MODUL 6 |
METODE, MEDIA, DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR IPS SD KELAS RENDAH |
KEGIATAN
BELAJAR 1 |
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN IPS SERTA RANAH DAN TINGKATANNYA |
KEGIATAN
BELAJAR 2 |
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP) |
KEGIATAN
BELAJAR 3 |
PEMBELAJARAN
TEMATIK |
BAB I |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENDAHULUAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
1.1 |
Latar Belakang |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Perencanaa pembelajaran pendidikan IPS khususnya IPS SD dan lebih
khusus adalah IPS sd kelas rendah. Pemahaman terhadap kemampuan ini sangat
bermanfaat bagi calon guru dan guru pada khususnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Apabila akan melaksanakan proses kegiatan belajar mengajar di
sekolah, sebuah perencanaan dilakukan untuk menyusun langkah-langkah yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Perencan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan,
pembelajaran yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat
sasaran. Dan secara lebih khusus anda diharapkan memiliki kemampuan untuk : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Menyusun perencanaan pengajaran IPS. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Menjelaskan ranah dan tingkatannya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Membuat unit pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Membuat rencana program pembelajaran (RPP). |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Membuat pembelajaran tematik. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB II |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
PEMBAHASAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 1 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.1 |
Perencanaan Pembelajaran IPS Serta
Ranah dan Tingkatannya |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Perencanaan Pengajaran IPS |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Setiap guru harus membuat perencanaan sebelum masuk kelas. Tidak
ada guru yang masuk kelas tanpa memiliki ide atau gagasan apa yang akan
disampaikannya di dalam kelas. Namun demikian, perencanaan ini beda dari guru
satu dengan guru lainnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Setiap kegiatan pembelajaran memerlukan persiapan yang
berbeda-beda, tidak ada satu persiapan yang bisa digunakan untuk segala
situasi, setiap topik, dan setiap kompetensi yang akan dicapai memerlukan
persiapan yang berbeda-beda. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Perencanaan dimulai ketika guru memikirkan apa yang mungkin akan
dilakukan oleh guru di dalam dan di luar kelas. Perencanaan pengajaran IPS
dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang mendorong penggunaan
teknik-teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan
dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran IPS. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang
dari pengetahuan yang senantiasa
memperhatikan hasil-hasil penelitian dan strategi pengajaran serta
implementasinya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Perencanaan pengajaran sebagai sains adalah mengkreasi secara
detail dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas
pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pembelajaran secara sistemik
yang digunakan secara khusus atas dasar teori-teori pembelajaran dan
pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran IPS. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Perencanaan pengajaran sebagai sebuah ralitas adalah ide
pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke
waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencana dengan mengecek secara
cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains dan
dilaksanakan secara sistematik. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program pengajaran IPS harus
sesuai dengan konsep pendidikan dan
pengajaran yang dianut dalam kurikulum. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Penyusunan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin
ilmu pengetahuan, realitas, sistem dan teknologi pembelajaran bertujuan agar
pelaksanaan pengajaran berjalan dengan
efektif dan efisien. Kurikulum khususnya silabus menjadi acuan penting dalam
penyusunan program pengajaran, dan juga kondisi guru, siswa, dan sekolah pun
tak boleh diabaikan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Ranah dan Tingkatannya dalam
Pendidikan IPS SD |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tujuan mata pelajaran IPS di sekolah dasar dari kelas satu sampai
kelas enam dirumuskan dalam sejumlah kompetensi yang harus dikuasai. Tujuan
tersebut meliputi : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap
saling menghormati dalam kemajemukan keluarga. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan
lingkungan tetangga, serta kerja sama diantara keduanya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di
lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Mengenai sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajemukan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional,
keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7. |
Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara di
Asia Tenggara serta benua-benua. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
8. |
Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan
negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana
alam. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
9. |
Memahami peranan Indonesia di era global. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kita sebagai guru, tentunya membuat perencanaan pembelajaran yang akan dicapai
dalam setiap kegiatan belajar mengajar IPS dikelas. Goals dan objectives yang
akan dicapai biasanya di kelompokkan dalam area, atau ranah (domain). Dengan
kata lain guru harus menentukan ranah dan tingkatannya mana yang harus di
capai siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Setiap ranah menjelaskan tujuan yang hendak dicapai dari mulai
tingkatan sederhana sampai kompleks. Menurut Oliva, ada tiga kategori dasar,
yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor, ranah afektif. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Ranah Kognitif |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Ketika guru mengidentifikasih ranah kognitif, dia harus
menggunakan rencana pembelajaran untuk menjembatani tujuan yang akan
dicapainya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Berikut enam tingkatan kemampuan kognitif menurut Blomm : |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Mengingat (recall)
menekankan kepada kemampuan mengingat informasi dengan ditandai perilaku
siswa, seperti menjelaskan, menyatakan, menyebutkan, mengingat, dan
mengenali. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Pemahaman,
menekankan pada mengerti dan mengorganisasikan bahan-bahan yang telah
dipelajari, ditandai dengan contoh perilaku seperti menghubungkan,
menjelaskan, membandingkan, menyimpulkan, menapsirkan, dan menerjemahkan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Aplikasi
menekankan kepada penggunaan informasi pada situasi tertentu, hal ini
ditandai dengan perilaku seperti memberikan contoh, menerapkan, memecahkan,
mendemonstrasikan, menghitung, menyiapkan, mengklasifikasikan, dan
menggunakan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Analisa
menekankan kemempuan berpikir kritis, hal ini ditandai dengan contoh
karakteristik seperti memberikan alasan, menganalisis, menjelaskan sebab dan
akibat, dan membuktikan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Sintesa
menekankan kepada kemampuan berpikir original (original thinking), hal ini
ditandai dengan contoh karakteristik seperti mengembangkan, menciptakan,
mensintesa, menyusun, merencanakan, dan memecahkan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
f. |
Evaluasi
menekankan pada kemampuan untuk membuat pertimbangan didasarkan pada standar
tertentu. Hal ini ditandai dengan contoh karakteristik seperti memutuskan,
menaksir, mengukur/menilai, menyeleksi, dan menyetujui atau tidak menyetujui |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Ranah Afektif |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Blomm dan kawan-kawan juga mengembangkan skema yang berhubungan
dengan nilai (value) dan sikap (attitude) siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Menurut struktur perkembangannya ranah afektif terdiri atas lima
tingkatan, yaitu : |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Penerimaan
menekankan pada kesadaran akan penomena lingkungan. Contoh karakteristik
seperti mendengarkan, menjelaskan, dan menghadiri. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Respon
menekankan pada reaksi terhadap komunikasi atau fenomena. Contoh
karakteristik seperti membaca, menulis, mengatakan, dan berlatih. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Penilaian
menekankan pada kepantasan sesuatu dari lingkungannya. Contoh karakteristik
seperti menghargai, mengikuti, memilih, dan menilai. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Pengorganisasian
menekankan pada melakukan pemilihan yang tepat atau pantas berdasarkan
nilai-nilai yang mereka pegang. Contoh perilakunya seperti menyeleksi,
membangingkan, menegaskan, memprioritaskan, dan mengatur. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
Karakteristik
menekankan pada perilaku siswa yang konsisten yang sesuai dengan nilai-nilai
yang berlaku. Contoh perilaku seperti menentukan, mendemonstrasikan, dan
mempribadikan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Ranah Psikomotor |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Cenderung menjadi sebuah proses yang dipraktekan dan diperhalus
atau diperbaiki terus-menerus dalam jangka waktu yang lama sampai tingkatan
tertentu dikuasai dengan baik. Terutama berkaitan dengan tujuan yang
berkaitan dengan keterampilanfisik atau motorik pada anak usia sekolah dasar. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Harrow (1969) mengidentifkasi keterampilan psikomotor ini dalam
lima tingkatan, yaitu imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan
maturas atau kedewasaan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
C. |
Unit Pelajaran dalam IPS |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Unit pelajaran atau satuan
pelajaran Model Satuan Pelajaran adalah bagian dari persiapan pembelajaran
dalam unit terkecil. Secara sistematis rencana pembelajaran dalam bentuk satuan pelajaran
adalah sebagai berikut : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Identitas mata pelajaran (nama pelajaran, kelas, semester, dan
waktu atau banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan) |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Kompetensi dasar dan indikator yang henda dicapai atau dijadikan
tujuan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Materi pokok (beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam
rangka mencapai kompetensi dasar. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Media |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran secara konkret
yang harus dilakukan oleh guru dan siswa dalam beriteraksi dengan materi
pelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Strategi pembelajaran meliputi : |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Kegiatan awal atau
kegiatan pendahuluan dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa,
memusatka perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan
dengan bahan yang akan dipelajari. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Kegiatan inti adalah
kegiatan utama untuk menenamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Dalam langkah ini siswa dibagi menjadi tiga kelompok
pembelajaran, yaitu : |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
1) |
Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila mata pembelajarna
lebih bersifat fakta. |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
2) |
Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi lebih
mengembangkan konsep/sub-pokok bahasan, aktivitas sosial, sikap, nilai, dan
kerjasama. |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
3) |
Pembelajaran individual digunakan apabila ingin membantu proses
belajar untuk mengoptmalisasi kemampuan siswa secara individu. |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
Penutup adalah
kegiatan yang memberi penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap
kegiatan inti. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 2 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.2 |
Rencana Pelaksanan Pembelajaran
(RPP) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Rencana pembelajaran yang baik menurut Gagne dan Briggs hendaknya
mengandung tiga komponen, yang disebut anchor point yaitu: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Tujuan pembelajaran, |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
materi pelajaran, pendekatan, dan metode mengajar, media pengajaran, dan pengalaman belajar, |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
evaluasi keberhasilan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Berdasarkan uraian di atas
bahwa unsur-unsur yang penting masuk dalam rencana pengajaran adalah |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Apa yang akan diajarkan |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Bagaimana mengajarkannya |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Bagaimana mengevaluasi hasil belajarnya |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Adapun terkait format rencana pembelajaran, memang tidak ada
format baku dalam penyusunannya. Dengan demikian guru diharapkan dapat mengembangkan
format-format yang baru. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam hal ini akan disajikan dua model persiapan mengajar yang
pada umumnya digunakan oleh para guru dalam membuat rencana program
pembelajaran. Adapun kedua model tersebut adalah |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Model ROPES |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Hunt (dalam Abdul Majid, 2007:99-102) menyebut rencana prosedur
pembeljaran sebagai persipan mengajar yang disebut ROPES yang meliputi
langkah-langkah sebagai berikut : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Review,
kegiatan ini dilakukan dalam waktu 1 sampai 5 menit, yakni mencoba mengukur
kesiapan siswa untuk mempelajari bahan ajar dengan melihat pengalaman yang
sudah dimiliki oleh siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Overview, dilakukan
tidak terlalu lama antara 2-5 menit. Guru menjelaskan program pembelajaran
yang akan dilaksanakan pada hari itu
dengan menyampaikan isi secara singkat dan strategi yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Presentation,
dalam tahap ini guru sudah masuk pada proses telling, showing, dan doing. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Exercise,
suatu proses untuk memberikan kesempatan kepada siswa mempraktekkan apa yang
telah mereka pahami. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Summary,
dimaksudkan untuk memperkuat apa yang telah mereka pahami dalam proses pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam model ini, jika kita amati tidak mencantumkan penilaian,
padahal hasil penilaian selain mengukur tingkat pencapaian kompetensi siswa,
juga dapat dijadikan input untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran
berikutnya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Menurut Hunts, kiranya guru dapat memasukkan unsur penilaian,
karena melalui penilaianlah guru memperoleh gambaran tingkat penguasaan
materi siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam KTSP Tahun 2006 sebuah perencanaan meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Catatan : Model Satuan Pelajaran
sudah dijelaskan di kegiatan pembelajaran 1. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 3 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.3 |
Pembelajaran Tematik |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Pengertian dan Ciri Pembelajaran
Tematik |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan tema diharapkan banyak keuntungan diantaranya : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar mata
pelajaran dalam tema yang sama. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan
secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga
pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan pemantapan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning
by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman
belajar yang akan mempengaruhi makna belajar siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik meliputi : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan
tingkat perkembangan dan kebutuhan
anak usia SD. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Kegiatan belajar lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga
hasil belajar dapat bertahan lama. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pemanfaatan belajar dengan tema ini, dapat diperoleh beberapa
manfaat yaitu: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Siswa mampu melihat hubungan yang bermakna sebab materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana
atau alat bukan tujuan akhir. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian
mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Dengan adanya pemaduan antar matapelajaran maka penguasaan konsep
akan semakin baik dan meningkat. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi
penghematan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Karakteristik Pembelajaran Tematik |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam KTSP tahun 2006 secara eksplisit tergambar bahwa suatu
model pembelajaran tematik di SD memiliki karakteristik sebagai berikut : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Berpusat pada siswa (Student
Centered) |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Di mana guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Memberikan pengalaman langsung
(direct ecperiences) |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar
untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Pemisahan mata pelajaran tidak
begitu jelas |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Karena fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema
yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4 |
Menyajikan konsep dari berbagai
mata pelajaran |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Konsep-konsep tersebut disajikan dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep secara utuh. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Bersifat fleksibel |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Di mana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Hasil pembelajaran sesuai dengan
minat dan kebutuhan siswa |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Siswa diberi kesepatan untuk mengoptimalkan potensi yang
dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7. |
Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain yang menyenangkan |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
C. |
Implikasi Pembelajaran Tematik |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Implikasi bagi guru dalam
hal ini, guru diminta untuk lebih kreatif dalam menyiapkan kegiatan belajar
bagi anak-anak agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik,
menyenangkan, dan utuh. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Implikasi bagi siswa di
mana siswa harus lebih aktif dan siap dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi misalnya
melakukan diskusi, penelitian
sederhana, dan pemecahan masalah. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Implikasi terhadap sarana,
prasarana, sumber belajar dan media, salah satu
implikasinya adalah pembelajaran ini perlu mengoptimalkan penggunaan media
pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami
konsep yang belum jelas. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Implikasi terhadap pengaturan
ruangan, dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan
pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Implikasi terhadap pemilihan
metode, sesuai dengan karakteristiknya pembelajaran ini perlu disiapkan
berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya
percobaan, bermainperan, tanyajawab, dan bercakap-cakap. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
D. |
Tahap Persiapan Pembelajaran
Tematik |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap
perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan
jaringan tema, pengembangan silabus dan
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Pemetaan Kompetensi Dasar, kegiatan
ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara utuh dan menyeluruh tentang standar
kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dari berbagai matapelajaran yang
dipadukan dalam tema yang dipilih. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Menetapkan Jaringan Tema, membuat
jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema
pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi
dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Penyusunan Silabus, hasil-hasil
dari seluruh penyusunan sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus
terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat, dan penilaian. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Penyusunan Rencana Pembelajaran, rencana
pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah
ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Terkait komponen dalam rencana
pembelajaran tematik telah dirinci dalam modul. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
E. |
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Tahapan Kegiatan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan
menggunakan tiga tahapan yaitu pembukaan, inti, dan penutup. Alokasi waktu
untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam
pelajaran, inti 3 jam pelajaran, dan penutup satu jam pelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Kegiatan Pendahuluan/Awal/Pembukaan |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
Kegiatan Inti |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c. |
Kegiatan Penutup Akhir dan Tindak Lanjut |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji
ketercapaian kompetensi dasar dan indikator pada tiap-tiap mata pelajaran
yang terdapat pada tema tersebut. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan demikian, penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu
melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan kompetensi dasar,
hasli belajar, dan indikator mata pelajaran. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB III |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENUTUPAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.1 |
Kesimpulan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) diperlukan untuk mencapai goals atau tujaun
dari pembelajaran diharapkan agar siswa dapat mencapai dari tujuan
pembelajaran tersebut dari mulai yang terkecil sampai dengan yang kompleks sesuai
dengan keadaan siswa da guru itu sendiri. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
Dalam kurikulum satuan pendidikan (KTSP) tidak ada satuan baku
dalam membuat sebuah perencanaan pelaksanaan pembelajaran di sesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing guru dan yang di butuhkan siswa hanya saja di
dalamnya harus termuat tujuan pengajaran, materi/bahan ajar, evaluasi. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c. |
Pembelajaran tematik sangat di perlukan dalam bahan ajar agar
siswa bisa menggabungkan konsep antara apa yang dilakukanya dan apa yang di
pelajarinya atau dikenal dengan learning by doing belajar sambil melakukanya,
tematik ini sangat dibutuhkan dalam sistem pembelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||
3.2 |
Saran |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan makalah ini, diharapkan pembaca dapat mempelajari serta
memahami mareti yang disampaikan serta dapat mengambil manfaat nya. Mengingat
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran yang membangun
dalam kesempurnaan penyususnan makalah ini sangat kami harapkan sehingga
materi yang disampaikan lebih mendalam dan mudah dipahami. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Daftar
Pustaka |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sadirjijo, Ischak. 2019. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: PT
Gramedia. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
0 comments:
Post a Comment