TUGAS
KELOMPOK MATA KULIAH |
MODUL 6 |
KEGIATAN
BELAJAR 1 |
PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI |
KEGIATAN BELAJAR 2 |
MERANCANG PEMBELAJARAN SAINS TERINTEGRASI |
|
BAB I |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENDAHULUAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||
1.1 |
Latar Belakang |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pada tingkat
pendidikan dasar siswa masih memandang segala sesuatu sebagai suatu kesatuan,
oleh karenanya mereka mengealami kesulitan untuk mencerna dan mengaitkan
konsep-konsep dalam berbagai disiplin ilmu yang diajarkan secara terpisah. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pendidik dituntun untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan cara mengolah bahan ajar secara pedagogik yang
disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta didik. Dan guru perlu
pula memiliki kemampuan untuk mengajarkan materi pelajaran secara terpadu dan
dengan metode yang mudah dipahami peserta didik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dalam melaksanakan proses pembelajaran secara
terpadu, diperlukan adanya suatu tema sentral tertentu yang menarik minat
siswa serta mempunyai makna bagi siswa. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.2 |
Rumusan Masalah |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Apa pengertian dari pembelajaran terintegrasi? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Apa tujuan dan prinsip dari pembelajaran terintegrasi? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Apa kelebihan dan keterbatasan dari pembelajaran terintegrasi? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Bagaimana materi sains yang dapat di integrasikan dengan bidang lain? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Bagaimana cara mengembangkan contoh pembelajaran terintegrasi? |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1.3 |
Tujuan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Agar dapat menjelaskan pengertian pembelajaran terintegrasi; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
agar dapat menjelaskan tujuan dan prinsip pembelajaran terintegrasi; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
agar dapat menjelaskan kelebihan dan keterbatasan pembelajaran
terintegrasi; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
agar dapat menganalisis materi sains yang dapat di integrasikan dengan
bidang lain; |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
agar dapat mengembangkan contoh pembelajaran terintegrasi. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
BAB II |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PEMBAHASAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 1 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.1 |
Pembelajaran Sains Terintegrasi |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pembelajaran
sains terintegrasi merupakan sebuah konsep yang dapat dianggap sebagai suatu
pendekatan pembelajaran yang menghubungkan konsep-konsep dalam ilmu
pengetahuan untuk memberikan pengalaman belajar menjadi lebih bermakna kepada
peserta didik. pembelajaran terpadu ini dikatakan lebih bermakna karena anak
didik akan memahami konsep-konsep melalui pembentukan konsep itu sendiri dan
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep-konsep lain yang sudah
mereka pahami. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Pembelajaran terpadu lebih menekankan kepada
keterlibatan anak didik di dalam proses pembelajaran, menempatkannya pada
kedudukan sentral dan secara aktif terlibat dalam proses, dan sesuai dengan
tahap perkembangan anak didik. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Ditegaskan
oleh Miller (1992:10) bahwa pembelajaran terpadu merupakan salah satu mata
rantai dari holistic education, memungkinkan anak didik untuk
memahamai sebuah fenomena dari beberapa aspek, karena langsung dan aktif
terlibat dalam proses, pengalaman anak didik menjadi lebih bermakna dan
selanjutnya anak didik menjadi lebih peka terhadap lingkungan. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Mc Donald (1994:9) menyatakan bahwa pembelajaran
terpadu melatih dan meningkatkan kemampuan anak didik dalam hal keterampilan
proses, berkomunikasi, memecahkan masalah dan berpikir kritis dan kreatif. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Peter
(1995:636) mengemukakan bahwa manfaat pembelajaran terpadu tidak hanya
diperoleh anak didik saja tetapi juga diperoleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan, yaitu dapat meningkatkan keterampilan merancang dan
mengorganisasi pembelajaran dan membina semangat kerja sama antara sesama
rekan seprofesi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan demikian pembelajaran terpadu merupakan salah
satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan anak, di mana kemampuan dan
pengetahuan anak didik menjadi lebih berkembang dan lebih bermakna. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Robert Fogarty (1991) berpandangan bahwa kelas yang
bersemangat atau hidup adalah kelas yang terdiri dari anak didik dan guru
yang saling berinteraksi dan memiliki gairah serta perhatian dan memberikan
kemampuan berpikir secara interdisiplin. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Karakteristik Pembelajaran Terpadu |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Sebagai suatu proses pembelajaran terpadu memiliki
ciri-ciri sebagaimana yang dikemukakan oleh Tim Pengembang PGSD (1997:7)
yaitu: |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
bersifat holistic; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
berpusat pada anak didik; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
memberikan pengalaman langsung kepada anak didik; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
pemisahan topik materi atau bidang studi tidak begitu jelas; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
e. |
menyajikan konsep-konsep dari berbagai topik materi atau bidang studi
dalam sebuah pembelajaran; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
f. |
hasil pembelajaran dapat mendorong perkembangan anak lebih lanjut
dengan minat dan kebutuhannya. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Model-model Pembelajaran Terpadu |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Robert Fogarty dalam bukunya yang berjudul How to
Integrate the Curricula, menyatakan bahwa pembelajaran terpadu dibedakan ke
dalam tiga kelompok berdasarkan pada sifat keterpaduannya, yaitu: |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
model dalam satu disiplin ilmu (within single discipline),
meliputi model fragmented connected dan nested; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
model antara disiplin ilmu (across several discipline),
meliputi model sequenced, shared, webbed, threaded
dan integrated; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
model lintas lingkup pembelajaran (within and across learners)
yang mencakup model immersed dan networked. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Antar kelompok model dalam kelompok secara hierarki
membentuk suatu spektrum sifat keterpaduan. Kata spektrum memberikan gambaran
bahwa antar kelompok model dan juga antar model masing-masing mengandung
sifat berurutan, artinya model-model tersebut secara berurutan mengandung
pertambahan sifat keterpaduan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Semakin tinggi sifat keterpaduan itu terlibat
semakin komplekslah model itu. Setiap model memiliki karakteristik dan
kelebihan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Kelebihan Pembelajaran Terpadu |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
pengalaman kegiatan belajar anak-anak selalu relevan dengan tingkat
perkembangan anak; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
kegiatan yang dipilih sesuai dan bertolak dari minat dan kebutuhan
anak; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
seluruh kegiatan lebih bermakna bagi anak, sehingga hasil belajar akan
bertahan lebih lama; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
d. |
Menumbuhkembangkan keterampilan sosial anak. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Kelemahan Pembelajaran Terpadu |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
agak sulit dalam melaksanakan evaluasi materi yang disampaikan; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
kurang efektif dalam mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang
dituntut dalam kurikulum; |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
c. |
bila konsep pembelajaran terpadu tidak dikuasai benar oleh guru, ada
kecenderungan menyajikan materi pengetahuan yang dangkal. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan cakupan materi yang akan diintegrasikan, yaitu |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Pembelajaran terpadu intradisiplin atau intrakurikulum
ilmu mengitegrasikan topik-topik, konsep-konsep yang terdapat dalam satu
rumpun bidang studi, misalnya IPA terdiri dari Fisika, Kimia, dan Biologi
walaupun pada kenyataannya untuk pembelajaran IPA di SD tidak ada pemisahan
yang jelas antar ketiga bidang ilmu tersebut. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
Pembelajaran terpadu interdisiplin ilmu mengintegrasikan topik
atau konsep dalam berbagai disiplin ilmu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
KEGIATAN BELAJAR 2 |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.2 |
Merancang Pembelajaran Sains Terintegrasi |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
MENGAPA PERLU INTER DAN INTRADISIPLIN ILMU DALAM PEMBELAJARAN? |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Ada beberapa argumen yang dapat dijadikan alasan perlunya
penerapan cara pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu, di
antaranya: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
pemahaman
peserta didik terhadap topik lebih bermakna, karena topik kegiatan yang
disajikan lazimnya berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau dunia anak. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
pengembangan keterampilan proses lebih baik karena sajian bahan
pelajaran tidak berkotak-kotak oleh pemilihan mata pelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
menghindari penyajian materi yang berulang yang menyebabkan peserta
didik bosan. Bila penyajiannya secara terpadu (terkorelasi) pengulangan itu
dapat berupa penguatan atau kelanjutan materi. Tetapi kalu disajikan secara
terpisah dapat merupakan pengulangan yang tidak diperlukan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
memungkinkan penghematan akibat perencanaan yang terpadu dari beberapa
topik berbagai mata pelajaran. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
pembelajaran akan lebih menarik dan menentang. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
dan berbagai alasan lainnya yang bisa diungkapkan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
BAGAIMANA MENYIAPKAN PEMBELAJARAN SECARA INTER DAN INTRADISIPLIN ILMU
DI SD |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Di SD, bidang studi biologi, kimia, dan fisika
disatukan dalam satu bidang studi yakni IPA. Untuk pembelajaran secara
interdisiplin ilmu, kita tidak memiliki masalah dan batasannya sudah cukup
jelas. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Beberapa langkah alternatif yang dapat kita gunakan
untuk menyiapkan pembelajaran secara inter dan intradisiplin ilmu: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Tentukan salah satu bahasan dari GBPP (Garis-garis Besar Program
Pelajaran) yang dapat dikaitkan dengan bahasan dari mata pelajaran lain. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Cari pokok bahasan/subpokok bahasan dalam cawu yang sama dari setiap
mata pelajaran yang berkaitan dengan topik yang akan diajarkan. Bagi materi
yang tidak dapat dilintaskan jangan dipaksakan, harus diberi pada jam mata
pelajaran yang bersangkutan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Buatlah pemetaan kegiatan pembelajaran untuk mempermudah menentukan
kegiatan belajar-mengajar. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
C. |
CONTOH PEMBELAJARAN IPA SD KELAS III SECARA INTERDISIPLIN ILMU |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Topik: Udara Bersih dan Udara Tercemar |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||
BAB III |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PENUTUPAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.1 |
Kesimpulan |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang beranjak dari suatu
tema tertentu sebagai pusat perhatian yang digunakan untuk memahami
gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari bidang studi yang
bersangkutan maupun dari bidang studi lainnya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
Pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menghubungkan berbagai bidang studi yang mencerminkan dunia nyata. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c. |
Pembelajaran terpadu adalah suatu cara untuk mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan secara simultan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
d. |
Pembelajaran terpadu adalah merakit atau menggabungkan sejumlah konsep
dalam beberapa bidang studi yang berbeda dengan harapan siswa akan belajar
dengan baik. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
e. |
Secara garis besar pembelajaran terpadu dibedakan menjadi dua jenis
berdasarkan cakupan materi yang akan diintegrasikan, yaitu intra disiplin
ilmu dan inter disiplin ilmu. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.2 |
Saran |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
a. |
Guru sekolah dasar harus bisa melaksanakan proses pembelajaran dengan cara mengolah bahan ajar
secara pedagogik yang disesuaikan dengan perkembangan intelektual peserta
didik. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
b. |
Guru sekolah dasar perlu memiliki kemampuan untuk mengajarkan
materi pelajaran secara terpadu dan dengan metode yang mudah dipahami peserta
didik. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
c. |
Guru sekolah dasar perlu diberi pelatihan
sebagai pembekalan terkait penanganan anak berbakat dan pelatihan tersebut
haruslah diadakan secara rutin dan bertahap. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Daftar
Pustaka |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Amalia Sapriati, dkk. 2014. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
0 comments:
Post a Comment