MODUL 2 |
KEGIATAN
BELAJAR 1 |
KEGIATAN
PENDAHULUAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU |
KEGIATAN
BELAJAR 2 |
KEGIATAN INTI
DALAM PEMBELAJARAN TERPADU |
KEGIATAN BELAJAR
3 |
KEGIATAN
AKHIR DAN TINDAK LANJUT DALAM PEMBELAJARAN TERPADU |
BAB I |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENDAHULUAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||
1.1 |
Latar Belakang |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajran untuk memberikan pengalaman beajar yang
bermakna bagi siswa. Siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri konsep
yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat
berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar bagi para siswa sekolah
dasar. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya perlu mengikuti prosedur yang
dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB II |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PEMBAHASAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 1 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.1 |
Kegiatan Pendahulian Dalam
Pembelajaran Terpadu |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pendahuluan merupakan kegiatan yang penting dan dapat menetukan
keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu, sebab kegiatan ini pada dasarnya
merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali
pelaksanaan pembelajaran. Sering kegagalan dalam pelaksanaan pembelajaran disebabkan oleh
kegiatan pendahuluan yang tidak dikelola dengan baik dan tepat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Makna Kegiatan Pendahuluan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan
pendahuluan dalam kegiatan pembelajaran terpadu harus direncanakan dan dilaksanakan
secara sistematis, fleksibel, efektif, dan efisien. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus
ditempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan sebuah pembelajaran. Fungsi
kegiatan pendahuluan terutama adalah untuk menciptakan suasana awal
pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses
pembelajaran dengan baik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Bentuk Kegiatan Pendahuluan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Mengingat pentingnya peranan kegiatan pendahuluan dalam menentukan
keberhasilan proses pembelajaran terpadu di sekolah dasar maka kegiatan ini
harus direncanakan dengan baik dan dilaksanakan berdasarkan prosedur yang
tepat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dari penjelasan tentang makna kegiatan pendahuluan dapat anda
simak bahwa kegiatan menyiapkan siswa mengikuti pelajaran ada yang langsung
berkaitan dengan kompetensi atau materi dan ada yang tidak berkaitan
langsung. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi
yang akan dibahas disebut kegiatan
awal pembelajaran. Sementara itu
kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi
atau kompetensi yang
akan dibahas disebut
kegiatan pra pembelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam pendahuluan
pembelajaran ini di antaranya, yaitu menciptakan kondisi-kondisi awal
pembelajaran yang kondusif, memberi acuan, melaksanakan kegiatan apersepsi (apperception)
dan penilaian awal (pre-test). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan pendahuluan seperti sebagai berikut : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Proses pembelajaran terpadu akan berhasil dengan baik apabila
guru sejak awal dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Upaya
yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang efektif
tersebut misalnya : |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru
mengecek atau memeriksaterlebih dahulu kehadiran siswa. Jika jumlah siswa
dalam satu kelas terhitung banyak maka perlucara yang lebih praktis agar
tidak terlalu menyita atau menghabiskan waktu, salah satu cara yangdapat
dilakukan guru adalah dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di
kelas untukmenyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan
alasan ketidakhadiran siswayang tidak hadir tersebut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang
sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
Ada beberapa alternatif yang
dapat dilakukan guru
dalam menciptakan
kesiapan belajar siswa,
khususnya yang dilakukan
pada awal pembelajaran diantaranya: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
1) |
membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan
sumber belajaryang diperlukan dalam kegiatan belajar; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
2) |
menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam
kelas; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
3) |
menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar
yang tinggi; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
4) |
mengontrol (mengelola) seluruh siswa mulai dari awal
pembelajaran; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
5) |
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta minat dan perhatian siswa; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
6) |
menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat
melakukannya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Menciptakan suasana belajar yang demokratis |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Sesuai dengan ciri pembelajaran terpadu yang lebih menekankan
pada keaktifan siswa (student centered). Suasana yang demokratis dalam
pembelajaran terpadu akan menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab
pertanyaan, keberanian untuk bertanya, keberanian berpendapat atau
mengeluarkan ide/gagasan, dan keberanian memperlihatkan unjuk kerja (performance). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Alternatif yang dapat dilakukan oleh guru pada awal pembelajaran
terpadu ini di antaranya dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal
yang berkaitan dengan topik atau tema yang akan dibahas. Hal ini dapat
merangsang siswa untuk menjawab atau memberi pendapat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Membangkitkan motivasi belajar siswa |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Pada tahap awal pembelajaran terpadu, siswa perlu ditumbuhkan
motivasi belajarnya, sebab motivasi ini merupakan motor perggerakan aktivitas
belajar. Motivasi belajar siswa berkaitan erat dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Bila siswa yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak
dicapai berguna atau bermanfaat baginya maka motivasi belajarnya akan muncul
dengan kuat yang disebut motivasi intrinsik atau motivasi internal. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Munculnya motivasi intrinsik dalam belajar disebabkan keinginan
siswa untuk menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan pembelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Membangkitkan perhatian siswa |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak
dapat dipisahkan. Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan
perasaan) terhadap suatu objek yang dipelajari. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Memunculkan perhatian
siswa pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua hal. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
- |
Pertama, siswa
merasa bahwa objek yang disajikan guru mempunyai kaitan dengan dirinya;
umpamanya sesuai dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, atau minat. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
- |
Kedua, objek
itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang berbeda, yang lain dari yang
sudah biasa, lain dari yang pada umumnya muncul. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Perhatian siswa terhadap pelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan mengaitkan pelajaran dengan pengalaman,
kebutuhan, cita-cita, bakat, atau minat siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Penggunaan metode dan media yang bervariasi, dapat menumbuhkan
dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Memberi Acuan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan
diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran
umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh
selama pembelajaran berlangsung. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan,
diantaranya adalah sebagai berikut. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Memberitahukan tujuan ( kemampuan
) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas
pelajaran, adalah membertahukan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan
dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang
akan dipelajari untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Menyampaikan alternative kegiatan
belajar yang akan ditempuh siswa |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Kegiatan lain yang dilakukan di awal pembelajaran adalah
menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa. Dalam
tahap ini, guru juga perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar
yang bagaimana yang harus ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan tersebut
atau dalam mempelajari tema, topik,
atau materi pembelajari terpadu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Membuat Kaitan (Melaksanakan Apersepsi) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa
terhadap materi yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan. Kegiatan
membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal dengan melakukan
apersepsi. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi
pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari
oleh siswa. Berfungsi untuk mempersiapkan kondisi awal belajar pada diri
siswa terutama kesiapan mental siswa menghadapi pelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Berikut ini beberapa cara di antaranya yang dapat dilakukan guru
dalam membuat kaitan atau melakukan apersepsi. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Mengajukan pertanyaan tentang
bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Menunjukkan manfaat materi yang
dipelajari |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Meminta siswa mengemukakan
pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Melaksanakan Tes Awal |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tes awal dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan
materi baru dan kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai
materi yang akan dibahas tersebut. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan
mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah
dikuasai oleh siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Perbedaan antara apersepsi dengan penilaian awal terletak pada
materi/bahan yang diberikan. Apersepsi bahan yang diberikan adalah
yang telah dipelajari sebelumnya, sedang penilaian awal bahan yang diberikan
adalah bahan yang akan diajarkan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Melaksanakan penilaian awal perlu memperhatikan waktu yang
tersedia, agar dalam prosesnya tidak mengganggu waktu untuk kegiatan ini
dalam pelajara. Oleh karena itu, penilaian awal ini dapat dilakukan dengan
cara lisan pada beberapa siswa yang
dianggap mewakili seluruh siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 2 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.2 |
Kegiatan Inti dalam Pembelajaran
Terpadu |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan inti pembelajaran menekankan pada proses pembentukan
pengalaman belajar siswa (learning experiences) berkaitan dengan
kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa secara terpadu yang disusun dan
direncanakan oleh guru dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku di sekolah
dasar. Dalam kurikulum 2004, kemampuan tersebut dinamakan Standar Kompetensi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Karena itu, guru perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang
kegiatan-kegiatan belajar apa saja yang memungkinkan dapat dilaksanakan dalam
pembelajaran terpadu agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kemampuan yang diharapkan setelah anda mempelajari adalah mampu
menjelaskan makna kegiatan inti pembelajaran terpadu dan memberikan contoh
kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan inti pembelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Makna Kegiatan Inti Pembelajaran |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan inti sering juga disebut kegiatan instruksional.
Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu merupakan kegiatan yang kompleks,
terutama dalam proses penguasaan pengalaman belajar siswa terhadap kemampuan
yang telah dirumuskan secara terpadu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu
proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak
mungkin memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan
memenuhi kebutuhan siswa baik individual maupun kelompok. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Bentuk Kegiatan Inti Pembelajaran |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Guru mengorganisasikan atau mengatur proses pembelajaran dengan
menggunakan cara/teknik/metode/pendekatan yang bervariasi yang memungkinkan
siswa memperoleh pengalaman belajar berkadar aktivitas tinggi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Agar dapat mengorganisasikan kegiatan inti pembelajaran terpadu
secara efektif dan efisien, paling tidak terdapat dua hal yang perlu
dipahami, yaitu : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu
melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep dari mata
pelajaran lainnya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Guru harus berupaya menyajikan bahan pembelajaran terpadu dengan
menggunakan strategi dan media pembelajaran yang bervariasi, yang mampu
mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam upaya penemuan pengetahuan baru. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang guru agar
terjadi proses belajar pada diri siswa. Proses belajar akan terjadi pada diri
siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual dan emosional (termasuk
keterlibatan fisik) dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus
terfokus pada siswa (student-centered). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan guru.
Faktor-faktor tersebut adalah tujuan, materi, siswa, guru, serta fasilitas,
ruang, dan waktu (Wardani, 2002). |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Tujuan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa berkenaan dengan
pengetahuan, keterampilan serta pembentukan sikap dan nilai. Setiap jenis
kemampuan tersebut menuntut kegiatan pembelajaran yang berbeda.Penguasaan
pengetahuan menuntut adanya kegiatan pengkajian seperti mendengarkan
penjelasan guru, memperhatikan demonstrasi, melakukan observasi, melaksanakan
percobaan, berdiskusi dan sebagainya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Materi |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran juga turut
menentukan penentuan kegiatan pembelajaran, maka dalam kegiatan pembelajaran
guru hendaknya memberikan contoh-contoh |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Siswa |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dalam menentukan kegiatan pembelajaran, guru juga perlu
memperhatikan faktor siswa, yang mencakup karakteristik dan jumlah siswa
didalam kelas. Apabila akan melaksanakan percobaan di laboratorium, guru
harus yakin bahwa bahan dan alat yang ada dilaboratorium bukan merupakan hal
baru sehingga pada waktu memasuk laboratorium siswa tidak merasa canggung
menggunakan alat-alat percobaan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Guru |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Disamping tujuan, jenis, dan tingkat kesulitan materi, serta
siswa, factor guru juga turut menentukan perancangan kegiatan pembelajaran.
Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Fasilitas, Ruang, dan Waktu |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Faktor lain yang perlu diperhatikan guru dalam menentukan
kegiatan pembelajaran adalah fasilitas, ruang dan waktu yang tersedia.
Melakukan percobaan secara individual memang akan sangat baik bagi siswa,
tetapi apabila alat dan bahan yang tersedia tidak mencukupi untuk setiap
siswa, bukan berarti kegiatan percobaan ditiadakan. Dalam hal ini guru dapat
meminta siswa untuk melakukan percobaan kelompok. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selain menggambarkan pengunaan strategi pembelajaran dan metode
mengajar, dalam kegiatan inti pembelajaran juga menggambarkan penggunaan
media pembelajaran. Media pembelajaran yang berkaitan dengan komponen lainnya
dalam pembelajaran dalam rangka membatu siswa belajar. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik dari penggunaan media
dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Media dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak.
Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan
secara langsung kepada siswa disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Media dapat menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau
sukar didapat ke dalam lingkungan belajar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Media dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu
kecil. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Media dapat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Dengan
menggunakan media film (slow motion) siswa dapat dengan mudah melihat
lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau meperlihatkan suatu ledakan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Selain keempat nilai tersebut, penggunaan media dalam
pembelajaran terpadu juga memiliki kekuatan sebagai berikut, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan
lingkungannya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar
pada masing-masing siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Membangkitkan motivasi belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang
maupun disimpan menurut kebutuhan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi
seluruh siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
f. |
Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
g. |
Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemanfaatan media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri, yaitu mewujudkan situasi pembelajaran yang
lebih efektif. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Media pembelajran merupakan bagian integral dari keseluruhan
proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran
sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling
berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar
yang diharapkan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan
kompetensi dasar, indikator, dan isi/bahan pembelajran terpadu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Media pembelajran terutama berfungsi untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama
mengedap dalam pikirannya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
f. |
Media pembelajran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk
berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya verbalisme. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Penetapan strategi dan metode mengajar serta media pembelajaran
guru perlu mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut agar kegiatan inti pembelajaran berlangsung optimal. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 3 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.3 |
Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut
dalam Pembelajran Terpadu |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Prosedur terakhir yang perlu dilaksanakan dalam pembelajaran
terpadu dan pembelajaran pada umumnya, yaitu kegiatan akhir dan tindak
lanjut. Kegiatan ini dilakukan terutama untuk memantapkan pemahaman siswa
terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung, mengetahui keberhasilan
siswa dalam kegiatan pembelajarn yang telah dijalani serta memberikan tindak
lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru dikuasai siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Guru perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang
kegiatan-kegiatan belajar yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan
tindak lanjut pembelajran terpadu. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Makna Kegiatan Akhir dan Tindakan
Lanjutan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan
sebagai kegiatan untuk menutup semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan
untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar dan bahan
pembelajaran yang telah dipelajari, serta mengetahui kebrhasilan pelaksanaan
kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan dijalani oleh siswa dan guru. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini
adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Berdasarkan hasil kegiatan akhir ( meninjau kembali penguasaan
siswa dan/ atau melaksanakan penilaian ), guru dapat mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan
mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa secara individual
maupun kelas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Bentuk Kegiatan Akhir dan Tindak
Lanjutan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajran mempunyai peranan
yang sangat penting dalam rangka memantapkan pemahaman siswa terhadap
kompetensi dasar yang harus dicapainya. Waktu yang disediakan untuk kegiatan
akhir dan tindak lanjut ini biasanya relatif singakt (kurang lebih 5-10
menit). Dalam hal ini, guru perlu mengatu dan memanfaatkan waktu seefisien
mungkin melalui bentuk-bentuk kegiatan yang tepat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Kegiatan Akhir Pembelajaran |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk meyakinkan bahwa
kompetensi yang ditetapkan dikuasai siswa diantaranya adalah meninjau kembali
penguasaan siswa dan melakukan penilaian. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Meninjau kembali penguasaan siswa |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Dalam melaksanakn kegiatan membuat
rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
1) |
Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
2) |
Singakt, jelas, dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
3) |
Kelimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah
dibahas. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
4) |
Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Melaksanaan penilaian |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Pengecekan atau penelian terhadap pemahaman siswa sangat penting
dilakukan guru dengan maksud untuk melihat apakah siswa telah mencapai
kompetensi dasar yang diharapkan, atau belum. Oleh karena itu guru perlu
memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan akhir yang sering
dilakukan guru. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir
(post-test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetaui tingkat
penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir relatif singkat maka
guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknik yang dianggap tepat untuk menilai
penguasaan siswa. Dalam pelaksaannya guru dapat melaksanakan penilaian secara
lisan atau tertulis. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam menilai hasil
belajar siswa agar pelaksanaan penilaian akhir tersebut efektif dan efisien. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Melaksanakan Tindak Lanjut Pembelajaran |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Berdasarkan kegiatan akhir (meninjau kembali penguasaan siswa dan
/ atau melaksanakan penilaian), guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas. Dengan
memperhatikan tingkat penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak
lanjut. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan
untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa baik dalam bentuk pengayaan (enrichment)
maupun perbaikan (remedial). |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan dalam
melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran terpadu, berikut ini. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Memberikan pekerjaan rumah |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Pekerjaan rumah (homework) pada dasarnya merupakan
kegiatan yang sudah sering dilakukan oleh guru sekolah dasar untuk
meningkatkan atau memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Tugas yang diberikan harus bersifat fleksibel dan perlu
diintegritaskan (terpadu) dengan mata-mata pelajaran yang lain. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan guru pada saat
memberikan tugas/latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di rumah. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
1) |
Guru hendaknaya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang
topik atau tema tugas dan latihan yang harus dikerjakan siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
2) |
Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus
dikerjakan berdasarkan lembaran tugas. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
3) |
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas
yang belum dipahaminya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
4) |
Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas
dapat dilaksanakan di rumah atau di sekolah , sesuai dengan karakteristik
tugas yang bersangkutan |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
5) |
Guru hendaknya meminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
6) |
Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.
Dengan membahas dan memberikan balik terhadap hasil tugas yang dikerjakan,
siswa akan mengetahui keberhasilan tugas yang dikerjakannya atau kesalahan
yang harus diperbaiki. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Membahas kembali bahan pelajaran
yang dianggap sulit |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui keompetensi
yang sudah dan yang belum dikuasai siswa. Mungkin saja masih ada bahan
pelajaran yang belum dapat dikuasai siswa pada saat mengikuti proses
pembelajaran karena dianggap cukup sulit. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Dalam kondisi seperti itu, guru perlu membahas kembali materi
pelajaran yang dianggap sulit tersebut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Menugaskan membaca materi
pelajaran tertentu |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Kegiatan tindak lanjut pembelajaran terpadu yang dapat diberikan
guru adalah menugaskan siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan
pokok materi yang telah dibahas dari sumber bacaan yang telah ditetapkan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Memberikan motivasi atau bimbingan
belajar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Pada kegiatan akhir dan tindak lanjut, guru perlu memberikan
balikan dan bimbingan belajar, baik kepada siswa yang telah berhasil
menguasai kompetensi maupun kepada siswa yang belum berhasil. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Pemberian balikan ini dapat dilakukan dengan memberikan penguat (reinforcement)
baik verbal (dengan kata-kata atau kalimat) maupun nonverbal. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Mengemukakan topik untuk pertemuan
berikutnya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Kegiatan tindak lanjut lain yang dapat dilakukan guru adalah
mengemukakan atau memberikan gambaran kepada siswa tentang topik bahasaan
atau tema yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Hal ini dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam
kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB III |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENUTUPAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.1 |
Kesimpulan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Pembelajaran terpadu merupakan pendekan pembelajaran yang
melibatkan beberpa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
Melalui pembelajaran terpadu ini siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung (direct experiences) sehingga dapat menambah
kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi hal-hal yang
dipelajarinya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c. |
Siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri konsep yang
dipelajari seara holistik, otentik, dan aktif. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
d. |
Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu mengikuti prosedur
yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
e. |
Dalam pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat
berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman berlajar bagi para siswa sekolah
dasar. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.2 |
Saran |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta
memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun
dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga
materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Daftar
Pustaka |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Hernawan, Asep Herry, Novi Resmini, Andayani. 2020. Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: PT Gramedia. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
0 comments:
Post a Comment