 

Pengertian penilaian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk  memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa dan menggunakan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan.

 

 

Prinsip-prinsip penilaian antara lain :

 

 

a.

Berorientasi pada pencapaian kompetensi,

 

 

b.

valid,

 

 

c.

menyeluruh,

 

 

d.

adil dan objektif,

 

 

e.

berkesinambungan,

 

 

f.

menyeluruh,

 

 

g.

bermakna,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

4.

Penyajian Hasil Penilaian

 

 

Bentuk penilaian yang dilakukan guru, antara lain:

 

 

a.

Penilaian dengan menggunakan angka. Dalam penilaian ini hasil belajar yang diperoleh siswa diberikan dalam bentuk angka. Rentang angka yang digunakan berupa 1 – 10 atau 1 – 100. Kemudian dibuatkan kriteria sebagai standard keberhasilan siswa dalam mencapai suatu kompetensi.

 

 

b.

Penilaian dengan kategori. Dalam penilaian hasil belajar siswa disajikan dalam   bentuk kategori, misalnya Baik, Cukup, dan Kurang.

 

 

 

Penilaian ini dapat diterapkan pada penilaian kecenderungan siswa dalam merespon sesuatu atau dapat juga digunakan untuk menilai tingkat keterampilan siswa dalam melakuakan sesuatu.

 

 

 

Kriteria tersebut dapat diperoleh dengan mengunakan satistik sederhana yaitu :

 

 

 

·          

Median, digunakan jika ingin mengelompokkan hasil penilaian menjadi 2 kelompok yaitu baik atau buruk, tinggi atau rendah, dan sebagainya.

 

 

 

·          

Kuartil, dapat digunakan jika ingin mengelompokkan hasil penilaian menjadi tiga kelompok misalnya, terampil, cukup terampil, dan kurang terampil atau menyenangi, cukup menyenangi, dan kurang menyenangi dan sebagainya.

 

 

c.

Penilaian dengan uraian atau narasi. Dalam hal ini penilaian hasil belajar siswa      disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, misalnya siswa belum dapat membaca lancar lancar dsb.

 

 

 

Penilaian ini dapat digunakan untuk memberi komentar terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

 

 

d.

Penilaian kombinasi. Dalam penilaian ini hasil belajar siswa diberikan dalam bentuk kombinasi penilaian baik berupa penilaian angka, kategori dan narasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5.

Proses Pemberian Nilai

 

 

Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentu tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian kompetensi diperlukan tagihan-tagihan. Setiap jenis tagihan memerlukan seperangkat alat ukur.

 

 

Beberapa jenis alat ukur dan jenis tagihan yang dapat digunakan antara lain :

 

 

a.

Kuis: digunakan untuk menyakan hal-hal prinsip dari pelajaran yang lalu secara singkat. Bentuk dapat berupa tes lisan atau isian singkat yang dilakukan sebelum pelajaran dimulai.

 

 

b.

Pertanyaan lisan di kelas: digunakan untuk mengungkap penguasaan konsep, prinsip, atau teori saat proses pembelajaran berlangsung.

 

 

c.

Ulangan harian: digunakan secara periodik untuk mengungkap pemahaman atau keterampilan siswa terhadap apa yang telah diajarkan oleh guru.

 

 

d.

Tugas individu atau kelompok: digunakan untuk menilai kemampuan siswa dalam menerapkan berbagai konsep, prinsip, atau teori serta melatih kerja sama dalam menyelesaikan suatu tugas.

 

 

e.

Ulangan semesteran: digunakan untuk mengukur pencapaian kompetemsin siswa setelah menyelesaikan pembelajaran selama satu semester.

 

 

f.

Laporan tuas atau laporan kerja: digunakan untuk mengungkap kemampuan siswa dalam menbuat laporan dari tugas atau kerja praktek yang diberikan.

 

 

g.

Ujian praktek: digunakan untuk mengungkap keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu.

 

 

Pengembilan keputusan tentang hasil belajar siswa dilakukan dengan menggabung keseluruhan komponen informasi hasil belajar siswa dengan bobot tertentu.

 

 

Penentuan bobot biasanya ditentukan oleh instansi yang berwenang, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten.

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUPAN

3.1

Kesimpulan

 

a.

Mengolah data hasil tes maupun non tes untuk di jadikan bahan pengurkuran

 

b.

Memeriksa hasil tes dengan manual ataupun scaner dengan dua kali diperiksa kemudian hendaknya diperiksa dengan objectif  agar meminimalisir  hasil yang subjektif

 

c.

Penilaian sikap dengan membandingkan semua nilai skor untuk semua indikator penilaian kemudia di kalikan persentase selanjutnya di bandingkan dengan standart nilai yang telah di tentukan

 

 

 

3.2

Saran

 

Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami.

 

 

Daftar Pustaka

Suryanto, Adi. dkk. 2020. Evaluasi Pembelajaran di SD. Kabupaten Klaten: PT Macananjaya Cemerlang.

 

0 comments:

Post a Comment