Saturday 7 May 2022

PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

0 comments

 

 

PENGEMBANGAN ASESMEN ALTERNATIF

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Penggunaan asesmen alternatif dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun 1980-an, sebagi akibat banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis. Hal ini hanya dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar dalam ranah kognitif dan keterampilan sederhana. Tes tertulis hanya dapat mengukur Sebagian kecil dari hasil belajar siswa dan tidak dapat mengukur hasil belajar yang komplek

Kelemahan yang timbul dalam proses tes ini dalam pembelajaran yang dikenal dengan asesmen alternatif. Dengan menggunakan asesmen alternatif maka guru akan mampu mengukur keseluruhan hasil belajar siswa, dalam ranah afektif dan psikomotor. Asesmen alternatif mampu mengukur proses belajar.

B.     Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan:

1.      Menjelaskan konsep dan pentingnya asesmen alternatif

2.      Menjelaskan keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif

3.      Mengembangkan alat ukur afektif

 

C.    Tujuan Masalah

Tujuan makalah ini adalah:

1.      Mengetahui konsep dan pentingnya asesmen alternatif

2.      Mengetahui keunggulan dan kelemahan asesmen alternatif

3.      Mengetahui alat ukur afektif

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Asesmen Alternatif

A.    Konsep Dasar Asesmen Alternatif

Asesmen merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar.

Ada beberapa istilah dalam asasmen yaitu traditional assesment, performance assesment, authentic assesment, potofolio assesment, achievement assesment dan alternative assesment .

Ø  Traditional assesment mengacu pada tes tulis

Ø  Performance assesment yaitu siswa diminta untuk kinerja nyata dalam dalam penyelesaian tugas. Authentic Assesment yaitu penerapan siswa di luar sekolah berdasarkan kemampuannya.

Ø  Portofolio assesment yaitu kumpulan hasil karya siswa.

Ø  Achivement assesment tes yaitu tulis untuk mengukur tingkat kemampuan siswa.

Ø  Alternative assesment tes yang tidak hanya dengan tes tulis namun merupakan

alternatif dari asesmen traditional.

 

B.     Landasan Psikologis

Asesmen alternatif dilaksanakan berdasarkan teori belajar khususnya dari aliran psikologi kognitif, antara lain

1.      Teori fleksibilitas kognitif dari R. Spiro (1990)

Teori ini beranggapan bahwa hakikat belajar adalah kompleks dan tidak terstruktur.

2.      Teori belajar Bruner (1966)

Menurut bruner, pembelajaran harus diarahkan pada belajar penemuan(discovery learning). Setelah guru mengajarkan konsep, informasi, dan keterampilan diharapkan anak dapat menerapkannya.

3.      Generative learning model dari Osborne dan Wittrock (1983)

Inti dari generative learning ini adalah otak tidak hanya pasif menerima informasi tetapi aktif membentuk dan menginterpretasikan informasi serta menarik kesimpulan dari informasi tersebut. Jadi siswa harus aktif memaknai apa yang sedang dipelajariny

4.      Experiential learning theory dari C. Rogers (1969)

Teori ini sangat menarik karena melibatkan pribadi siswa, inisiatif siswa, penilaian diri siswa, dan dampak langsung yang terjadi pada diri siswa yang belajar dalam proses belajar

5.      Multiple Intelligent Theory dari Howard Gardner (1983)

Suatu kemampuan seseorang yang digunakan untuk memecahkan masalah atau kemampuan untuk menunjukkan suatu produk yang dihargai oleh satu atau lebih budaya.

C.    Keunggulan dan Kelemahan Asesmen Alternatif

1)      Keunggulan asesmen alternatif :

Ø Dapat menilai hasil belajar yang kompleks

Ø Menyajikan hasil penilaian yang lebih kongkrit,langsung dan lengkap.

Ø Meningkatkan motivasi siswa

Ø Mendorong pembelajaran dalam situasi yang nyata.

Ø Siswa mampu mengevaluasi diri sendiri terhadap hasil karyanya sendiri.

Ø Membantu guru untuk menilai efektifitas pembelajaran yang dilakukan.

Ø Membantu memecahkan masalah yang dihadapi di kehidupan sehari hari

2)      Kelemahan asesmen alternatif :

Ø  Membutuhkan banyak waktu

Ø  Adanya unsur subyektif dalam penilaian

Ø  Ketetapan penskoran rendah

Ø  Tidak tepat untuk kelas besar

 

Kegiatan Belajar 2: Bentuk Asesmen Kinerja

Struktuk utama dari asesmen kinerja terdiri dari dua poin, yaitu tugas (task) dan penilaian (rublic)

A.    Tugas

Di bawah ini beberapa contoh tugas siswa.

1)      Computer adaptive casting

2)      Tes pilihan ganda yang diperluas

3)      Tes uraian Terbuka

4)      Tugas individu

5)      Tugas kelompok

6)      Proyek

7)      Interview

8)      Pengamatan

Langkah-langkah yang harus diperhatikan guru dalam menyusun tugas adalah :

1.      Mengidentifikasi pengetahuan dan ketrampilan yang akan dimiliki siswa setelah mereka mengerjakan tugas tersebut.

2.      Merancang tugas yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan siswa dalam berpikir dan ketrampilan. Setiap tugas hendaknya memiliki kedalaman dan keluasaan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

3.      Menetapkan kriteria keberhasilan.

Setelah tugas disusun dengan baik maka tugas guru selanjutnya adalah menetapkan kriteria keberhasilan yang akan digunakan sebagai patokan untuk menilai kinerja siswa. Kriteria keberhasilan yang dibuat sebaiknya secara rinci sehingga dapat menilai setiap kinerja yang diharapkan. Kriteria tersebut diperlukan agar guru dapat memberikan penilaian yang obyektif.Sebelum tugas dan rubrik digunakan , kita perlu menilai kualitas rubrik dan tugas yang telah kita buat.

 

B.     Kriteria Penilaian (Rubrik)

Berdasarkan jenisnya rubrik dibedakan menjadi dua yaitu, holistic rubric dan analytic rubric.

1.      Hoslistic rubric merupakan rubrik yang dimensi atau aspek yang akan dinilai serta deskripsinya dibuat secara umum. Karena sifatnya seperti itu, holistic rubric dapat digunakan untuk menilai berbagai jenis kinerja.

Secara umum aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai kinerja siswa antara lain:

·         Kualitas pengerjaan siswa

·         Kreatifitas dalam mengerjakan tugas

·         Produk tugas

 

Contoh:

Dimensi Kinerja

Skor

Deskripsi

1.      Kualitas pengerjaan tugas

4

3

2

 

1

 

Tugas dikerjakan dengan sangat baik dan akurat

Tugas dikerjakan dengan baik tetapi kurang akurat

Kualitas pengerjaan tugas kurang baik dan kurang akurat

Kualitas pengerjaan tugas tidak baik dan tidak akurat

2.      Kreatifitas dalam pengerjaan tugas

4

 

3

 

2

 

1

Mampu memodifikasi prosedur dalam kondisi yang menantang

Mampu memodifikasi prosedur tetapi atas bantuan instruktur

Mampu memodifikasi prosedur setelah diberi contoh instruktur

Tugas hanya dikerjakan dengan prosedur baku

3.      Produk tugas

4

3

2

1

Secara keseluruhan produk tugas sangat baik

Secara keseluruhan produk tugas baik

Secara keseluruhan produk tugas sedang

Secara keseluruhan produk tugas tidak bagus

 

2.      Analitic rubric merupakan rubric yang dimensi atau aspek kinerjanya serta deskripsi setiap aspeknya dibuat lebih rinci. Karena sifatnya yang seperti itu, analythic rubric hanya dapat digunakan untuk menilai kinerja tertentu.

 

Kegiatan Belajar 3: Asesmen Portofolio

A.  Pengertian dan tujuan Portofolio

Portofolio adalah kumpulan hasil karya siswa yang disusun secara sistematis yang menunjukkan upaya, proses, hasil dan kemajuan belajar yang dilakukan siswa dari waktu ke waktu. Menurut Jon Mueller tujuan penggunaan pottofolio adalah sebagai berikut:

1.      Menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa

2.      Menunjukkan kemampuan siswa

3.      Menilai keseluruhan hasil belajar siswa

Sedangkan asesmen portofolio adalah asesmen portofolio adalah asesmen yang menuntut adanya kerjasama antara guru dan murid. Asesmen fortofolio tidak hanya sekedar kumpulan hasil karya siswa yang terpenting adalah proses seleksi yang dilakukan berdasarkan kriteria tertentu untuk dimasukkan ke dalam kumpulan hasil karya. Kumpulan hasil karya tersebut digunakan oleh siswa untuk melakukan refleksi sehingga siswa mampu mengenal kelemahan dan kelebihan karya yang dihasilkan.

B.  Perencanaan Portofolio

Menurut Shaklee ( 1997 ) delapan pedoman yang harus diperhatikan saat merencanakan portofolio adalah:

1.      Menentukan kriteria atau standar yang digunakan sebagai dasar asesmen portofolio

2.      Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan hasil belajar yang dapat diamati.

3.      Menggunakan kriteria , memeriksa ruang lingkup dan urutan materi dalam kurikukum.

4.      Menentukan orang yang berkepentingan secara langsung dengan portofolio siswa.

5.      Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan.

6.      Menentukan cara yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan berdasar bukti yang dikumpulkan

7.      Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan asesmen portofolio

8.      Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan.

 

Pelaksaan portofolio

            Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas guru kemudian adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaannya tugas guru adalah :

Ø  Mendorong dan memotivasi siswa

Ø  Memonitor pelaksanaan tugas

Ø  Memberikan umpan balik

Ø  Memamerkan hasil portofolio siswa

Pengumpulan bukti portofolio

            Beberapa guru memilih untuk menyimpan dua portofolio untuk setiap siswa. Satu fortofolio disimpan sebagai bukti akhir pencapaian hasil belajar siswa dan satu lagi digunakan sebagai portofolio yang terus dikembangkan oleh siswa. Setipa satu minggu sekali atau dua minggu sekali, guru dan siswa mereview karya siswa kemudian memperbaikinya. Setelah itu guru dan siswa menyeleksi hasil perbaikan untuk dikumpulkan dan disimpan ke dalam folder sebagai bukti perkembangan siswa.

Tahap penilaian       

Ø  Penilaian dimulai dengan menetapkan kriteria penilaian yang disepakati bersama antara guru dengan siswa pada awal pembelajaran.

Ø  Kriteria penilaian yang telah disepakati diterapkan secara konsisten

Ø  Hasil penilaian selanjutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya.

Ø  Penilaian dalam asesmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan

Kegiatan Belajar 4 : Penilaian Ranah Kognitif

A.    Konsep Dasar

            Kemampuan afektif merupakan bagian dari hasil belajar siswa yang sangat penting. Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Menurut Krathwohl ( dalam Groundlund and Linn, 1990) ranah afektif terdiri dari 5 level yaitu;

1) Receiving

2) Responding

3) Valuing

4) Organization

5) Characterization

            Karakteristik yang penting dalam ranah afektif adalah :

1) Sikap

2) Minat

3) Konsep diri

4) Nilai

B.     Cara Penilaian Afektif

            Menurut Ericson, penilaian afektif dapat dilakukan dengan cara :

1) Pengamatan langsung

     Yaitu dengan memperhatikan dan mencatat sikap dan tingkah laku siswa terhadap sesuatu, benda, orang, gambar, atau kejadian.

2) Wawancara

     Dilakukan dengan memberikan pertanyaan terbuka atau tertutup

3) Angket / kuisioner

     Merupakan suatu perangkat pertanyaan atau isian yang sudah disediakan pilihan jawaban baik berupa pilihan pertanyaan atau pilihan dalam bentuk angka.

4) Teknik Proyektil

     Merupakan tugas atau pekerjaan yang belum pernah dikenal siswa. Para siswa diminta untuk mendiskusikan hal tersebut menurut penafsirannya.

5) Pengukuran Terselubung

     Merupakan pengamatan tentang sikap dan tingkah laku seseorang dimana yang diamati tidak tahu bahwa ia sedang diamati.

 

C.  Langkah-langkah Pengembangan Instrumen Afektif

Sama seperti dengan cara pengembangan alat ukur pada umumnya, pengembangan alat ukur afektif dimulai dengan :

1.      Merumuskan tujuan pengukuran afektif

Pengembangan alat ukur afektif bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan siswa. Hasil pengukuran nilai berupa nilai dan keyakinan siswa yang positif dan negatif. Sekolah berkewajiban mengembangkan nilai dan keyakinan positif dan menghilangkan nilai dan keyakinan negatif.

2.      Mencari definisi konseptual dari afektif yang akan diukur

Pencarian definisi konseptual dapat anda lakukan dengan mencari buku teks yang relevan.

3.      Menentukan definisi operasional dari setiap afektif yang akan diukur

4.      Menjabarkan definisi operasional variabel sesuai dengan jumlah indikator

5.      Menggunakan indikator sebagai acuan menulis pertanyaan dalam instrumen.

6.      Mengukir kembali setiap butir pertanyaan.

7.      Melakukan uji coba

8.      Menyempurnakan instrumen

9.      Mengadministrasikan instrumen

Artinya adalah pengambilan data di lapangan. Untuk mengambil data di lapangan perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu:

a.       Kesiapan perangkat instrumen

b.      Tenaga lapangan

c.       Kesiapan responden

 

BAB III

KESIMPULAN

Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor sangat ditentukan oleh kondisi afektif siswa. Siswa yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang mempelajari mata pelajaran tersebut sehingga mereka akan dapat mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Fakta yang ada hingga saat ini adalah pembelajaran masih didominasi pada pengembangan ranah kognitif.

 

DAFTAR PUSTAKA

Suryanto, Adi dkk. (2008). Evaluasi Pembelajaran di Sd. Jakarta: Universitas Terbuka

0 comments:

Post a Comment