Friday 10 June 2022

PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI

0 comments

 

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH

MODUL 6

PEMBELAJARAN IPA TERINTEGRASI

KEGIATAN BELAJAR 1

PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI

KEGIATAN BELAJAR 2

MERANCANG PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI




BAB I

PENDAHULUAN

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1.1

Latar Belakang

 

Pada tingkat pendidikan dasar siswa masih memandang segala sesuatu sebagai suatu kesatuan, oleh karenanya mereka mengealami kesulitan untuk mencerna dan mengaitkan konsep-konsep dalam berbagai disiplin ilmu yang diajarkan secara terpisah.

 

Pendidik dituntun untuk melaksanakan proses pembelajaran dengan cara mengolah bahan ajar secara pedagogik yang disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik. Dan guru perlu pula memiliki kemampuan untuk mengajarkan materi pelajaran secara terpadu dan dengan metode yang mudah dipahami peserta didik.

 

Dalam melaksanakan proses pembelajaran secara terpadu, diperlukan adanya suatu tema sentral tertentu yang menarik minat siswa serta mempunyai makna bagi siswa.

 

 

1.2

Rumusan Masalah

 

1.

Apa pengertian dari pembelajaran terintegrasi?

 

2.

Apa tujuan dan prinsip dari pembelajaran terintegrasi?

 

3.

Apa kelebihan dan keterbatasan dari pembelajaran terintegrasi?

 

4.

Bagaimana materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain?

 

5.

Bagaimana cara mengembangkan contoh pembelajaran terintegrasi?

 

 

1.3

Tujuan

 

1.

Agar dapat menjelaskan pengertian pembelajaran terintegrasi;

 

2.

agar dapat menjelaskan tujuan dan prinsip pembelajaran terintegrasi;

 

3.

agar dapat menjelaskan kelebihan dan keterbatasan pembelajaran terintegrasi;

 

4.

agar dapat menganalisis materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain;

 

5.

agar dapat mengembangkan contoh pembelajaran terintegrasi.

BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN BELAJAR 1

2.1

Pembelajaran Sains Terintegrasi

 

Pembelajaran sains terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat dianggap sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada peserta didik. pembelajaran terpadu ini dikatakan lebih bermakna karena anak didik akan memahami konsep-konsep melalui pembentukan konsep itu sendiri dan pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah mereka pahami.

 

Pembelajaran terpadu lebih menekankan kepada keterlibatan anak didik di dalam proses pembelajaran, menempatkannya pada kedudukan sentral dan secara aktif terlibat dalam proses, dan sesuai dengan tahap perkembangan anak didik.

 

Ditegaskan oleh Miller (1992:10) bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu mata rantai dari holistic education, memungkinkan anak didik untuk memahamai sebuah fenomena dari beberapa aspek, karena langsung dan aktif terlibat dalam proses, pengalaman anak didik menjadi lebih bermakna dan selanjutnya anak didik menjadi lebih peka terhadap lingkungan.

 

Mc Donald (1994:9) menyatakan bahwa pembelajaran terpadu melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik dalam hal keterampilan proses, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif.

 

Peter (1995:636) mengemukakan bahwa manfaat pembelajaran terpadu tidak hanya diperoleh anak didik saja tetapi juga diperoleh guru mata pelajaran yang bersangkutan, yaitu dapat meningkatkan keterampilan merancang dan mengorganisasi pembelajaran dan membina semangat kerja sama antara sesama rekan seprofesi.

 

Dengan demikian pembelajaran terpadu merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan anak, di mana kemampuan dan pengetahuan anak didik menjadi lebih berkembang dan lebih bermakna.

 

Robert Fogarty (1991) berpandangan bahwa kelas yang bersemangat atau hidup adalah kelas yang terdiri dari anak didik dan guru yang saling berinteraksi dan memiliki gairah serta perhatian dan memberikan kemampuan berpikir secara interdisiplin.

 

1.

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

 

 

Sebagai suatu proses pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagaimana yang dikemukakan oleh Tim Pengembang PGSD (1997:7) yaitu:

 

 

a.

bersifat holistic;

 

 

b.

berpusat pada anak didik;

 

 

c.

memberikan pengalaman langsung kepada anak didik;

 

 

d.

pemisahan topik materi atau bidang studi tidak begitu jelas;

 

 

e.

menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi dalam sebuah pembelajaran;

 

 

f.

hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak lebih lanjut dengan minat dan kebutuhannya.

 

2.

Model-model Pembelajaran Terpadu

 

 

Robert Fogarty dalam bukunya yang berjudul How to Integrate the Curricula, menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dibedakan ke dalam tiga kelompok berdasarkan pada sifat keterpaduannya, yaitu:

 

 

a.

model dalam satu disiplin ilmu (within single discipline), meliputi model fragmented connected dan nested;

 

 

b.

model antara disiplin ilmu (across several discipline), meliputi model sequenced, shared, webbed, threaded dan integrated;

 

 

c.

model lintas lingkup pembelajaran (within and across learners) yang mencakup model immersed dan networked.

 

 

Antar kelompok model dalam kelompok secara hierarki membentuk suatu spektrum sifat keterpaduan. Kata spektrum memberikan gambaran bahwa antar kelompok model dan juga antar model masing-masing mengandung sifat berurutan, artinya model-model tersebut secara berurutan mengandung pertambahan sifat keterpaduan.

 

 

Semakin tinggi sifat keterpaduan itu terlibat semakin komplekslah model itu. Setiap model memiliki karakteristik dan kelebihan.

 

3.

Kelebihan Pembelajaran Terpadu

 

 

a.

pengalaman kegiatan belajar anak-anak selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;

 

 

b.

kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak dari minat dan kebutuhan anak;

 

 

c.

seluruh kegiatan lebih bermakna bagi anak, sehingga hasil belajar akan bertahan lebih lama;

 

 

d.

Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak.

 

4.

Kelemahan Pembelajaran Terpadu

 

 

a.

agak sulit dalam melaksanakan evaluasi materi yang disampaikan;

 

 

b.

kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang dituntut dalam kurikulum;

 

 

c.

bila konsep pembelajaran terpadu tidak dikuasai benar oleh guru, ada kecenderungan menyajikan materi pengetahuan yang dangkal.

 

Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cakupan materi yang akan diintegrasikan, yaitu

 

a.

Pembelajaran terpadu intradisiplin atau intrakurikulum ilmu mengitegrasikan topik-topik, konsep-konsep yang terdapat dalam satu rumpun bidang studi, misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi walaupun pada kenyataannya untuk pembelajaran IPA di SD tidak ada pemisahan yang jelas antar ketiga bidang ilmu tersebut.

 

b.

Pembelajaran terpadu interdisiplin ilmu mengintegrasikan topik atau konsep dalam berbagai disiplin ilmu.

 

 

 

KEGIATAN BELAJAR 2

2.2

Merancang Pembelajaran Sains Terintegrasi

A.

MENGAPA PERLU INTER DAN INTRADISIPLIN ILMU DALAM PEMBELAJARAN?

 

Ada beberapa argumen yang dapat dijadikan alasan perlunya penerapan cara pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu, di antaranya:

 

1.

pemahaman peserta didik terhadap topik lebih bermakna, karena topik kegiatan yang disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia anak.

 

2.

pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan pelajaran tidak berkotak-kotak oleh pemilihan mata pelajaran.

 

3.

menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta didik bosan. Bila penyajiannya secara terpadu (terkorelasi) pengulangan itu dapat berupa penguatan atau kelanjutan materi. Tetapi kalu disajikan secara terpisah dapat merupakan pengulangan yang tidak diperlukan.

 

4.

memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa topik berbagai mata pelajaran.

 

5.

pembelajaran akan lebih menarik dan menentang.

 

6.

dan berbagai alasan lainnya yang bisa diungkapkan.

 

 

 

B.

BAGAIMANA MENYIAPKAN PEMBELAJARAN SECARA INTER DAN INTRADISIPLIN ILMU DI SD

 

Di SD, bidang studi biologi, kimia, dan fisika disatukan dalam satu bidang studi yakni IPA. Untuk pembelajaran secara interdisiplin ilmu, kita tidak memiliki masalah dan batasannya sudah cukup jelas.

 

Beberapa langkah alternatif yang dapat kita gunakan untuk menyiapkan pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu:

 

1.

Tentukan salah satu bahasan dari GBPP (Garis-garis Besar Program Pelajaran) yang dapat dikaitkan dengan bahasan dari mata pelajaran lain.

 

2.

Cari pokok bahasan/subpokok bahasan dalam cawu yang sama dari setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan. Bagi materi yang tidak dapat dilintaskan jangan dipaksakan, harus diberi pada jam mata pelajaran yang bersangkutan.

 

3.

Buatlah pemetaan kegiatan pembelajaran untuk mempermudah menentukan kegiatan belajar-mengajar.

C.

CONTOH PEMBELAJARAN IPA SD KELAS III SECARA INTERDISIPLIN ILMU

 

Topik: Udara Bersih dan Udara Tercemar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUPAN

3.1

Kesimpulan

 

a.

Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya.

 

b.

Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata.

 

c.

Pembelajaran terpadu adalah suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan secara simultan.

 

d.

Pembelajaran terpadu adalah merakit atau menggabungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar dengan baik.

 

e.

Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan cakupan materi yang akan diintegrasikan, yaitu intra disiplin ilmu dan inter disiplin ilmu.

 

 

 

 

 

 

3.2

Saran

 

a.

Guru sekolah dasar harus bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan cara mengolah bahan ajar secara pedagogik yang disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik.

 

b.

Guru sekolah dasar perlu memiliki kemampuan untuk mengajarkan materi pelajaran secara terpadu dan dengan metode yang mudah dipahami peserta didik.

 

c.

Guru sekolah dasar perlu diberi pelatihan sebagai pembekalan terkait penanganan anak berbakat dan pelatihan tersebut haruslah diadakan secara rutin dan bertahap.

 

 

Daftar Pustaka

Amalia Sapriati, dkk. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

 

0 comments:

Post a Comment