Tuesday 14 June 2022

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA

0 comments

 

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA

&

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA



MODUL 11

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA KEGIATAN BELAJAR

A.        HAKIKAT PEMBELAJARAN

Kimble (dalam hergenhahm, 1982) mengungkapkan bahwa perubahan tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah laku yang relatif permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis. Beberapa hakikat pembelajaran tersebut dikemukakan sebagai berikut :

1.    Pembelajaran menyebabkan tingkah laku

 

2.    Perubahan tingkah laku tersebut bersifat permanen

 

3.    Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi pengalaman walaupun potensi untuk itu telah dimiliki.

4.    Perubahan tingkah laku disebabkan pengalaman/ latihan praktis

 

5.    Pengalaman/latiahan harus selalu ditajamkan, terutama pada tanggapan yang memerlukan adanya penghargaan (reward)

Pembelajaran dapat membuat seseorang memiliki pengalaman dan tingkah laku sesuai dengan pengalaman atau pelatihan yang diterimanya. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran BI bagi siswa sekolah dasar (SD) perlu diberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih menggunakan bahasa agar apa yang dilakukan itu dapat mengubah tingkah laku dalam berbahasa indonesia.

B.        PEMBELAJARAN BAHASA

Pembelajaran yang dimaksud dalam uraian berikut ini adalah pembelajaran dalam situasi formal. Pembelajarn pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik, sistematis, dan terencana. Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pelajaran Bahasa, terdapat beberapa permasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan secara

 

poporsional. Permasalah tersebut berkaitan dengan (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) strategi pembelajaran, (4) evaluasi, (5) pengajar(guru), (6) siswa.

Dalam pembelajaran bahasa, khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa kedua (B2)/ salah satu segi yang sering disorot dan dipertanyakan adalah strategi atau teknik, metode, dan pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sukses atau tidaknya suatu program pemngajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua sering dinilai dari strategi dan metode yang digunakan.

C.        PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD

Bahasa Indonesia bagi sebagian besar masyarakat Indonesia diperoleh dengan dua cara, yaitu pemerolehan secara formal dan nonformal. Menurut kurikulum 2004, yakni kurikulum berbasis kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulis sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89).

Untuk kelas I dan II (kelas rendah), pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan, sedangkan untuk kelas III - VI (kelas tinggi) menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum.

Standar kompetensi mata pelajaran BI bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah berkomunikasi dan belajar sastra belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, pembelajaran BI mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia, Ruang lingkup standar kompetensi mata pelajaran BI SD terdiri atas aspek mendengarkan (menyimak lisan), berbicara, membaca, dan menulis.

Agar dapat melaksanakan pelajaran berbicara di SD, hal-hal yang terlebih dahulu dipelajari:

1.    Teori Berbicara

2.    Komponen berbicara

3.    Hakikat Berbicara

4.    Jenis-jenis berbicara

 

 

D.        TEKNIK BERBICARA

Teknik berbicara di muka terwujud, dalam beberapa persiapan, yaitu menentukan maksud pembicaraan, mengenalisis pendengar dan situasi, memilih dan menyempitkan topik, mengumpulkan bahan, membuat kerngka uraian, menguraikan secara mendetail, dan berlatih dengan suara nyaring.

Sementara ada beberapa syarat agar seseorang mahir dalam berbicara, yaitu:

1.    Memiliki keberanian dan tekat yang kuat.

2.    Memiliki pengetahuan yang luas

3.    Memahami proses komunikasi massa

4.    Menguasai bahasa yang baik dan lancar

5.    Pelatihan yang memadai

 

 

E.        EFEKTIFITAS BERBICARA

Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara, adalah sebagai berikut:

1.    Adanya kesamaan kepentingan antara pembicara dan pendengar.

2.    Adanya sikap saling mendukung dari kedua belah pihak.

3.    Adanya sikap positif, artinya pikiran atau ide yang di utarakan dapat diterima.

4.    Sebagai sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi keduanya.

5.    Adanya sikap keterbukaan yang disampaikan keduabelah pihak.

6.    Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan sebaik- baiknya(ada unsur empati) pada mitra bicara.

Sementara tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri pembicara yang baik,, antara lain:

1.    Pandai menemukan topik yang tepat dan up to date

2.    Menguasai materi

3.    Memahami pendengar

4.    Memahami situasi

5.    Merumuskan tujuan dengan jelas

6.    Memiliki kemampuan linguastik yan memadai

7.    Menjalin kontak dengan pendengar

8.    Menguasai pendengar

9.  Memanfaatkan alat bantu

10.    Berpenampilan menyakinkan

11.    Mempunyai rencana

 

 

F.        PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA

Pembelajaran keterampilan berbicara dapat dilakukan dengan pemfokusan diri dan dengan tidak pemfokusan. Jika pembelajaran dilakukan dengan pemfokusan, semua aktivitas pembelajaran berangkat, tertuju, dan berpulang pada keterampilan berbicara. Aktivitas keterampilan berbahasa yang lain dan kompetensi kebahasaan yang ditampilkan sekedar pendukung berjalannya secara wajar kegiatan pembelajaran. Menginat pembelajaran berfokus pada pembelajaran keterampilan berbicara maka aktivitas pembelajaran didominasi oleh pembelajaran berbicara.

 

 

G.       TUJUAN PEMBELAJARAN BERBICARA

Tujuan pembelajaran berbicara di SD dikelompokkan atas :

1.    Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Rendah

Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Rendah, antara lain:

a.    Melatih keberanian siswa

b.   Melatih siswa menceritakan pengetahuan dan pengalamannya.

c.    Melatih menyampaikan pendapat

d.   Membiasakan siswa untuk bertanya

 

 

2.    Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Tinggi

Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Tinggi, antara lain:

a.    Memupuk keberanian siswa

b.   Mengungkapkan pengetahuan dan wawasan siswa

c.    Melatih siswa menyanggah/menolak pendapat orang lain

d.   Melatih siswa berpikir logis dan kritis

e.    Melatih siswa menghargai pendapat orang lain.

KEGIATAN BELAJAR 2

MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA

A.        MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN BERBICARA

Materi pelajaran berbicara di SD menurut kurikulum 2004 dapat kita lihat pada standar kompetensi atau pada penjabaran masing-masing kompetensi dasar dan materi pokok yang ada didalam kurikulum. Dari beberapa materi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dan materi mana yang harus diajarkan terlebih dahulu. Dengan metode , dan teknik apa, serta bagaimana siswa belajar berbicara . semua materi tersebut seyogianya diintegrasikan kedalam keterampilan berbahasa yang lainnya , yaitu mendengarkan, membaca, dan menulis. Di samping itu juga harus diintegrasikan dengan kompetensi kebahasan dan sastra.

 

 

B.        METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA

Metode pembelajaran adalah cara menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa. Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar, metode berfungsi sebagai sarana untuk meujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang , sedangkan media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang digunakan siswa dan guru untuk proses belajar mengajar. Media yang dapat digunalkan dalam proses pembelajaran berbicara adalah , telepon, pengeras suara, bahan bacaan, gambar, radio, tape recorder, program televisi, dsb.sementara itu ada beberapa metode berbicara :

1.  Ulang Ucap

2.    Lihat Ucap

3.    Memerikan

4.    Menjawab Pertanyaan

5.    Bertanya

6.    Bertanya Menggali

7.    Melanjutkan Cerita

8.    Bercakap-Cakap

9.    Mereka Cerita Gambar

10.      Bercerita

11.    Memberi Petunjuk

12.    Melaporkan

13.    Bermain Peran

14.    Wawancara

15.    Diskusi

16.    Bertelepon

17.    Dramatisasi

 

 

C.        MENYUSUN   MODEL    PERENCANAAN   PEMBELAJARAN   BI    DENGAN FOKUS BERBICARA.

Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus berbicara terdiri atas Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus berbicara dikelas rendah dan Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus menyimak dikelas tinggi.

MODUL 12

 

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA KEGIATAN BELAJAR 1

HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI SD

A.         PENGERTIAN APRESIASI SASTRA

 

Secara umum, aperesiasi dapat diartikan sebagai peniaian yang baik atau penghargaan terhadap karya sastra. Menurut Gove apresiasi adalah makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai- nilai keindahan yang di ungkapkan pengarang. Tarigan (2000), yang menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas kerya sastra serta pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. S. Effendi (1982) berpendapat bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

B.         HAKIKAT SASTRA ANAK

 

1.      Pengertian Sastra Anak

 

Kata Sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa ( Rene Wellek, 1989 ). Menurut Santoso (2003:8.3) Sastra anak adaah karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik lisan atau tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak- anak. Sarumpet (dalam Santoso, 2003:8.3), sastra anak adalah kaya sastra yang dikonsumsi anak diurus serta dikerjakan orang tua. Artinya sastra anak ditulis oleh orang tua yang di tujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh orang tua.

2.    Ciri Sastra Anak

 

Menurut Sarumpet (dalam Santoso, 2003:8.3), ada tiga (3) ciri yang membedakan antara sastra anak dengan sastra orang dewasa.

·      Pertama, unsur pantangan, yaitu unsur yang secara khusus berhubungan dengan tema dan amanat. Artinya, sastra anak pantangan atau menghindari masalah- masalah yang menyangkut tentang seks, cinta yang ertis, dendam yang menimbulkaan kebencian atau hal-hal yang bersifat negative atau buruk.

·      Kedua, penyajian dengan gaya secara langsung artinya tokoh yang diperankan sifatnya hitam putih. Maksudnya adalah setiap tokoh yang berperan hanya mempunyai satu sifat utama, yaitu baik atau jahat/buruk.

·      Ketiga, fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang bermanfaat.

3.    Jenis Sastra Anak

 

Jenis sastra anak, seperti halnya ada pada karya sastra umum, yaitu:

 

·      Puisi

·      Prosa

·      Dan drama

 

 

C.          PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA

Pembelajaran bahasa indonesia tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi harus terpadu antara aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Terpadu maksudnya adalah pembelajaran dapat difokuskan pada salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang lain sebagai variasi kegiatan belajar siswa.

Misalnya anak-anak di suruh mendengarkan puisi atau cerpen, kemudian mereka diminta untuk menulis kembali isi puisi atau cerpen tersebut dengan bahasa mereka sendiri.

D.       TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA DIKELAS RENDAH

 

Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas rendah adalah mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalaui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran , dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 1 SD adalah berikut ini.

1.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah mendengarkan dongeng guru, menjawab pertannyaan, dan menceritakan kembali.

2.    Pembelajaran sastra terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:

 

a.  Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai

b.  Memerankan tokoh tertentu dalam dongeng sesuai dengan karakternya.

 

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 2 SD adalah berikut ini.

1.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah menjelaskan isi dongeng yang telah didengar dan mengajukan pertannyaan.

2.      Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:

 

a.    Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan yang sesuai dan ekspresi yang sesuai.

b.      Memerankan percakapan sesuai isi dan ekspresi yang tepat

 

c.      Mnceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

d.     Memerankan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari dengan menggunkan dialog sederhana.

e.      Memeran kan ekspresi emosional tertentu (marah, senang, sedih, haru, dll).

 

3.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membaca puisi dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.

 

 

E.       TUJAN PEMBELAJARAN SASTRA DIKELAS TINGGI

 

Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 3 SD adalah mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan melalui menulis karanggan melalui piikiran sendiri, menyusun ringkasan bacaan, menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri, dan menulis petunjuk.

Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 4 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun, membaca dongeng atau cerita rakyat,memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan membuat pantun sederhana.

Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 5 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks dan menulis puisi bebas.

Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 6 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui membaca novel anak, bermain peran, memparafrasekan puisi, mendengarkan cerita rakyat, dan membacakan cerita rakyat yang masih popular.

Tujuan pembeLajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 3 SD adalah berikut ini.

a.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah:

 

1)      Menanggapi tokoh-tokoh dalam cerita dari mendengarkan pembacaan cerita

2)    Menjelaskan isi teks drama yang dibacakan duru atau teman, kemudian memrankan tokohnya.

b.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:

 

1)      Memerankan    tokoh    dalam    teks    cerita    sesuai    dengan    sifatnya    dengan menggunakan kalimat sederhana.

2)    Memerankan tokoh sesuai dengan pekerjaan atau profesinya sesuai dengan sifatnya dengan menggunakan kalimat sederhan.

c.        Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah:

 

1)        Membacakan dongeng dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai

 

2)        Membacakan puisi dengan penghayatan dan menjelaskan isinya.

 

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 4 SD adalah berikut ini.

a.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah menyimpulkan isi pantun.

b.  Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah

 

1)      Menceritakan    kembali    isi    dongeng    dari    hasil    kegiatan    membaca    atau mendengarkan dengan bahasa yang runtut

2)    Memerankan berbagai karakter tokoh dengan penghayatan.

 

c.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah:

 

1)    Menjelaskan latar dongeng, tokoh, dan penokohan

 

2)    Membacakan pantun secara berpasangan dengan lafal dan intonasi yang sesuai.

 

d.      Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:

1) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dengan menggunakan EYD yang tepat

2)    Melanjutkan pantun yang sesuai denan isinya.

 

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 5 SD adalah berikut ini.

a.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah:

 

1)        Menanggapi isi cerita rakyat dari berbagai segi:

 

2)          Menanggapi cerita pendek dalam berbagai segi:

 

b.    Pembelajaran     sastra    yang    terpadu    dengan    pembelajaran     berbicara    adalah memerankan drama pendek dengan ekspresi yang sesuai.

c.    Pembelajaran     sastra    yang    terpadu    dengan    pembelajaran     membaca    adalah membacakan puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

d.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:

 

1)    Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana

 

2)    Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi

 

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 6 SD adalah berikut ini.

a.  Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah memahami isi cerita dari berbagai segi dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.

b.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah berain peran drama anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai.

c.      Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah

1)    Membaca novel anak, menjelaskan isi dengan lafal, dan menyimpulkan amanatnya

2)      Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh dan penokohan

 

3)      Membaca cerita lama yang masih populer dengan gaya membaca yang menarik.

 

d.    Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:

 

1)        Membuat parafrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi

 

2)      Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar.

KEGIATAN BELAJAR 2

 

MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI SD

A.   MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA

Menurut Huck Pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu sastra untuk anak-anak harus memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat personal. Artinya bahwa materi sastra yang dipilih harus dapat :

a.   memberikan kenikmatan

 

b.  mengembangkan imajinasi

 

c.   memperkuat daya pikir

 

d.  memberi pengalaman mengalami

 

e.   mengembangkan kemampuan berperilaku

 

f.  menyajikan pengalaman yang menyeluruh

 

Sedangkan memiliki nilai-nilai pendidikan berarti dapat :

 

a.  mengembangkan bahasa

 

b.  membantu belajar bahasa

 

c.  membantu belajar menulis.

 

Selain materi harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak,yang harus diingat juga adalah materi harus di sesuaikan dengan perkembangan anak. Artinya bahwa materi belajar tersebut dapat meningkatkan perkembangan anak ke tingkat yang lebih tinggi.

Ada beberapa metode yang dapat di manfaatkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di SD yaitu :

·      Direct Method atau Metode Langsung

Adalah metode pengajaran bahasa yang didalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang di ajarkan.

Misalny dalam mengajarkan bahasa Indonesia, pelajaran disajikan dalam bahasa Indonesia pula.

·      Natural Method yang di sebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah

Adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda- benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.

·      Reading Method atau Metode Membaca

Adalah metode yang dalam pelaksanaannya untuk member pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi mereka.

·      Electic Method atau Metode Campuran

Adalah metode yang dalam pelaksanaannya bebas untuk menambah atau mengkombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan metode yang lainnya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

 

Adapun teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di

SD yaitu:

 

·      Teknik Ceramah

Tekni ini digunakan untuk menyampaikan informasi,terutama kepada mereka yang sudah termotivasi untuk mendapatkan informasi tertentu dan dilengkapi dengan peragaan atau gambar-gambar.

·      Teknik Tanya Jawab

Tujuannya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang baru diberikan atau bias juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca.

§  Teknik Diskusi Kelompok

Tujuannya ialah untuk melatih siswa mengeluarkan pendapat, dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar.

·      Teknik Pemberian Tugas atau Resitasi.

Diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok dengan harapan siswa lebih mendalami materi pelajaraan yang diberikan dan pemberiann tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.

·      Teknik Ramu Pendapat ( brainstorming )

Teknik ini meruppakan perpaduan dari teknik Tanya jaawaab dan diskusi.

 

§  Teknik Simulasi

Simulasi artinya tiruan ( mitasi ). Teknik in untuk melaatih ketrampilan berbicara.

 

B.        MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS RENDAH

Guru bisa menceritakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset kemudian di lanjutkan dengan anak-anak diberi kesempatan untuk menceritakan kembali secara bergiliran dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.

Guru juga bisa mengajak anak-anak untuk memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.

Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas satu dan 2, yang difokuskan di kelas rendah.

C.   MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS TINGGI

·      Misalnya dengan memberikan sebuah puisi. Setiap anak di beri lembaran yang berisi puisi anak, kemudian guru membacaakannya. Setelah itu anak-anak diminta untuk membaca puisi tersebut. Kegiatan ini bertujuan agar anak dapat memahami isi puisi.

·      Kemudian anak-anak diminta untuk membuat cerita dari puisi tersebut dengan kata- kata mereka sendiri.

·      Dan membacakan hasilnya di depan kelas.

·      Model pembelajaran diatas biaasanya diterapkan di kelas 3,4,5 dan6 , yang difokuskan di kelas tinggi.

0 comments:

Post a Comment