Monday 23 May 2022

PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

0 comments

 

­­TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

PEMBELAJARAN PKN DI SD (PDGK4201)

MODUL 12

PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP DAN PRINSIP PENILAIAN PKN SD/MI

KEGIATAN BELAJAR 2

BERBAGAI ALAT PENILAIAN DALAM PKN SD/MI

KEGIATAN BELAJAR 3

MODEL-MODEL ALAT PENILAIAN PKN SD/MI

KEGIATAN BELAJAR 4

PENGGUNAAN MODEL ALAT PENILAIAN PKN SD/MI BERBASIS PORTOFOLIO

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.1

Latar Belakang

 

Pendidikan kewarganegaraan (PKN) sebagai salah satu bidang kajian (undang-undang sistem pendidikan No 20 tahun 2003) dan program studi, yang fungsi dan perannya, antara lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik dan pendidikan kewarganegaraan.

 

Pendidikan kewarganegaraan sebagaimana diketahui sejak diberlakukan melalui kurikulum kesolah tahun 1975 adalah matapelajaran yang berdiri sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga negara yang baik.

 

Penilaian mempunyai kedudukan yang strategis untuk mengetahui sampai sejauh mana seseorang mencapai kompetensi dan indikator yang diharapkan. Peserta didik ingin mengetahui sampai sejauh mana anaknya mengalami mengalami kemajuan sebagai proses hasil pembelajaran.

 

Dalam dunia pendidikan, penilaian merupakan suatu kegiatan yang amat strategis. Hal ini dikarenakan penilaian akan menentukan nasib bangsa dan anak didik kita. Prosedur dan pelaksanaan penilaian yang dilakukan dengan tidak mengindahkan norma-norma acuanya akan berakibat fatal bagi nasib anak didik kita. Penilaian pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan terhadap keberhasilan anak didik, apakah anak didik dapat dinyatakan berhasil atau gagal dalam menguasai keterampilan tertentu.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1

2.1

Konsep dan Prinsip Penilaian PKn SD/MI

 

Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek. Dalam penilaian ada 4 unsur pokok, yaitu :

 

1.

Objek yang akan dinilai;

 

2.

Kriteria sebagai tolak ukur;

 

3.

Data tentang objek yang dinilai;

 

4.

Pertimbangan keputusan (judgment)

 

Dengan demikian proses penilaian, meliputi menentukan objek yang akan dinilai, membuat/menentukan kriteria ukuran, mengumpulkan data baik melalui tes maupun non-tes, dan membuat keputusan.

 

Penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran dan tes merupakan salah satu alat bentuk dari pengukuran. Pengukuran lebih membatasi kepada gambarana yang bersifat kuantitatif (berupa angka-angka) tentang kemajuan belajar siswa (learning progress), sedangkan penilaian bersifat kualitatif.

 

Secara prinsip, penilaian dalam PKn tidak berbeda dengan penilaian dalam mata pelajaran lainnya, hanya yang berbeda tekanannya, di mana penilaian dalam mata pelajaran PKn lebih menekankan pada aspek afektif.

 

Jarolimek dan W.C. Parker (1993) menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, penilaian yang dilakukan guru bertujuan untuk ,

 

1.

membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran (aspek-aspek belajar yang penting) bagi peserta didik;

 

2.

mengingormasikan kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajara;

 

3.

menginformasikan peserta didik bagaimana meningkatkan proses dan hasil belajarannya;

 

4.

bahan informasi esensial kepada orang tua dan masyarakat mengenai efektivitas program sekolah.

 

Dalam kaitan ini, penilaian formatif sangat ditekankan. Penilaian formatif merupakan bagian esensial dan proses pembelajaran. Dengan kata lain penilaian formatif mempertemukan antara dimensi tujuan, prosedur, dan penilaian pembelajaran.

 

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk mengambil suatu keputusan yang didasarkan atas data yang telah disusun secara sistematis.

 

 

KEGIATAN BELAJAR 2

2.2

Berbagai Alat Penilaian dalam PKn SD/MI

 

Penilaian merupakan bagian yang integral dalam keseluruhan proses belajar mengajar, ia merupakan subsistemnya. Sebagai subsistem dalam kegiatan pembelajaran, kegiatan penilaian harus mampu memberikan informasi yang membantu guru meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu siswa mencapai perkembangan pendidikannya secara optimal.

 

Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar menentukan nilai dapat diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari penilaian itu sendiri. Secara umum, cara-cara mengumpulkan data yang dianggap sahih adalah melalui teknik tes atau teknik bukan tes.

 

Pada konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kedudukan, fungsi, dan peranan penilaian dalam pembelajaran tidak mengalami perubahan. Hanya saja orientasi dan objek penilaian yang mengalami sedikit perubahan yang membedakan dengan penilaian pada kurikulum sebelumnya.

 

Orientasi penilaian dalam KBK lebih ditekankan kepada penilaian berbasis kelas, yaitu menilai semua aktivitas yang terjadi di kelas baik proses maupun hasilnya. Sedangkan yang menjadi objek penilaiannya didasarkan kepada kompetensi apa yang diharapkan pada setiap level dan kecakapan hidup (life skills) yang diperlukan oleh setiap siswa.

 

Penilaian kelas merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik.

 

Penilaian kelas mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar yang dikemukakan melalui pertanyaan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan pelaporan.

 

Penilaian kelas menggunakan arti penilaian sebagai assesment, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

 

Pengumpulan informasi dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus untuk penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non-tes atau terintegrasi dalam seluruh kegiatan belajar mengajar (di awal, tengah, dan akhir).

 

Secara umum penilaian kelas bertujuan untuk memberikan penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa serta memperbaiki program dan kegiatan pembelajaran. Secara terperinci tujuan penilaian kelas adalah untuk memberikan :

 

1)

informasi tentang kemajuan hasil belajar;

 

2)

informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih lanjut;

 

3)

informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa;

 

4)

motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang kemajuannya;

 

5)

informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan membantu pertumbuhannya secra efektif;

 

6)

bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai minat, keterampilan dan kemampuannya.

 

Sebagaimana penilaian pada umumnya, secara umum prinsip-prinsip penilaian kelas adalah sebagai berikut.

 

1.

Valid; penilaian kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat yang dapat dipercaya, tepat atau sahih.

 

2.

Mendidik; penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa.

 

3.

Berorientasi pada kompetensi; penilaian harus menilai pencapaian kompetensi dasar yang dimaksud dalam kurikulum.

 

4.

Adil dan objektif; penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar belakang siswa yang tidak berkaidang dengan pencapaian hasil belajar.

 

5.

Terbuka; kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

 

6.

Berkesinambungan; penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus, dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar siswa.

 

7.

Menyeluruh; penilaian terhadap hasil belajar siswa, meliputi aspek pengetahuan, sikap dan nilai, serta keterampilan.

 

8.

Bermakna; hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat, dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

 

Penilaian dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi dilakukan melalui penilaian berbasis kelas. Penialan berbasis kelas pada mata pelajaran Pendidikan Kearganegaraan, ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai meliputi 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor.

A.

Tes Tertulis

 

Penilaian bentuk tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang bersifat kompleks. Penilaian dapat lebih bersifat objektif karena tulisan merupakan bukti otentik yang dapat dijamin akuntabilitasnya.

 

Dalam ujian tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk esai, objektif, atau gabungan di antara keduanya. Tes tertulis terdiri atas uraian terbatas dan bebas, Nitko (1996) mengatakan bahwa,

 

Tes uraian terbatas tepat dipergunakan untuk menilai hasil belajar kompleks yang berupa kemampuan-kemampuan. Misalnya menjelaskan hubungan sebab akibat, merumuskan kesimpulan secara tepat, dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa untuk melengkapi jawabannya.

 

Tes uraian bebas tepat dipergunakan untuk menilai hasil belajar yang bersifat kompleks yang berupa kemampuan-kemampua, menghasilkan, menyusun, dan menyatakan ide-ide.

 

Tes tertulis yang lainnya adalah berupa tes tertulis objektif yang terdiri atas pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, dan isian singkat.

 

Tes objektif tepat digunakan untuk menilai hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan mengingat dan mengenal kembali fakta-fakta, memahami antara dua hal atau lebih, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip.

 

Kriteria tes objektif yang baik harus memiliki dan memenuhi syarat-syarat seperti berikut.

 

1.

Memiliki validitas yang tinggi, artinya mampu mengungkapkan aspek hasil belajar tertentu secara tepat.

 

2.

Memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya mampu memberikan gambaran yang relatih tetap dan konsisten tentang kemampuan yang dimiliki seorang peserta didik.

 

3.

Tiap butir soal memiliki daya pembeda yang memadai, artinya setiap butir dalam tes itu dapat membedakan peserta didik yang belajar/menguasai bahan dan peserta didik yang kurang menguasai bahan.

 

4.

Tingkat kesukaran tes berdasarkan kelompok yang akan dites, kira-kira 30% mudah, 50% mudah, 20% sukar.

 

5.

Mudah diadministrasikan, artinya tes tersebut memiliki petunjuk tentang bagaimana cara pelaksanaannya, cara mengerjakannya, dan cara mengoreksinya.

 

6.

Memiliki norma atau patokan penafsiran data. Apakah norma mutlak (ditetnukan sebelum ada skor) ataukah norma relatif (ditentukan setelah pemberian skor).

B.

Tes Perbuatan (Performance Treat)

 

Penilaian tindakan yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk kepetingan mengumpulkan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku yang diharapkan muncul dari dalam diri siswa, alat yag digunakan adalah lembar pengamatan.

 

Tes perbuatan ini tepat dipergunakan untuk menilai perilaku seseorang atau sekelompok orang. Penilaian pada tes perbuatan ini seyogianya dilakukan sejak persiapan, proses sampai pada produk.

 

 

C.

Tes Lisan

 

Penilaian berbentuk lisan digunakan untuk menilai hasil belajar dalam bentuk kemampuan mengungkapkan ide-ide dan pendapat secara lisan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal tes lisan adalah sebagai berikut :

 

·          

Buat format soal  dengan beberapa kemungkinan jawaban serta bobot skornya.

 

·          

Siapkan beberapa format soal yang paralel untuk beberapa orang siswa.

 

·          

Untuk memenuhi persyaratan parallel maka setiap format soal harus memiliki isi, derajat kesukaran, dan waktu untuk menjawab yang sama.

 

 

 

D.

Penilaian Non Tes

 

Beberapa teknik non-tes dapat dipergunakan oleh para guru agar dapat melakukan penilaian lebih objektif dan adil.

 

Teknik dan alat non tes, antara lain :

 

1.

Observasi

 

 

Teknik ini baik untuk menilai hasil belajar aspek psikomotor, misalnya dalam praktek keterampilan, diskusi, bermain, atletik, dan lain-lain. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya :

 

 

a.

dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya;

 

 

b.

menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala, atau model-model pencatatan lainnya;

 

 

c.

pencatatan dilakukan selekas mungkin tanpa diketahui oleh peserta didik yang diobservasi;

 

 

d.

kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan seluruhnya.

 

 

 

 

 

2.

Kuesioner

 

 

Teknik ini digunakan untuk menilai hal-hal yang bersifat umum dikalangan peserta didik. Antara lain: identitas peserta didik selengkapnya, keadaan sosial ekonomi orang tuanya, minat-minatnya, pendapatnya dalam beberapa hal, dan untuk melihat kecenderungan peserta didik pada suatu saat.

 

 

Agar lebih efektif teknik angket ini hendaknya :

 

 

a.

dilaksanakan dengan tujuan yang jelas;

 

 

b.

isinya tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan;

 

 

c.

bahasanya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan peserta didik;

 

 

d.

penarikan kesimpulan harus hati-hati, apabila perlu dengan pengecekan terlebih dahulu.

 

 

 

 

 

3.

Wawancara

 

 

Wawancara tidak berbeda jauh dengan angket. Hanya di sini pertanyaan dijawab langsung oleh peserta didik yang bersangkutan sehingga terjadi hubungan timbal balik.

 

 

Perbedaan wawancara dengan ujian lisan terletak pada jawaban yang diinginkan. Pada ujian lisan, informasi yang digali adalah kemampuan dalam bidang yang diujikan, lalu dinyatakan benar atau salah atau keputusan lulus dan tidak lulus. Sedang pada wawancara, informasi yang digali meliputi berbagai aspek yang menggambarkan keadaan siswa saat itu.

 

 

 

 

4.

Daftar Cek

 

 

Daftar cek lebih menunjukkan sebagai alat dari pada sebagai teknik penilaian, juga dapat digunakan dalam observasi, wawancara maupun dalam angket. Daftar aktivitas, sifat-sifat masalah dan jenis kesukaan.

 

 

Kegunaannya untuk menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur, komponen, trait, karakteristik atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas atau satu komponen yang kompleks.

 

 

Daftar cek makin besar manfaatnya bila disusun dengan komponen yang lengkap dan utuh, baik komponen yang penting maupun yang remeh (trivial).

 

 

 

 

5.

Skala Pilihan

 

 

Skala pilihan (rating scales) sifatnya hampir sama dengan daftar cek. Pada daftar cek hanya ada 2 alternatif (ya atau tidak, memberi tanda atau mengosongkan), sedang pada skala disediakan 3, 4, atau 5 pilihan. Skala pilihan dapat digunakan untuk : observasi, wawancara, angket, juga untuk mengukur sikap, kebiasaan ataupun minat.

 

 

 

 

6.

Studi Kasus

 

 

Studi kasus kadang-kadang diperlukan untuk mempelajari peserta didik yang bertingkah laku ekstrim. Dilakukan oleh staf Bimbingan Konseling (BK) dan hasilnya dirapatkan di antara staf sekolah.

 

 

 

 

7.

Portofolio

 

 

Pendekatan penilaian portofolio berbeda dengan pendekatan penilaian yang lain. Portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja.

 

 

Menurut Popham (1994) secara operasional, penilaian portofolio merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

 

 

Sistem penilaian ini sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai kebutuhan (need), minat (interest), kemampuan akademik (abilites), dan karakteristik peserta didik secara individual.

 

 

 

Pertimbangan dalam menentukan jenis alat penilaian (Wyan Wida, 1984:18), yaitu:

 

 

a.

Aspek kemampuan yang akan dinilai, seperti kognitif, afektif, dan psikomotor.

 

 

b.

Sifat bahan yang akan kita sajikan.

 

 

c.

Besar kecilnya kelompok yang akan diuji.

 

 

d.

Frekuensi penggunaan alat latihan

 

 

e.

Kesempatan guru untuk koreksi

 

 

 

KEGIATAN BELAJAR 3

2.3

Model-Model Alat Penilaian PKn SD/MI

A.

Pengembangan Alat Penilaian PKn SD/MI

 

Dalam mengembangkan berbagai alat penilaian dalam mata pelajaran PKn berbasis kompetensi ada sejumlah langkah yang harus dicermati oleh para pengembang soal. Langkah-langkah tersebut meliputi berikut ini

 

1.

Menyusun spesifikasi tes

 

 

a.

Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur.

 

 

b.

Menyusun kisi-kisi tes.

 

2.

Menulis soal tes (mengacu pada kisi-kisi dan sesuai indikator dan bentuk tes).

 

3.

Menelaah soal tes (diakukan oleh teman sejawat, yang meliputi materi konstruksi dan bahasa).

 

4.

Melakukan uji coba tes.

 

5.

Menganalisis butir soal.

 

6.

Memperbaiki soal tes.

 

7.

Merakit soal.

 

8.

Melaksanakan tes.

 

9.

Mengalalsis hasil tes.

 

 

 

B.

Model-Model Alat Penilaian PKn SD/MI

 

Berikut ini kaidah-kaidah pengembangan soal pilihan ganda, yang dikutip dari Buku Pedoman Penyusunan Tes Prestasi Belajar (1987:22) :

 

1.

Pokok soal yang merupakan permasalahan yang akan ditanyakan kepada peserta didik harus dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak membingungkan peserta didik.

 

2.

Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan pernyataan yang diperlukan saja, jadi jangan bertele-tele.

 

3.

Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang paling benar.

 

4.

Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang bersifat negatif.

 

5.

Alternatif jawaban sebaiknya logis dan pengecoh harus berfungsi (menarik).

 

6.

Diusahakan agar tidak ada petunjuk untuk jawaban yang benar.

 

7.

Diusahakan untuk mencegah penggunaan option yang terakhir berbunyi “semua jawaban di atas benar” atau “semua jawaban di atas salah”.

 

8.

Diusahakan agar alternatif jawaban homogen, baik dari segi ini/materi maupun panjang pendeknya pernyataan.

 

9.

Apabila alternatif jawaban berbentuk angka, susunlah secara berurutan mulai angka yang terkecil di atas dan yang terbesar di bawah.

 

10.

Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atas kata-kata bersifat tidak tentu, seperti kebanyakan, sering kali, kadang-kadang, pada umumnya.

 

11.

Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung dari jawaban butir soal yang lain.

 

12.

Dalam merakit soal diusahakan agar jawaban yang benar, kunci jawaban letaknya menyebar di antara A, B, C, dan D.

 

Contoh soal pilihan ganda untuk mata pelajaran PKn

 

A.

Bentuk soal pilihan Ganda

 

 

1.

Hal yang dijadikan “titik tolak” dalam pengembangan materi PKn adalah ....

 

 

 

A.

Pancasila

 

 

 

B.

UUD 1945

 

 

 

C.

TAP MPR

 

 

 

D.

Lingkungan Kehidupan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B.

Bentuk hubungan antarhal

 

 

1.

UUD 1945 pada awal ditetapkannya memiliki sifat sementara

 

 

 

sebab

 

 

 

Salah satu pasal UUD 1945 menyatakan bahwa sesudah terbentuknya MPR majelis akan bersidang untuk menetapkan UUD

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C.

Bentuk soal pilihan ganda kompleks

 

 

 

A.

Jikat (1), (2), dan (3) benar

 

 

 

B.

Jika (1) dan (3) benar

 

 

 

C.

Jika (2) dan (4) benar

 

 

 

D.

Jika hanya (4) yang benar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.

Tokoh-tokoh yang mendatangi naskah Piagam Jakarta adalah ....

 

 

 

(1)

K.H. Agus Salim

 

 

 

(2)

Achmad Subardjo

 

 

 

(3)

Abdul Kahar Muzakir

 

 

 

(4)

A.G. Pringgodigdo

 

Selanjutnya, dijelaskan beberapa persyaratan dalam mengembangkan soal bentuk uraian (1987: 29-36), yaitu sebagai berikut

 

1.

Lebih baik meggunakan soal butir-butir uraian dalam jumlah yang banyak, tetapi jawaban ayng diminta cukup singkat dan supel.

 

2.

Soal yang tidak menghendaki jawaban yang terlalu panjang akan memberikan berbagai keuntungan.

 

3.

Rumusan kalimat atau pernyataan disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa , termasuk dari segi baahasa harus mudah dimengerti oleh siswa.

 

4.

Semua siswa diminta menjawab soal yang sama sehingga hasil atau informasi yang diperoleh akan dapat menggambarkan kemampuan siswa yang sesungguhnya.

 

5.

Jumlah soal yang dikembangkan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.

 

6.

Kalimat yang digunakan dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan ide-ide dan daya nular.

 

Untuk mengembangkan model penilaian non-tes dapat dilihat contoh-contoh pengembangan model di bawah ini.

 

1.

Model Penilaian Perbuatan

 

 

Format pengamatan tes perbuatan sebagaimana tabel di bawah ini:

 

 

No.

Nama Siswa

Aspek yang Dinilai

Jumlah Skor

Rata-rata Skor

 

 

Persiapan

Pelaksanaan

Hasil

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Model Penilaian Skala Sikap

 

 

Contoh alat penilaian non-tes bentuk skala sikap.

 

 

No.

Pernyataan

SS

TS

N

TS

STS

 

 

1.

Berbohong demi keselamatan orang lain

 

 

 

 

 

 

 

2.

Mencuri untuk membeli obat guna

 

 

 

 

 

 

 

3.

Menyontek saat ulangan karena kepepet waktu

 

 

 

 

 

 

 

4.

Tidak melaksanakan keputusan rapat karena bukan usulannya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Keterangan

 

 

SS

=

Sangat Setuju (bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau negatif)

 

 

S

=

Setuju (skor 4 kalau pernyataan positif dan 1 kalau negatif)

 

 

N

=

Tidak Berpendapat/Netral (skor 3)

 

 

TS

=

Tidak Setuju (bobot skor 2 kalau pernyataan positif dan 4 kalau negatif)

 

 

STS

=

Sangat Tidak Setuju (bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau negatif)

 

 

 

 

3.

Model Penilaian Daftar Cek

 

 

Contoh bentuk daftar cek (√)

 

 

No.

Pernyataan

Ya

Tidak

 

 

1.

Selalu hadir di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai

 

 

 

 

2.

Mengucapkan salam pada guru dan siapa pun yang dijumpainya

 

 

 

 

3.

Mengerjakan PR dengan baik dan benar

 

 

 

 

 

 

 

 

C.

Model Penialaian Catatan Anekdot

 

Yaitu penialan berupa catatan-catatan kejadian khusus yang dapat dipergunakan untuk melihat perkembangan individu atau kelompok siswa. Dengan catatan tersebut guru dapat melakukan tindak lanjut, apa yang sedang terjadi dan sekaligus dijadikan solusinya.

 

 

D.

Model Penilaian Daftar Cocok

 

Yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan tentang suatu permasalahan yang berkaitan dengan pokok bahasan/subpokok bahawan yang disampaiakan pada siswa. Pernyataan-pernyataan ini hendaknya bersifat singkat, tetapi jelas.

 

E.

Model Penilaian Skala Bertingkat (Numerical Rating Scale)

 

Yaitu alat penilaian non-test untuk mengukur karakteristik tertentu sebagaimana diharapkan muncul dalam diri siswa.

 

Kaidah-kaidah yang harus diperhatikan dan dicermati oleh pengembang alat penilaian menurut  Asmawi Zainul (1993:76):

 

1.

Jumlah pertanyaan atau pernyataan haruslah terbatas, tetapi tetap dapat memberi gambaran yang utuh dari keseluruhan hal yang diukur.

 

2.

Anga untuk perangkat rating scale haruslah mempunyai arti yang sama.

 

3.

Jumlah kategori angka yang digunakan supaya diusahakan cukup bermakna, tetapi tidak terlalu renik sehingga tidak jelas lagi perbedaan arti satu angka dengan angka lainnya. Sebagai patokan jangan lebih dari 7 kategori.

 

4.

Setiap pernyataan atau pertanyaan hendaknya hanya mengukur satu karakteristik atau satu komponen.

 

5.

Apabila digunakan untuk mengukur suatu prosedur, sebaiknya pertanyaan atau pernyataan disusun secara urut berdasarkan urutan pelaksanaan prosedur.

 

6.

Apabila digunakan untuk mengukur suatu hasil, sebaiknya pertanyaan atau pernyataan disusun secara urut dari yang termudah ke yang lebih sukar.

 

 

 

F.

Model Penilaian Sosiometri

 

Alat penilaian non-tes yang bertujuan untuk melihat sampai sejauh mana sikap sosial siswa di kelas, terutama terhadap teman-temannya dinamakan sosiometri. Sosiometri adalah suatu teknik untuk mendapatkan informasi tentang struktur hubungan sosial anggota kelompok dalam suatu kelompok formal atau non-formal.

 

 

 

G.

Model Penilaian Pedoman Wawancara (Interview)

 

Yaitu teknik penilian dengan cara mengumpulkan data akan kemajuan belajar siswa yang akan dilakukan secara lisan.

 

Wayan Wida (1984: 18) mengemukakan pertimbangan-pertimbangan dlam menentukan jenis alat penilaian, yaitu sebagai berikut:

 

1.

Aspek kemampuan yang akan dinilai, seperti kognitif, afektif, dan psikomotor.

 

2.

Sifat bahan yang akan kita sajikan.

 

3.

Besar kecilnya kelompok yang akan diuji.

 

4.

Frekuensi penggunaan alat latihan

 

5.

Kesempatan guru untuk koreksi

 

 

 

H.

Model Penilaian Daftar Baik Buruk

 

Yaitu penilaian terhadap suatu sikap dengan memberikan tanggapan baik atau buruk.

 

Contoh penilaiannya:

 

 

No.

Butir pernyataan

Penilaian Saya

 

 

Baik

Buruk

 

 

1.

Menunda sembahyang karena sedang belajar

 

 

 

 

2.

Memberi Sedekah kalau dapat rejeki

 

 

 

 

3.

Selalu memberi salam pada orang tua apabila akan keluar/masuk rumah

 

 

 

 

 

I.

Model Penilaian Daftar Tingkat Urutan

 

Yaitu penilaian penialaian terhadap poin-poin yang akan diberi nilai tertentu dengan mengurutkan pertanyaan terlebih dahulu kemudian menyertai alasan.

 

 

No.

Butir-butir Pernyataan

Nomor Urut

Alasan

 

 

1.

Berhenti berjalan saat di halaman sedang upacara kenaikan bendera

 

 

 

 

2.

Lebih baik naik becak daripada naik motor tanpa helm

 

 

 

 

3.

Tidak jadi membeli rokok dan uangnya dibelikan lambang Garuda untuk di kelas saya

 

 

 

 

 

KEGIATAN BELAJAR 4

2.4

Penggunaan Model Alat Penilaian PKn SD/MI Berbasis Portofolio

 

Portofolio, berasal dari bahasa inggri portfolio, berarti kumpulan hasil karya siswa yang menyajikan kemajuan, pencapaian, dan prestasi masing-masing siswwa yang mencakup: partisipasi siswa dalam memilih muatan portofolio, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan fakta-fakta yang menggambarkan diri para siswa.

 

Azis Wahab (1999:2) mendefinisikan portofolio penilaian “Sebagai sebuah laporan tentang proses belajar siswa; sebuah kumpulan hasil kerja siswa yang menunjukkan kepada siswa atau orang lain tentang hasil kerja siswa yang telah dicapai dalam satu atau lebih bidang”.

 

Menurut Nuryani Rustaman (2002:3) konteks assesment berkenaan dengan portofolio, meliputi berikut ini.

 

1.

Tujuan (dokumen peningkatan/kemajuan peserta didik selama satu kurun waktu tertentu) adalah sebagai berikut.

 

 

a.

Hakikat Hasil Belajar : pengetahuan, penalaran, keterampilan, produk, dan afektif.

 

 

b.

Fokus Bukti: menunjukkan perubahan perfomance/kinerja dari waktu ke waktu.

 

 

c.

Rentang Waktu: apabila kemajuan peserta didik menjadi fokus perlu ada pembatasan waktu (satu bulan atau satu semester).

 

 

d.

Hakikat Bukti: jenis bukti apa yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan peserta didik (tes, sampel pekerjaan, hasil observasi).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2.

Peran penilaian dalam pembelajaran portofolio adalah sebagai berikut.

 

 

a.

Pemantapan kembali penanaman nilai (proses reeduksi) dalam penguasaan bahan pelajaran yang belum dipahami dengan baik.

 

 

b.

Penilaian jati diri (self evaluation) kehidupan serta lingkungannya.

 

 

c.

Penilaian formal peringkat penguasaan dan keberhasilan belajar sehingga secara formal dan administratif mendapatkan gambara, baik secara individual, kelas, sekolah maupun secara umum.

 

 

d.

Momentum dan media untuk mendapatkan umpan balik pengajaran secara baik keseluruhan maupun setiap komponennya.

 

3.

Tujuan penilaan portofolio di kelas, yaitu:

 

 

a.

Menghargai perkembangan yang terjadi pada diri siswa.

 

 

b.

Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa.

 

 

c.

Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung.

 

 

d.

Merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan melakukan eksperimentasi.

 

 

e.

Meningkatkan efektivitas proses pengajaran.

 

 

f.

Bertukar informasi dengan orang tua/wali siswa dan guru lain.

 

 

g.

Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa.

 

 

h.

Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri.

 

 

i.

Membantu siswa dalam merumuskan tujuan.

 

 

 

 

 

4.

Prinsip penilaian portofolio

 

 

Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan menurut Sumarna dan Muhamad Hatta (2004: 71)

 

 

a.

Saling percaya

 

 

b.

Kerahasian bersama

 

 

c.

Milik bersama

 

 

d.

Kepuasan

 

 

e.

Kesesuaian

 

 

f.

Proses dan hasil

 

 

 

 

 

5.

Karakteristik penilaian portofolio

 

 

Penilaian portofolio mempunyai karakteristik menurut Sumarna dan Muhamad Hatta (2004: 81)

 

 

a.

Multisumber

 

 

b.

Authentic

 

 

c.

Dinamis

 

 

d.

Eksplisit

 

 

e.

Integrasi

 

 

f.

Kepemilikan

 

 

g.

Beragam tujuan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Portofolio dalam fungsinya sebagai alat penilaian mempunyai kelebihan dan kelemahan.

 

1.

Kelebihan

 

 

a.

Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik.

 

 

b.

Memungkinkan pendidik menilai keterampilan peserta didik.

 

 

c.

Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, atau sebaliknya

 

 

d.

Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan di mana pendidik harus membantu

 

 

e.

Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelekstual

 

 

f.

Menunjukkan prestasi pendidik harus membantu

 

 

g.

Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan intelekstual

 

 

h.

Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi siswa

 

 

 

 

 

2.

Kelemahan

 

 

a.

Memerlukan waktu yang lama.

 

 

b.

Pendidikan harus tekun, sabar, dan terampil.

 

 

c.

Tidak ada criteria yang standar.

 

 

 

 

Pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan oleh guru untuk melaksanakan penilaian atau assesment portofolio.

 

1.

Hargai kepemilikan siswa terhadap hasil karyanya.

 

2.

Peserta didik dan pendidik berkolaborasi dalam konteks kelas yang mendukung minat peserta didik.

 

3.

Undanglah orang tua juga terlibat dalam proses potofolio.

 

4.

Upayakan ada kegiatan diskusi.

 

5.

Diskusikan unsur-unsur lain yang mungkin ditampilkan dalam hasil karyanya.

 

6.

Hendaknya peserta didik dibantu dalam menunjukkan hasil karyanya.

 

7.

Meminta alasan peserta didik mengapa memilih hasil karyanya untuk ditunjukkan.

 

8.

Memperbarui portofolio secara berkala.

 

 

 

 

Adapun koleksi data pada penilaian portofolio adalah sebagai berikut.

 

1.

Pengumpulan data oleh peserta didik, meliputi:

 

 

a.

Learning log (jurnal atau catatan pribadi)

 

 

b.

Pemetaan konsep

 

 

c.

Bermain peran

 

 

d.

Self-assessment (pastiripasi peserta didik)

 

2.

Pengumpulan data oleh pendidik, meliputi:

 

 

a.

Anecdotal notes (catatan kejadian spontan)

 

 

b.

Pemberian skor peta konsep

 

 

c.

Feedback (komentak atau umpan balik)

 

 

 

 

Perbedaan Tes dan Portofolio

 

No.

Tes

Portofolio

 

1.

Menilai siswa berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas

Menilai siswa berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang berkaitan dengan kinerja yang dinilai

 

2.

Ang menilai hanya guru berdasarkan masukan yang terbatas

Siswa turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam penyelesaian berbagai tugas dan perkembangan yang berlangsung selama proses pembelajaran

 

3.

Menilai semua siswa dengan menggunakan satu kriteria

Menilai setiap siswa berdasarkan pencapaian masing-masing

 

4.

Proses penilaian tidak kolaboratif

Proses penilaian kolaboratif

 

5.

Penilaian diri oleh siswa bukan merupakan sesuatu tujuan

Siswa menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan

 

6.

Yang dijadikan perhatian hanya pencapaian (produk)

Yang dijadikan perhatian meliputi proses dalam bentuk usaha, kemajuan, dan pencapaian

 

7.

Terpisah antara kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajran

Terkait erat kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran.

 

 

 

 

 

a.

Format penilaian portofolio

 

 

Format penilaian meliputi aspek-aspek apa saja yang dinilai serta beberapa persen bobot nilai yang diberikan kepada setiap aspek.

 

 

Contoh:

 

 

Kriteria Penilaian Portofolio

 

 

Bentuk Perilaku

Melaporkan tepat pada waktunya 10%

Sistematika laporan sesuai (10%)

Substansi materi sesuai indikator 30%

Bisa dipertanggung-jawabakan 40%

Memenuhi unsur etika dan estetika 10%

 

 

Siswa

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

b.

Pengamatan dan penilaian portofolio

 

 

Pengamatan atau observasi dilakukan kepada siswa, terutama saat proses penyusunan portofolio berlangsung, misalnya pada:

 

 

1)

Proses Penyeleksian

 

 

 

Karena rancangan seleksi portofolio menggambarkan proses penyusunan (konstruksi) portofolio, meliputi

 

 

 

a)

Siapa yang memeutuskan apa yang hendak dimasukkan ke dalam portofolio?

 

 

 

b)

Hasil karya yang mana yang bersifat wajib dan mana yang pilihan?

 

 

 

c)

Siapa yang menyeleksi?

 

 

 

d)

Kapan, berapa sering, dan siapa yang mengkaji ulang portofolio?

 

 

2)

Proses Penyusunan

 

 

 

a)

Koleksi

 

 

 

b)

Organisasi

 

 

 

c)

Refleksi

 

 

3)

Proses Akuntabilitas

 

 

 

Penyajian: mempresentasikan hasil kerja siswa.

 

 

4)

Proses Refleksi

 

 

 

Pada proses ini siswa diminta menjwab pertanyan-pertanyaan sebagai berikut:

 

 

 

a)

Mengapa saya memilih artefak ini untuk dimasukkan dalam portofolio?

 

 

 

b)

Bagaimana artefak ini mendukung apa yang ingin saya buktikan?

 

 

 

c)

Di mana potongan ini cocok dengan desain yang ingin saya presentasikan?

 

 

 

d)

Apakah pengamat portofolio mengerti pilhan artefak saya dan refleksi tentangnya?

 

 

 

 

 

 

Beberapa hal yang sangat penting yang harus diperhatikan guru dalam keterkaitan dengan pengamatan dan penilaian ini menurut Sumarna dan Muhammad Hatta (2004:150)

 

a.

Guru harus dapat membedakan antara bentuk penilaian portofolio individu, kelompok kecil atau kelompok besar.

 

b.

Guru harus membuat penilaian portofolio sesuai mungkin dengan standar kompetensi, kompetensi dasar maupun indikator yang telah ditentukan dalam kurikulum 2004.

 

c.

Jika dipandang perlu, guru harus membuat kriteria yang membedakan antara penilaian portofolio untuk kelompok maupun untuk peserta didik secara individual.

 

d.

Guru harus membuat kriteria yang sesuai dengan potensi dasar maupun indikator pencapaian hasil belajar.

 

e.

Guru harus membuat kriteria yang mencakup rentang kemampuan yang jelas.

 

f.

Kriteria penilaian harus terbebas dari perbedaan kelamin.

 

g.

Kriteria penilaian harus dapat digunakan oleh siapa saja.

BAB III

PENUTUPAN

3.1

Kesimpulan

 

a.

Penilaian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk melihat sampai sejauh mana keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran portofolio.

 

b.

Hasil penilaian dapat diketahui kelemahan-kelemahan sekaligus kelebihan-kelebihan pembelajaran berbasis portofolio tersebut.

 

c.

Penilaian terhadap proses pembelajaran portofolio dilakukan baik terhadap dokument-dokument yang dihasilkan siswa maupun terhadap keterampilan siswa dalam menayangkan dokument-dokument tersebut.

 

 

 

3.2

Saran

 

Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami.

 

 

Daftar Pustaka

Winartaputra, Udin S. dkk. 2020. Pembelajaran PKn di SD. Jakarta: PT Gramedia.

 

0 comments:

Post a Comment