MAKALAH
PENDIDIKAN
SENI DI SD
MODUL 9
MODUL 10
APRESIASI
SENI RUPA ANAK
KEGIATAN
BELAJAR 1
Apresiasi
Musik Anak
Arti
kata apresiasi (appreciation) adalah penghargaan. Apresiasi seseorang
muncul karena adanya pemahaman yang dihasilkan dari pengetahuan dan/atau
penilaian atas sebuah karya musik. Karya musik untuk anak-anak SD di semua
daerah dan negara memiliki bentuk yang mirip. Ciri-ciri lagu anak pada umumnya
sederhana, dan riang. Sederhana dalam hal nada dan ritme dibandingkan dengan
lagu orang dewasa. Lagu-lagu anak SD lebih banyak berbentuk musik vocal yang mengutamakan
syair bila dibandingkan dengan music instrumentalnyya. Strukturnya pun pada
umumnya terdiri dari satu hingga tiga bagian. Syair lagu-lagu anak SD biasanya
berisi tentang kehidupan anak itu sendiri maupun lingkungannya, seperti lagu :
-
Lihat
kebunku
-
Balonku
Selain
hal diatas, lagu anak ada juga yang berupa kekaguman akan ciptaan Tuhan,
seperti lagu:
-
Pelangi
-
Twinkle-twinkle
Little Star
Syair
yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah juga digunakan untuk menjelaskan
suatu konsep atau menghafalkan sesuatu hal. Contoh :
-
Satu
ditambah satu (pelajaran berhitung)
-
ABC
(pelajaran mengenal huruf/abjad)
-
DOREMI
dari ‘’The Sound of Music’’ (pelajaran solmisasi music)
Bentuk
Musik : Motif dan Prasa
Suatu
motif adalah unsur-unsur melodi pendek, ritme atau harmoni yang digunakan
secara berulang-ulang sampai membentuk suatu bagian. Pemahaman dalam motif,
dapat dilihat pada lagu ‘’Bagimu Negeri’’ karya Kusbini.
Dalam
sebuah music, biasanya terdiri dari beberasa frasa, yang akan membentuk sebuah
kalimat lagu. Sebuah kalimat dalam lagu sederhana, biasanya terdiri dari
beberapa frasa, yaitu frasa pertanyaan/pernyataan dan frasa jawab. Lagu yang
hanya terdiri dari satu kalimat pertanyaan dan satu kalimat jawaban, bentuknya
disebut lagu satu bagian. Lagu jenis ini tidak terlalu banyak jumlahnya.
Bentuk lagu yang banyak ditemukan adalah lagu dua bagian. Bentuk lagu dua
bagian ini sangat banyak dijumpai pada lagu-lagu sederhana, seperti pada lagu
anak-anak, pop, lagu wajib, dan lagu dolanan. Berikut dua conton lagu dengan
dua bagian: ‘’Satu Nusa Satu Bangsa’’ dan ‘’O Ina Ni Keke’’.
A. Karya Musik Indonesia
1. Musik Tradisional
Lagu tradisional
di Indonesia umumnya tidak menggunakan tangganada diatonic tetapi tangganada
pentatonic. Di daerah Jawa lagu jenis ini banyak ditemukan. Berikut contohnya:
a. ‘’Gundul Pacul’’ ciptaan RC. Hardjosuro
(satu bagian)
b. ‘’Gambang Suling’’ ciptaan Ki Nartosabdo
(satu bagian)
c. ‘’Manuk Dadali’’ lagu daerah Jawa Barat
2. Musik Mancanegara
Beberapa lagu
mancanegara yang telah dikenal di Indonesia dapat dianalisis bentuknya. Contoh
karya musik mancanegara diantaranya :
a. ‘’Happy Birthday’’ (satu bagian)
b. ‘’Twinkle-twinkle Little Star’’ (satu
bagian)
c. ‘’Dohremi’’ (dua bagian)
B. Komponis Lagu Anak
1. Komponis Lagu Indonesia
a. Ibu Sud
Komponik lagu
anak Indonesia ini lahir dengan nama Sarijah di Sukabumi, tanggal 26 Maret
1908. Nama Ibu Sud disandangnya setelah bersuamikan pak Bintang Sudibyo. Lagu
ciptaannya lebih dari 100 buah lagu. Buku ‘’Ketilabg’’, merupakan buku kumpulan
lagu-lagu ciptaannya.
Adapun lagu
ciptaan beliau yang terkenal diantaranya :
o ‘’Burung Kutilang’’
o ‘’Kereta Apimu’’
o ‘’Kampung Halamanku’’
o ‘’Menanam Jagung’’
o ‘’Berkibarlah Benderaku’’
b. A.T Mahmud
Beliau lahir di
Palembang, dan kini menetap di Jakarta. Lagu-lagu anak ciptaan beliau,
diantaranya :
o ‘’Pelangi’’
o ‘’Ombak’’
o ‘’Kupu-kupu’’
o ‘’Larilah Kudaku’’
o ‘’Awan Putih’’
c. Pak Dal
Lagu-lagu
ciptaan Pak Dal diantaranya :
o ‘’Tahun Baru’’
o ‘’Berlabuh’’
o ‘’Teka-teki’’
o ‘’Burungku’’
d. WR Supratman
W.R Supratman
kita kenal lewat lagu kebangsaan ‘’Indonesia Raya’’. Beliau lahir di Purwerojo,
Jawa Tengah, pada tanggal 9 Maret 1903. Pada Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober
1928, lagu ciptaannya ‘’Indonesia Raya’’ diperdengarkan untuk pertama kalinya
kepada peserta kongres.
Berikut adalah
lagu-lagu ciptaannya :
o ‘’Ibu Kita Kartini’’ (1929)
o ‘’Mars Kepanduan Bangsa Indonesia’’
(1930)
o ‘’Di Timur Matahari’’ (1930)
o ‘’Parindra’’ (1938)
Pada tanggal 17 Agustus 1938, beliau meninggal dan
menerima penghargaan Bintang Mahaputera Anumerta, selain sebagai Pahlawan
Nasional.
e. C. Simanjuntak
Cornel
Simanjuntak lahir di Tapanuli tahun 1920. Tanggal 11 September 1961, pada usia
41 tahun, beliau meninggal dunia. Lagu-lagu ciptannya antara lain :
o ‘’Tanah Tumpah Darahku’’
o ‘’Indonesia Merdeka’’
o ‘’Maju Tak Gentar’’
o ‘’ O, Angin’’
f. Ismail Marzuki
Komponis ini
lahir di Jakarta pada tanggal 11 Mei 1914. Dari beliau lahir beberapa lagu yang
berkisah tentang perjuangan dan keindahan alam Indonesia, diantaranya :
o ‘’Rayuan Pulau Kelapa’’
o ‘’Selendang Sutera’’
o ‘’Sepadang Mta Bola
2. Komponis Lagu Tradisional
Komponis-komponis
lagu tradisional Indonesia jarang dikenal karena lagu-lagu tradisional pada
umumnya berkembang dengan sendirinya secara lisan dan turun temurun di
lingkungan daerah tertentu.
3. Komponis Lagu Asing
a. Zoltan Kodaly (1882-1967)
b. John Spencer (1816-1880)
KEGIATAN
BELAJAR 2
Apresiasi
Tari Anak
A. Tari Tradisional Indonesia
Tari tradisional
ada karena lahirnya peradaban manusia yang secara turun-temurun mewariskan
karya tari pada keturunannya. Tari tradisional secara jelas dapat dibedakan
menjadi dua, yakni tari tradisional kerakyatan dan tari tradisional yang
disebut klasik.
Tari tradisional
kerakyatan adalah tari tradisional yang hidup berkembang dilingkungan pedesaan
atau di luar tembok istana. Tari tradisional klasik adalah tari tradisional
yang hidup dan berkembang di lingkungan istana dan kraton. Dengan demikian,
jenis tari tradisional klasik hanya dikenal di lingkungan kraton, sedangkan
seni kerakyatan lebih dikenal masyarakat di daerah pedesaan.
B. Apresiasi Kreasi Baru Anak
Tari modern
disebut juga dengan tari kreasi baru. Tari jenis ini dapat bersumber dari dua
jenis tarian terdahulu yaitu kerakyatan dan klasik. Tari kreasi baru merupakan
hasil dari sebuah proses kreasi dari bentuk aslinya. Tampilan tari kreasi baru
mencerminkan sikap dinamis yang menjadi tuntutan masyarakat.
Tari kreasi baru
secra prinsip mampu memberi nuansa baru meskipun materinya lama. Baru dalam
pemahaman ini adalah format yang dikemas sedemikian rupa sehingga aspek yang
membentuk kebaruan itu tidak lagi nampak.
1. Materi Apresiasi Tari Anak
Untuk
memperkenalkan tari sejak usia dini anak perlu diperkenalkan dulu denga nasal
mula gerak yang kemudian menjadi tari. Gerak dalam tari kita kenal ada dua
jenis. Pertama, gerak murni dan kedua, gerak maknawi. Gerak murni adalah gerak
yang masih wantah apa adanya, sedangkan gerak maknawi adalah gerak yang sudah
memiliki makna atau tujuan tertentu.
Berawal dari
gerak wantah (murni) kemudian menjadi gerak maknawi itu adalah proses
terbentuknya sebuah karya tari yang lebih dikenal dengan proses stilasi.
Sebagai contoh atau gambaran dari proses itu misalnya orang berjalan, jika
mengalami distrorsi kemudian stilasi akan terwujud sebuh gerak dalam tari Jawa
yang disebut Tayungan. Tayungan merupakan rsuatu ragam berjalan untuk
tari.
2. Materi Apresiasi Tari Modern/Aplikasi
Baru Untuk Anak
Untuk
mengapresiasi jenis tari modern ini dapat ditempuh dengan du acara, yakni
secara pasif dan secara aktif. Pasif dalam pemahaman ini hanya sebatas melihat
atau mnegamati suatu karya tari. Kedua secara aktif, karena melibatkan langsung
anak untuk berlatih membawakan tarian.
C. Manfaat Kegiatan Mengapresiasi Tari Bagi
Anak
1. Apresiasi Sebagai Media Komunikasi
Apresiasi secara
umum dapat diambil manfaatnya untuk memberikan sentuhan estetis bagi anak.dengan
mengenal dan memahami berbagai cabang seni yang ada, anak dapat melatih dirinya
untuk peka terhadap lingkungan serta tanggap terhadap rangsangan sensoris.
2. Apresiasi Sebagai Media Pendidikan
Secara edukatif,
apresiasi dapat menumbuhkan pengalaman berfikir kreatif bagi anak. Kegiatan
berkesenian bagi anak merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan bakat yang
ada pada anak.
3. Apresiasi Sebagai Media Bermain
Banyak contoh
yang bisa disampaikan misalnya tradisi anak-anak di Jawa pada saat terang
bulan. Anak-anak bermain di halaman rumah sambil bernyanyi Jamuran dan
berlenggak-lenggok sesuai irama. Mereka bermain bertemu dengan sesama teman.
4. Mengapresiasi Karya dan Koreografi Tari
Mengapresiasi
karya seni tari dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Secara aktif siswa
dapat dilibatkan langsung dalam sebuah pementasan. Untuk apresiasi yang pasif,
siswa cukup menyaksikan pertunjukan-pertunjukan yang disajikan tanpa harus ikut
bergabung menjadi bagian dari pertunjukan itu. Mengenal koreografer tari anak
di Indonesia tidak banyak dikenal. Ada beberapa koreografer yang dikenal karena
aktivitasnya menari.
5. Mengenal Tari dari Sumber Tema
Tari tema adalah
belajar tari dengan ide-ide Gerakan tari yang bersumber dari tema cerita
tertentu. Tema tari dapat dieksplorasi melalui gerak-gerak tari yang dipasdukan
dengan iringan sederhana. Dengan demikian anak akan mampu memadukan untur tari,
tari, tema cerita anak, dan pemeranan.
MODUL
10
KEGIATAN
BELAJAR 1
Manfaat
Belajar Seni Bagi Anak Usia SD
Secara
garis besar manfaat belajar seni rupa dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Seni Rupa Sebagai Bahasa Visual
Dalam proses
berkarya seni, pikiran dan prasaan anak aktif bahkan pikiran anak bercampur
dengan perasaannya. Anak pada usia dini belum dapat membedakan makna berpikir
dengan merasakan; semuanya masih menyatu dalam kegiatan yang bersifat refleksi.
Alam pikiran dan perasaan anak ini terungkap dalam karya rupa anak.
2. Seni Membantu Pertumbuhan Mental
Dalam pandangan
psikologi humanistic, perkembangan anak dipengaruhi oleh factor lingkungan
(teori behavioural), seperti teman-teman di sekelilingnya, guru kelas, ataupun
orangtua saja dan factor internal (internal factor).
3. Seni Rupa Membantu Belajar Bidang yang
Lain
Secara
konseptual pembelajaran seni rupa kepada anak adalah suatu proses berlatih
mempelajari ide, gagasan, memahami sesuatu yang diwujudkan dalam gambar.
Kegiatan seni rupa sebenarnya merupakan pelatihan, pembimbingan, pemahaman
serta pembinaan semangat mencipta, berproduksi karya akan menghasilkan sosok
pribadi yang utuh, seperti berkembangnya cipta, rasa dan karsanya.
Secara garis besar
peranan pelajaran seni rupa adalah membantu mengembangkan daya nalar siswa.
KEGIATAN
BELAJAR 2
Karakteristik
Seni Rupa Anak
1. Istilah Menggambar dan Melukis
Istilah
menggambar diangkat dari Bahasa Inggris to draw, sedangkan melukis dari
kata to paint. To draw berarti menggores atau membuat garis, atau berupa
garis; berkait dengan karya seni rupa istilah menggambar ialah kegiatan
menggores sehingga membentuk bidang gambar. To paint berarti mengecat
atau membuat blok dengan warna; istilah melukis untuk menunjukkan karya gambar
yang dihasilkan dari kegiatan memblok warna (lihat kegiatan orang mengecat
dinding).
2. Tema Karya Seni Rupa Anak
Tema berasal
dari Bahasa Inggris theme (Bahasa Yunani) dalam kesusasteraan artinya suatu
soal atau buah pikiran yang diuraikan dalam suatu karangan, dalam seni rupa
suatu hal yang dijadikan isi dari suatu ciptaan, hal ini biasanya dikutip dari
dunia kenyataan, tetapi dilukiskan dengan memakai alat-alat kesenian
semata-mata (Shadily, 1975:7).
Jika dikaitkan
dengan lukisan maka yang dimaksudkan tema adalah pokok dalam sebuah cerita yang
dikemukakan senimannya, tentu saja lewat medium karya lukis. Tema lukisan akan
akan hadir sebelum seorang seniman memulai berkarya seni; di dalamnya terjadi
proses persiapan berkarya, seperti persepsi, motivasi, atau dorongan yang
berupa keinginan yang kuat untuk mencipta karya seni.
3. Ciri Umum Lukisan Anak
a. Gaya lukisan anak bermacam-macam, sesuai
dengan motivasi (minat) atau dorongan berkarya. Berikut beberapa gaya lukisan
anak yang dapat kita jumpai.
(1) Gaya wiracarita (heroism), yaitu lukisan
yang menggambarkan cerita kepahlawanan, kepatriotan.
(2) Gaya dekoratif, ditandai dengan
munculnya bentuk-bentuk konturistik (berupa garis) dan jika warna yang dipilih
berupa blok warna dengan sedikit nuansa.
(3) Gaya komik, merupakan gaya lukisan anak
dengan memanfaatkan cerita lebih dahulu, oleh karenanya gaya ini mirip dengan
cerita bergambar (cergam).
(4) Gaya potret, merupakan gambar wajah
seseorang, baik tokoh idola maupun tokoh yang sering bergaul dalam kehidupan
sehari-hari, seperti potret ibuku, kakakku atau yang lain yang dibuat oleh
anak.
b. Komposisi karya seni rupa anak-anak
dapat berupa :
(1) Posisi tumpeng-tindih (juxta position)
Dalam menggambar
anak meletakkan posisi objek yang jatuh berada di atas. Persepsi ini, seperti
dalam prespektif lukisan kuno (tradisi) di mana objek yang berada di posisi
jauh terlihat di atas.
(2) Bertumpu pada garis besar (folding
over)
Karakteristik
lukisan berkomposisi berdiri di atas garis dasar ini merupakan kebiasaan anak.
Jika dilihat dari sudut perkembangan kejiwaannya, anak masih mengalami
kebingungan menentukan bentuk prespektif.
(3) Rebahan (rabatement)
Komposisi
rebahan dimaksudkan adalah penggambaran objek secara rebahan atau tidur.
Komposisi ini tidak jauh dari sifat gambar berdiri di atas garis dasar.
(4) Stereo type
Komposisi stereo
type adalam susunan elemen bentuk yang diulang-ulang. Contohnya ialah padi yang
mengisi kotak sawah.
(5) X-Ray atau transparent
Sifat X-Ray atau
transparan atau tembus pandang. Bentuk tembus pandang memperlihatkan figure
yang seharusnya tidak tampak.
c. Type gambar anak diantaranya adalah :
(1) Haptic
Jika dikaitkan
dengan gambar anak maka haptic adalah jenis karya gambar anak yang lebih
cenderung mengungkapkan rasa daripada pikiran. Sehingga
model/bentuk/tampilannya kelihatan ekspresif dan menghasilkan bentuk-bentuk
perasaan.
(2) Non-Haptic
Tipe non-haptic
cenderung mendapat pengaruh dari intellectual motivation. Oleh karenanya, figur-figur
dan bahkan alur ceritanya tampak jelas. Pikiran anak dapat dibaca dalam gambar
karena bentuknya yang mudah dikenali maksudnya.
(3) Willing type
Istilah willing type
merujuk makna tipe seseorang yang mengharapkan akan sesuatu. Tipe harapan
(willing type) dalam gambar anak ditunjukkan oleh tema yang diangkat dalam
materi pokok gambar (subject matter) berupa ungkapan harapan anak terhadap
keinginan, cita-cita atau pun yang lain, seperto ramalan kejadian yang akan
dating. Sebagai contoh: rumahku di dasar laut, roket anti peluru kendali, dan
masih banyak lagi.
KEGIATAN
BELAJAR 3
Periodisasi
Gambar Anak
1. Masa Coreng Moreng : Usia 1-4 tahun
a) Judul Gambar yang berubah-ubah
Usia
perkembangan garis; pada usia ini (sekitar 1 sampai dengan 2 tahun) anak masih melatih
diri mengkoordinasikan bentuk garis yang sempurna maupun yang kurang tepat.
b) Mulai mengidentifikasi objek dengan
judul yang mantap
Ketika anak
sudah mulai menyadari bahwa gambarnya sudah dapat dibaca orang lain, dan
seiring dengan perkembangan usia biologis di mana mata mampu melihat objek
dengan detail, maka gambarpun mulai berubah
2. Masa Prabagan (Preschematic) :
Usia 4-7 tahun
Pada masa
prabagan ini anak sudah mulai mengenal dirinya, baik jenis kelamin maupun
eksistensi dirinya dalam hubungan keluarga maupun masyarakat sosialnya.
3. Masa Bagan (Schematic) : Usia 7-9
tahun
Masa bagan juga
ditandai dengan kematangan berpikir general, oleh sebagian anak laki-laki
menggambar dijadikan sarana bermain dan bercerita tentang kepahlawanan. Pada
masa bagan anak sudah mulai mengenal perspektif sederhana. Pengenalan
perspektof semakin tampak, barangkali anak sudah belajar matematika, dimana
bentuk tiga dimensi sudah menjadi dasar pandangannya.
4. Masa Realisme Awal (Dwaning Realism)
: Usia 9-11 tahun
Pada umumnya,
anak pada periode ini cenderung menggambar cerita secara lengkap, misalnya;
‘belajar naik sepeda’, ‘temanku yang mempunyai badan kekar’, atau cerita yang
diambil dari hasil pengematannya melihat film seri di televisi.
5. Masa Realisme Semu (Pseudo Realism)
: Usia 11-14 tahun
Gambar anak usia ini
sudah detail, namun mengalami kesulitan mengungkapkan bentuk-bentuk visual.
Pikiran anak telah detail, rasional dan realistis, pengalaman melihat dan
mengamati bentuk sudah cukup detail akan tetapi koordinasi tangan belum sesuai
sehingga karya-karya rupa dikatakan setengah jadi. Bagi anak pada masa ini
sudah menyadari akan makna keindahan dan estetika berani mempertahankan
gambarnya.
0 comments:
Post a Comment