Wednesday 25 May 2022

TREND GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA

0 comments

 

         

  TUGAS MAKALAH

MODUL 4

TREND GLOBALISASI DAN KERAGAMAN BUDAYA

 



BAB 1

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pengajaran IPS bersumber dari masyarakat yang meliputi pertumbuhan, perkembangan, dan kemajuan kehidupan termasuk segala aspek dengan permasalahannya. Dengan demikian, pengajaran IPS tidak akan kehabisan materi untuk dibahas dan dipermasalahkan. Materi tersebut bukan hanya apa yang terjadi hari ini, melainkan juga yang telah terjadi pada masa lampau, dan lebih jauh pada masa yang akan datang. Ditinjau dari lingkup wilayahnya, meliputi apa yang terjadi setempat secara lokal, nasional, regional sampai ke tingkat global. Hal tersebut jadi perhatian dan lahan garapan pengajaran IPS.

Oleh karena itu, kita selaku Mahasiswa harus memperhitungkan dan mengatisipasinya. Janganlah anda puas dengan materi yang telah ada. Katakanlah jenis pakaian, “celana jeans” yang semula merupakan pakaian pengembala sapi(cowboy), para mekanik bengkel, dewasa ini telah menjadi mode dimana-mana termasuk di Indonesia, kenyataan yang demikian itu merupakan hal yang harus diperhatikan pada pembelajaran IPS yaitu Globalisasi, selain itu pula kita sebagai Generasi penerus harus bisa mempertahankan serta menjaga kelestarian aneka ragam jenis kebudayaan yang telah ada di Indonesia dengan cara mencintai produk dalam negeri dan tidak mudah terpengaruh oleh pengaruh luar, serta  mengenalkan dan mengajarkan kepada Anak-anak bahwa pentingnya menjaga kebudayaan Indonesia.

Dengan demikian kita akan membahas mengenai isu-isu dan masalah sosial budaya dalam pembelajaran IPS khususnya tentang Trend Globalisasi, masalah-masalah sosial yang timbul dari keragaman budaya terhadap pembelajaran IPS, juga akan dibahas hal-hal yang berkenaan dengan masalah-masalah lingkungan, hukum keterkaitan, kesadaran hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga negara.

 

B. Rumusan Masalah

 

1.      Bagaimanakah Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajan IPS SD ?\

2.    Apa sajakah masalah-masalah lingkungan dan pendidikan lingkungan    dalam pembelajaran IPS SD?

3.      Apa sajakah masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran hukum dalam pembelajaran IPS SD?

4.      Apa sajakah masalah-masalah kesadaran, hukum, dan pendidikan kesadaran hukum warga negara dalam pembelajaran IPS SD?

5.       Bagaimanakah pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam pendidikan IPS SD ?

C  Tujuan

.     1. Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajaran IPS SD.

2. Untuk mengetahui lingkungan dan pendidikan lingkungan dalam pembelajaran IPS SD.

3.  Untuk mengetahui masalah-masalah hukum ketertiban dan kesadaran hukum dalam pembelajaran IPS SD.

4.  Untuk mengetahui Trend Globalisasi dan keragaman budaya dalam pembelajaran IPS SD.

5, Untuk mengetahui pluralisme budaya dan keanekaragaman etnis dalam pendidikan IPS SD.

 

BAB II

PEMBAHASAN

          Tren Globalisasi dan Keragaman Budaya

A.    Globalisasi

Globalisasi inti katanya adalah global, yang artinya bumi atau dunia. Globalisasi artinya suatu keadaan atau kondisi dimana isu dan masalah-masalah yang ada menyangkut berbagai bangsa dan negara atau bahkan seluruh dunia. Pengertian lain berasal dari kata global yang bermakna keseluruhan.

Pendidikan global adalah salah satu sarana agar siswa mengerti bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dunia, sekalipun demikian tidak berarti harus mengingkari dirinya sebagai warga dari sebuah bangsa. Demikian pula sebaliknya, sebagai warga negara yang baik seharusnya bisa menjadi warga dunia yang baik.

Contoh-contoh masalah dan isu yang sifatnya global sebagai berikut:

1.         Krisis energy, baik persediaan kandungan minyak bumi yang tersisa, masalah harga maupun penelitian tentang sumber sumber energy pengganti.

2.         Jurang antara Negara kaya dan miskin.

3.         Kepadatan penduduk yang mendorong urbanisasi serta terjangkitnya penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh kelaparan dan kemiskinan.

4.         Populasi yang meliputi seluruh lingkungan bumi, seperti kerusakan hutan, pencemaran akibat industrialisasi, pencemaran udara sampai lapisan ozon yang semakin menipis.

5.         Perang nuklir

6.         Perdagangan internasional

7.         Komunikasi

8.         Perdaganagn obat terlarang

Pendidikan harus dikaitkan denga penelitian tentang sebab-sebab, akibat-akibat, dan kemungkinan penyelesaia tentang isu-isu global saat ini. Para siswa harus mengetahui bagaimana mereka memengaruhi dan dipengaruhi oleh masalah-masalah dan isu-isu ini. Sehingga, mereka berhak mengetahui bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi dalam proses penyelesaiannya itu.

Ciri isu-isu dan masalah global :

1.      Ruang lingkupnya bersifat transnasional. Asal-usul dan akibat dari masalahnya melintasi lebih dari satu negara.

2.      Isu-isu dan masalah-masalah hanya dapat diselesaikan melalui tindakan multilateral: penyelesaian dan perbaikaan tidak dapat dicapai hanya oleh tindakan satu negara.

3.      Konflik berasal dari ketidaksepakatan tentang hakikat dan sebab masalah dalam membedakan nilai dan tujuan tentang jasil dan cara , dan dalam kesulitan menemukan tindakan yang tepat yang diperlukan untuk menjamin hasil yang diharapkan.

4.      Masalah dan isu-isu mempunyai sifat terus menerus (persistence). Masalah dan isu telah berkembang sebagai masalah dan isu yang berkelanjutan.

5.      Isu dan masalah terkait dengan hal lain.

B.      Keragaman Budaya

keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil wujud perbedaan ras dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.

keanekaragaman budaya dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana suatu masyarakat memiliki lebih dari satu perangkat gagasan, tindakan, dan hasil karya. Keanekaragaman budaya di antaranya mengambil wujud perbedaan ras dan etnik yang dimiliki oleh sebuah masyarakat.

Keanekaragaman budaya bisa diperkenalkan sejak usia sekolah dasar, di Indonesia sejak kelas 3, dimulai dengan memperkenalkan perbedaan-perbedaan yang ada pada siswa di kelasnya. Misalnya, perbedaan jenis kelamin, latar belakang pekerjaan orang tua. Pelajran IPS akan menarik jika para siswa didorong mengenali berbagai perbedaan diantara mereka, tetapi tanpa melupakan kesamaan dan kebersamaan sebagai anggota kelas tersebut. Dalam masyarakat yang memiliki keanekaragaman budaya timbul berbagai masalah dan isu-isu diantaranya adalah pembauran, prasangka dan ethnocentrism (melahirkan superioritas dan inferioritas).

C.    Globalisasi dan Keragaman Budaya di Indonesia

Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia merasakan gelombang globalisasi yang semakin lama seakin terasa menerpa segala segi kehidupan masyarakat, baik dalam bidang ekonomi, teknologi, politik, sosial dan budaya.

Trend globalisasi akhir-akhir ini yang elanda Indonesia adalah penggunaan jaringan internet dalam telekomunikasi. Orang Indonesia dapat mengetahui apa pun tentang negara dan bangsa lain, sebaliknya bangsa lain pun bisa memperoleh informasi yang berkaitan dengan Indonesia.

Dengan melihat keuntungan dan kerugian yang diakibatkan oleh gencarnya arus globalisasi, rasanya kita sepakat bahwa kita harus mewaspadai perkembangan lebih lanjut demi kelangsungan generasi muda kita dimasa yang akan datang. Pembentukan warga negara yang baik bisa dilakukan melalui, antara lain pendidika formal, pendidikan yang mamppu menghasilkan peserta didik yang menghormati dan menghargai keberagaman budaya. Bahkan perbedaan budaya harus dianggap sebagai suatu modal untuk memperkaya budaya itu sendiri.

D.    Pembelajaran IPS Dalam Era Globalisasi dan Keragaman Budaya

Globalisasi di satu sisi menyadarkan kita akan adanya kesamaan dalam kehidupan manusia dimuka bumi ini, ada kesamaan kebutuhan dan keinginan, sementara di sisi lainnya keanekaragaman budaya mengajarkan kepada kita bahwa ada perbedaan diantara manusia sebagai pendukung kebudayaannya.

Fungsi pembelajaran IPS, antar lain membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan pemahaman terhadap diri pribadinya, menolong mereka untuk mampu mengetahui dan menghargai masyarakat dengan keanekaragaman budaya, memperkenalkan proses sosialisasi, memberikan pengertian tentang pentingnya mempertimbangkan masa lampau dan masa kini dalam engambil keputusan untuk masa datang, mengembangkan keterampilan menganalisis dan memecahkan masalah serta membimbing pertumbuhan dan pengembangan, berpartisipasi dalam aktivitas di masyarakat (Skeel, Wihardit, 1999:11)

Pebelajaran keanekaragaman dalam IPS haruslah mengandung tujuan, sebagai berikut:

  1. Mampu mentransformasikan bahwa “Sekolah” akan memberikan pengalaman dan kesempatan yang sama kepada kepada semua peserta didik baik putra maupun putri sekalipun mereka memiliki perbedaan budaya, sosial, ras, dan kelompok etnik.
  2. Membimbing peserta didik untuk mengembangkan sikap-sikap positif dalam mendakati masalah perbedaan budaya, ras, etnik, dan kelompok agama.
  3. Mendorong peserta didik untuk tidak jadi kelompok yang dirugikan, dengan cara memberikan keterampilan dalam mengambil keputusan dan mengembangkan sikap-sikap sosial.

Sementara pebelajaran globalisasi dalam IPS harus mengandung tujuan, seperti berikut ini:

  1. Mampu menanamkan pengertian bahwa sekalipun mereka berbeda, tetapi sebagai manusia memiliki kesamaan-kesamaan.
  2. Membantu peserta didik memahami kenyataan bahwa ada masalah-masalah yang dihadapi bersama, yaitu masalah kelebihan penduduk bumi, pencemaran air dan udara, kelaparan dan masalah-masalah global lainnya.
  3. Membantu peserta didik mengembangkan kemampuan berpikir kritis terhadap masalah-masalah dunia dan keterampilan menganalisis informasi yang diterimanya.

Dari tujuan-tujuan yang terumuskan di atas, jelas bahwa melalui pembelajaran IPS diharapkan akan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan jiwa.

 

KEGIATAN BELAJAR 2

Masalah-Masalah Lingkungan dan Pendidikan Lingkungan Dalam Pembelajaran IPS SD

Menurut undang-undang RI no 32 tahun 2009 tentang lingkungan hidup merupakan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda , daya , keadaan dan makhluk hidup termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perkehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Ada Lima Aspek dalam lingkungan hidup:

1.      Lingkungan Abiotik

Yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yang bukan berupa organisme hidup.

2.      Lingkungan Biotik

Yaitu segala sesuatu yang ada disekitar makhluk hidup yang berupa organisme hidup.

3.      Lingkungan alam

Yaitu kondisi alamiah baik secara abiotik maupun biotik yang belum banyak dipengaruhi oleh tangan-tangan manusia.

4.      Lingkungan Sosial

Yaitu manusia baik secara individu maupun kelompok yang ada diluar dirinya.

5.      Lingkungan Budaya

Yaitu segala sesuatu baik secara materi maupun non materi yang di hasilkan manusia melalui proses penciptaan rasa , karsa dan karyanya.

Menurut Nursid Sumaatmajda (1999:46-65 ), ada empat masalah yang berkaitan dengan lingkungan hidup manusia :

1.Perkembangan Populasi manusia yang cepat 

2.Daya dukung lingkungan yang tidak memadai

3.Keterbatasan daya dukung lingkungan hidup dan kemampuan manusia

4.Ketimpangan hidup itu sendiri

Salah satu ilmu yang mempelajari tentang lingkungan hidup adalah ekologi.  Ekologi memiliki Cakupan studi yang meliputi :

a.Auteknologi

b.Sinekologi

c.Ekologi Habitat

d.Ekologi Taksonomi

 

 

 

 

Kegiatan Belajar 3

Masalah-masalah hukum , Ketertiban,  dan kesadaran hukum

Hukum merupakan kumpulan aturan-aturan ( baik yang tertulis maupun yang tidak ) tersebut akan bersifat memaksa karena mau tidak mau harus ditaati oleh setiap individu ( tanpa kecuali ) .

A.Masalah-masalah hukum

Masalah-masalah adalah berbagai permasalahan yang muncul sebagai akibat dari interaksi atau pergaulan manusia sebagai makhluk sosial.

B.Ketertiban

Ketertiban ialah suatu keadaan yang menunjukkan adanya patokan , aturan atau pedoman maupun petunjuk yang berlaku dan ditaati oleh setiap individu didialam pergaulan antara pribadi atau golongan  (masyarakat ).

 

C.Kesadaran Hukum

Kesadaran Hukum ialah suatu sikap individu untuk menerima dengan rela dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari peristiwa hukum yang terjadi.

D.Hubungan Masalah Hukum , Ketertiban , dan kedaraan hukum dengan Pendidikan IPS. 

Sesuai dengan kompleksitas ( kerumitan ) dan kemajemukan yang dkandung oleh berbagai permaslahan yang muncul dalam masyarakat maka IPS muncul menjadi suatu bahan kajian yang mencoba menelaah permasalahan dengan menggunakan berbagai segi atau berbagai sudut pandagan sehingga akan melibatkan berbagai ilmu pengetahuan. Misalnya, masalah orbanisasi akan dikaji , tidak hanya dari segi biografis (kependudukan) tetapi juga dari segi ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, hukum, politk. 

Melalui pendidikan IPS kita dapat membentuk siswa sebagai warga negara yang mendukung ketertiban sesuai kaidah-kaidah hukum yang berlaku misalnya :

  1. Upaya dalam mensosialisasikan perlunya memelihara lingkungan alam yang sehat, sehingga pendirian pabrik yang tidak memnuhi persyaratan (menimbulkan polusi dan merusak lingkungan) akan mendapat sangsi hukum.
  2. Menanamkan kesadaran hukum dalam diri peserta didik sebagai wajib pajak (pajak kendaraanm tanah, rumah, pendapatan, dan sebaginya ).
  3. Menanamkan saling pengertian antar individu peserta didik dalam menghormati ha dan kewajiban masing-masing da sebagainya.

Menurut Cerlach dan Lamprecht’s hubungan tujuan aspek hukum dengan pendidikan sosial antara lain :

  1. Untuk menanamkan pemahaman peserta didik terhadap aspek-aspek sosial dan sistem hukum yang dikandungnya, serta bagaimana peserta didik dapat berpartisipasi secara aktif didalam melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum.
  2. Menanamkan sikap-sikap , nilai-nilai , dan pemahaman mereka terhadap hukum dan sistem yang berlaku .
  3. Mengembangkan kemmpuan berpikir kritis peserta didik dan keterampilan dalam memecahkan permaslahan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengkajian aspek-aspek hukum melaui pendidikan IPS akan berkontribusi besar terhadap upaya penanaman pemahaman peserta didik didalam permasalahan hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum.

Selain itu, terdapat pula dalam kehidupan bermasyarakat terdapat hukum yang tidak tertulis dan tidak ada sanksinya apabila ada yang melanggar. Walaupun demikian, hukum wajib ditaati oleh masyarakat dan memiliki kekuatan mengikat. Hukum dinamakan juga norma.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan

Isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS meliputi (1) masalah tren globalisasi dan keragaman budaya, (2) masalah-masalah lingkungan dan pendidikan lingkungan, (3) masalah-masalah hukum, ketertiban dan kesadaran hukum, (4) masalah-masalah hukum dan pendidikan kesadaran hukum warga negara.

Pembelajaran IPS bagaimana pun merupakan disiplin ilmu yang mengkaji tentang manusia dan pola-pola interaksi dengan lingkungan di luar dirinya. Pemahaman dan penghargaan terhadap manusia yang lain, mengapresiasi, dan mewarisi khasanah peninggalan peradaban manusia, dan yang lebih penting dalam hubungannya dengan masalah ekologi melestarikan dan memanfaatkan sumber daya alam secara rasional dan wajar, merupakan pilar-pilar dari tujuan pembelajaran Pendidikan IPS.

Hakikatnya IPS bertujuan untuk membentuk warga negara yang baik, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan kemampuannya di dalam berinteraksi secara positif dan aktif dengan lingkungannya. Di dalam interaksi dengan lingkungan itulah, aspek-aspek tentang hukum, ketertiban, dan kesadaran hukum penting dimiliki oleh siswa sebagai angota masyarakat.

B. Saran

Dalam isu dan masalah sosial budaya dalam pengajaran IPS, guru harus dapat memahami arti globalisasi secara baik agar dapat diperkenalkan oleh siswa agar meraka dapat menjadi warga negara yang efektif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pendidikan formal.

Dari tujuan-tujuan yang dijelaskan dalam pembahasan makalah tersebut, melalui pengajaran IPS diharapkan lahir generasi muda yang penuh pengertian akan keragaman budaya dan ikut bertanggung jawab dan peduli terhadap masalah dan isu global sesuai dengan tingkat pendidikan dan kematangan.

Dalam memecahkan masalah mengenai lingkungan, seharusnya pendidikan IPS diberikan di tingkat sekolah dengan materi yang tak terpisahkan dengan masalah-masalah ekologi. pendidikan Ekologi memiliki tujuan tidak hanya pada tataran

konseptualisasi, yaitu untuk pengembangan disiplin ilmu itu sendiri, tetapi juga memiliki fungsi aktualisasi, yaitu pengalaman ilmu itu dalam konteks praktis sehingga dapat bermanfaat secara langsung untuk kepentingan keselamatan, kesejahteraan, dan keharmonisan manusia di satu sisi dalam hubungannya dengan lingkungan alam sekitar di sisi lain.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment