Friday 13 May 2022

CARA MENINGKATKAN KETERAMPILAN DALAM DIRI SESEORANG

0 comments

 

KETERAMPILAN DALAM MENGAJAR 



BAB 1 PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Mengajar adalah satu pekerjaan profesional yang menuntut kemampuan yang kompleks untuk dapat melakukannya. Sebagaimana halnya pekerjaan profesional yang lain, pekerjaan seorang guru menuntut keahlian tersendiri sehingga tidak setiap orang mampu melakukan pekerjaan tersebut sebagaimana mestinya. Ada seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru. Perangkat kemampuan tersebut disebut kompetensi guru. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, seorang guru dituntut untuk menguasai kompetensi pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial.

Untuk dapat melaksanakan pembelajaran terpadu di sekolah dasar, seorang guru dituntut memiliki berbagai kemampuan yang optimal, baik kemampuan kognitif, sikap dan keterampilan. Kemampuan kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual dan kemampuan bidang sikap berkaitan dengan kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Sedangkan kemampuan bidang keterampilan berkaitan dengan kemampuan guru dalam menguasai berbagai keterampilan mengajar yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.

Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi, dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan-keterampilan ini sudah sepantasnya dikuasai guru, lebih-lebih bagi guru sekolah dasar dalam menghadapi perilaku anak yang benar-benar unik.

Keterampilan-keterampilan mengajar yang dimaksudkan itu meliputi keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan menggunakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran di Sekolah Dasar Melihat pentingnya peran guru dalam mengelola kelas maka guru haruslah mempunyai keterampilan dasar dalam mengajar agar bisa efektif.

 

B.       Rumusan Masalah

1.      Apa Pengertian keterampilan mengajar ?

2.      Apa alas an pentingnya keterampilan dasar mengajar ?

3.      Apa saja macam-macam dari keterampilan mengajar ?

 

C.       Tujuan

1.      Mengetahui keterampilan dasar mengajar

2.      Mengetahui alas an pentingnya keterampilan dasar mengajar

3.      Mengetahui macam-macam dari keterampilan mengajar

D.      Batasan Masalah

Makalah ini hanya membahas tentang keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran terpadu.

 

 

BAB II PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN TERPADU

 

A.     PENGERTIAN

Ketrampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam membuka dan menutup       pelajaran

B.     MANFAAT

Mengarahkan siswa pada kondisi belajar dan pembelajaran kondusif

Ketrampilan membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prokondisi peserta didik agar minat dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya.

Tujuan dan manfaatnya adalah :

1.  Membantu siswa mempersiapkan dir4i agar mereka sedapat mungkin dapat membayangkan pelajaran yang akan dipelajari

2.            menumbuhkan minat pada diri siswa pada apa yang akan dipelajari

3.  membantu mengetahui batas-batas tugas yang dikerjakan.

4.  Membantu siswa untuk mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang pelum dipelajari atau dikenalnya.

C.  KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA PELAJARAN MELIPUTI

 

a.       Menumbuhkan perhatian siswa

b.      Membangkitkan Motivasi siswa

c.       Memberi Acuan dan

d.      membuat kaitan.

a.        menumbuhkan perhatian siswa

misalnya : Guru memilih posisi dikelas dan memilih kegiatan yang berbeda            dari yangt biasanya dia kerjakan dalam membuka pelajaran. Menggunakan alat bantu mengajar Seperti : Gambar,Model,skema dsb. Pola Interaksi yang bervariasi seperti : Guru menerangkan siswa mendengar atau guru bertanya siswa menjawab.

b.      Menimbulkan Motivasi

misalnya : Guru memilih secara hati-hati hal-hal yang dapat menjadi perhatian Siswa sehingga dapat digunakan untuk menimbulkan motivasi seperti : Menghagatkan, Mengatusiaskan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa.

c.         Memberi Acuan (structuring)

Diartikan sebagai usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang akan dipelajari dengan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi pelajaran. Usaha dan cara yang dapat dilakukan guru misalnya :

-  Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas

Guru terlebih dahulu mengemukakan tujuan pelajaran dan batas-batas tugas yang harus Dikerjakan siswa agar mereka memperoleh gambaran yang jelas tentang ruang lingkup Materi pelajaran yang akan dipelajari serta tugas-tugas yang harus dikerjakan.

-  menjelaskan langkah-langkah yang akan dilakukan

-  Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas .

dengan mengingatkan siswa untuk menemukan hal-hal positif dan sifat-sifat tentang Sesuatu konsep ,manusia, benda, gambar dan sebagainya disamping hal-hal positif Dan negatif.

-Mengajukan pertanyaan-pertayaan

Untuk mengantisipasi isi pelajaran yang akan dipelajari maka guru juga harus membuat Kaitan:

Jika guru akan mengajar materi pelajaran yang baru ,guru perlu menghubungkan dengan Hal-hal yang telah dikenal siswa atau dengan pengalaman-pengalaman minat dan Kebutuhan2 siswa hal itulah yang disebut kaitan,contoh usaha guru membuat kaitan misalnya:

a.       Membuat kaitan aspek-aspek yang relevan dari bidang study yang telah dikenal siswa dalam hal ini guru meninjau kembali sampai seberapa jauh pelajaran yang diberikan sebelumnya telah dipahami.caranya guru dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa. tetapi dapat pula merangkum isi materi pelajaran terdahulu secara singkat.

b.      Guru membandingkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diketahui

hal ini dilakukan jika bahan baru itu erat kaitannya dengan bahan pelajaran yang telah dikuasai.

c.       Guru menjelaskan konsep atau pengertianya lebih dahulu sebelum menyajikan bahan secara terperinci,hal ini dilakukan karena bahan pelajaran yang akan dijelaskan sama sekali baru.

d.  Membuat Kaitan

 

Salah satu hal yang membuat pembelajaran terpadu menjadi lebih bermakna adalah jika kegiatan pembelajaran tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dalam hal ini, guru harus berusaha mengaitkan tema baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan, pengalaman, minat dan kebutuhan siswa. Misalnya dengan cara meninjau kembali pemahaman siswa tentang aspek-aspek yang telah diketahui dari suatu tema yang akan dijelaskan, menunjukkan kaitan antara materi baru dengan materi yang kemungkinan sudah diketahui siswa sebelumnya.

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MENUTUP PELAJARAN

 

Untuk melaksanakan keterampilan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu, guru perlu mempelajari dan menguasai beberapa komponen keterampilan menutup pelajaran, diantaranya:

1.      Meninjau kembali (review)

Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang telah dibahas maka pada setiap akhir penggal kegiatan pembelajaran terpadu, guru perlu melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan siswa tersebut. Kegiatan yang bisa dilakukan guru untuk mengetahui penguasaan siswa tersebut bisa dilakukan dengan jalan menetapkan topik inti dari bahan pelajaran atau membuat ringkasan bahan pelajaran yang sedang/sudah dibahas.

2.      Melakukan penilaian

Bentuk penilaian ini dapat dilakukan diantaranya dengan cara sebagai berikut:

-          Melakukan tanya jawab secara lisan

-          Meminta salah seorang siswa untuk menunjukkan kemampuan sebagai hasil belajarnya

-          Meminta salah seorang siswa untuk mengaplikasikan hasil belajar yang telah diperolehnya di depan kelas.

-          Meminta siswa unuk menyatakan pendapat tentang bahan dan kegiatan belajar dari tema yang telah dibahas.

-          Memberikan soal-soal tertulis yang dapat dikerjakan oleh siswa di luar kelas/ di PR kan

(takehome examination).

Penerapan keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif dan efisien. Prinsip tersebut adalah prinsip kebermaknaan dan prinsip kesinambunga. Makana dari kedua prinsip tersebut sebagai berikut:

-          Prinsipn kebermaknaan

Setiap kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk membuka dan menutup pelajaran dalam pembelajaran terpadu haruslah memiliki nilai kebermaknaan yang tinggi (meaningfull, terutama bagi seluruh siswa. Kegiatan atau aktivitas tersebut harus relevan dengan tema yang akan dibahas dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Oleh karena itu, bahan ajar dan kegiatan/pengalaman belajar yang ditetapkan harus sesuai dengan karakteristik dan perkembangan siswa.

-          Prinsip kesinambungan dan keutuhan

Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari keseluruhan kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu, bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas berdiri sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya selalu menjaga agar terjadi kesinambungan dan keutuhan dari satu keterampilan mengajar dengan keterampilan mengajar yang lainnya. Dalam hal ini, guru perlu menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat dan sinambung dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas kaitannya antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya.

B. KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

A.     PENGERTIAN

Kegiatan menjelaskan mengandung makna membuat sesuatu menjadi jelas, informasi dijelaskan secara sistematis sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan yang lain, kegiatan menjelaskan harus berpengaruh secara langsung terhadap pemahaman siswa akan tema yang dipelajarinya. Keterempila bertanya merupakan kemampuan guru memperoleh informasi tentang suatu objek yang ditanyakan dan meningkatkan terjadinya interaksi pembelajaran yang efektif.

B.     MANFAAT

Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran terpadu dapat memberi manfaat Diantaranya:

-          Membantu siswa memahami berbagai konsep dari tema yang sedang dipelajari

-          Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah

-          Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan

-          Meningkatkan efekvitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa

-          Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber

-          Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar yang diperlukan

-          Menggunakan waktu secara lebih efektif dan efisien

C.     KOMPONEN-KONPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN

Komponen keterampilan menjelaskan diawali dengan melakukan perencanaan mengenai isi tema pembelajaran terpadu yang akan dijelaskan dan menganalisis karakteristik siswa sebagai pihak yang akan menerima penjelasan. Dalam merencanakan isi tema pembelajaran terpadu ini perlu memperhatikan tiga hal penting berikut ini:

1.       Isi tema yang akan dijelaskan harus dianalisis secara keseluruhan

2.      Isi tema mencerminkan inti atau esensi dari kompetensi dasar dan indicator-indikator pada masing-masing mata pelajaran

3.       Isi tema memiliki signifikan atau memiliki tingkat keberartian yang tinggi bagi siswa

4.       Isi tema mengandung nilai guna bagi kehidupan siswa atau menunjang kecakapn hidup

(life skills)

 

Komponen-komponen keterampilan menjelaskan yang perlu dikuasai guru tersebut diantaranaya:

1.       Kejelasan

Kejelasan ini biasanya menyangkut hal-hal sebagai berikut:

a.       Kelancaran dan kejelasan ucapan dalam berbicara

Kualitas suatu penjelasan biasanya dipengaruhi oleh kelancaran dan kejelasan ucapan guru dalam berbicara di hadapan siswa. Ketidakjelasan ucapan dan pembicaraan yang terlalu cepat juga cenderung mengganggu penjelasan.

b.       Susunan kalimat yang digunakan

Susunan kalimat dengan tata Bahasa yang baku, akan sangant membantu siswa untuk memahami penjelasan yang diberikan.

c.       Pengunaan istilah

Pengunaan istilah-istilah yang sesuai dengan perbendaharaan Bahasa siswa juga sangat berpengaruh pada pemahaman siswa tersebut terhadap penjelasan yang disampaikan guru. Oleh karena itu, jika guru terpaksa menggunakan istilah asing dalam memberikan suatu penjelasan, hendaknya diberi definisi dengan emnggunakan kata-kata atau kalimat yang bisa dipahami oleh siswa.

2.       Penggunaan ilustrasi

Penggunaan contoh dan ilustarsi memiliki peran yang sangat menentukan kualitas suatu penjelasan. Oleh karena itu, diupayakan dalam membarikan penjelasan, guru selalu menggunakan contoh-contoh yang konkret, kalua tidak memungkinkan bisa juga menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang dijelaskan. suatu penjelasan akan lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa jika disertai dengan contoh dan ilustrasi yang tepat. Konsep-konsep yang sulit dan kompleks dapat dipermudah dengan pemberian contoh dan ilustrasi yang diambil dari kehidupan nyata para siswa/ diambil dari hal lain yang kira-kira mudah dipahami oleh siswa.

3.       Pemberian tekanan

Pemahaman siswa terhadap apa yang dijelaskan sering dipengaruhi oleh kekurangmampuan guru dalam menetapkan materi-materi inti dan keterkaitannya dari tema yang dibahas. Untuk menghindari hal tersebut, guru hendaknya memberi penekanan pada inti dari materi yang dijelaskan, keterkaitann satu materi dengan materi lain dalam tema yang mempersatukan, dan membatasi diri dalam menyampaikan hal-hal yang tidak terlalu berkaitan dengan materi inti. Dalam memberikan penekanan terhadap inti dari materi pembelajaran terpadu, guru harus menguasai variasi gaya mengajar (teaching style) dan menguasai stuktur penyajian materi pembelajaran. Variasi gaya mengajar bisa dengan cara mengubah suara ketika mengucapkan butir-butir penting disertai mimic dan gerakan-gerakan anggota badan yang sesuai. Cara lain yang bisa dilakukan dalam memberikan penekanan terhadap inti materi, yaitu dengan cara memberi isyarat-isyarat lisan seperti pertama…., kedua…., ketiga…. Dan seterusnya, atau guru dapat

menggunakan isyarat dengan ungkapan seperti: “perhatikan ini baik-baik!!!”, “yang terpenting adalah….”.

4.       Umpan balik (feedback)

Untuk mengetahui apakah siswa telah memahami apa yang telah dijelaskan, guru perlu memperoleh balikan atau umpan balik dari siswa. Untuk memeproleh balikan tersebut, pada saat memberikan penjelasan, guru hendaknya meluangkan waktu untuk senantiasa mengecek pemahaman para siswa, misalnya dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan mengenai apa yang telah dijelaskan. selain itu, untuk memeperoleh balikan bisa juga dengan cara mengamati ekspresi wajah siswa setelah mendengar penjelasan tersebut.

Apabila balikan dari siswa menunjukkan belum adanya atau masih terdapat materi yang belum dipahami oleh siswa maka guru hendaknya melakukan upaya-upaya untuk mengatasinya disesuaikan dengan permasalahan yang kemungkinan menyebabkan keadaan tersebut. Jika masalahnya berkaitan dengan adanya kelemahan teknik menjelaskan maka guru harus mengubah teknik menjelaskan tersebut, misalnya memberi lebih banyak contoh, meminta siswa mencari contoh sendiri, menggunakan bahan yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan tentang materi yang dipahami oleh siswa.

Dalam menjaring balikan dari siswa, bisa dilakukan juga dengan cara mengidentifikasi sikap dan minat siswa terhadap isi tema yang dijelaskan. penerapan keterampilan dalam pembelajaran terpadu harus mengikuti prinsip-prinsip tertentu agar proses dan hasilnya dapat dicapai secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Prinsip-prinsip sebagai berikut:

1.      Perlu adanya keterkaitan yang erat antara pihak yang memberi penjelasan (guru), pihak yang menerima (siswa), dan materi dalam tema pembelajaran terpadu yang dijelaskan.

2.      Pemberian penjelasan dapat diberikan baik pada awal pembelajaran, pertengahan pembelajaran, maupun akhir pembelajaran.

3.      Penjelasan yang disampaikan oleh guru harus memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi bagi siswa.

4.      Penjelasan pada dasarnya harus disajikan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat oleh guru, namun demikian, tidak menuntut kemungkinan suatu penjelasan diberikan atas dasar kebutuhan yang muncul dari diri siswa melalui pertanyaan- pertanyaan yang memerlukan penjelasan.

D.  KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA

 

Dalam melaksanakan pembelajaran terpadu disekolah dasar perlu lebih sering dimunculkan pertanyaan-pertanyaan untuk merangsang kegiatan siswa yang berkadar aktivitas tinggi. Guru harus menguasai komponen-komponen keterampilan bertanya sebagai berikut:

1.      Pengungkapan pertanyaan yang jelas dan singkat

Pertanyaan yang diajukan guru hendaknya singkat dan jelas sehingga mudah di pahami oleh para siswa. Pertanyaan yang diungkapkan dalam kalimat yang terlalu panjang biasanya akan membingungkan siswa dalam memberikan jawaban. Namun demikian, kualitas jawaban siswa itu sangat tergantung dari kualitas pertanyaan yang diajukan guru.

2.      Pemberian acuan

Pertanyaan yang disampaikan secara langsung tanpa mempertimbangkan pengetahuan siswa, dapat dipastikan jawabannya akan keluar dari konteks yang ditanyakan. Hal tersebut maka sebelum mengajukan suatu pertanyaan sebaiknya guru memberikan acuan mengenai beberapa

informasi yang perlu diketahui siswa, dengan harapan siswa akan mengolah informasi tersebut untuk dapat menjawab pertanyaan guru. Tanpa acuan tersebut,jawaban siswa mungkin akan sangat bervariasi, sedangkan jika terlebih dahulu mengolah acuan yang diberikan atau dengan mempedomani acuan yang diberikan, jawaban siswa akan menjadi lebih terarah.

3.      Pemusatan

Pemusatan dalam keterampilan bertanya dimaksudkan untuk memfokuskan perhatian siswa pada inti materi pembelajaran tertentu yang dipelajari. Pertanyaan yang sempit atau tidak terlalu luas menuntut pemusatan perhatian siswa pada hal-hal yang bersifat khusus yang perlu diperdalam.

4.      Pemindahan giliran dan penyebaran pertanyaan

Pemindahan giliran merupakan salah satu cara dalam keterampilan bertanya yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran terpadu. Selain itu,pemindahan giliran ini dapat meningkatkan interaksi antarsiswa pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah siswa tersebut memberikan tanggapan, guru meminta siswa lain untuk melengkapi jawaban tersebut, begitu seterusnya sampai ditemukan jawaban yang lengkap/ tepat atas pertanyaan tersebut. Dalam hal ini, bukan hanya kualitas jawaban yang diberikan siswa, tetapi yang terpenting, yaitu kemauan dan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan guru dan menanggapi jawaban yang diberikan oleh siswa lainnya.

5.      Pemberian waktu berfikir

Setelah mengajukan suatu pertanyaan, guru perlu memberikan waktu kepada siswa untuk memikirkan jawaban yang tepat atas pertanyaan tersebut, terlebih untuk pertanyaan-pertanyan yang cukup kompleks. Tunggu beberapa saat sebelum guru meminta atau menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab pertanyaan.

6.      Pemberian tuntunan

Upaya yang harus dilakukan guru yaitu, memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan jawaban yang diharapkan. Tuntunan tersebut dapat diberikan antara lain dengan mengungkapkan kembali pertanyaan menggunakan cara lain yang lebih mudah dan sederhana sampai dapat dipahami siswa atau dengan mengajukan pertanyaan lainnya yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan jawabannya.

 

Komponen-komponen keterampilan bertanya yang telah diuraikan di atas baru merupakan komponen keterampilan bertanya dasar. Mencakup hal-hal yang berkaitan dengan perubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak, dan peningkatan terjadinya interaksi.

C. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN DAN VARIASI DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

Keterampilan memberikan penguatan dan mengadakan variasi merupakan dua keterampilan dasar mengajar lainnya yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan pembelajaran terpadu. Kedua keterampilan tersebut apabila dilakukan ddengan baik dan sesuai dengan prosedur pelaksanaannya, akan berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran terpadu.

A.     PENGERTIAN

Penguatan (reinforcement) pada dasarnya merupakan suatu respon yang diberikan oleh guru terhadap perilaku atau perbuatan siswa yang dianggap positif, dan menyebabkan kemungkinan

berulangnya kembali atau meningkatnya perilaku tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran terpadu, pemberian penguatan oleh guru terhadap perilaku siswa mempunyai peran yang sanagt penting dalam meningkatkan keefektifan pembelajaran. Respon positif dari guru terhadap perilaku siswa yang positif akan membuat siswa merasa senang dan cenderung mengulangi bahkan meningkatkan perilaku tersebut. Keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran terpadu berkenaan dengan berubahnya suatu keadaan yang bisa menyebabkan keadaan tersebutmenjadi tidak monoton dan membosankan atau menjenuhkan.

B.     MANFAAT

Anda sudah dapat menebak apa manfaat bagi guru apbila menguasai dengan baik keterampilan memberikan penguatan dan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu.

Secara lebih spesifik manfaat yang dapat diperoleh guru(yang tentu saja akan berakibat kepada hasil belajar siswa) dengan menguasai keterampilan memberikan penguatan dalam pembelajaran terpadu di antaranya untuk:

1.      Membangkitkan dan memelihara perhatian dan motifasi belajar siswa terhadap tema-tema yang disajikan dalam pembelajaran.

2.      Memberikan kemudahan kepada siswa untuk mempelajari isi tema yang dipelajari dan dianggap memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

3.      Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa, serta mendorong munculnya tingkat laku yang positif.

4.      Menumbuhkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya dan keberanian mengungkapkan pendapat sendiri.

5.      Memelihara iklim kelas (classroom climate) yang kondusif.

 

Sedangkan keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran terpadu dapat memberi maanfaat diantaranya untuk:

1.      Menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dan perhatian siswa (attention) terhadap tema pembelajaran yang dibahas, dan keterkaitan-keterkaitan di dalam yang ada dalam tema tersebut.

2.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa ingin tahu (curiosty)

tentang sesuatu yang baru dalam suatu tema yang dipelajarinya.

3.      Memupuk perilaku positif siswa terhadap guru yang telah melakukan proses pembelajaran dengan lebih hidup dan bervariasi.

4.      Menghindarkan siswa dari proses pembelajaran yang membosankan dan monoton

5.      Meningkatkan kadar keaktifan dan keterlibatan siswa dalam berbagai pengalaman pembelajaran yang menarik dan terarah.

6.      Melayani karakteristik siswa dan gaya belajarnya (learning style) yang beraneka ragam.

C.  KOMPONEN PADA KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

 

Keterampilan memberi penguatan bisa dilakukan alam bentuk verbal dan non-verbal. Berikut komponen keterampilan memberi penguatan.

1.      Penguatan verbal (Verbal Reinforcement)

Penguatan verbal merupakan penguatan yang dilakukan secara verbal melalui kata-kata atau kalimat. Penguatan ini merupakan penguatan yang paling sederhana digunakan alam kegiatan pembelajaran terpadu. Dikatakan sederhana karena hanya menggunakan kata-kata atau

kalimat pujian, dukungan, pengakuan, atau dorongan yang dapat menguatkan tingkah laku dan penampilan siswa.

2.      Penguatan Non-Verbal (Non-Verbal Reinforcement)

Penguatan non-verbal dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bisa ditunjukkan dengan cara

a.       Penguatan dengan mimik dan gerakan badan

Pemberian penguatan dengan menggunakan raut wajah atau mimik an gerakan badan bisa ilakukan secara bersama-sama untuk mengkomunikasikan kepuasaan guru terhadap respons siswa. Misalnya guru mengucapkan bagus terhadap respons guru, sambil tersenyum dan mengangkat ibu jari.

b.      Penguatan dengan gerak mendekati

Pemberian penguatan dengan cara ini guru menoba menekati siswa dengan tujuan untuk menunjukkan perhatian dan rasa senang terhaap suatu perilaku, hasil kerja atau sikap dan penampilan siswa.

c.       Penguatan dengan sentuhan

Penguatan dengan sentuhan ini ilakukan untuk menyatakan persetujuan dan penghargaan guru terhaap hasil usaha atau penampilan siswa. Caranya bisa dengan menepuk-nepuk bahu atau puak siswa, dan menjabat tangan siswa dengan antusias.

d.      Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan

Penguatan ini didasarkan pada karakteristik pembelajaran terpadu itu sendiri yang menuntut suatu kegiatan belajar yang menyenangkan atau menggembirakan bukan sebaliknya.

e.       Penguatan dengan simbol dan benda

Penguatan dengan menggunakan suatu simbol atau tanda an bena tertentu, akan memberi warna terseniri dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Biasanya guru sering menggunakan simbol atau tanda ceklis dan tanda tangan sendiri disertai kompetar singkat untuk memberikan pembenaran atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan siswa secara tertulis.

Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu guru hendaknya memperhatikan enam prinsip.

 

a.       Pemberian penguatan harus disertai sikap kehangatan dan keantusiasan dari guru.

b.      Penguatan yang diberikan harus bermakna bagi siswa sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

c.       Penguatan yang diberikan harus menghindari segala jenis respons negatif seperti kata- kata kasar.

d.      Penguatan yang diberikan harus memiliki sasaran yang jelas, apakah ditunjukan kepada siswa tertentu secara pribadi atau kelompok.

e.       Penguatan harus iberikan dengan segera setelah siswa menunjukkan respons yang diharapkan.

f.       Penguatan yang diberikan harus bervariasi, tak sebaliknya. Monoton dan membosankan.

D.  KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

 

Keterampilan mengadakan variasi dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu menyangkut tiga

hal :

 

1.      Variasi dalam gaya mengajar

Gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru yaitu

a.       Penggunaan variasi suara

Penggunaan variasi suara dalam pembelajaran berkaitan dengan perubahan nada suara guru dari keras menjadi lemah, dari tinggi menjadi rencah, dari cepat menjadi lembut, dari gembira menjadi sedih.

b.      Variasi dengan pemusatan perhatian

Cara memusatkan perhatian alam penerapannya bisa ddivariasikan dengan isyarat-isyarat tertentu, seperti sambil menunjuk ke arah gambar yang tergantung di dinding kelas.

c.       Variasi dengan kesenyapan

Menarik perhatian siswa dari kondisi Susan kelas yang agak gaduh menjaddi tenang/senyap.

d.      Variasi dengan kontak pandang

Kontak pandang dalam proses pembelajaran imaksukan untuk meningkatkan intensitas dari interaksi antara guru dengan siswa.

e.       Variasi dengan gerakan badan dan mimik

Pada saat melakukan proses pembelajaran, keluwesan guru dalam bergerak disertai mimik muka yang penuh ekspresi dapat merupakan alat komunikasi yang sangat efektif.

f.       Variasi dengan perubahan posisi guru

Perubahan posisi guru dalam proses pembelajaran digunakan dengan maksud untuk mempertahankan perhatian murid asal dilakukan dengan wajar dan tidak berlebihan.

2). Variasi Dalam Pola Interaksi Pembelajaran

 

Dalam proses pembelajaran, pola interaksi adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru kepada   siswa   dan   terjadinya   hubungan    timbal    balik    antara    guru    dan    siswa    pada saat pembelajaran berlangsung demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Variasi dalam pola interaksi guru-siswa yang bisa dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri atas: pola interaksi satu arah (One way traffic), pola interaksi dua arah (two-way traffic), dan pola interaksi banyak arah (multi-way traffic).

 

a)  Pola intekaksi satu arah

Keberlangsungan komunikasi satu arah biasanya di dominasi oleh guru. Karena proses pembelajaran berlangsung, hanya guru yang berperan aktif yaitu menyampaikan materi pembelajaran sehingga dominasi peran siswa menjadi lebih pasif, siswa mendengarkan dan guru menyampaikan. Metode yang digunakan guru, yaitu metode ceramah atau penuturan.

 

b)   Pola interaksi dua arah

Komunikasi dua arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arus balik dalam komunikasi yaitu datang dari siswa kepada guru, selain dari guru kepada siswa. Komunikasi semacam ini terjadi jika proses pembelajaran dilakukan, misalnya dengan menggunakan metode tanya jawab tidak hanya ceramah saja. Suasana kelas dengan pola komunikasi dua arah jauh lebih hidup dan lebih dinamis dari suasana komunikasi satu arah. Ditandai dengan adanya umpan balik bagi guru meskipun kurang bahkan tidak ada komunikasi antar siswa. Keadaan seperti ini disebut pola guru-siswa-guru dengan komunikasi sebagai interakasi.

 

c)  Pola interaksi banyak arah

Komunikasi banyak arah dalam proses pembelajaran memungkinkan terjadinya arah komunikasi ke segenap penjuru dan masing-masing berlangsung secara timbal balik. Arah komunikasi bisa terjadi dari guru ke siswa, siswa ke siswa dan siswa ke guru. Suasana kelas memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar secara hidup dan dinamis. Untuk meningkatkan keaktifan belajar, pola komunikasi yang diciptakan oleh guru mempunyai arah

banyak. Dengan pola komunikasi banyak arah dapat tercipta suasana kelas yang dapat merangsang kegiatan belajar mengajar secara aktif. Ditandai dengan adanya umpan balik/feedback bagi guru. Komunikasi bukan hanya antara guru dengan siswa, melainkan juga siswa dengan siswa. Keadaan seperti ini disebut pola guru – siswa – siswa dengan komunikasi sebagai interaksi

3) Variasi Dalam Penggunaan Media

Penggunaan media dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu disekolah sangat penting di sekolah dasar. Siswa diharapkan dapat mempelajari secara nyata. Karena itu pembelajaran terpadu harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan siswa dapat belajar secara konkret.

a. Media Visual

visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indera penglihatan semata- mata dari peserta didik, dengan media ini pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik sangat tergantung pada kemampuan penglihatanya,media visual terdiri atas media yang dapat diproyeksikan dan media yang tidak dapat diproyeksikan.

Media visual yang diproyeksikan merupakan media yang menggunakan alat proyektor dimana gambar atau tulisan akan tampak pada layar. Media proyeksi bisa berbentuk gambar diam atau bergerak. Jenis-jenis alat proyeksi yang biasa digunakan diantaranya OHP dan slaid suara. Media visual yang tidak diproyeksikan terdiri atas media diam/mati, beberapa jenis media visual diam/ mati antara lain:

·      Media cetak seperti buku, modul, jurnal, peta, gambar dan poster.

·      Model dan prototipe seperti globe bumi.

·      Media realitas seperti alam sekitar dan sebagainya.

Keuntungan yang diperoleh dengan media gambar diam ini diantaranya :

·      Media ini dapat menerjemahkan ide/gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih konkret.

·      Banyak tersedia dalam buku-buku, majalah, surat kabar, kalender, dan sebagainya.

·      Mudah menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain

·      Tidak mahal, bahkan mungkin tanpa menggunakan biaya untuk pengadaannya

·      Dapat digunakan pada tahap pembelajaran dan semua tema

Kelemahan menggunakan media diam/mati yaitu terkadang ukuran gambar terlalu kecil jika digunakan pada kelas besar. Gambar diam merupakan media dua dimensi dan tidak bisa bergerak.

1.      Media grafis adalah media pandang duadimensi (bukan fotografik) yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan-pesan pembelajaran. Unsur yang terdapat dalam media grafis adalah gambar atau tulisan. Media ini dapat di gunakan untuk mengungkapkan fakta atau gagasan melalui penggunaan kata-kata, angka serta bentuk symbol(lambang).

2.      Media model adalah media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pembelajaran terpadu dikelas awal seolah dasar, media ini merupakan tiruan dari beberapa objek nyata, seperti objek yang terlalu besar, objek yang terlalu jauh, objek yang terlalu kecil, objek yang terlalu mahal, objek yang jarang ditemukan, atau objek yang terlalu rumit untuk dibawa kedalam kelas dan sulit dipelajari wujud aslinya. Jenis media model diantaranya : model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up dan diorama.

3.      Media realia merupakan alat bantu visual dalam pembelajaran yang berfungsi memberikan pengalaman langsung (direct experience) kepada siswa. Realia ini merupakan model nyata dari suatu benda, seperti mata uang, tumbuhan, binatang, dan sebagainya.

b.Media Audio

Audio adalah jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan hanya melibatkan indera pendengaran peserta didik. Pesan dan informasi yang diterimanya berupa pesan

 

verbal seperti bahasa lisan, kata-kata dan lainya. Sedangkan pesan nonverbal adalah dalam bentuk bunyi-bunyian, musik, bunyi tiruan dan sebagainya. Media audio dapat mempengaruhi emosi dan mengembangkan imajinasi, ada beberapa jenis media audio antara lain, Radio, kased-audio, alat perekam, piringan hitam, kaset, CD, DVD, MP3 dan Audio Digital (WAV).

Terdapat beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan apabila anda akan menggunakan media audio disekolah :

1.      Media ini hanya mampu melayani secara baik siswa yang sudah memiliki kemampuan dalam berpikir abstrak, penggunaan media audio ini perlu adanya upaya modifikasi disesuaikan dengan kemampuan siswa.

2.      Media ini memerlukan pemusatan perhatian yang lebih tinggi dibandingkan media lainnya.

3.      Sifatnya yang auditif.

C. Media audio-Visual

Audio-Visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam suatu kegiatan atau proses. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran contohnya film, vidio, program TV, dan lain- lain.

BAB III KESIMPULAN

Ketrampilan dasar mengajar pembelajaran terpadu bagi guru diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Ketrampilan dasar juga merupakan syarat mutlak agar guru bisa mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran. Salah satunya yaitu variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.

Variasi mengajar sangat berperan penting dalam proses pembelajaran yang bertujuan meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses belajar mengajar, memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi, membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah, memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual, mendorong anak didik untuk belajar, memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran, dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya.

Beberapa prinsip dalam menggunakan variasi dalam mengajar dilakukan agar mendukung pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Komponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajar, variasi pola interaksi, dan variasi dalam kegiatan pembelajaran mutlak dikuasai oleh guru guna memberikan semangat belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu pertemuan di kelas. Adapun kendala yang dialami guru dalam mengadakan variasi pembelajaran anatara lain dalam penggunaan fasilitas, sarana dan prasarana, kurang memotivasi siswa, kurang memperhatikan siswa, kurang memanfaatkan model dan media.

0 comments:

Post a Comment