TUGAS
KELOMPOK MATA KULIAH |
PEMBELAJARAN PKN
DI SD (PDGK4201) |
MODUL 12 |
PENILAIAN DALAM PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD |
KEGIATAN
BELAJAR 1 |
KONSEP DAN
PRINSIP PENILAIAN PKN SD/MI |
KEGIATAN
BELAJAR 2 |
BERBAGAI ALAT
PENILAIAN DALAM PKN SD/MI |
KEGIATAN BELAJAR
3 |
MODEL-MODEL
ALAT PENILAIAN PKN SD/MI |
KEGIATAN
BELAJAR 4 |
PENGGUNAAN
MODEL ALAT PENILAIAN PKN SD/MI BERBASIS PORTOFOLIO |
BAB I |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENDAHULUAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||
1.1 |
Latar Belakang |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pendidikan kewarganegaraan (PKN) sebagai salah satu bidang kajian
(undang-undang sistem pendidikan No 20 tahun 2003) dan program studi, yang
fungsi dan perannya, antara lain sebagai pendidikan hukum, pendidikan politik
dan pendidikan kewarganegaraan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pendidikan kewarganegaraan sebagaimana diketahui sejak
diberlakukan melalui kurikulum kesolah tahun 1975 adalah matapelajaran yang
berdiri sendiri yang tujuan umumnya adalah membentuk warga negara yang baik. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian
mempunyai kedudukan yang strategis untuk mengetahui sampai sejauh mana
seseorang mencapai kompetensi dan indikator yang diharapkan. Peserta didik
ingin mengetahui sampai sejauh mana anaknya mengalami mengalami kemajuan sebagai
proses hasil pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam
dunia pendidikan, penilaian merupakan suatu kegiatan yang amat strategis. Hal
ini dikarenakan penilaian akan menentukan nasib bangsa dan anak didik kita.
Prosedur dan pelaksanaan penilaian yang dilakukan dengan tidak mengindahkan
norma-norma acuanya akan berakibat fatal bagi nasib anak didik kita.
Penilaian pada hakikatnya adalah proses pengambilan keputusan terhadap
keberhasilan anak didik, apakah anak didik dapat dinyatakan berhasil atau
gagal dalam menguasai keterampilan tertentu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB II |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PEMBAHASAN |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 1 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.1 |
Konsep dan Prinsip Penilaian PKn
SD/MI |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian diartikan sebagai kegiatan menentukan nilai suatu objek. Dalam
penilaian ada 4 unsur pokok, yaitu : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Objek yang akan dinilai; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Kriteria sebagai tolak ukur; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Data tentang objek yang dinilai; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Pertimbangan keputusan (judgment) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan demikian proses penilaian, meliputi menentukan objek yang akan
dinilai, membuat/menentukan kriteria ukuran, mengumpulkan data baik melalui tes
maupun non-tes, dan membuat keputusan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian lebih bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran dan tes
merupakan salah satu alat bentuk dari pengukuran. Pengukuran lebih membatasi
kepada gambarana yang bersifat kuantitatif (berupa angka-angka) tentang
kemajuan belajar siswa (learning progress), sedangkan penilaian
bersifat kualitatif. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Secara prinsip, penilaian dalam PKn tidak berbeda dengan penilaian dalam
mata pelajaran lainnya, hanya yang berbeda tekanannya, di mana penilaian
dalam mata pelajaran PKn lebih menekankan pada aspek afektif. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Jarolimek dan W.C. Parker (1993) menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan
proses pembelajaran, penilaian yang dilakukan guru bertujuan untuk , |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
membantu mengklarifikasi tujuan pembelajaran (aspek-aspek belajar yang
penting) bagi peserta didik; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
mengingormasikan kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam belajara; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
menginformasikan peserta didik bagaimana meningkatkan proses dan hasil
belajarannya; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
bahan informasi esensial kepada orang tua dan masyarakat mengenai
efektivitas program sekolah. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam kaitan ini, penilaian formatif sangat ditekankan. Penilaian
formatif merupakan bagian esensial dan proses pembelajaran. Dengan kata lain
penilaian formatif mempertemukan antara dimensi tujuan, prosedur, dan
penilaian pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian dapat dipandang sebagai suatu
cara atau metode untuk mengambil suatu keputusan yang didasarkan atas data
yang telah disusun secara sistematis. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 2 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.2 |
Berbagai Alat Penilaian dalam PKn
SD/MI |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian merupakan bagian yang integral dalam keseluruhan proses
belajar mengajar, ia merupakan subsistemnya. Sebagai subsistem dalam kegiatan
pembelajaran, kegiatan penilaian harus mampu memberikan informasi yang
membantu guru meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu siswa mencapai
perkembangan pendidikannya secara optimal. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pada pelaksanaannya, informasi yang akan dijadikan dasar
menentukan nilai dapat diperoleh melalui berbagai cara sesuai dengan tujuan dari
penilaian itu sendiri. Secara umum, cara-cara mengumpulkan data yang dianggap
sahih adalah melalui teknik tes atau teknik bukan tes. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pada konsep Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), kedudukan,
fungsi, dan peranan penilaian dalam pembelajaran tidak mengalami perubahan.
Hanya saja orientasi dan objek penilaian yang mengalami sedikit perubahan
yang membedakan dengan penilaian pada kurikulum sebelumnya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Orientasi penilaian dalam KBK lebih ditekankan kepada penilaian
berbasis kelas, yaitu menilai semua aktivitas yang terjadi di kelas baik
proses maupun hasilnya. Sedangkan yang menjadi objek penilaiannya didasarkan
kepada kompetensi apa yang diharapkan pada setiap level dan kecakapan hidup
(life skills) yang diperlukan oleh setiap siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian kelas merupakan suatu proses pengumpulan pelaporan dan
penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan
prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti otentik,
akurat, dan konsisten sebagai akuntabilitas publik. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian kelas mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil
belajar yang dikemukakan melalui pertanyaan yang jelas tentang standar yang
harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan belajar siswa dan
pelaporan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian kelas menggunakan arti penilaian sebagai assesment,
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh dan mengefektifkan informasi
tentang hasil belajar siswa pada tingkat kelas selama dan setelah Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM). |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pengumpulan informasi dapat dilakukan dalam suasana resmi maupun
tidak resmi, di dalam atau di luar kelas, menggunakan waktu khusus untuk
penilaian aspek sikap/nilai dengan tes atau non-tes atau terintegrasi dalam
seluruh kegiatan belajar mengajar (di awal, tengah, dan akhir). |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Secara umum penilaian kelas bertujuan untuk memberikan
penghargaan terhadap pencapaian belajar siswa serta memperbaiki program dan
kegiatan pembelajaran. Secara terperinci tujuan penilaian kelas adalah untuk
memberikan : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1) |
informasi tentang kemajuan hasil belajar; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2) |
informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan belajar lebih
lanjut; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3) |
informasi yang dapat digunakan guru dan siswa untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4) |
motivasi belajar siswa dengan cara memberikan informasi tentang
kemajuannya; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5) |
informasi semua aspek kemajuan setiap siswa dan membantu pertumbuhannya
secra efektif; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6) |
bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau jabatan yang sesuai
minat, keterampilan dan kemampuannya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Sebagaimana penilaian pada umumnya, secara umum prinsip-prinsip
penilaian kelas adalah sebagai berikut. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Valid;
penilaian kelas harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
alat yang dapat dipercaya, tepat atau sahih. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Mendidik;
penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian hasil
belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Berorientasi pada kompetensi;
penilaian harus menilai pencapaian kompetensi dasar yang dimaksud dalam
kurikulum. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Adil dan objektif;
penilaian harus adil terhadap semua siswa dan tidak membeda-bedakan latar
belakang siswa yang tidak berkaidang dengan pencapaian hasil belajar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Terbuka;
kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga
keputusan tentang keberhasilan siswa jelas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Berkesinambungan;
penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus, dan
berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan
belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7. |
Menyeluruh;
penilaian terhadap hasil belajar siswa, meliputi aspek pengetahuan, sikap dan
nilai, serta keterampilan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
8. |
Bermakna;
hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang
mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat, dan tingkat penguasaan
siswa dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian dalam konteks kurikulum berbasis kompetensi dilakukan melalui
penilaian berbasis kelas. Penialan berbasis kelas pada mata pelajaran
Pendidikan Kearganegaraan, ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin
dicapai meliputi 3 ranah, yaitu kognitif, afektif, psikomotor. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Tes Tertulis |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian bentuk tertulis dilakukan untuk mengukur hasil belajar yang
bersifat kompleks. Penilaian dapat lebih bersifat objektif karena tulisan
merupakan bukti otentik yang dapat dijamin akuntabilitasnya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam ujian tertulis dapat digunakan soal-soal berbentuk esai, objektif,
atau gabungan di antara keduanya. Tes tertulis terdiri atas uraian terbatas
dan bebas, Nitko (1996) mengatakan bahwa, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tes uraian terbatas
tepat dipergunakan untuk menilai hasil belajar kompleks yang berupa
kemampuan-kemampuan. Misalnya menjelaskan hubungan sebab akibat, merumuskan
kesimpulan secara tepat, dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan siswa
untuk melengkapi jawabannya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tes uraian bebas
tepat dipergunakan untuk menilai hasil belajar yang bersifat kompleks yang
berupa kemampuan-kemampua, menghasilkan, menyusun, dan menyatakan ide-ide. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tes tertulis yang lainnya adalah berupa tes tertulis objektif
yang terdiri atas pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, dan isian singkat.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tes objektif
tepat digunakan untuk menilai hasil belajar berupa kemampuan-kemampuan
mengingat dan mengenal kembali fakta-fakta, memahami antara dua hal atau
lebih, dan mengaplikasikan prinsip-prinsip. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kriteria tes objektif yang baik harus memiliki dan memenuhi
syarat-syarat seperti berikut. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Memiliki validitas yang tinggi, artinya mampu
mengungkapkan aspek hasil belajar tertentu secara tepat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Memiliki reliabilitas yang tinggi, artinya mampu
memberikan gambaran yang relatih tetap dan konsisten tentang kemampuan yang
dimiliki seorang peserta didik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Tiap butir soal memiliki daya pembeda
yang memadai, artinya setiap butir dalam tes itu dapat membedakan peserta didik yang
belajar/menguasai bahan dan peserta didik yang kurang menguasai bahan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Tingkat kesukaran tes berdasarkan
kelompok yang akan dites, kira-kira 30% mudah, 50% mudah, 20%
sukar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Mudah diadministrasikan, artinya tes tersebut
memiliki petunjuk tentang bagaimana cara pelaksanaannya, cara mengerjakannya,
dan cara mengoreksinya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Memiliki norma atau patokan penafsiran
data. Apakah norma mutlak (ditetnukan sebelum ada skor) ataukah norma relatif
(ditentukan setelah pemberian skor). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Tes Perbuatan (Performance Treat) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian tindakan yang secara efektif dapat dimanfaatkan untuk
kepetingan mengumpulkan berbagai informasi tentang bentuk-bentuk perilaku
yang diharapkan muncul dari dalam diri siswa, alat yag digunakan adalah
lembar pengamatan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tes perbuatan ini tepat dipergunakan untuk menilai perilaku
seseorang atau sekelompok orang. Penilaian pada tes perbuatan ini seyogianya
dilakukan sejak persiapan, proses sampai pada produk. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
C. |
Tes Lisan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penilaian berbentuk lisan digunakan untuk menilai hasil belajar
dalam bentuk kemampuan mengungkapkan ide-ide dan pendapat secara lisan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal tes lisan adalah
sebagai berikut : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
·
|
Buat format soal dengan beberapa kemungkinan jawaban serta bobot
skornya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
·
|
Siapkan beberapa format soal yang paralel untuk beberapa orang siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
·
|
Untuk memenuhi persyaratan parallel maka setiap format soal harus
memiliki isi, derajat kesukaran, dan waktu untuk menjawab yang sama. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
D. |
Penilaian Non Tes |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Beberapa teknik non-tes dapat dipergunakan oleh para guru agar
dapat melakukan penilaian lebih objektif dan adil. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Teknik dan alat non tes, antara lain : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Observasi |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Teknik ini baik untuk menilai hasil belajar aspek psikomotor,
misalnya dalam praktek keterampilan, diskusi, bermain, atletik, dan
lain-lain. Agar observasi lebih efektif dan terarah hendaknya : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
dilakukan dengan tujuan yang jelas dan direncanakan sebelumnya; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
menggunakan pedoman observasi berupa daftar cek atau skala, atau
model-model pencatatan lainnya; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
pencatatan dilakukan selekas mungkin tanpa diketahui oleh peserta didik
yang diobservasi; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
kesimpulan dibuat setelah program observasi selesai dilaksanakan seluruhnya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Kuesioner |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Teknik ini digunakan untuk menilai hal-hal yang bersifat umum
dikalangan peserta didik. Antara lain: identitas peserta didik selengkapnya,
keadaan sosial ekonomi orang tuanya, minat-minatnya, pendapatnya dalam
beberapa hal, dan untuk melihat kecenderungan peserta didik pada suatu saat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Agar lebih efektif teknik angket ini hendaknya : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
dilaksanakan dengan tujuan yang jelas; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
isinya tidak menyimpang dari tujuan yang diinginkan; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
bahasanya sesuai dengan kemampuan dan kebiasaan peserta didik; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
penarikan kesimpulan harus hati-hati, apabila perlu dengan
pengecekan terlebih dahulu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Wawancara |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Wawancara tidak berbeda jauh dengan angket. Hanya di sini
pertanyaan dijawab langsung oleh peserta didik yang bersangkutan sehingga
terjadi hubungan timbal balik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Perbedaan wawancara dengan ujian lisan terletak pada jawaban yang
diinginkan. Pada ujian lisan, informasi yang digali adalah kemampuan dalam
bidang yang diujikan, lalu dinyatakan benar atau salah atau keputusan lulus
dan tidak lulus. Sedang pada wawancara, informasi yang digali meliputi
berbagai aspek yang menggambarkan keadaan siswa saat itu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Daftar Cek |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Daftar cek lebih menunjukkan sebagai alat dari pada sebagai
teknik penilaian, juga dapat digunakan dalam observasi, wawancara maupun
dalam angket. Daftar aktivitas, sifat-sifat masalah dan jenis kesukaan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kegunaannya untuk menyatakan ada atau tidaknya suatu unsur,
komponen, trait, karakteristik atau kejadian dalam suatu peristiwa, tugas
atau satu komponen yang kompleks. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Daftar cek makin besar manfaatnya bila disusun dengan komponen
yang lengkap dan utuh, baik komponen yang penting maupun yang remeh (trivial). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Skala Pilihan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Skala pilihan (rating scales) sifatnya hampir sama dengan daftar
cek. Pada daftar cek hanya ada 2 alternatif (ya atau tidak, memberi tanda
atau mengosongkan), sedang pada skala disediakan 3, 4, atau 5 pilihan. Skala
pilihan dapat digunakan untuk : observasi, wawancara, angket, juga untuk
mengukur sikap, kebiasaan ataupun minat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Studi Kasus |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Studi kasus kadang-kadang diperlukan untuk mempelajari peserta
didik yang bertingkah laku ekstrim. Dilakukan oleh staf Bimbingan Konseling
(BK) dan hasilnya dirapatkan di antara staf sekolah. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7. |
Portofolio |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pendekatan penilaian portofolio berbeda dengan pendekatan
penilaian yang lain. Portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian
kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Menurut Popham (1994) secara operasional, penilaian portofolio
merupakan penilaian secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan
informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Sistem penilaian ini sangat bermanfaat bagi guru untuk menilai
kebutuhan (need), minat (interest), kemampuan akademik (abilites), dan
karakteristik peserta didik secara individual. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pertimbangan dalam menentukan jenis alat penilaian (Wyan Wida,
1984:18), yaitu: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Aspek kemampuan yang akan dinilai, seperti kognitif, afektif, dan
psikomotor. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Sifat bahan yang akan kita sajikan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Besar kecilnya kelompok yang akan diuji. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Frekuensi penggunaan alat latihan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Kesempatan guru untuk koreksi |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 3 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.3 |
Model-Model Alat Penilaian PKn
SD/MI |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Pengembangan Alat Penilaian PKn
SD/MI |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam mengembangkan berbagai alat penilaian dalam mata pelajaran
PKn berbasis kompetensi ada sejumlah langkah yang harus dicermati oleh para
pengembang soal. Langkah-langkah tersebut meliputi berikut ini |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Menyusun spesifikasi tes |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Menentukan kompetensi dasar yang akan diukur. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Menyusun kisi-kisi tes. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Menulis soal tes (mengacu pada kisi-kisi dan sesuai indikator dan
bentuk tes). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Menelaah soal tes (diakukan oleh teman sejawat, yang meliputi
materi konstruksi dan bahasa). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Melakukan uji coba tes. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Menganalisis butir soal. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Memperbaiki soal tes. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7. |
Merakit soal. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
8. |
Melaksanakan tes. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
9. |
Mengalalsis hasil tes. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Model-Model Alat Penilaian PKn
SD/MI |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Berikut ini kaidah-kaidah pengembangan soal pilihan ganda, yang
dikutip dari Buku Pedoman Penyusunan Tes Prestasi Belajar (1987:22) : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Pokok soal yang merupakan permasalahan yang akan ditanyakan
kepada peserta didik harus dirumuskan secara jelas, dalam arti tidak membingungkan
peserta didik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Perumusan pokok soal dan alternatif jawaban hendaknya merupakan
pernyataan yang diperlukan saja, jadi jangan bertele-tele. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Untuk setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar atau yang
paling benar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Pada pokok soal sedapat mungkin dicegah perumusan pernyataan yang
bersifat negatif. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Alternatif jawaban sebaiknya logis dan pengecoh harus berfungsi
(menarik). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Diusahakan agar tidak ada petunjuk untuk jawaban yang benar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7. |
Diusahakan untuk mencegah penggunaan option yang terakhir
berbunyi “semua jawaban di atas benar” atau “semua jawaban di atas salah”. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
8. |
Diusahakan agar alternatif jawaban homogen, baik dari segi
ini/materi maupun panjang pendeknya pernyataan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
9. |
Apabila alternatif jawaban berbentuk angka, susunlah secara
berurutan mulai angka yang terkecil di atas dan yang terbesar di bawah. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
10. |
Di dalam pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atas
kata-kata bersifat tidak tentu, seperti kebanyakan, sering kali,
kadang-kadang, pada umumnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
11. |
Diusahakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung
dari jawaban butir soal yang lain. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
12. |
Dalam merakit soal diusahakan agar jawaban yang benar, kunci
jawaban letaknya menyebar di antara A, B, C, dan D. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Contoh soal pilihan ganda untuk mata pelajaran PKn |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
A. |
Bentuk soal pilihan Ganda |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
Hal yang dijadikan “titik tolak” dalam pengembangan materi PKn
adalah .... |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
A. |
Pancasila |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
B. |
UUD 1945 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
C. |
TAP MPR |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
D. |
Lingkungan Kehidupan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
B. |
Bentuk hubungan antarhal |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
UUD 1945 pada awal ditetapkannya memiliki sifat sementara |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
sebab |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Salah satu pasal UUD 1945 menyatakan bahwa sesudah terbentuknya
MPR majelis akan bersidang untuk menetapkan UUD |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
C. |
Bentuk soal pilihan ganda kompleks |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
A. |
Jikat (1), (2), dan (3) benar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
B. |
Jika (1) dan (3) benar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
C. |
Jika (2) dan (4) benar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
D. |
Jika hanya (4) yang benar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
Tokoh-tokoh yang mendatangi naskah Piagam Jakarta adalah .... |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
(1) |
K.H. Agus Salim |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
(2) |
Achmad Subardjo |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
(3) |
Abdul Kahar Muzakir |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
(4) |
A.G. Pringgodigdo |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Selanjutnya, dijelaskan beberapa persyaratan dalam mengembangkan
soal bentuk uraian (1987: 29-36), yaitu sebagai berikut |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Lebih baik meggunakan soal butir-butir uraian dalam jumlah yang
banyak, tetapi jawaban ayng diminta cukup singkat dan supel. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Soal yang tidak menghendaki jawaban yang terlalu panjang akan
memberikan berbagai keuntungan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Rumusan kalimat atau pernyataan disesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa , termasuk dari segi baahasa harus mudah dimengerti oleh siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Semua siswa diminta menjawab soal yang sama sehingga hasil atau
informasi yang diperoleh akan dapat menggambarkan kemampuan siswa yang
sesungguhnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Jumlah soal yang dikembangkan disesuaikan dengan alokasi waktu
yang tersedia. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Kalimat yang digunakan dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan
ide-ide dan daya nular. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Untuk mengembangkan model penilaian non-tes dapat dilihat
contoh-contoh pengembangan model di bawah ini. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Model Penilaian Perbuatan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Format pengamatan tes perbuatan sebagaimana tabel di bawah ini: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
No. |
Nama Siswa |
Aspek yang
Dinilai |
Jumlah Skor |
Rata-rata
Skor |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Persiapan |
Pelaksanaan |
Hasil |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Model Penilaian Skala Sikap |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Contoh alat penilaian non-tes bentuk skala sikap. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
No. |
Pernyataan |
SS |
TS |
N |
TS |
STS |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
Berbohong demi keselamatan orang lain |
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2. |
Mencuri untuk membeli obat guna |
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3. |
Menyontek saat ulangan karena kepepet waktu |
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
4. |
Tidak melaksanakan keputusan rapat karena bukan usulannya |
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Keterangan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
SS |
= |
Sangat Setuju (bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1 kalau
negatif) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
S |
= |
Setuju (skor 4 kalau pernyataan positif dan 1 kalau negatif) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
N |
= |
Tidak Berpendapat/Netral (skor 3) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
TS |
= |
Tidak Setuju (bobot skor 2 kalau pernyataan positif dan 4 kalau
negatif) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
STS |
= |
Sangat Tidak Setuju (bobot skor 5 kalau pernyataan positif dan 1
kalau negatif) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Model Penilaian Daftar Cek |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Contoh bentuk daftar cek (√) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
No. |
Pernyataan |
Ya |
Tidak |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
Selalu hadir di sekolah sebelum jam pelajaran dimulai |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2. |
Mengucapkan salam pada guru dan siapa pun yang dijumpainya |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3. |
Mengerjakan PR dengan baik dan benar |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
C. |
Model Penialaian Catatan Anekdot |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Yaitu penialan berupa catatan-catatan kejadian khusus yang dapat
dipergunakan untuk melihat perkembangan individu atau kelompok siswa. Dengan
catatan tersebut guru dapat melakukan tindak lanjut, apa yang sedang terjadi
dan sekaligus dijadikan solusinya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
D. |
Model Penilaian Daftar Cocok |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Yaitu suatu daftar yang berisi pernyataan-pernyataan tentang
suatu permasalahan yang berkaitan dengan pokok bahasan/subpokok bahawan yang
disampaiakan pada siswa. Pernyataan-pernyataan ini hendaknya bersifat singkat,
tetapi jelas. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
E. |
Model Penilaian Skala Bertingkat
(Numerical Rating Scale) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Yaitu alat penilaian non-test untuk mengukur karakteristik
tertentu sebagaimana diharapkan muncul dalam diri siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kaidah-kaidah yang harus diperhatikan dan dicermati oleh
pengembang alat penilaian menurut
Asmawi Zainul (1993:76): |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Jumlah pertanyaan atau pernyataan haruslah terbatas, tetapi tetap
dapat memberi gambaran yang utuh dari keseluruhan hal yang diukur. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Anga untuk perangkat rating scale haruslah mempunyai arti yang
sama. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Jumlah kategori angka yang digunakan supaya diusahakan cukup
bermakna, tetapi tidak terlalu renik sehingga tidak jelas lagi perbedaan arti
satu angka dengan angka lainnya. Sebagai patokan jangan lebih dari 7 kategori. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Setiap pernyataan atau pertanyaan hendaknya hanya mengukur satu
karakteristik atau satu komponen. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Apabila digunakan untuk mengukur suatu prosedur, sebaiknya
pertanyaan atau pernyataan disusun secara urut berdasarkan urutan pelaksanaan
prosedur. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Apabila digunakan untuk mengukur suatu hasil, sebaiknya
pertanyaan atau pernyataan disusun secara urut dari yang termudah ke yang
lebih sukar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
F. |
Model Penilaian Sosiometri |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Alat penilaian non-tes yang bertujuan untuk melihat sampai sejauh
mana sikap sosial siswa di kelas, terutama terhadap teman-temannya dinamakan
sosiometri. Sosiometri adalah suatu teknik untuk mendapatkan informasi
tentang struktur hubungan sosial anggota kelompok dalam suatu kelompok formal
atau non-formal. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
G. |
Model Penilaian Pedoman Wawancara
(Interview) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Yaitu teknik penilian dengan cara mengumpulkan data akan kemajuan
belajar siswa yang akan dilakukan secara lisan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Wayan Wida (1984: 18) mengemukakan pertimbangan-pertimbangan dlam
menentukan jenis alat penilaian, yaitu sebagai berikut: |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Aspek kemampuan yang akan dinilai, seperti kognitif, afektif, dan
psikomotor. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Sifat bahan yang akan kita sajikan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Besar kecilnya kelompok yang akan diuji. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Frekuensi penggunaan alat latihan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Kesempatan guru untuk koreksi |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
H. |
Model Penilaian Daftar Baik Buruk |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Yaitu penilaian terhadap suatu sikap dengan memberikan tanggapan
baik atau buruk. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Contoh penilaiannya: |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
No. |
Butir pernyataan |
Penilaian
Saya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Baik |
Buruk |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
Menunda sembahyang karena sedang belajar |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2. |
Memberi Sedekah kalau dapat rejeki |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3. |
Selalu memberi salam pada orang tua apabila akan keluar/masuk
rumah |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
I. |
Model Penilaian Daftar Tingkat
Urutan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Yaitu penilaian penialaian terhadap poin-poin yang akan diberi
nilai tertentu dengan mengurutkan pertanyaan terlebih dahulu kemudian
menyertai alasan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
No. |
Butir-butir
Pernyataan |
Nomor Urut |
Alasan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1. |
Berhenti berjalan saat di halaman sedang upacara kenaikan bendera |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
2. |
Lebih baik naik becak daripada naik motor tanpa helm |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3. |
Tidak jadi membeli rokok dan uangnya dibelikan lambang Garuda
untuk di kelas saya |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 4 |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.4 |
Penggunaan Model Alat Penilaian
PKn SD/MI Berbasis Portofolio |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Portofolio, berasal dari bahasa inggri portfolio, berarti
kumpulan hasil karya siswa yang menyajikan kemajuan, pencapaian, dan prestasi
masing-masing siswwa yang mencakup: partisipasi siswa dalam memilih muatan
portofolio, kriteria seleksi, kriteria penilaian, dan fakta-fakta yang
menggambarkan diri para siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Azis Wahab (1999:2) mendefinisikan portofolio penilaian “Sebagai
sebuah laporan tentang proses belajar siswa; sebuah kumpulan hasil kerja
siswa yang menunjukkan kepada siswa atau orang lain tentang hasil kerja siswa
yang telah dicapai dalam satu atau lebih bidang”. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Menurut Nuryani Rustaman (2002:3) konteks assesment berkenaan
dengan portofolio, meliputi berikut ini. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Tujuan (dokumen
peningkatan/kemajuan peserta didik selama satu kurun waktu tertentu) adalah
sebagai berikut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Hakikat Hasil Belajar : pengetahuan, penalaran, keterampilan,
produk, dan afektif. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Fokus Bukti: menunjukkan perubahan perfomance/kinerja dari waktu
ke waktu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Rentang Waktu: apabila kemajuan peserta didik menjadi fokus perlu
ada pembatasan waktu (satu bulan atau satu semester). |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Hakikat Bukti: jenis bukti apa yang digunakan untuk menunjukkan
kemampuan peserta didik (tes, sampel pekerjaan, hasil observasi). |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Peran penilaian dalam pembelajaran
portofolio adalah sebagai berikut. |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Pemantapan kembali penanaman nilai (proses reeduksi) dalam
penguasaan bahan pelajaran yang belum dipahami dengan baik. |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Penilaian jati diri (self evaluation) kehidupan serta lingkungannya. |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Penilaian formal peringkat penguasaan dan keberhasilan belajar
sehingga secara formal dan administratif mendapatkan gambara, baik secara
individual, kelas, sekolah maupun secara umum. |
|||||||||||||||||
|
|
d. |
Momentum dan media untuk mendapatkan umpan balik pengajaran
secara baik keseluruhan maupun setiap komponennya. |
|||||||||||||||||
|
3. |
Tujuan penilaan portofolio di
kelas, yaitu: |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Menghargai perkembangan yang terjadi pada diri siswa. |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Menghargai prestasi terbaik yang ditunjukkan siswa. |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung. |
|||||||||||||||||
|
|
d. |
Merefleksikan kesanggupan mengambil risiko dan melakukan
eksperimentasi. |
|||||||||||||||||
|
|
e. |
Meningkatkan efektivitas proses pengajaran. |
|||||||||||||||||
|
|
f. |
Bertukar informasi dengan orang tua/wali siswa dan guru lain. |
|||||||||||||||||
|
|
g. |
Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada
siswa. |
|||||||||||||||||
|
|
h. |
Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri. |
|||||||||||||||||
|
|
i. |
Membantu siswa dalam merumuskan tujuan. |
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
4. |
Prinsip penilaian portofolio |
||||||||||||||||||
|
|
Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan menurut Sumarna dan
Muhamad Hatta (2004: 71) |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Saling percaya |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Kerahasian bersama |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Milik bersama |
|||||||||||||||||
|
|
d. |
Kepuasan |
|||||||||||||||||
|
|
e. |
Kesesuaian |
|||||||||||||||||
|
|
f. |
Proses dan hasil |
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
5. |
Karakteristik penilaian portofolio |
||||||||||||||||||
|
|
Penilaian portofolio mempunyai karakteristik menurut Sumarna dan
Muhamad Hatta (2004: 81) |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Multisumber |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Authentic |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Dinamis |
|||||||||||||||||
|
|
d. |
Eksplisit |
|||||||||||||||||
|
|
e. |
Integrasi |
|||||||||||||||||
|
|
f. |
Kepemilikan |
|||||||||||||||||
|
|
g. |
Beragam tujuan |
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
Portofolio dalam fungsinya sebagai alat penilaian mempunyai
kelebihan dan kelemahan. |
|||||||||||||||||||
|
1. |
Kelebihan |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Memungkinkan pendidik mengakses kemampuan peserta didik. |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Memungkinkan pendidik menilai keterampilan peserta didik. |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Mendorong kolaborasi antara peserta didik dengan pendidik, atau sebaliknya |
|||||||||||||||||
|
|
d. |
Memungkinkan pendidik mengintervensi proses dan menentukan di
mana pendidik harus membantu |
|||||||||||||||||
|
|
e. |
Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan
intelekstual |
|||||||||||||||||
|
|
f. |
Menunjukkan prestasi pendidik harus membantu |
|||||||||||||||||
|
|
g. |
Mampu merefleksikan perubahan penting dalam proses kemampuan
intelekstual |
|||||||||||||||||
|
|
h. |
Menunjukkan prestasi akademik dan memotret kompetensi siswa |
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
2. |
Kelemahan |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Memerlukan waktu yang lama. |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Pendidikan harus tekun, sabar, dan terampil. |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Tidak ada criteria yang standar. |
|||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||
|
Pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan oleh guru untuk
melaksanakan penilaian atau assesment portofolio. |
|||||||||||||||||||
|
1. |
Hargai kepemilikan siswa terhadap hasil karyanya. |
||||||||||||||||||
|
2. |
Peserta didik dan pendidik berkolaborasi dalam konteks kelas yang
mendukung minat peserta didik. |
||||||||||||||||||
|
3. |
Undanglah orang tua juga terlibat dalam proses potofolio. |
||||||||||||||||||
|
4. |
Upayakan ada kegiatan diskusi. |
||||||||||||||||||
|
5. |
Diskusikan unsur-unsur lain yang mungkin ditampilkan dalam hasil
karyanya. |
||||||||||||||||||
|
6. |
Hendaknya peserta didik dibantu dalam menunjukkan hasil karyanya. |
||||||||||||||||||
|
7. |
Meminta alasan peserta didik mengapa memilih hasil karyanya untuk
ditunjukkan. |
||||||||||||||||||
|
8. |
Memperbarui portofolio secara berkala. |
||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||
|
Adapun koleksi data pada penilaian portofolio adalah sebagai
berikut. |
|||||||||||||||||||
|
1. |
Pengumpulan data oleh peserta
didik, meliputi: |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Learning log (jurnal atau catatan pribadi) |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Pemetaan konsep |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Bermain peran |
|||||||||||||||||
|
|
d. |
Self-assessment (pastiripasi peserta didik) |
|||||||||||||||||
|
2. |
Pengumpulan data oleh pendidik,
meliputi: |
||||||||||||||||||
|
|
a. |
Anecdotal notes (catatan kejadian spontan) |
|||||||||||||||||
|
|
b. |
Pemberian skor peta konsep |
|||||||||||||||||
|
|
c. |
Feedback (komentak atau umpan balik) |
|||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||
|
Perbedaan Tes dan Portofolio |
|||||||||||||||||||
|
No. |
Tes |
Portofolio |
|||||||||||||||||
|
1. |
Menilai siswa berdasarkan sejumlah tugas yang terbatas |
Menilai siswa berdasarkan seluruh tugas dan hasil kerja yang
berkaitan dengan kinerja yang dinilai |
|||||||||||||||||
|
2. |
Ang menilai hanya guru berdasarkan masukan yang terbatas |
Siswa turut serta dalam menilai kemajuan yang dicapai dalam
penyelesaian berbagai tugas dan perkembangan yang berlangsung selama proses
pembelajaran |
|||||||||||||||||
|
3. |
Menilai semua siswa dengan menggunakan satu kriteria |
Menilai setiap siswa berdasarkan pencapaian masing-masing |
|||||||||||||||||
|
4. |
Proses penilaian tidak kolaboratif |
Proses penilaian kolaboratif |
|||||||||||||||||
|
5. |
Penilaian diri oleh siswa bukan merupakan sesuatu tujuan |
Siswa menilai dirinya sendiri menjadi suatu tujuan |
|||||||||||||||||
|
6. |
Yang dijadikan perhatian hanya pencapaian (produk) |
Yang dijadikan perhatian meliputi proses dalam bentuk usaha,
kemajuan, dan pencapaian |
|||||||||||||||||
|
7. |
Terpisah antara kegiatan pembelajaran, testing, dan pengajran |
Terkait erat kegiatan penilaian, pengajaran, dan pembelajaran. |
|||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||
|
a. |
Format penilaian portofolio |
||||||||||||||||||
|
|
Format penilaian meliputi aspek-aspek apa saja yang dinilai serta
beberapa persen bobot nilai yang diberikan kepada setiap aspek. |
||||||||||||||||||
|
|
Contoh: |
||||||||||||||||||
|
|
Kriteria
Penilaian Portofolio |
||||||||||||||||||
|
|
Bentuk Perilaku |
Melaporkan
tepat pada waktunya 10% |
Sistematika
laporan sesuai (10%) |
Substansi
materi sesuai indikator 30% |
Bisa
dipertanggung-jawabakan 40% |
Memenuhi
unsur etika dan estetika 10% |
|||||||||||||
|
|
Siswa |
||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||
|
b. |
Pengamatan dan penilaian
portofolio |
||||||||||||||||||
|
|
Pengamatan atau observasi dilakukan kepada siswa, terutama saat
proses penyusunan portofolio berlangsung, misalnya pada: |
||||||||||||||||||
|
|
1) |
Proses Penyeleksian |
|||||||||||||||||
|
|
|
Karena rancangan seleksi portofolio menggambarkan proses
penyusunan (konstruksi) portofolio, meliputi |
|||||||||||||||||
|
|
|
a) |
Siapa yang memeutuskan apa yang hendak dimasukkan ke dalam
portofolio? |
||||||||||||||||
|
|
|
b) |
Hasil karya yang mana yang bersifat wajib dan mana yang pilihan? |
||||||||||||||||
|
|
|
c) |
Siapa yang menyeleksi? |
||||||||||||||||
|
|
|
d) |
Kapan, berapa sering, dan siapa yang mengkaji ulang portofolio? |
||||||||||||||||
|
|
2) |
Proses Penyusunan |
|||||||||||||||||
|
|
|
a) |
Koleksi |
||||||||||||||||
|
|
|
b) |
Organisasi |
||||||||||||||||
|
|
|
c) |
Refleksi |
||||||||||||||||
|
|
3) |
Proses Akuntabilitas |
|||||||||||||||||
|
|
|
Penyajian: mempresentasikan hasil kerja siswa. |
|||||||||||||||||
|
|
4) |
Proses Refleksi |
|||||||||||||||||
|
|
|
Pada proses ini siswa diminta menjwab pertanyan-pertanyaan
sebagai berikut: |
|||||||||||||||||
|
|
|
a) |
Mengapa saya memilih artefak ini untuk dimasukkan dalam
portofolio? |
||||||||||||||||
|
|
|
b) |
Bagaimana artefak ini mendukung apa yang ingin saya buktikan? |
||||||||||||||||
|
|
|
c) |
Di mana potongan ini cocok dengan desain yang ingin saya
presentasikan? |
||||||||||||||||
|
|
|
d) |
Apakah pengamat portofolio mengerti pilhan artefak saya dan
refleksi tentangnya? |
||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||
|
Beberapa hal yang sangat penting yang harus diperhatikan guru
dalam keterkaitan dengan pengamatan dan penilaian ini menurut Sumarna dan
Muhammad Hatta (2004:150) |
|||||||||||||||||||
|
a. |
Guru harus dapat membedakan antara bentuk penilaian portofolio
individu, kelompok kecil atau kelompok besar. |
||||||||||||||||||
|
b. |
Guru harus membuat penilaian portofolio sesuai mungkin dengan
standar kompetensi, kompetensi dasar maupun indikator yang telah ditentukan
dalam kurikulum 2004. |
||||||||||||||||||
|
c. |
Jika dipandang perlu, guru harus membuat kriteria yang membedakan
antara penilaian portofolio untuk kelompok maupun untuk peserta didik secara
individual. |
||||||||||||||||||
|
d. |
Guru harus membuat kriteria yang sesuai dengan potensi dasar
maupun indikator pencapaian hasil belajar. |
||||||||||||||||||
|
e. |
Guru harus membuat kriteria yang mencakup rentang kemampuan yang
jelas. |
||||||||||||||||||
|
f. |
Kriteria penilaian harus terbebas dari perbedaan kelamin. |
||||||||||||||||||
|
g. |
Kriteria penilaian harus dapat digunakan oleh siapa saja. |
||||||||||||||||||
BAB III |
||||||||||||||||||||
PENUTUPAN |
||||||||||||||||||||
3.1 |
Kesimpulan |
|||||||||||||||||||
|
a. |
Penilaian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk melihat
sampai sejauh mana keberhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran portofolio. |
||||||||||||||||||
|
b. |
Hasil penilaian dapat diketahui kelemahan-kelemahan sekaligus
kelebihan-kelebihan pembelajaran berbasis portofolio tersebut. |
||||||||||||||||||
|
c. |
Penilaian terhadap proses pembelajaran portofolio dilakukan baik
terhadap dokument-dokument yang dihasilkan siswa maupun terhadap keterampilan
siswa dalam menayangkan dokument-dokument tersebut. |
||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||
3.2 |
Saran |
|||||||||||||||||||
|
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta
memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun
dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga
materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami. |
|||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||
Daftar
Pustaka |
||||||||||||||||||||
Winartaputra, Udin S. dkk. 2020. Pembelajaran PKn di SD.
Jakarta: PT Gramedia. |
||||||||||||||||||||
0 comments:
Post a Comment