BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang
menuntut kemampuan yang kompleks
untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian
tersendiri sehingga tidak setiap
orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi
guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai
kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian,
dan sosial.
Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah
dasar, seorang guru dituntut
memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap
dan keterampilan. Kemampuan
kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan bidang sikap
berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru
terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Sedangkan kemampuan
bidang keterampilan berkaitan
dengan kemampuan guru dalam menguasai
berbagai keterampilan mengajar
yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan
kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar,
juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar.
Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai
guru, lebih-lebih bagi guru sekolah
dasar dalam menghadapi perilaku anak yang benar-benar
unik.
Keterampilan-keterampilan mengajar yang dimaksudkan itu meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya,
keterampilan menggunakan variasi,
keterampilan memberi penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran di Sekolah Dasar Melihat
pentingnya peran guru dalam mengelola kelas maka guru haruslah mempunyai keterampilan dasar dalam mengajar agar bisa efektif.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian keterampilan mengajar ?
2. Apa alas an pentingnya keterampilan dasar
mengajar ?
3. Apa saja macam-macam
dari keterampilan mengajar
?
C.
Tujuan
1. Mengetahui keterampilan dasar mengajar
2. Mengetahui alas an
pentingnya keterampilan dasar mengajar
3. Mengetahui macam-macam dari keterampilan mengajar
D. Batasan Masalah
Makalah ini hanya membahas tentang
keterampilan dasar mengajar
dalam pembelajaran terpadu.
BAB II PEMBAHASAN
A. KETERAMPILAN MEMBUKA
DAN MENUTUP PELAJARAN TERPADU
A. PENGERTIAN
Ketrampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam membuka dan menutup pelajaran
B.
MANFAAT
Mengarahkan siswa pada kondisi belajar dan pembelajaran kondusif
Ketrampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran
untuk menciptakan prokondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.
Tujuan dan manfaatnya adalah :
1.
Membantu siswa
mempersiapkan dir4i agar mereka sedapat mungkin dapat membayangkan pelajaran yang akan dipelajari
2.
menumbuhkan minat pada diri siswa pada apa yang akan dipelajari
3.
membantu mengetahui batas-batas tugas yang dikerjakan.
4.
Membantu
siswa untuk mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan
hal-hal baru yang akan dipelajari
atau yang pelum dipelajari
atau dikenalnya.
C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA
PELAJARAN MELIPUTI
a.
Menumbuhkan perhatian
siswa
b.
Membangkitkan Motivasi
siswa
c.
Memberi Acuan dan
d.
membuat kaitan.
a.
menumbuhkan perhatian
siswa
misalnya : Guru memilih
posisi dikelas dan memilih kegiatan
yang berbeda dari yangt biasanya dia kerjakan dalam membuka pelajaran. Menggunakan alat bantu mengajar Seperti : Gambar,Model,skema dsb. Pola Interaksi yang bervariasi seperti : Guru menerangkan siswa mendengar atau guru bertanya siswa
menjawab.
b.
Menimbulkan Motivasi
misalnya : Guru memilih secara hati-hati hal-hal yang dapat menjadi
perhatian Siswa sehingga dapat
digunakan untuk menimbulkan motivasi seperti
: Menghagatkan, Mengatusiaskan dan membangkitkan rasa ingin tahu
siswa.
c.
Memberi Acuan (structuring)
Diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan
singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dengan cara yang hendak
ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Usaha dan cara yang dapat dilakukan guru misalnya :
- Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
Guru terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan
batas-batas tugas yang harus Dikerjakan
siswa agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup Materi pelajaran yang akan dipelajari
serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.
- menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan
- Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas .
dengan mengingatkan siswa
untuk menemukan hal-hal positif dan sifat-sifat tentang Sesuatu konsep ,manusia, benda, gambar dan sebagainya disamping hal-hal
positif Dan negatif.
-Mengajukan pertanyaan-pertayaan
Untuk mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari
maka guru juga harus membuat Kaitan:
Jika guru akan mengajar materi pelajaran yang baru ,guru
perlu menghubungkan dengan Hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan
pengalaman-pengalaman minat dan Kebutuhan2
siswa hal itulah yang disebut kaitan,contoh usaha guru membuat kaitan misalnya:
a.
Membuat
kaitan aspek-aspek yang relevan dari bidang study yang telah dikenal siswa dalam hal ini guru meninjau kembali
sampai seberapa jauh pelajaran yang diberikan
sebelumnya telah dipahami.caranya guru dapat mengajukan pertanyaan
kepada siswa. tetapi dapat pula
merangkum isi materi pelajaran terdahulu
secara singkat.
b.
Guru membandingkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah diketahui
hal ini dilakukan jika bahan baru itu
erat kaitannya dengan bahan pelajaran yang telah dikuasai.
c.
Guru
menjelaskan konsep atau pengertianya lebih dahulu sebelum menyajikan bahan secara terperinci,hal ini dilakukan
karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru.
d. Membuat Kaitan
Salah satu hal yang membuat pembelajaran
terpadu menjadi lebih bermakna adalah jika kegiatan
pembelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Dalam hal ini, guru harus berusaha
mengaitkan tema baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan, pengalaman, minat dan kebutuhan siswa.
Misalnya dengan cara meninjau kembali pemahaman siswa tentang aspek-aspek yang telah diketahui dari suatu tema
yang akan dijelaskan, menunjukkan
kaitan antara materi baru dengan materi yang kemungkinan sudah diketahui siswa sebelumnya.
B. KOMPONEN
KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN
Untuk melaksanakan keterampilan menutup
pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru perlu mempelajari dan menguasai beberapa
komponen keterampilan menutup
pelajaran, diantaranya:
1.
Meninjau kembali
(review)
Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan
pelajaran yang telah dibahas maka
pada setiap akhir penggal kegiatan pembelajaran terpadu, guru perlu melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan
siswa tersebut. Kegiatan yang bisa dilakukan guru untuk mengetahui penguasaan siswa tersebut bisa dilakukan dengan
jalan menetapkan topik inti dari bahan pelajaran atau membuat
ringkasan bahan pelajaran yang sedang/sudah dibahas.
2.
Melakukan penilaian
Bentuk penilaian ini dapat dilakukan diantaranya dengan cara sebagai
berikut:
-
Melakukan
tanya jawab secara lisan
-
Meminta salah seorang siswa untuk menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajarnya
-
Meminta salah
seorang siswa untuk mengaplikasikan hasil belajar yang telah diperolehnya di depan kelas.
-
Meminta siswa
unuk menyatakan pendapat tentang bahan dan kegiatan belajar dari tema yang telah
dibahas.
-
Memberikan soal-soal
tertulis yang dapat
dikerjakan oleh siswa di luar kelas/ di PR kan
(takehome examination).
Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam
pembelajaran terpadu harus mengikuti
prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Prinsip tersebut adalah
prinsip kebermaknaan dan prinsip kesinambunga. Makana dari kedua
prinsip tersebut sebagai berikut:
-
Prinsipn kebermaknaan
Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membuka
dan menutup pelajaran dalam
pembelajaran terpadu haruslah memiliki nilai kebermaknaan yang tinggi (meaningfull,
terutama bagi seluruh siswa. Kegiatan atau aktivitas tersebut harus relevan dengan tema yang akan dibahas dan
kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, bahan ajar dan kegiatan/pengalaman belajar yang
ditetapkan harus sesuai dengan karakteristik dan perkembangan siswa.
-
Prinsip kesinambungan dan keutuhan
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian
yang utuh dari keseluruhan kemampuan
yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu, bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas berdiri
sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya
selalu menjaga agar terjadi kesinambungan dan keutuhan dari satu keterampilan mengajar dengan keterampilan
mengajar yang lainnya. Dalam hal ini, guru perlu
menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat dan sinambung dengan minat, pengalaman, dan kemampuan
siswa, serta jelas kaitannya antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
B. KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN TERPADU
A.
PENGERTIAN
Kegiatan menjelaskan mengandung makna
membuat sesuatu menjadi jelas, informasi dijelaskan
secara sistematis sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang
lain, kegiatan menjelaskan harus berpengaruh
secara langsung terhadap pemahaman siswa akan tema yang dipelajarinya.
Keterempila bertanya merupakan
kemampuan guru memperoleh informasi tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya
interaksi pembelajaran yang efektif.
B.
MANFAAT
Keterampilan menjelaskan dalam
pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat Diantaranya:
-
Membantu siswa memahami
berbagai konsep dari tema yang sedang dipelajari
-
Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah
-
Memperkirakan tingkat
pemahaman siswa terhadap
penjelasan yang diberikan
-
Meningkatkan
efekvitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa
-
Membantu siswa menggali
pengetahuan dari berbagai
sumber
-
Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar
yang diperlukan
-
Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien
C.
KOMPONEN-KONPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN
Komponen keterampilan menjelaskan
diawali dengan melakukan perencanaan mengenai
isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan dan menganalisis
karakteristik siswa sebagai pihak
yang akan menerima penjelasan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran terpadu ini perlu memperhatikan tiga hal
penting berikut ini:
1.
Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan
2.
Isi tema
mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indicator-indikator pada masing-masing mata pelajaran
3.
Isi tema memiliki signifikan atau memiliki tingkat
keberartian yang tinggi
bagi siswa
4.
Isi tema mengandung
nilai guna bagi kehidupan
siswa atau menunjang kecakapn
hidup
(life skills)
Komponen-komponen keterampilan menjelaskan yang perlu
dikuasai guru tersebut diantaranaya:
1.
Kejelasan
Kejelasan ini biasanya menyangkut hal-hal sebagai berikut:
a.
Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara
Kualitas suatu penjelasan biasanya dipengaruhi oleh
kelancaran dan kejelasan ucapan guru
dalam berbicara di hadapan siswa. Ketidakjelasan ucapan dan pembicaraan yang terlalu
cepat juga cenderung mengganggu penjelasan.
b.
Susunan kalimat yang digunakan
Susunan kalimat dengan tata Bahasa yang baku, akan sangant
membantu siswa untuk memahami
penjelasan yang diberikan.
c.
Pengunaan istilah
Pengunaan istilah-istilah yang sesuai dengan perbendaharaan
Bahasa siswa juga sangat berpengaruh
pada pemahaman siswa tersebut terhadap penjelasan yang disampaikan guru. Oleh karena itu, jika guru terpaksa
menggunakan istilah asing dalam memberikan suatu penjelasan, hendaknya
diberi definisi dengan
emnggunakan kata-kata atau kalimat yang bisa dipahami oleh siswa.
2. Penggunaan ilustrasi
Penggunaan contoh dan ilustarsi memiliki
peran yang sangat menentukan kualitas suatu
penjelasan. Oleh karena itu, diupayakan dalam membarikan penjelasan, guru
selalu menggunakan contoh-contoh
yang konkret, kalua tidak memungkinkan bisa juga menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang
dijelaskan. suatu penjelasan akan
lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa jika disertai dengan contoh dan ilustrasi yang tepat.
Konsep-konsep yang sulit dan kompleks dapat dipermudah
dengan pemberian contoh dan ilustrasi yang diambil dari kehidupan nyata para siswa/
diambil dari hal lain yang kira-kira mudah
dipahami oleh siswa.
3. Pemberian tekanan
Pemahaman siswa terhadap apa yang
dijelaskan sering dipengaruhi oleh kekurangmampuan
guru dalam menetapkan materi-materi inti dan keterkaitannya dari tema yang dibahas. Untuk menghindari hal
tersebut, guru hendaknya memberi penekanan pada
inti dari materi yang dijelaskan, keterkaitann satu materi dengan materi lain
dalam tema yang mempersatukan, dan
membatasi diri dalam menyampaikan hal-hal yang tidak terlalu berkaitan dengan materi inti. Dalam memberikan penekanan
terhadap inti dari materi
pembelajaran terpadu, guru harus menguasai variasi gaya mengajar (teaching
style) dan menguasai stuktur penyajian materi pembelajaran. Variasi
gaya mengajar bisa dengan cara
mengubah suara ketika mengucapkan butir-butir penting disertai mimic dan gerakan-gerakan anggota badan yang sesuai.
Cara lain yang bisa dilakukan dalam memberikan
penekanan terhadap inti materi, yaitu dengan cara memberi isyarat-isyarat lisan seperti
pertama…., kedua…., ketiga…. Dan seterusnya,
atau guru dapat
menggunakan isyarat dengan ungkapan seperti: “perhatikan
ini baik-baik!!!”, “yang terpenting adalah….”.
4. Umpan balik (feedback)
Untuk mengetahui apakah siswa telah
memahami apa yang telah dijelaskan, guru perlu
memperoleh balikan atau umpan balik dari siswa. Untuk memeproleh balikan tersebut, pada saat memberikan penjelasan,
guru hendaknya meluangkan waktu untuk senantiasa
mengecek pemahaman para siswa, misalnya dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan mengenai apa yang telah
dijelaskan. selain itu, untuk memeperoleh balikan bisa juga dengan cara mengamati ekspresi wajah siswa setelah
mendengar penjelasan tersebut.
Apabila balikan dari siswa menunjukkan
belum adanya atau masih terdapat materi yang
belum dipahami oleh siswa maka guru hendaknya melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya disesuaikan dengan
permasalahan yang kemungkinan menyebabkan keadaan
tersebut. Jika masalahnya berkaitan dengan adanya kelemahan teknik menjelaskan maka guru harus mengubah
teknik menjelaskan tersebut, misalnya memberi
lebih banyak contoh, meminta siswa mencari contoh sendiri, menggunakan
bahan yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan tentang materi yang dipahami oleh siswa.
Dalam menjaring balikan dari siswa, bisa
dilakukan juga dengan cara mengidentifikasi
sikap dan minat siswa terhadap isi tema yang dijelaskan. penerapan keterampilan dalam pembelajaran terpadu
harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar
proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip sebagai berikut:
1.
Perlu adanya
keterkaitan yang erat antara pihak yang memberi penjelasan (guru), pihak yang menerima (siswa), dan materi
dalam tema pembelajaran terpadu yang dijelaskan.
2.
Pemberian
penjelasan dapat diberikan baik pada awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, maupun akhir pembelajaran.
3.
Penjelasan
yang disampaikan oleh guru harus memiliki tingkat kebermaknaan yang
tinggi bagi siswa.
4.
Penjelasan
pada dasarnya harus disajikan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh guru, namun demikian, tidak
menuntut kemungkinan suatu penjelasan diberikan
atas dasar kebutuhan yang muncul dari diri siswa melalui pertanyaan- pertanyaan yang memerlukan
penjelasan.
D. KOMPONEN-KOMPONEN
KETERAMPILAN BERTANYA
Dalam melaksanakan pembelajaran terpadu
disekolah dasar perlu lebih sering dimunculkan
pertanyaan-pertanyaan untuk merangsang kegiatan siswa yang berkadar
aktivitas tinggi. Guru harus menguasai
komponen-komponen keterampilan bertanya sebagai berikut:
1.
Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat
Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas
sehingga mudah di pahami oleh para
siswa. Pertanyaan yang diungkapkan dalam kalimat yang terlalu panjang biasanya
akan membingungkan siswa dalam
memberikan jawaban. Namun demikian, kualitas jawaban siswa itu sangat tergantung dari kualitas pertanyaan yang diajukan guru.
2.
Pemberian
acuan
Pertanyaan yang disampaikan secara langsung tanpa
mempertimbangkan pengetahuan siswa, dapat
dipastikan jawabannya akan keluar dari konteks yang ditanyakan. Hal tersebut
maka sebelum mengajukan suatu pertanyaan sebaiknya guru memberikan acuan mengenai beberapa
informasi yang perlu diketahui siswa, dengan harapan siswa
akan mengolah informasi tersebut
untuk dapat menjawab pertanyaan guru. Tanpa acuan tersebut,jawaban siswa mungkin akan sangat bervariasi, sedangkan
jika terlebih dahulu mengolah acuan yang diberikan
atau dengan mempedomani acuan yang diberikan, jawaban siswa akan menjadi lebih terarah.
3.
Pemusatan
Pemusatan dalam keterampilan bertanya dimaksudkan untuk
memfokuskan perhatian siswa pada inti
materi pembelajaran tertentu yang dipelajari. Pertanyaan yang sempit atau tidak terlalu luas menuntut pemusatan perhatian
siswa pada hal-hal yang bersifat khusus yang perlu diperdalam.
4.
Pemindahan giliran
dan penyebaran pertanyaan
Pemindahan giliran merupakan salah satu cara dalam
keterampilan bertanya yang harus dikuasai
guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terpadu. Selain itu,pemindahan giliran ini dapat meningkatkan interaksi
antarsiswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Setelah siswa tersebut memberikan tanggapan, guru meminta siswa lain untuk melengkapi jawaban tersebut, begitu
seterusnya sampai ditemukan jawaban yang lengkap/ tepat atas pertanyaan tersebut. Dalam hal ini, bukan hanya
kualitas jawaban yang diberikan siswa,
tetapi yang terpenting, yaitu kemauan dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan menanggapi jawaban yang diberikan oleh siswa lainnya.
5.
Pemberian waktu berfikir
Setelah mengajukan suatu pertanyaan, guru perlu memberikan
waktu kepada siswa untuk memikirkan
jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih untuk
pertanyaan-pertanyan yang cukup
kompleks. Tunggu beberapa saat sebelum guru meminta atau menunjuk salah seorang
siswa untuk menjawab pertanyaan.
6.
Pemberian tuntunan
Upaya yang harus dilakukan guru yaitu, memberikan tuntunan
yang memungkinkan siswa secara
bertahap mampu memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan tersebut dapat diberikan antara lain dengan mengungkapkan
kembali pertanyaan menggunakan cara lain yang
lebih mudah dan sederhana sampai dapat dipahami siswa atau dengan mengajukan pertanyaan lainnya yang lebih sederhana
yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.
Komponen-komponen keterampilan bertanya yang telah
diuraikan di atas baru merupakan komponen
keterampilan bertanya dasar. Mencakup hal-hal yang berkaitan dengan perubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan,
pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak, dan peningkatan terjadinya
interaksi.
C. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN DAN VARIASI DALAM
PEMBELAJARAN TERPADU
Keterampilan memberikan penguatan dan
mengadakan variasi merupakan dua keterampilan
dasar mengajar lainnya yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu. Kedua keterampilan
tersebut apabila dilakukan ddengan baik dan sesuai dengan prosedur
pelaksanaannya, akan berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran
terpadu.
A. PENGERTIAN
Penguatan (reinforcement) pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan
oleh guru terhadap perilaku
atau perbuatan siswa yang dianggap
positif, dan menyebabkan kemungkinan
berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran terpadu, pemberian
penguatan oleh guru terhadap perilaku siswa mempunyai peran yang sanagt penting
dalam meningkatkan keefektifan
pembelajaran. Respon positif dari guru terhadap perilaku siswa yang positif akan membuat siswa merasa senang dan
cenderung mengulangi bahkan meningkatkan perilaku tersebut. Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran
terpadu berkenaan dengan berubahnya
suatu keadaan yang bisa menyebabkan keadaan tersebutmenjadi tidak monoton dan membosankan atau menjenuhkan.
B.
MANFAAT
Anda
sudah dapat menebak apa manfaat
bagi guru apbila menguasai dengan baik keterampilan memberikan penguatan dan
mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.
Secara lebih spesifik manfaat yang
dapat diperoleh guru(yang tentu saja akan berakibat kepada hasil belajar siswa) dengan menguasai keterampilan
memberikan penguatan dalam pembelajaran terpadu
di antaranya untuk:
1.
Membangkitkan
dan memelihara perhatian dan motifasi belajar siswa terhadap tema-tema yang disajikan
dalam pembelajaran.
2.
Memberikan
kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema yang dipelajari dan dianggap
memiliki tingkat kesulitan
yang cukup tinggi.
3.
Mengontrol
dan memodifikasi tingkah laku siswa, serta mendorong munculnya tingkat laku yang positif.
4.
Menumbuhkan
rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya dan keberanian mengungkapkan pendapat sendiri.
5.
Memelihara iklim
kelas (classroom climate) yang
kondusif.
Sedangkan keterampilan mengadakan
variasi dalam pembelajaran terpadu dapat memberi
maanfaat diantaranya untuk:
1.
Menumbuhkan
dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa (attention) terhadap tema pembelajaran
yang dibahas, dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut.
2.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu (curiosty)
tentang sesuatu yang baru dalam suatu tema
yang dipelajarinya.
3.
Memupuk
perilaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran dengan
lebih hidup dan bervariasi.
4.
Menghindarkan siswa dari proses
pembelajaran yang membosankan dan monoton
5.
Meningkatkan
kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman pembelajaran yang menarik dan terarah.
6.
Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya (learning style) yang beraneka
ragam.
C. KOMPONEN PADA KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN
Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan alam bentuk verbal dan non-verbal. Berikut komponen keterampilan memberi penguatan.
1. Penguatan verbal (Verbal Reinforcement)
Penguatan verbal merupakan penguatan yang dilakukan secara
verbal melalui kata-kata atau kalimat.
Penguatan ini merupakan penguatan yang paling sederhana digunakan alam kegiatan pembelajaran terpadu. Dikatakan sederhana
karena hanya menggunakan kata-kata atau
kalimat pujian, dukungan,
pengakuan, atau dorongan
yang dapat menguatkan tingkah laku dan penampilan
siswa.
2.
Penguatan Non-Verbal (Non-Verbal Reinforcement)
Penguatan non-verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa ditunjukkan dengan cara
a.
Penguatan dengan mimik dan gerakan badan
Pemberian penguatan dengan menggunakan raut wajah atau
mimik an gerakan badan bisa ilakukan secara bersama-sama untuk mengkomunikasikan kepuasaan
guru terhadap respons
siswa. Misalnya guru mengucapkan bagus terhadap respons
guru, sambil tersenyum
dan mengangkat ibu jari.
b.
Penguatan dengan gerak mendekati
Pemberian penguatan dengan cara ini guru menoba menekati
siswa dengan tujuan untuk menunjukkan
perhatian dan rasa senang terhaap suatu perilaku, hasil kerja atau sikap dan penampilan siswa.
c.
Penguatan dengan
sentuhan
Penguatan dengan sentuhan ini ilakukan untuk menyatakan
persetujuan dan penghargaan guru
terhaap hasil usaha atau penampilan siswa. Caranya bisa dengan menepuk-nepuk bahu atau
puak siswa, dan menjabat
tangan siswa dengan antusias.
d.
Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan
Penguatan ini didasarkan pada karakteristik pembelajaran terpadu itu sendiri
yang menuntut suatu kegiatan belajar
yang menyenangkan atau menggembirakan bukan sebaliknya.
e.
Penguatan dengan simbol dan benda
Penguatan dengan menggunakan suatu simbol atau tanda an
bena tertentu, akan memberi warna
terseniri dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Biasanya
guru sering menggunakan simbol atau
tanda ceklis dan tanda tangan sendiri disertai kompetar singkat untuk memberikan pembenaran atas tugas atau pekerjaan yang
dilakukan siswa secara tertulis.
Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu guru hendaknya memperhatikan enam prinsip.
a.
Pemberian penguatan harus disertai sikap
kehangatan dan keantusiasan dari guru.
b.
Penguatan yang diberikan harus bermakna bagi siswa sehingga
siswa termotivasi untuk
meningkatkan prestasi belajarnya.
c.
Penguatan yang diberikan harus menghindari segala
jenis respons negatif
seperti kata- kata kasar.
d.
Penguatan yang diberikan harus memiliki sasaran
yang jelas, apakah ditunjukan kepada
siswa tertentu secara
pribadi atau kelompok.
e.
Penguatan harus iberikan dengan
segera setelah siswa
menunjukkan respons yang diharapkan.
f.
Penguatan yang diberikan harus
bervariasi, tak sebaliknya. Monoton dan membosankan.
D. KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI
Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu menyangkut
tiga
hal :
1.
Variasi dalam gaya mengajar
Gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru yaitu
a.
Penggunaan variasi suara
Penggunaan variasi suara dalam pembelajaran berkaitan
dengan perubahan nada suara guru dari
keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi
rencah, dari cepat menjadi lembut, dari gembira menjadi sedih.
b.
Variasi dengan pemusatan perhatian
Cara memusatkan perhatian alam penerapannya bisa
ddivariasikan dengan isyarat-isyarat tertentu, seperti sambil menunjuk ke arah
gambar yang tergantung di dinding kelas.
c.
Variasi dengan kesenyapan
Menarik perhatian siswa dari kondisi
Susan kelas yang agak gaduh menjaddi tenang/senyap.
d.
Variasi dengan kontak pandang
Kontak pandang dalam proses pembelajaran imaksukan untuk
meningkatkan intensitas dari interaksi antara guru dengan siswa.
e.
Variasi dengan
gerakan badan dan mimik
Pada saat melakukan
proses pembelajaran, keluwesan
guru dalam bergerak
disertai mimik muka yang penuh ekspresi dapat merupakan alat komunikasi yang sangat efektif.
f.
Variasi dengan perubahan posisi guru
Perubahan posisi guru dalam proses pembelajaran digunakan
dengan maksud untuk mempertahankan perhatian murid asal dilakukan
dengan wajar dan tidak berlebihan.
2). Variasi
Dalam Pola Interaksi
Pembelajaran
Dalam proses
pembelajaran, pola interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru kepada
siswa
dan
terjadinya hubungan timbal
balik antara guru
dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
Variasi dalam pola interaksi
guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri atas: pola
interaksi satu arah (One way traffic), pola interaksi dua arah (two-way
traffic), dan pola interaksi
banyak arah (multi-way traffic).
a)
Pola intekaksi satu arah
Keberlangsungan komunikasi satu arah biasanya di dominasi oleh guru. Karena proses pembelajaran berlangsung, hanya guru yang berperan
aktif yaitu menyampaikan materi pembelajaran
sehingga dominasi peran siswa menjadi lebih pasif, siswa mendengarkan dan guru menyampaikan. Metode yang digunakan
guru, yaitu metode ceramah
atau penuturan.
b)
Pola interaksi dua arah
Komunikasi dua
arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arus balik dalam komunikasi yaitu datang dari siswa kepada guru, selain dari guru kepada siswa. Komunikasi semacam ini terjadi jika proses
pembelajaran dilakukan, misalnya dengan menggunakan metode tanya jawab tidak hanya ceramah saja.
Suasana kelas dengan pola komunikasi dua arah jauh lebih hidup dan lebih dinamis dari suasana komunikasi satu arah.
Ditandai dengan adanya umpan balik bagi
guru meskipun kurang bahkan tidak ada komunikasi antar siswa. Keadaan seperti
ini disebut pola guru-siswa-guru dengan komunikasi sebagai interakasi.
c)
Pola interaksi
banyak arah
Komunikasi banyak arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arah komunikasi ke segenap penjuru
dan masing-masing berlangsung secara timbal balik. Arah komunikasi bisa terjadi dari guru ke
siswa, siswa ke siswa dan siswa ke guru. Suasana kelas memungkinkan terjadinya interaksi
belajar mengajar secara hidup dan dinamis. Untuk meningkatkan keaktifan
belajar, pola komunikasi
yang diciptakan oleh guru mempunyai
arah
banyak. Dengan pola komunikasi banyak arah dapat tercipta
suasana kelas yang dapat merangsang kegiatan
belajar mengajar secara aktif. Ditandai dengan adanya umpan balik/feedback bagi
guru. Komunikasi bukan hanya antara
guru dengan siswa, melainkan juga siswa dengan siswa. Keadaan seperti ini disebut pola guru – siswa –
siswa dengan komunikasi sebagai interaksi
3) Variasi Dalam Penggunaan Media
Penggunaan media dalam pelaksanaan
pembelajaran terpadu disekolah sangat penting di sekolah dasar. Siswa diharapkan dapat mempelajari secara nyata.
Karena itu pembelajaran terpadu harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan siswa dapat belajar secara
konkret.
a. Media Visual
visual yaitu jenis media yang digunakan
hanya mengandalkan indera penglihatan semata-
mata dari peserta didik, dengan media ini pengalaman belajar yang
dialami oleh peserta didik sangat tergantung
pada kemampuan penglihatanya,media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan.
Media visual yang diproyeksikan
merupakan media yang menggunakan alat proyektor dimana gambar atau tulisan akan tampak pada layar. Media
proyeksi bisa berbentuk gambar diam atau
bergerak. Jenis-jenis alat proyeksi
yang biasa digunakan diantaranya OHP dan slaid suara. Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media
diam/mati, beberapa jenis media visual diam/
mati antara lain:
·
Media cetak seperti
buku, modul, jurnal, peta, gambar
dan poster.
·
Model dan prototipe seperti
globe bumi.
·
Media realitas
seperti alam sekitar dan sebagainya.
Keuntungan yang diperoleh dengan media gambar diam ini diantaranya :
·
Media ini dapat
menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak
menjadi lebih konkret.
·
Banyak tersedia
dalam buku-buku, majalah,
surat kabar, kalender, dan sebagainya.
·
Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain
·
Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa menggunakan
biaya untuk pengadaannya
·
Dapat digunakan pada tahap pembelajaran dan semua tema
Kelemahan menggunakan media diam/mati yaitu terkadang ukuran
gambar terlalu kecil jika digunakan
pada kelas besar. Gambar diam merupakan media dua dimensi dan tidak bisa bergerak.
1.
Media grafis
adalah media pandang duadimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
pembelajaran. Unsur yang terdapat dalam media
grafis adalah gambar atau tulisan. Media ini dapat di gunakan untuk
mengungkapkan fakta atau gagasan melalui
penggunaan kata-kata, angka
serta bentuk symbol(lambang).
2.
Media model
adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran terpadu dikelas awal seolah dasar, media ini
merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang
terlalu kecil, objek yang terlalu mahal,
objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa kedalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya.
Jenis media model diantaranya : model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (build-up
model), model kerja (working model), mock-up dan diorama.
3.
Media realia
merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience)
kepada siswa. Realia ini merupakan model nyata
dari suatu benda, seperti
mata uang, tumbuhan,
binatang, dan sebagainya.
b.Media Audio
Audio
adalah jenis media yang digunakan
dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi
yang diterimanya berupa pesan
verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan lainya.
Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk
bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan
dan sebagainya. Media audio dapat mempengaruhi emosi dan mengembangkan imajinasi, ada beberapa jenis media audio antara
lain, Radio, kased-audio, alat perekam, piringan hitam, kaset, CD, DVD, MP3 dan Audio Digital (WAV).
Terdapat beberapa pertimbangan yang
harus diperhatikan apabila anda akan menggunakan media audio disekolah :
1.
Media ini
hanya mampu melayani secara baik siswa yang sudah memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak,
penggunaan media audio ini perlu adanya upaya modifikasi disesuaikan dengan kemampuan siswa.
2.
Media ini memerlukan pemusatan
perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya.
3.
Sifatnya yang auditif.
C. Media audio-Visual
Audio-Visual adalah jenis media yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran
dan penglihatan sekaligus dalam
suatu kegiatan atau proses. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini
dapat berupa pesan verbal dan
nonverbal yang mengandalkan baik
penglihatan maupun pendengaran contohnya film, vidio, program TV, dan lain- lain.
BAB III KESIMPULAN
Ketrampilan dasar mengajar pembelajaran
terpadu bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Ketrampilan
dasar juga merupakan syarat mutlak
agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Salah satunya yaitu
variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Variasi mengajar sangat berperan penting
dalam proses pembelajaran yang bertujuan meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, memberikan
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual, mendorong anak didik untuk belajar, memberikan kesempatan bagi
perkembangan bakat peserta didik
terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk belajar sesuai
dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.
Beberapa prinsip dalam menggunakan variasi dalam mengajar
dilakukan agar mendukung pelaksanaan tugas mengajar di
kelas. Komponen-komponen variasi mengajar seperti
variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajar, variasi pola interaksi,
dan variasi dalam kegiatan
pembelajaran mutlak dikuasai oleh guru guna memberikan semangat belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama
dalam suatu pertemuan di kelas. Adapun kendala
yang dialami guru dalam mengadakan variasi pembelajaran anatara lain dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana, kurang memotivasi siswa, kurang memperhatikan siswa, kurang memanfaatkan model dan media.
0 comments:
Post a Comment