Thursday 5 May 2022

KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

0 comments


KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN





I.                    KONSEP DASAR PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

A.      Pengertian penilaian

Tes yaitu alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar atau salah.Yang termasuk tes : tes objektif dan tes uraian. Yang termasuk bukan tes : pedoman pengamatan, skala rating, skala sikap, dan pedoman wawancara.

Pengukuran adalah kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur.

Asesmen adalah kegiatan mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil beajar dan perkembangan belajar siswa.

Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen pendidikan , dan reformasi pendidikan secara keseluruhan.Penilaian : kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajua belajar siswa serta mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan.

Dalam dunia pendidikan memang terdapat dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti asesmen dan penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh informasi pencapaian hasil belajar dan kemajuan belajar siswa serta mengefektifkan penggunaan informasi tersebut untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan suatu kegiatan yang dirancang untuk mengukur keefektifan suatu sistem pendidikan secara keseluruhan.

 

B.       Kedudukan tes, pengukuran , asesmen, dan evaluasi

Tes merupakan salah satu jenis alat ukur yang digunakan untuk menagih hasil belajar siswa. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi hasil belajar dapat berupa tes atau non-tes. Secara umum hubungan antara tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi sebagai berikut:

C.       PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN

Agar penilaian yang di lakukan benar-benar dapat memberi gambaran yang sebenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa maka dalam melakukan penilaian perlu memperhatikan prinsip- prinsip penilaian berikut.

1.       Berorientasi pada pencapaian kompetensi

Penilaian yang di lakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum

2.       Valid

Penilaian yang di lakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk itu di perlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliabel

3.       Adil

4.       Objektif

5.       Berkesinambungan

Penilaian yang di lakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar siswa

6.       Menyeluruh

Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang Anda lakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

7.       Terbuka

8.       Bermakna

Hasil penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan dan kelemahan siswa, minat, serta potensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

 

D.  PERGESERAN PARADIGMA PENILAIAN HASIL BELAJAR

Penilaian hasil belajar siswa kebanyakan hanya dilakukan dengan menggunakan alat ukur tes saja. Dengan cara ini maka kita tidak dapat mengukur keseluruhan hasil belajar yang telah dicapai siswa. Karena penilaian hasil belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses pembelajaran maka penilaian hasil belajar tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak terlibat dalam proses pembelajaran. Dalam model ini, guru yang bersangkutanlah yang dapat menilai hasil belajar siswa. Inilah yang dikenal dengan penilaian dalam arti asesmen. Dengan demikian terjadi pergeseran paradigma dari penilaian yang berorientasi pada hasil akhir saja dan ke penilaian yang berorientasi pada proses pembelajaran dan hasil belajar.

 

II.                  JENIS DAN FUNGSI PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

A.      Tes Seleksi dan Fungsinya

Yaitu              : tes untuk memilih calon yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program. Fungsi : menghasilkan calon-calon teerpilih yang dapat diterima untuk mengikuti suatu program.

 

B.      Tes penempatan dan fungsinya

Yaitu untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya.

Fungsi : mengelompokkan siswa dalam satu kelompokyang relatif homogen kemampuan atau ketrampilannya.

 

C.      Pre Test- Post Test dan Fungsinya

Pre test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran. pre test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang akan diajarkan. Dengan melakukan pre test maka akan ada kemungkinan bahwa kita tidak perlu

mengajarkan konsep suatu materi dari awal tetapi dapat dimulai dengan konsep yang memang belum dikuasai oleh siswa. Waktu ini dapat kita gunakan untuk memberikan penguatan atau pengayaan sehingga pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang kita bahas menjadi lebih baik.

Post test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai.

Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang telah kita lakukan maka pada akhir proses pembelajaran kita dapat melakukan post test. Agar kita dapat mengetahui apakah pembelajaran yang kita lakukan berhasil atau tidak maka tes yang kita gunakan pada saat pre-tes dan post- tes sebaiknya bukan tes yang sama tetapi tes yang mengukur tujuan pembelajaran yang sama. Tes inilah yang disebut dengan tes paralel.

Untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak antara hasil pre test dan post test, dapat dibuat tabel perbandingan.

 

D.      Tes Diagnostik dan Fungsinya

Tes diagnostik merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa. Gronlund dan Linn (1990) menyatakan bahwa “the function of diagnostic evaluation is to diagnose learning difficulties during instruction”. Karena tes diagnostik akan digunakan untuk menemukan kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa maka materi tes diagnostik dikembangkan dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa.

Mendiagnosis kesulitan siswa dalam mempelajari suatu konsep harus selalu dilakukan oleh guru di sekolah pada saat melakukan proses pembelajaran, sehingga murid tidak mengalami miskonsepsi. Jika miskonsepsi terjadi pada siswa maka miskonsepsi tersebut cenderung menetap dan sulit untuk diubah serta akan berpengaruh terhadap proses pembelajaran berikutnya (Amir dan Tamir, 1987).

Faktor di luar pembelajaran yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain adanya hambatan fisik, psikologis, dan sosial.

E.       Tes Formatif dan fungsinya

Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah siswa menyelesaikan satu unit pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh Grondlund dan Linn (1990) bahwa the function of formative evaluation is to monitor learning progress during instruction”. Tes formatif dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan, jika hasil tes formatif belum dikuasai siswa maka guru harus mencari penyebabnya. Sebagai contoh kurang tepatnya media pembelajaran maupun metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Tujuan pembelajaran dikatakan berhasil bila tes formatif siswa minimal mencapai 80%.

F.       Tes Sumatif dan fungsinya

Tes Sumatif merupakan jenis tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, menurut Grondlund dan Linn (1990) bahwa the function of summative evaluation is to evaluate achievement at the end of instruction”. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tes sumatif benar-benar dapat digunakan untuk menilai keberhasilan siswa diakhir program pembelajaran, yaitu :

1.       Tes sumatif harus berorientasi pada tujuan.

2.       Pemilihan sampel materi harus representative.

3.       Jenis alat ukur yang digunakan harus tepat.

4.       Proses berpikir yang diukur harus sesuai dengan proses pembelajaran.

 

Dalam tes sumatif harus menycakup pengembangan tiga kawasan yang ada pada diri siswa yaitu pengembangan kawasan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap),dan psikomotor (keterampilan).

Manfaat tes sumatif 1.Bagi siswa:

a.  Agar siswa dapat mengetahui sejauh mana prestasi siswa dalam mata pelajaran tersebut.

b.  Dapat mendorong siswa untuk lebih meningkatkan prestasinya.

 

2. Bagi guru

a.       Sebagai bahan guru untuk menganalisis kembali proses pembelajaran yang telah dilakukan dan dapat ditemukan faktor penyebab siswa tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran.

b.      Hasil analisis tersebut akan menjadi dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran yang akan datang.

 

3.   Bagi orang tua

a.  untuk mengetahui prestasi anaknya di sekolah.

b.  lebih perhatian kepada anaknya demi peningkatan prestasinya.

c.  untuk pemberian motivasi agar dapat mempertahankan prestasinya.

 

4.   Bagi kepala sekolah

a.   untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan dalam Garis Besar Program Pembelajaran (GBPP).

b.  sebagai pembanding dengan hasil serupa yang di capai oleh sekolah lain.


0 comments:

Post a Comment