Friday 27 May 2022

METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS

0 comments

MODUL 6

METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS SD KELAS RENDAH

KEGIATAN BELAJAR 1

PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS SERTA RANAH DAN TINGKATANNYA

KEGIATAN BELAJAR 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KEGIATAN BELAJAR 3

PEMBELAJARAN TEMATIK

 



BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.1

Latar Belakang

 

Perencanaa pembelajaran pendidikan IPS khususnya IPS SD dan lebih khusus adalah IPS sd kelas rendah. Pemahaman terhadap kemampuan ini sangat bermanfaat bagi calon guru dan guru pada khususnya.

 

Apabila akan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di sekolah, sebuah perencanaan dilakukan untuk menyusun langkah-langkah yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

 

Perencan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan, pembelajaran yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. Dan secara lebih khusus anda diharapkan memiliki kemampuan untuk :

 

1.

Menyusun perencanaan pengajaran IPS.

 

2.

Menjelaskan ranah dan tingkatannya.

 

3.

Membuat unit pembelajaran.

 

4.

Membuat rencana program pembelajaran (RPP).

 

5.

Membuat pembelajaran tematik.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1

2.1

Perencanaan Pembelajaran IPS Serta Ranah dan Tingkatannya

A.

Perencanaan Pengajaran IPS

 

Setiap guru harus membuat perencanaan sebelum masuk kelas. Tidak ada guru yang masuk kelas tanpa memiliki ide atau gagasan apa yang akan disampaikannya di dalam kelas. Namun demikian, perencanaan ini beda dari guru satu dengan guru lainnya.

 

Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan persiapan yang berbeda-beda, tidak ada satu persiapan yang bisa digunakan untuk segala situasi, setiap topik, dan setiap kompetensi yang akan dicapai memerlukan persiapan yang berbeda-beda.

 

Perencanaan dimulai ketika guru memikirkan apa yang mungkin akan dilakukan oleh guru di dalam dan di luar kelas. Perencanaan pengajaran IPS dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:

 

1.

Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu  perencanaan yang mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku.

 

2.

Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk  menggerakkan pembelajaran IPS.

 

3.

Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari  pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan strategi pengajaran serta implementasinya.

 

4.

Perencanaan pengajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara detail dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan  pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran.

 

5.

Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah  pengembangan pembelajaran secara sistemik yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran IPS.

 

6.

Perencanaan pengajaran sebagai sebuah ralitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan dilaksanakan secara sistematik.

 

Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka  perencanaan program pengajaran IPS harus sesuai dengan konsep  pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum.

 

Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan  pengajaran berjalan dengan efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan penting dalam penyusunan program pengajaran, dan juga kondisi guru, siswa, dan sekolah pun tak boleh diabaikan.

 

 

B.

Ranah dan Tingkatannya dalam Pendidikan IPS SD

 

Tujuan mata pelajaran IPS di sekolah dasar dari kelas satu sampai kelas enam dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan tersebut meliputi :

 

1.

Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.

 

2.

Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara keduanya.

 

3.

Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

 

4.

Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

 

5.

Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional, keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

 

6.

Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

 

7.

Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di Asia Tenggara serta benua-benua.

 

8.

Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana alam.

 

9.

Memahami peranan Indonesia di era global.

 

Kita sebagai guru, tentunya membuat  perencanaan pembelajaran yang akan dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar IPS dikelas. Goals dan objectives yang akan dicapai biasanya di kelompokkan dalam area, atau ranah (domain). Dengan kata lain guru harus menentukan ranah dan tingkatannya mana yang harus di capai siswa.

 

Setiap ranah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari mulai tingkatan sederhana sampai kompleks. Menurut Oliva, ada tiga kategori dasar, yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor, ranah afektif.

 

1.

Ranah Kognitif

 

 

Ketika guru mengidentifikasih ranah kognitif, dia harus menggunakan rencana pembelajaran untuk menjembatani tujuan yang akan dicapainya.

 

 

Berikut enam tingkatan kemampuan kognitif menurut Blomm :

 

 

a.

Mengingat (recall) menekankan kepada kemampuan mengingat informasi dengan ditandai perilaku siswa, seperti menjelaskan, menyatakan, menyebutkan, mengingat, dan mengenali.

 

 

b.

Pemahaman, menekankan pada mengerti dan mengorganisasikan bahan-bahan yang telah dipelajari, ditandai dengan contoh perilaku seperti menghubungkan, menjelaskan, membandingkan, menyimpulkan, menapsirkan, dan menerjemahkan.

 

 

c.

Aplikasi menekankan kepada penggunaan informasi pada situasi tertentu, hal ini ditandai dengan perilaku seperti memberikan contoh, menerapkan, memecahkan, mendemonstrasikan, menghitung, menyiapkan, mengklasifikasikan, dan menggunakan.

 

 

d.

Analisa menekankan kemempuan berpikir kritis, hal ini ditandai dengan contoh karakteristik seperti memberikan alasan, menganalisis, menjelaskan sebab dan akibat, dan membuktikan.

 

 

e.

Sintesa menekankan kepada kemampuan berpikir original (original thinking), hal ini ditandai dengan contoh karakteristik seperti mengembangkan, menciptakan, mensintesa, menyusun, merencanakan, dan memecahkan.

 

 

f.

Evaluasi menekankan pada kemampuan untuk membuat pertimbangan didasarkan pada standar tertentu. Hal ini ditandai dengan contoh karakteristik seperti memutuskan, menaksir, mengukur/menilai, menyeleksi, dan menyetujui atau tidak menyetujui

 

2.

Ranah Afektif

 

 

Blomm dan kawan-kawan juga mengembangkan skema yang berhubungan dengan nilai (value) dan sikap (attitude) siswa.

 

 

Menurut struktur perkembangannya ranah afektif terdiri atas lima tingkatan, yaitu :

 

 

a.

Penerimaan menekankan pada kesadaran akan penomena lingkungan. Contoh karakteristik seperti mendengarkan, menjelaskan, dan menghadiri.

 

 

b.

Respon menekankan pada reaksi terhadap komunikasi atau fenomena. Contoh karakteristik seperti membaca, menulis, mengatakan, dan berlatih.

 

 

c.

Penilaian menekankan pada kepantasan sesuatu dari lingkungannya. Contoh karakteristik seperti menghargai, mengikuti, memilih, dan menilai.

 

 

d.

Pengorganisasian menekankan pada melakukan pemilihan yang tepat atau pantas berdasarkan nilai-nilai yang mereka pegang. Contoh perilakunya seperti menyeleksi, membangingkan, menegaskan, memprioritaskan, dan mengatur.

 

 

e.

Karakteristik menekankan pada perilaku siswa yang konsisten yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku. Contoh perilaku seperti menentukan, mendemonstrasikan, dan mempribadikan.

 

3.

Ranah Psikomotor

 

 

Cenderung menjadi sebuah proses yang dipraktekan dan diperhalus atau diperbaiki terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai tingkatan tertentu dikuasai dengan baik. Terutama berkaitan dengan tujuan yang berkaitan dengan keterampilanfisik atau motorik pada anak usia sekolah dasar.

 

 

Harrow (1969) mengidentifkasi keterampilan psikomotor ini dalam lima tingkatan, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan maturas atau kedewasaan.

 

 

 

C.

Unit Pelajaran dalam IPS

 

Unit  pelajaran atau satuan pelajaran Model Satuan Pelajaran adalah bagian dari persiapan pembelajaran dalam unit terkecil. Secara sistematis rencana  pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran adalah sebagai berikut :

 

1.

Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan)

 

2.

Kompetensi dasar dan indikator yang henda dicapai atau dijadikan tujuan.

 

3.

Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar.

 

4.

Media

 

5.

Strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam beriteraksi dengan materi pelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi.

 

 

Strategi pembelajaran meliputi :

 

 

a.

Kegiatan awal atau kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatka perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari.

 

 

b.

Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menenamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan.

 

 

 

Dalam langkah ini siswa dibagi menjadi tiga kelompok pembelajaran, yaitu :

 

 

 

1)

Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila mata pembelajarna lebih bersifat fakta.

 

 

 

2)

Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi lebih mengembangkan konsep/sub-pokok bahasan, aktivitas sosial, sikap, nilai, dan kerjasama.

 

 

 

3)

Pembelajaran individual digunakan apabila ingin membantu proses belajar untuk mengoptmalisasi kemampuan siswa secara individu.

 

 

c.

Penutup adalah kegiatan yang memberi penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap kegiatan inti.

KEGIATAN BELAJAR 2

2.2

Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP)

 

Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs hendaknya mengandung tiga komponen, yang disebut anchor point yaitu:

 

1.

Tujuan pembelajaran,

 

2.

materi pelajaran, pendekatan, dan metode mengajar, media  pengajaran, dan pengalaman belajar,

 

3.

evaluasi keberhasilan.

 

Berdasarkan  uraian di atas bahwa unsur-unsur yang penting masuk dalam rencana pengajaran adalah

 

1.

Apa yang akan diajarkan

 

2.

Bagaimana mengajarkannya

 

3.

Bagaimana mengevaluasi hasil belajarnya

 

Adapun terkait format rencana pembelajaran, memang tidak ada format baku dalam penyusunannya. Dengan demikian guru diharapkan dapat mengembangkan format-format yang baru.

 

Dalam hal ini akan disajikan dua model persiapan mengajar yang pada umumnya digunakan oleh para guru dalam membuat rencana program pembelajaran. Adapun kedua model tersebut adalah

 

 

A.

Model ROPES

 

Hunt (dalam Abdul Majid, 2007:99-102) menyebut rencana prosedur pembeljaran sebagai persipan mengajar yang disebut ROPES yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

 

1.

Review, kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman yang sudah dimiliki oleh siswa.

 

2.

Overview, dilakukan tidak terlalu lama antara 2-5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran yang akan dilaksanakan  pada hari itu dengan menyampaikan isi secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.

 

3.

Presentation, dalam tahap ini guru sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing.

 

4.

Exercise, suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa yang telah mereka pahami.

 

5.

Summary, dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka  pahami dalam proses pembelajaran.

 

Dalam model ini, jika kita amati tidak mencantumkan penilaian, padahal hasil penilaian selain mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa, juga dapat dijadikan input untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya.

 

Menurut Hunts, kiranya guru dapat memasukkan unsur penilaian, karena melalui penilaianlah guru memperoleh gambaran tingkat penguasaan materi siswa.

 

Dalam KTSP Tahun 2006 sebuah perencanaan meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan  penilaian hasil belajar.

 

Catatan : Model Satuan Pelajaran sudah dijelaskan di kegiatan pembelajaran 1.

 

 

 

KEGIATAN BELAJAR 3

2.3

Pembelajaran Tematik

A.

Pengertian dan Ciri Pembelajaran Tematik

 

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah  pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.

 

Dengan tema diharapkan banyak keuntungan diantaranya :

 

1.

Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

 

2.

Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan  berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.

 

3.

Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan pemantapan.

 

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep  belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi makna belajar siswa.

 

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik meliputi :

 

1.

Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat  perkembangan dan kebutuhan anak usia SD.

 

2.

Kegiatan belajar lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lama.

 

3.

Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa.

 

Pemanfaatan belajar dengan tema ini, dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu:

 

1.

Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab materi  pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat bukan tujuan akhir.

 

2.

Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.

 

3.

Dengan adanya pemaduan antar matapelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

 

4.

Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator  serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan.

 

 

B.

Karakteristik Pembelajaran Tematik

 

Dalam KTSP tahun 2006 secara eksplisit tergambar bahwa suatu model pembelajaran tematik di SD memiliki karakteristik sebagai berikut :

 

1.

Berpusat pada siswa (Student Centered)

 

 

Di mana guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

 

2.

Memberikan pengalaman langsung (direct ecperiences)

 

 

Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.

 

3.

Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

 

 

Karena fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

 

4

Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

 

 

Konsep-konsep tersebut disajikan dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep secara utuh.

 

5.

Bersifat fleksibel

 

 

Di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.

 

6.

Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa

 

 

Siswa diberi kesepatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

 

7.

Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan

 

 

 

C.

Implikasi Pembelajaran Tematik

 

1.

Implikasi bagi guru dalam hal ini, guru diminta untuk lebih kreatif dalam menyiapkan kegiatan belajar bagi anak-anak agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan, dan utuh.

 

2.

Implikasi bagi siswa di mana siswa harus lebih aktif dan siap dalam mengikuti kegiatan  pembelajaran yang bervariasi misalnya melakukan diskusi,  penelitian sederhana, dan pemecahan masalah.

 

3.

Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media, salah satu implikasinya adalah pembelajaran ini perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep yang  belum jelas.

 

4.

Implikasi terhadap pengaturan ruangan, dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan.

 

5.

Implikasi terhadap pemilihan metode, sesuai dengan karakteristiknya pembelajaran ini perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermainperan, tanyajawab, dan bercakap-cakap.

D.

Tahap Persiapan Pembelajaran Tematik

 

Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan  beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan  penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

 

1.

Pemetaan Kompetensi Dasar, kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara utuh dan menyeluruh tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai matapelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih.

 

2.

Menetapkan Jaringan Tema, membuat jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran.

 

3.

Penyusunan Silabus, hasil-hasil dari seluruh penyusunan sebelumnya dijadikan dasar  dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar  kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat, dan penilaian.

 

4.

Penyusunan Rencana Pembelajaran, rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Terkait komponen dalam rencana pembelajaran tematik telah dirinci dalam modul.

 

 

 

E.

Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

 

Tahapan Kegiatan

 

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan yaitu pembukaan, inti, dan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran, inti 3 jam pelajaran, dan penutup satu jam pelajaran.

 

a.

Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan

 

b.

Kegiatan Inti

 

c.

Kegiatan Penutup Akhir dan Tindak Lanjut

 

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut.

 

Dengan demikian, penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar, hasli belajar, dan indikator mata pelajaran.

 

 

 

BAB III

PENUTUPAN

3.1

Kesimpulan

 

a.

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP)  diperlukan untuk mencapai goals atau tujaun dari pembelajaran diharapkan agar siswa dapat mencapai dari tujuan pembelajaran tersebut dari mulai yang terkecil sampai dengan yang kompleks sesuai dengan keadaan siswa da guru itu sendiri.

 

b.

Dalam kurikulum satuan pendidikan (KTSP) tidak ada satuan baku dalam membuat sebuah perencanaan pelaksanaan pembelajaran di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru dan yang di butuhkan siswa hanya saja di dalamnya harus termuat tujuan pengajaran, materi/bahan ajar, evaluasi.

 

c.

Pembelajaran tematik sangat di perlukan dalam bahan ajar agar siswa bisa menggabungkan konsep antara apa yang dilakukanya dan apa yang di pelajarinya atau dikenal dengan learning by doing belajar sambil melakukanya, tematik ini sangat dibutuhkan dalam sistem pembelajaran.

 

 

 

3.2

Saran

 

Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami.

 

 

Daftar Pustaka

Sadirjijo, Ischak. 2019. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: PT Gramedia.

 

0 comments:

Post a Comment