Thursday 12 May 2022

PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN TERPADU

0 comments

 

MODUL 2

PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN TERPADU

KEGIATAN BELAJAR 1

KEGIATAN PENDAHULUAN DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

KEGIATAN BELAJAR 2

KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

KEGIATAN BELAJAR 3

KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.1

Latar Belakang

 

Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajran untuk memberikan pengalaman beajar yang bermakna bagi siswa. Siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik, dan aktif.

 

Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman belajar bagi para siswa sekolah dasar. Dengan demikian, dalam pelaksanaannya perlu mengikuti prosedur yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1

2.1

Kegiatan Pendahulian Dalam Pembelajaran Terpadu

 

Pendahuluan merupakan kegiatan yang penting dan dapat menetukan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran terpadu, sebab kegiatan ini pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran.

Sering kegagalan dalam pelaksanaan pembelajaran disebabkan oleh kegiatan pendahuluan yang tidak dikelola dengan baik dan tepat.

 

 

A.

Makna Kegiatan Pendahuluan

 

Kegiatan pendahuluan merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen-komponen pembelajaran lainnya. Kegiatan pendahuluan dalam kegiatan pembelajaran terpadu harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, fleksibel, efektif, dan efisien.

 

Kegiatan pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan sebuah pembelajaran. Fungsi kegiatan pendahuluan terutama adalah untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

 

 

B.

Bentuk Kegiatan Pendahuluan

 

Mengingat pentingnya peranan kegiatan pendahuluan dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran terpadu di sekolah dasar maka kegiatan ini harus direncanakan dengan baik dan dilaksanakan berdasarkan prosedur yang tepat.

 

Dari penjelasan tentang makna kegiatan pendahuluan dapat anda simak bahwa kegiatan menyiapkan siswa mengikuti pelajaran ada yang langsung berkaitan dengan kompetensi atau materi dan ada yang tidak berkaitan langsung.

 

Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut kegiatan  awal  pembelajaran. 

Sementara itu  kegiatan  yang  tidak langsung berkaitan dengan   materi   atau   kompetensi   yang   akan   dibahas   disebut   kegiatan   pra   pembelajaran.

 

Kegiatan utama yang perlu dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran ini di antaranya, yaitu menciptakan kondisi-kondisi awal pembelajaran yang kondusif, memberi acuan, melaksanakan kegiatan apersepsi (apperception) dan penilaian awal (pre-test).

 

Kegiatan pendahuluan seperti sebagai berikut :

 

1.

Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran

 

 

Proses pembelajaran terpadu akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang efektif tersebut misalnya :

 

 

a.

Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)

 

 

 

Sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru mengecek atau memeriksaterlebih dahulu kehadiran siswa. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terhitung banyak maka perlucara yang lebih praktis agar tidak terlalu menyita atau menghabiskan waktu, salah satu cara yangdapat dilakukan guru adalah dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di kelas untukmenyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan alasan ketidakhadiran siswayang tidak hadir tersebut.

 

 

 

 

 

 

b.

Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness)

 

 

 

Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap   hasil   belajar   siswa.   Ada   beberapa   alternatif   yang   dapat   dilakukan   guru   dalam menciptakan   kesiapan   belajar   siswa,   khususnya   yang   dilakukan   pada   awal   pembelajaran diantaranya:

 

 

 

1)

membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan sumber belajaryang diperlukan dalam kegiatan belajar;

 

 

 

2)

menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas;

 

 

 

3)

menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar yang tinggi;

 

 

 

4)

mengontrol (mengelola) seluruh siswa mulai dari awal pembelajaran;

 

 

 

5)

menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta minat dan perhatian siswa;

 

 

 

6)

menentukan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

 

 

 

 

 

 

c.

Menciptakan suasana belajar yang demokratis

 

 

 

Sesuai dengan ciri pembelajaran terpadu yang lebih menekankan pada keaktifan siswa (student centered). Suasana yang demokratis dalam pembelajaran terpadu akan menumbuhkan keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan, keberanian untuk bertanya, keberanian berpendapat atau mengeluarkan ide/gagasan, dan keberanian memperlihatkan unjuk kerja (performance).

 

 

 

Alternatif yang dapat dilakukan oleh guru pada awal pembelajaran terpadu ini di antaranya dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal yang berkaitan dengan topik atau tema yang akan dibahas. Hal ini dapat merangsang siswa untuk menjawab atau memberi pendapat.

 

 

 

 

 

 

d.

Membangkitkan motivasi belajar siswa

 

 

 

Pada tahap awal pembelajaran terpadu, siswa perlu ditumbuhkan motivasi belajarnya, sebab motivasi ini merupakan motor perggerakan aktivitas belajar. Motivasi belajar siswa berkaitan erat dengan tujuan yang hendak dicapai oleh siswa.

 

 

 

Bila siswa yang sedang belajar menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat baginya maka motivasi belajarnya akan muncul dengan kuat yang disebut motivasi intrinsik atau motivasi internal.

 

 

 

Munculnya motivasi intrinsik dalam belajar disebabkan keinginan siswa untuk menguasai kemampuan yang terkandung di dalam tujuan pembelajaran.

 

 

e.

Membangkitkan perhatian siswa

 

 

 

Perhatian erat sekali kaitannya dengan motivasi bahkan tidak dapat dipisahkan. Perhatian ialah pemusatan energi psikis (pikiran dan perasaan) terhadap suatu objek yang dipelajari.

 

 

 

Memunculkan perhatian  siswa pada suatu objek dapat diakibatkan oleh dua hal.

 

 

 

-

Pertama, siswa merasa bahwa objek yang disajikan guru mempunyai kaitan dengan dirinya; umpamanya sesuai dengan kebutuhan, cita-cita, pengalaman, bakat, atau minat.

 

 

 

-

Kedua, objek itu sendiri dipandang memiliki sesuatu yang berbeda, yang lain dari yang sudah biasa, lain dari yang pada umumnya muncul.

 

 

 

Perhatian siswa terhadap pelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengaitkan pelajaran dengan pengalaman, kebutuhan, cita-cita, bakat, atau minat siswa.

 

 

 

Penggunaan metode dan media yang bervariasi, dapat menumbuhkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.

 

 

 

 

2.

Memberi Acuan

 

 

Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung.

 

 

Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya adalah sebagai berikut.

 

 

a.

Memberitahukan tujuan ( kemampuan ) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari

 

 

 

Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran, adalah membertahukan tujuan atau kompetensi dasar yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari untuk mencapai tujuan atau kompetensi tersebut.

 

 

b.

Menyampaikan alternative kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa

 

 

 

Kegiatan lain yang dilakukan di awal pembelajaran adalah menjelaskan alternatif kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa. Dalam tahap ini, guru juga perlu menyampaikan pada siswa tentang kegiatan belajar yang bagaimana yang harus ditempuh siswa untuk menguasai kemampuan tersebut atau dalam mempelajari tema, topik,  atau materi pembelajari terpadu.

 

 

 

 

3.

Membuat Kaitan (Melaksanakan Apersepsi)

 

 

Salah satu cara untuk menarik dan memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan. Kegiatan membuat kaitan pada awal pembelajaran biasanya dikenal dengan melakukan apersepsi.

 

 

Apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa. Berfungsi untuk mempersiapkan kondisi awal belajar pada diri siswa terutama kesiapan mental siswa menghadapi pelajaran.

 

 

Berikut ini beberapa cara di antaranya yang dapat dilakukan guru dalam membuat kaitan atau melakukan apersepsi.

 

 

a.

Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya

 

 

b.

Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari

 

 

c.

Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas

 

 

 

 

 

4.

Melaksanakan Tes Awal

 

 

Tes awal dilakukan apabila materi yang akan dibahas merupakan materi baru dan kita ingin mengetahui seberapa banyak siswa telah menguasai materi yang akan dibahas tersebut.

 

 

Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa.

 

 

Perbedaan antara apersepsi dengan penilaian awal terletak pada materi/bahan yang diberikan. Apersepsi bahan yang diberikan adalah yang telah dipelajari sebelumnya, sedang penilaian awal bahan yang diberikan adalah bahan yang akan diajarkan.

 

 

Melaksanakan penilaian awal perlu memperhatikan waktu yang tersedia, agar dalam prosesnya tidak mengganggu waktu untuk kegiatan ini dalam pelajara. Oleh karena itu, penilaian awal ini dapat dilakukan dengan cara lisan pada beberapa siswa  yang dianggap mewakili seluruh siswa.

 

 

 

 

 

KEGIATAN BELAJAR 2

2.2

Kegiatan Inti dalam Pembelajaran Terpadu

 

Kegiatan inti pembelajaran menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa (learning experiences) berkaitan dengan kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh siswa secara terpadu yang disusun dan direncanakan oleh guru dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku di sekolah dasar. Dalam kurikulum 2004, kemampuan tersebut dinamakan Standar Kompetensi.

 

Karena itu, guru perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang kegiatan-kegiatan belajar apa saja yang memungkinkan dapat dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.

 

Kemampuan yang diharapkan setelah anda mempelajari adalah mampu menjelaskan makna kegiatan inti pembelajaran terpadu dan memberikan contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan inti pembelajaran.

 

 

A.

Makna Kegiatan Inti Pembelajaran

 

Kegiatan inti sering juga disebut kegiatan instruksional. Kegiatan inti dalam pembelajaran terpadu merupakan kegiatan yang kompleks, terutama dalam proses penguasaan pengalaman belajar siswa terhadap kemampuan yang telah dirumuskan secara terpadu.

 

Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.

 

Kegiatan inti pembelajaran hendaknya melibatkan siswa sebanyak mungkin memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat langsung, dan memenuhi kebutuhan siswa baik individual maupun kelompok.

 

 

B.

Bentuk Kegiatan Inti Pembelajaran

 

Guru mengorganisasikan atau mengatur proses pembelajaran dengan menggunakan cara/teknik/metode/pendekatan yang bervariasi yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar berkadar aktivitas tinggi.

 

Agar dapat mengorganisasikan kegiatan inti pembelajaran terpadu secara efektif dan efisien, paling tidak terdapat dua hal yang perlu dipahami, yaitu :

 

1.

Penyajian bahan pembelajaran harus dilakukan secara terpadu melalui penghubungan konsep dari mata pelajaran satu dengan konsep dari mata pelajaran lainnya.

 

2.

Guru harus berupaya menyajikan bahan pembelajaran terpadu dengan menggunakan strategi dan media pembelajaran yang bervariasi, yang mampu mendorong siswa untuk aktif terlibat dalam upaya penemuan pengetahuan baru.

 

Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dirancang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Proses belajar akan terjadi pada diri siswa apabila siswa terlibat aktif secara intelektual dan emosional (termasuk keterlibatan fisik) dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus terfokus pada siswa (student-centered).

 

Terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan guru. Faktor-faktor tersebut adalah tujuan, materi, siswa, guru, serta fasilitas, ruang, dan waktu (Wardani, 2002).

 

1.

Tujuan

 

 

Kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa berkenaan dengan pengetahuan, keterampilan serta pembentukan sikap dan nilai. Setiap jenis kemampuan tersebut menuntut kegiatan pembelajaran yang berbeda.Penguasaan pengetahuan menuntut adanya kegiatan pengkajian seperti mendengarkan penjelasan guru, memperhatikan demonstrasi, melakukan observasi, melaksanakan percobaan, berdiskusi dan sebagainya.

 

2.

Materi

 

 

Jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran juga turut menentukan penentuan kegiatan pembelajaran, maka dalam kegiatan pembelajaran guru hendaknya memberikan contoh-contoh

 

3.

Siswa

 

 

Dalam menentukan kegiatan pembelajaran, guru juga perlu memperhatikan faktor siswa, yang mencakup karakteristik dan jumlah siswa didalam kelas. Apabila akan melaksanakan percobaan di laboratorium, guru harus yakin bahwa bahan dan alat yang ada dilaboratorium bukan merupakan hal baru sehingga pada waktu memasuk laboratorium siswa tidak merasa canggung menggunakan alat-alat percobaan.

 

4.

Guru

 

 

Disamping tujuan, jenis, dan tingkat kesulitan materi, serta siswa, factor guru juga turut menentukan perancangan kegiatan pembelajaran. Kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembelajaran.

 

5.

Fasilitas, Ruang, dan Waktu

 

 

Faktor lain yang perlu diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan pembelajaran adalah fasilitas, ruang dan waktu yang tersedia. Melakukan percobaan secara individual memang akan sangat baik bagi siswa, tetapi apabila alat dan bahan yang tersedia tidak mencukupi untuk setiap siswa, bukan berarti kegiatan percobaan ditiadakan. Dalam hal ini guru dapat meminta siswa untuk melakukan percobaan kelompok.

 

 

Selain menggambarkan pengunaan strategi pembelajaran dan metode mengajar, dalam kegiatan inti pembelajaran juga menggambarkan penggunaan media pembelajaran. Media pembelajaran yang berkaitan dengan komponen lainnya dalam pembelajaran dalam rangka membatu siswa belajar.

 

 

Berikut beberapa nilai yang dapat dipetik dari penggunaan media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu.

 

 

a.

Media dapat mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.

 

 

b.

Media dapat menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar.

 

 

c.

Media dapat menampilkan objek yang terlalu besar atau terlalu kecil.

 

 

d.

Media dapat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Dengan menggunakan media film (slow motion) siswa dapat dengan mudah melihat lintasan peluru, melesatnya anak panah, atau meperlihatkan suatu ledakan.

 

 

 

 

 

 

Selain keempat nilai tersebut, penggunaan media dalam pembelajaran terpadu juga memiliki kekuatan sebagai berikut,

 

 

a.

Memungkinkan siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.

 

 

b.

Memungkinkan adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa.

 

 

c.

Membangkitkan motivasi belajar siswa.

 

 

d.

Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut kebutuhan.

 

 

e.

Menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak bagi seluruh siswa.

 

 

f.

Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang.

 

 

g.

Mengontrol arah dan kecepatan belajar siswa.

 

 

 

 

 

 

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media dalam kegiatan inti pembelajaran terpadu.

 

 

a.

Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi memiliki fungsi tersendiri, yaitu mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif.

 

 

b.

Media pembelajran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka menciptakan situasi belajar yang diharapkan.

 

 

c.

Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan kompetensi dasar, indikator, dan isi/bahan pembelajran terpadu.

 

 

d.

Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar.

 

 

e.

Media pembelajran terutama berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa akan lebih tahan lama mengedap dalam pikirannya.

 

 

f.

Media pembelajran dapat meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir sehingga dapat mengurangi terjadinya verbalisme.

 

 

 

 

 

 

Penetapan strategi dan metode mengajar serta media pembelajaran guru perlu mempertimbangkan faktor-faktor  tersebut agar kegiatan inti pembelajaran berlangsung optimal.

 

 

 

KEGIATAN BELAJAR 3

2.3

Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut dalam Pembelajran Terpadu

 

Prosedur terakhir yang perlu dilaksanakan dalam pembelajaran terpadu dan pembelajaran pada umumnya, yaitu kegiatan akhir dan tindak lanjut. Kegiatan ini dilakukan terutama untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung, mengetahui keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajarn yang telah dijalani serta memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru dikuasai siswa.

 

Guru perlu mengidentifikasi secara sistematis tentang kegiatan-kegiatan belajar yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajran terpadu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

A.

Makna Kegiatan Akhir dan Tindakan Lanjutan

 

Kegiatan akhir dalam pembelajaran terpadu tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup semua rangkaian kegiatan pembelajaran. Kegiatan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar dan bahan pembelajaran yang telah dipelajari, serta mengetahui kebrhasilan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dan dijalani oleh siswa dan guru.

 

Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes, baik lisan maupun tertulis.

 

Berdasarkan hasil kegiatan akhir ( meninjau kembali penguasaan siswa dan/ atau melaksanakan penilaian ), guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa secara individual maupun kelas.

 

 

 

B.

Bentuk Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjutan

 

Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajran mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka memantapkan pemahaman siswa terhadap kompetensi dasar yang harus dicapainya. Waktu yang disediakan untuk kegiatan akhir dan tindak lanjut ini biasanya relatif singakt (kurang lebih 5-10 menit). Dalam hal ini, guru perlu mengatu dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin melalui bentuk-bentuk kegiatan yang tepat.

 

 

 

1.

Kegiatan Akhir Pembelajaran

 

 

Kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk meyakinkan bahwa kompetensi yang ditetapkan dikuasai siswa diantaranya adalah meninjau kembali penguasaan siswa dan melakukan penilaian.

 

 

a.

Meninjau kembali penguasaan siswa

 

 

 

Dalam melaksanakn kegiatan membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut

 

 

 

1)

Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.

 

 

 

2)

Singakt, jelas, dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.

 

 

 

3)

Kelimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.

 

 

 

4)

Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

 

 

 

 

 

 

 

b.

Melaksanaan penilaian

 

 

 

Pengecekan atau penelian terhadap pemahaman siswa sangat penting dilakukan guru dengan maksud untuk melihat apakah siswa telah mencapai kompetensi dasar yang diharapkan, atau belum. Oleh karena itu guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa.

 

 

 

Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan akhir yang sering dilakukan guru. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetaui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

 

 

 

Waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir relatif singkat maka guru perlu mengidentifikasi kegiatan teknik yang dianggap tepat untuk menilai penguasaan siswa. Dalam pelaksaannya guru dapat melaksanakan penilaian secara lisan atau tertulis.

 

 

 

Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam menilai hasil belajar siswa agar pelaksanaan penilaian akhir tersebut efektif dan efisien.

 

 

 

 

 

 

2.

Melaksanakan Tindak Lanjut Pembelajaran

 

 

Berdasarkan kegiatan akhir (meninjau kembali penguasaan siswa dan / atau melaksanakan penilaian), guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dari hasil tes, guru akan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa baik secara individual maupun kelas. Dengan memperhatikan tingkat penguasaan siswa, guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut.

 

 

Pada prinsipnya, kegiatan tindak lanjut pembelajaran dilaksanakan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa baik dalam bentuk pengayaan (enrichment) maupun perbaikan (remedial).

 

 

Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan dalam melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran terpadu, berikut ini.

 

 

a.

Memberikan pekerjaan rumah

 

 

 

Pekerjaan rumah (homework) pada dasarnya merupakan kegiatan yang sudah sering dilakukan oleh guru sekolah dasar untuk meningkatkan atau memantapkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

 

 

 

Tugas yang diberikan harus bersifat fleksibel dan perlu diintegritaskan (terpadu) dengan mata-mata pelajaran yang lain.

 

 

 

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan guru pada saat memberikan tugas/latihan yang harus dikerjakan oleh siswa di rumah.

 

 

 

1)

Guru hendaknaya menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik atau tema tugas dan latihan yang harus dikerjakan siswa.

 

 

 

2)

Guru perlu menjelaskan tentang tahapan tugas-tugas yang harus dikerjakan berdasarkan lembaran tugas.

 

 

 

3)

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang tugas yang belum dipahaminya.

 

 

 

4)

Guru menjelaskan tentang proses penyelesaian tugas, apakah tugas dapat dilaksanakan di rumah atau di sekolah , sesuai dengan karakteristik tugas yang bersangkutan

 

 

 

5)

Guru hendaknya meminta untuk menyerahkan dan mengerjakan tugas sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

 

 

 

6)

Guru harus memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan. Dengan membahas dan memberikan balik terhadap hasil tugas yang dikerjakan, siswa akan mengetahui keberhasilan tugas yang dikerjakannya atau kesalahan yang harus diperbaiki.

 

 

 

 

 

 

 

b.

Membahas kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit

 

 

 

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, guru mengetahui keompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai siswa. Mungkin saja masih ada bahan pelajaran yang belum dapat dikuasai siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran karena dianggap cukup sulit.

 

 

 

Dalam kondisi seperti itu, guru perlu membahas kembali materi pelajaran yang dianggap sulit tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

c.

Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu

 

 

 

Kegiatan tindak lanjut pembelajaran terpadu yang dapat diberikan guru adalah menugaskan siswa untuk membaca topik tertentu yang sesuai dengan pokok materi yang telah dibahas dari sumber bacaan yang telah ditetapkan.

 

 

 

 

 

 

 

d.

Memberikan motivasi atau bimbingan belajar

 

 

 

Pada kegiatan akhir dan tindak lanjut, guru perlu memberikan balikan dan bimbingan belajar, baik kepada siswa yang telah berhasil menguasai kompetensi maupun kepada siswa yang belum berhasil.

 

 

 

Pemberian balikan ini dapat dilakukan dengan memberikan penguat (reinforcement) baik verbal (dengan kata-kata atau kalimat) maupun nonverbal.

 

 

 

 

 

 

 

e.

Mengemukakan topik untuk pertemuan berikutnya

 

 

 

Kegiatan tindak lanjut lain yang dapat dilakukan guru adalah mengemukakan atau memberikan gambaran kepada siswa tentang topik bahasaan atau tema yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.

 

 

 

Hal ini dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUPAN

3.1

Kesimpulan

 

a.

Pembelajaran terpadu merupakan pendekan pembelajaran yang melibatkan beberpa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.

 

b.

Melalui pembelajaran terpadu ini siswa dapat memperoleh pengalaman langsung (direct experiences) sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksi hal-hal yang dipelajarinya.

 

c.

Siswa akan terlatih untuk dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari seara holistik, otentik, dan aktif.

 

d.

Dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu perlu mengikuti prosedur yang dirancang sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran terpadu.

 

e.

Dalam pengemasan pengalaman belajar yang dirancang guru sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman berlajar bagi para siswa sekolah dasar.

 

 

 

3.2

Saran

 

Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami.

 

 

Daftar Pustaka

Hernawan, Asep Herry, Novi Resmini, Andayani. 2020. Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Gramedia.

 

0 comments:

Post a Comment