MAKALAH
PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
DI SD
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS BERBICARA
&
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
MODUL 11
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA KEGIATAN BELAJAR
A.
HAKIKAT PEMBELAJARAN
Kimble (dalam hergenhahm, 1982)
mengungkapkan bahwa perubahan tingkah laku siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah tingkah
laku yang relatif
permanen, tingkah laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan
(reinforcement) praktis. Beberapa
hakikat pembelajaran tersebut
dikemukakan sebagai berikut
:
1. Pembelajaran menyebabkan tingkah laku
2.
Perubahan tingkah
laku tersebut bersifat
permanen
3. Perubahan tingkah laku tidak dapat begitu saja berubah menjadi
pengalaman walaupun potensi
untuk itu telah
dimiliki.
4.
Perubahan tingkah
laku disebabkan pengalaman/ latihan praktis
5. Pengalaman/latiahan harus selalu ditajamkan, terutama
pada tanggapan yang memerlukan adanya penghargaan (reward)
Pembelajaran dapat membuat seseorang
memiliki pengalaman dan tingkah laku sesuai dengan pengalaman atau pelatihan
yang diterimanya. Oleh sebab itu, dalam pembelajaran BI bagi siswa sekolah dasar
(SD) perlu diberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih menggunakan bahasa agar apa yang dilakukan itu dapat mengubah tingkah
laku dalam berbahasa
indonesia.
B.
PEMBELAJARAN BAHASA
Pembelajaran yang dimaksud dalam uraian berikut
ini adalah pembelajaran dalam situasi formal.
Pembelajarn pada dasarnya
merupakan sebuah aktivitas
yang sistemik, sistematis,
dan terencana. Untuk mewujudkan ketiga karakteristik pelajaran Bahasa, terdapat beberapa
permasalahan yang harus diantisipasi dan didudukkan secara
poporsional. Permasalah tersebut berkaitan dengan (1)
tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran,
(3) strategi pembelajaran, (4)
evaluasi, (5) pengajar(guru), (6)
siswa.
Dalam pembelajaran bahasa, khususnya
pembelajaran Bahasa Indonesia (BI) sebagai
bahasa kedua (B2)/ salah satu segi yang sering disorot dan dipertanyakan adalah strategi atau teknik, metode, dan
pendekatan pembelajaran yang digunakan. Sukses atau tidaknya suatu program pemngajaran bahasa Indonesia sebagai
bahasa kedua sering dinilai dari strategi dan metode yang digunakan.
C.
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD
Bahasa Indonesia bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia diperoleh dengan dua
cara, yaitu pemerolehan secara formal dan nonformal. Menurut kurikulum 2004, yakni kurikulum berbasis
kompetensi (KBK), mata pelajaran bahasa Indonesia bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan
siswa berkomunikasi baik lisan maupun tulis sebagai alat untuk mempelajari rumpun
pelajaran lain, berpikir kritis dalam berbagai
aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasional dan apresiatif terhadap karya sastra Indonesia (Mulyasa, 2003:89).
Untuk kelas I dan II (kelas rendah),
pembelajaran bahasa Indonesia menekankan pada aspek peningkatan kemampuan
membaca dan menulis
permulaan, sedangkan untuk kelas III - VI (kelas tinggi)
menekankan pada peningkatan kemampuan berkomunikasi lisan dan tulis. Pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar
kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum.
Standar kompetensi mata pelajaran BI
bersumber pada hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah
berkomunikasi dan belajar sastra belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu,
pembelajaran BI mengupayakan peningkatan kemampuan
siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia, Ruang lingkup standar
kompetensi mata pelajaran BI SD terdiri
atas aspek mendengarkan (menyimak lisan), berbicara, membaca, dan menulis.
Agar dapat melaksanakan pelajaran
berbicara di SD, hal-hal yang terlebih dahulu
dipelajari:
1.
Teori Berbicara
2.
Komponen berbicara
3.
Hakikat Berbicara
4.
Jenis-jenis berbicara
D.
TEKNIK
BERBICARA
Teknik
berbicara di muka terwujud, dalam beberapa persiapan, yaitu menentukan
maksud pembicaraan, mengenalisis pendengar dan situasi, memilih dan menyempitkan topik, mengumpulkan bahan, membuat kerngka uraian, menguraikan secara mendetail, dan berlatih dengan
suara nyaring.
Sementara ada beberapa syarat agar seseorang mahir dalam berbicara, yaitu:
1.
Memiliki keberanian dan tekat yang kuat.
2.
Memiliki pengetahuan yang luas
3.
Memahami proses
komunikasi massa
4.
Menguasai bahasa yang baik dan lancar
5.
Pelatihan yang memadai
E.
EFEKTIFITAS BERBICARA
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam berbicara, adalah
sebagai berikut:
1.
Adanya kesamaan
kepentingan antara pembicara
dan pendengar.
2.
Adanya sikap saling mendukung
dari kedua belah pihak.
3.
Adanya sikap positif,
artinya pikiran atau ide yang di utarakan
dapat diterima.
4.
Sebagai sesuatu
yang mendatangkan manfaat bagi keduanya.
5.
Adanya sikap
keterbukaan yang disampaikan keduabelah pihak.
6. Adanya usaha dari masing-masing pihak untuk menempatkan diri dengan sebaik-
baiknya(ada unsur empati) pada mitra bicara.
Sementara tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri pembicara yang baik,, antara lain:
1.
Pandai menemukan topik yang tepat dan up to date
2.
Menguasai materi
3.
Memahami pendengar
4.
Memahami situasi
5.
Merumuskan tujuan
dengan jelas
6.
Memiliki kemampuan linguastik yan memadai
7.
Menjalin kontak
dengan pendengar
8.
Menguasai pendengar
9. Memanfaatkan alat bantu
10. Berpenampilan menyakinkan
11. Mempunyai rencana
F.
PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA
Pembelajaran keterampilan berbicara
dapat dilakukan dengan pemfokusan diri dan
dengan tidak pemfokusan. Jika pembelajaran dilakukan dengan pemfokusan, semua aktivitas pembelajaran berangkat, tertuju,
dan berpulang pada keterampilan berbicara. Aktivitas keterampilan berbahasa yang lain dan kompetensi kebahasaan yang ditampilkan sekedar pendukung berjalannya secara wajar kegiatan
pembelajaran. Menginat pembelajaran berfokus pada pembelajaran keterampilan berbicara maka aktivitas pembelajaran didominasi oleh pembelajaran berbicara.
G.
TUJUAN PEMBELAJARAN BERBICARA
Tujuan pembelajaran berbicara di SD dikelompokkan atas :
1.
Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Rendah
Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Rendah, antara lain:
a.
Melatih keberanian siswa
b.
Melatih siswa menceritakan pengetahuan dan pengalamannya.
c.
Melatih menyampaikan pendapat
d.
Membiasakan siswa untuk bertanya
2. Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Tinggi
Tujuan pembelajaran Berbicara dikelas Tinggi,
antara lain:
a.
Memupuk keberanian siswa
b.
Mengungkapkan pengetahuan dan wawasan siswa
c.
Melatih siswa menyanggah/menolak pendapat
orang lain
d.
Melatih siswa berpikir logis dan kritis
e.
Melatih siswa menghargai pendapat orang lain.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS BERBICARA
A.
MATERI ATAU BAHAN YANG SESUAI UNTUK KEGIATAN BERBICARA
Materi pelajaran berbicara di SD
menurut kurikulum 2004 dapat kita lihat pada
standar kompetensi atau pada penjabaran masing-masing kompetensi dasar
dan materi pokok yang ada didalam kurikulum. Dari beberapa materi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana dan materi mana yang harus diajarkan terlebih
dahulu. Dengan metode , dan teknik apa, serta bagaimana
siswa belajar berbicara . semua materi tersebut seyogianya diintegrasikan kedalam
keterampilan berbahasa yang lainnya , yaitu mendengarkan, membaca, dan menulis. Di
samping itu juga harus diintegrasikan dengan
kompetensi kebahasan dan sastra.
B.
METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA
Metode pembelajaran adalah cara
menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa.
Apabila dikaitkan dengan pengalaman belajar, metode berfungsi sebagai sarana untuk meujudkan pengalaman belajar yang telah dirancang , sedangkan media pembelajaran
adalah sarana pembelajaran yang digunakan siswa dan guru untuk proses belajar mengajar. Media yang dapat
digunalkan dalam proses pembelajaran berbicara
adalah , telepon, pengeras suara, bahan bacaan, gambar, radio, tape
recorder, program televisi, dsb.sementara itu ada beberapa metode berbicara :
1. Ulang Ucap
2. Lihat Ucap
3. Memerikan
4.
Menjawab Pertanyaan
5.
Bertanya
6.
Bertanya Menggali
7.
Melanjutkan Cerita
8.
Bercakap-Cakap
9.
Mereka Cerita
Gambar
10.
Bercerita
11. Memberi Petunjuk
12. Melaporkan
13. Bermain Peran
14. Wawancara
15. Diskusi
16. Bertelepon
17. Dramatisasi
C.
MENYUSUN MODEL PERENCANAAN PEMBELAJARAN BI DENGAN FOKUS
BERBICARA.
Menyusun model perencanaan pembelajaran
BI dengan fokus berbicara terdiri atas
Menyusun model perencanaan pembelajaran BI dengan fokus berbicara dikelas rendah dan Menyusun model perencanaan
pembelajaran BI dengan fokus menyimak dikelas tinggi.
MODUL 12
PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA KEGIATAN
BELAJAR 1
HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS SASTRA DI SD
A.
PENGERTIAN APRESIASI
SASTRA
Secara umum, aperesiasi dapat diartikan
sebagai peniaian yang baik atau penghargaan
terhadap karya sastra. Menurut Gove apresiasi adalah makna pengenalan melalui perasaan atau kepekaan batin, dan
pemahaman serta pengakuan terhadap nilai- nilai
keindahan yang di ungkapkan pengarang. Tarigan (2000), yang menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah penaksiran
kualitas kerya sastra serta pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. S. Effendi (1982) berpendapat bahwa
apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang
baik terhadap cipta sastra.
B.
HAKIKAT SASTRA ANAK
1. Pengertian Sastra
Anak
Kata
Sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa ( Rene Wellek, 1989 ). Menurut
Santoso (2003:8.3) Sastra anak
adaah karya seni yang imajinatif
dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediumkan bahasa, baik lisan atau
tertulis yang secara khusus dapat
dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak- anak. Sarumpet (dalam Santoso, 2003:8.3), sastra anak adalah kaya sastra yang dikonsumsi
anak diurus serta dikerjakan orang tua. Artinya sastra anak ditulis oleh orang tua yang di tujukan kepada anak dan
proses produksinya pun dikerjakan oleh orang tua.
2.
Ciri Sastra
Anak
Menurut Sarumpet (dalam Santoso,
2003:8.3), ada tiga (3) ciri yang membedakan antara sastra
anak dengan sastra orang dewasa.
· Pertama,
unsur pantangan, yaitu unsur yang secara khusus berhubungan dengan tema dan amanat.
Artinya, sastra anak pantangan atau menghindari masalah-
masalah yang menyangkut tentang seks, cinta yang ertis, dendam yang menimbulkaan kebencian atau hal-hal yang bersifat negative atau buruk.
· Kedua, penyajian
dengan gaya secara langsung artinya tokoh yang diperankan sifatnya
hitam putih. Maksudnya
adalah setiap tokoh yang berperan
hanya mempunyai satu sifat utama, yaitu baik atau jahat/buruk.
· Ketiga,
fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang bermanfaat.
3.
Jenis Sastra
Anak
Jenis sastra anak,
seperti halnya ada pada karya sastra umum, yaitu:
·
Puisi
·
Prosa
·
Dan drama
C.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS
SASTRA
Pembelajaran bahasa indonesia tidak dapat dilaksanakan
secara terpisah, tetapi harus terpadu antara aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Terpadu maksudnya adalah pembelajaran
dapat difokuskan pada salah satu aspek saja,
sedangkan aspek yang lain sebagai
variasi kegiatan belajar
siswa.
Misalnya anak-anak di suruh
mendengarkan puisi atau cerpen, kemudian mereka
diminta untuk menulis kembali isi puisi atau cerpen tersebut dengan bahasa mereka sendiri.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA
DIKELAS RENDAH
Standar kompetensi yang harus dikuasai
siswa SD di kelas rendah adalah mampu
mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalaui kegiatan mendengarkan dongeng,
bermain peran , dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.
Tujuan
pembeajaran sastra atau hasil
belajar sastra yang akan dicapai
kelas 1 SD adalah berikut ini.
1.
Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran mendengarkan adalah mendengarkan dongeng guru, menjawab
pertannyaan, dan menceritakan kembali.
2.
Pembelajaran sastra
terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:
a. Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dengan penghayatan dan ekspresi yang
sesuai
b. Memerankan tokoh
tertentu dalam dongeng sesuai dengan karakternya.
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan
dicapai kelas 2 SD
adalah berikut ini.
1. Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah menjelaskan
isi dongeng yang telah didengar
dan mengajukan pertannyaan.
2.
Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan
pembelajaran berbicara adalah:
a. Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan yang sesuai dan ekspresi
yang sesuai.
b. Memerankan percakapan sesuai isi dan ekspresi yang tepat
c. Mnceritakan kembali
cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
d.
Memerankan tokoh yang berkaitan
dengan kehidupan sehari
hari dengan menggunkan dialog sederhana.
e. Memeran kan ekspresi emosional tertentu (marah, senang, sedih, haru, dll).
3. Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran membaca
adalah membaca puisi
dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.
E. TUJAN PEMBELAJARAN SASTRA
DIKELAS TINGGI
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 3 SD adalah mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan,
pendapat, dan perasaan melalui menulis karanggan melalui
piikiran sendiri, menyusun
ringkasan bacaan, menulis
karangan berdasarkan rangkaian
gambar seri, dan menulis
petunjuk.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 4 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui
mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, mendengarkan
pembacaan pantun, membaca dongeng atau cerita rakyat,memerankan penggalan
drama, menulis cerita rekaan, dan membuat pantun sederhana.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 5 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui
mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan
dan menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks dan menulis
puisi bebas.
Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 6 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui membaca
novel anak, bermain
peran, memparafrasekan puisi, mendengarkan cerita rakyat, dan membacakan cerita rakyat yang masih popular.
Tujuan pembeLajaran sastra atau hasil
belajar sastra yang akan dicapai kelas 3 SD adalah berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran mendengarkan adalah:
1) Menanggapi tokoh-tokoh dalam cerita dari mendengarkan pembacaan cerita
2)
Menjelaskan isi teks drama yang dibacakan duru atau teman,
kemudian memrankan tokohnya.
b. Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan
pembelajaran berbicara adalah:
1)
Memerankan tokoh dalam teks cerita sesuai dengan sifatnya dengan
menggunakan kalimat sederhana.
2)
Memerankan tokoh sesuai dengan
pekerjaan atau profesinya sesuai dengan sifatnya dengan menggunakan kalimat sederhan.
c.
Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran membaca
adalah:
1)
Membacakan dongeng dengan penghayatan dan ekspresi
yang sesuai
2)
Membacakan puisi
dengan penghayatan dan menjelaskan isinya.
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 4 SD adalah berikut ini.
a.
Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan
pembelajaran mendengarkan adalah
menyimpulkan isi pantun.
b. Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan
pembelajaran berbicara adalah
1)
Menceritakan kembali isi dongeng dari hasil kegiatan membaca atau mendengarkan dengan bahasa yang runtut
2) Memerankan
berbagai karakter tokoh dengan penghayatan.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah:
1) Menjelaskan latar dongeng, tokoh,
dan penokohan
2) Membacakan pantun
secara berpasangan dengan lafal dan intonasi yang sesuai.
d. Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan
pembelajaran menulis adalah:
1) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dengan
menggunakan EYD yang tepat
2)
Melanjutkan pantun
yang sesuai denan isinya.
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil
belajar sastra yang akan dicapai kelas 5 SD
adalah berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran mendengarkan adalah:
1)
Menanggapi isi cerita rakyat
dari berbagai segi:
2)
Menanggapi cerita pendek dalam berbagai segi:
b.
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah memerankan drama pendek dengan ekspresi
yang sesuai.
c.
Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membacakan puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
d. Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan
pembelajaran menulis adalah:
1) Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk
prosa sederhana
2) Menuangkan gagasan
dalam bentuk puisi
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil
belajar sastra yang akan dicapai kelas 6 SD
adalah berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran mendengarkan adalah memahami isi
cerita dari berbagai segi dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.
b.
Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran berbicara
adalah berain peran drama
anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai.
c.
Pembelajaran sastra
yang terpadu dengan pembelajaran membaca
adalah
1)
Membaca novel anak, menjelaskan isi dengan lafal, dan menyimpulkan amanatnya
2) Memahami cerita
rakyat, menentukan tokoh
dan penokohan
3) Membaca cerita lama yang masih populer dengan
gaya membaca yang menarik.
d. Pembelajaran sastra yang terpadu
dengan pembelajaran menulis
adalah:
1)
Membuat parafrase
puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi
2) Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar.
KEGIATAN BELAJAR 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI SD
A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
Menurut Huck Pemilihan materi harus
sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu sastra untuk
anak-anak harus memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat
personal. Artinya bahwa materi
sastra yang dipilih harus dapat :
a. memberikan kenikmatan
b. mengembangkan imajinasi
c. memperkuat daya pikir
d. memberi pengalaman mengalami
e. mengembangkan kemampuan berperilaku
f. menyajikan pengalaman yang menyeluruh
Sedangkan
memiliki nilai-nilai pendidikan berarti dapat :
a. mengembangkan bahasa
b. membantu belajar
bahasa
c. membantu belajar
menulis.
Selain
materi harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak,yang
harus diingat juga adalah
materi harus di sesuaikan dengan perkembangan anak. Artinya bahwa materi belajar tersebut dapat meningkatkan
perkembangan anak ke tingkat yang lebih tinggi.
Ada beberapa metode yang dapat di manfaatkan dalam
pembelajaran bahasa indonesia di SD yaitu :
·
Direct Method atau Metode
Langsung
Adalah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung
menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang di ajarkan.
Misalny dalam mengajarkan bahasa Indonesia, pelajaran
disajikan dalam bahasa
Indonesia pula.
·
Natural Method
yang di sebut juga Metode Murni
atau Metode Alamiah
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga
yang berupa benda- benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung
dalam aktivitas sehari-hari.
· Reading Method
atau Metode Membaca
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya untuk member pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami
teks ilmiah yang mereka perlukan dalam
studi mereka.
·
Electic Method
atau Metode Campuran
Adalah metode yang dalam pelaksanaannya bebas untuk menambah
atau mengkombinasi/mencampur
antara metode yang satu dengan metode
yang lainnya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Adapun teknik
yang dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa
indonesia di
SD yaitu:
·
Teknik Ceramah
Tekni ini digunakan untuk menyampaikan informasi,terutama
kepada mereka yang sudah termotivasi untuk mendapatkan informasi
tertentu dan dilengkapi dengan peragaan atau gambar-gambar.
· Teknik Tanya Jawab
Tujuannya ialah untuk mengecek pemahaman
siswa terhadap ceramah
yang baru diberikan atau bias juga pertanyaan yang
diajukan guru untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
isi bacaan yang telah mereka baca.
§
Teknik Diskusi
Kelompok
Tujuannya ialah
untuk melatih siswa mengeluarkan pendapat, dan mau
menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar.
·
Teknik Pemberian Tugas atau Resitasi.
Diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok
dengan harapan siswa lebih mendalami
materi pelajaraan yang diberikan dan pemberiann tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja
siswa yang disebut resitasi.
·
Teknik Ramu Pendapat ( brainstorming )
Teknik ini meruppakan perpaduan dari teknik Tanya jaawaab
dan diskusi.
§ Teknik Simulasi
Simulasi artinya
tiruan ( mitasi ).
Teknik in untuk melaatih ketrampilan berbicara.
B.
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
DI KELAS RENDAH
Guru bisa menceritakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset kemudian di lanjutkan dengan anak-anak diberi kesempatan
untuk menceritakan kembali secara bergiliran dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
Guru juga bisa mengajak anak-anak untuk
memerankan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita.
Model
pembelajaran diatas biaasanya
diterapkan di kelas satu dan 2, yang difokuskan di kelas
rendah.
C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS SASTRA DI KELAS TINGGI
· Misalnya dengan memberikan sebuah puisi. Setiap anak di beri
lembaran yang berisi puisi anak,
kemudian guru membacaakannya. Setelah itu anak-anak diminta untuk membaca
puisi tersebut. Kegiatan
ini bertujuan agar anak dapat memahami
isi puisi.
· Kemudian anak-anak diminta untuk membuat cerita dari puisi
tersebut dengan kata- kata mereka sendiri.
· Dan membacakan hasilnya di depan kelas.
· Model pembelajaran diatas
biaasanya diterapkan di kelas 3,4,5
dan6 , yang difokuskan di kelas
tinggi.
0 comments:
Post a Comment