Monday 13 June 2022

(JURNAL) UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING DI KELAS 2 SDN KEBAYORAN LAMA SELATAN 05

0 comments

 

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING DI KELAS 2 SDN KEBAYORAN LAMA SELATAN 05



RIZA BADRUZZAMAN

857129148

Email : rizabadru208@gmail.com

 

ABSTRAK

Hasil beajar siswa II SDN Kebayoran Lama Selatan 05 dalam meningkatkan keterampilan berbicara pada  pelajaran Bahasa Indonsia. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode belajar yang masih kurang tepat sehingga proses mengajar hanya sebatas membaca dan menulis tanpat meningkatkan keterampilan berbicara. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukannya usaha dengan menerapkan metode role play. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan meningkatkan penerapan metode role play dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus 1 pada hari senin 8 november 2021, dan siklus II pada senin 22 november 2021, untuk mengetahui hasil dan tindakan yang telah di berikan maka dilakukan evaluasi degan memberikan tes formatif di setiap akhir siklus

Hasil yang diperoleh mulai dari Pra siklus ada 9 siswa atau sekitar 35% yang belum tuntas KKM 75, sedangkan siklus I ada 7 siswa yang belum tuntas KKM 75 atau sekitar 65% sedangkan di siklus II sudah mencapai 90% tuntas KKM dari 32 siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ini berhubungan dengan metode role play dan dalam proses pembelajaran yang selalu mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa penggunaan metode role play dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Kebayoran lama Selatan 05 dalam pelajaran Bahasa Indonesia

Kata Kunci : Keterampilan Belajar, Role Play, Bahasa Indonesia

 

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi diri yang dimiliki oleh setiap individu melalui proses pembelajaran. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipandang dari aspek akademik, akan tetapi juga dilihat dari kemampuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam bidang spiritual dan sosial. Sesuai yang dinyatakan Munib (2011: 34), “pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan”.

Dengan demikian, pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sifat dan tabiat peserta didik yang bermutu dan berdaya guna agar sesuai dengan cita-cita pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak memiliki arah dan tujuan hidup yang jelas. Manusia yang demikian akan tertinggal oleh manusia lain yang berpendidikan. Maka dari itu di perlukannya keterampilan berbahasa dalam belajar. Bahasa Merupakan sistem komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat, serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol vokal dengan makna konvensional secara arbitrer.

Keterampilan berbahasa merupakan modal utama dalam komunikasi yang terdiri dari 4 aspek yaitu: menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menyimak merupakan  mendengarkan atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambing-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu. Berbicara Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa keduayang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah aktivitasmendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara

Membaca adalah mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang – lambang bahan tulis yang dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa, kalimat dan seterusnya. (kholid A.H dan Lilis.S (1997:14). Membaca merupakan aktifitas yang kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir.

menurut The Liang Gie merupakan kegiatan menulis yang memasukan beberapa unsur penting dalam menulis. Jadi tidak sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi juga harus mengikuti unsur lain seperti meninjau dari segi tuturan, wahana dan tatanan. The Liang Gie (1992: 17) Menulis adalah satu kegiatan berbahsa yang dilakukan atau di kemukakan dalam bentuk tulisan. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang menggambarkannya suatu Bahasa yang dipahami oleh seorang, sehingga orang lain dapat membacanya. Menulius juga merupakan sebuah penggambaran dari ekspresi Bahasa

Keterampilan ini bukanlah suatu jenis keterampilan yang tidak dapat diwariskan secara turun temurun walaupun pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun, keterampilan berbicara secara formal  memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56) memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang esensial untuk mencapai keberhasilan  setiap individu maupun kelompok.

Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya. Keterampilan berbicara instrumen yang mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan maupun para penyimaknya, apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah tidak. menunjang keterampilan membaca dan menulis. Berhubung menulis dan berbicara memiliki kesamaan, maka sejumlah ahli memasukkan kedua ketrampilan berbahasa ini kedalam retorik. Retorik itu merupakan penggunaan Bahasa secara tepat guna untuk mengkomunikasikan perasaan yang sejati dan gagasan-gagasan yang sehat serta masuk akal

Keterampilan yang dihubungkan dengan metode role play adalah pembelajaran yang ada kaitannya dengan siswa. Role play di sini berarti pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu pertunjukan peran di dalam kelas atau pertemuan, yang kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap. Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran atau alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam pertunjukan, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

Karena fenomena itulah maka perlu adanya pengkajian lebih lanjut yang bertujuan untuk membahas apa dan bagaimana upaya. meningkatkan keterampilan berbicara melalui penerapan role play Agar lebih memahami tentang upaya. meningkatkan keterampilan berbicara melalui penerapan role play,

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan untuk mengetahui dan meningkatkan keterampilam belajar dengan menggunakan metode role play pada hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan model Suharsimi Arikunto, dkk. (2009: 16) dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi atau pengamatan, dan refleksi. Penilitian ini dilaksanakan di SDN Kebayoran Lama Selatan 05 pada semester I tahun pelajaran 2021/2022 bulan November 2021. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu : 1) perencanaan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi atau pengamatan; 4) refleksi. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan tatap muka. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah didesain. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : a) Tes, digunakan untuk memperoleh tes data hasil belajar siswa. Data tes ini diambil pada setiap siklus yang terdiri dari dua siklus, sehingga tiap siklus diperoleh data formative test mengenai materi organ pernapasan pada manusia; b) Observasi, digunakan untuk memperoleh data mengenai keterampilan proses siswa dalam proses pembelajaran.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.         Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari tindakan pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa pada Mata Pelajaran Bahasa indonesia Pada Manusia pada siswa kelas V SDN Kebayoran Lama Selatan 05. Peningkatan kemampuan mengajar yang dimiliki oleh seorang guru tersebut antara lain :

1.   Guru telah mempersiapkan RPP sebelum mengajar.

2.   Guru telah mempersiapkan media pembelajaran

3.   Guru dapat menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dengan baik dan jelas.

4.   Guru memberikan pertanyaan kepada siswa di kelas

5.   Guru dapat membiasaka siswa untuk aktif ketika pembelajaran berlangsung

6.   Kegiatan pada RPP dapat ditingkatkan pada aktivitas dan kreativitas siswa terhadap materi yang suda di siapkan

7.   Pada saat apersepsi guru selalu memperhatikan: a). Rencana perbaikan pembelajaran yang telah dibuat; b). Bahan materi ajar; c). Perbedaan individu; d). Media sederhana yang menarik dan jelas; e). Meningkatkan hasil belajar siswa; f). Aktivitas dan kreativitas siswa.

1.          Pra Siklus

Hasil penelitian dalam proses analisis data berupa peningkatan keterampilan berbicara siswa pada materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SDN Kebayoran Lama Selatan 05 dengan nilai ketuntasan minimal (KKM) 75 dan dilakukan dalam 3 siklus.

Pada Pra Siklus terdapat hasil penilaian siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa pada ketermpilan berbicara siswa. Pada Pra Siklus guru masih menggunakan pendekatan konvensional, melalui evaluasi tertulis dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data perolehan hasil keterampilan belajar Pra Siklus

No

Nama Siswa

Kkm

Nilai Pra Siklus

Tuntas/Belum Tuntas

1

Abidzar Al Hafizh

75

85

Tuntas

2

Aliifah Syaakirah Irfan

75

65

Belum Tuntas

3

Alleya Naura Daanisha

75

40

Belum Tuntas

4

Almira Robiatul Hikmah

75

75

Tuntas

5

Alvino Rafardhan Athalla

75

75

Tuntas

6

Annisa Larasati

75

85

Tuntas

7

Arsyl Iztama Nugroho

75

75

Tuntas

8

Bilfaqih Rey Alteza

75

40

Belum Tuntas

9

Fatimah Zhafira Shana

75

80

Tuntas

10

Fauzan Rizqi Abdul Rouuf

75

85

Tuntas

11

Firza Ghaisan Aydin

75

80

Tuntas

12

Hanifa Az-Zahra Nurul Huda

75

75

Tuntas

13

Ibnu Rachmad Nugroho

75

80

Tuntas

14

Kenzou Prima Qiano

75

50

Belum Tuntas

15

Khairunnisa Anaia Setiawan

75

75

Tuntas

16

Kimmi Efra Wibowo

75

75

Tuntas

17

Marcel Arya Winata

75

80

Tuntas

18

Moreno Ziva Septiano

75

85

Tuntas

19

Muhammad Daffa Al Kamil

75

30

Belum Tuntas

20

Muhammad Rizki Baehaki

75

75

Tuntas

21

Muhammad Zefan Alifian

75

80

Tuntas

22

Nailah Septi Salsabilah

75

65

Belum Tuntas

23

Naya Khairunnisa

75

80

Tuntas

24

Nayla Alfina Azzahra

75

80

Tuntas

25

Nayshira Aulia Az Zahra

75

50

Belum Tuntas

26

Putri Alya Syafiqha

75

30

Belum Tuntas

27

Radithya Putra Athalla

75

75

Tuntas

28

Raisyah Sherin

75

75

Tuntas

29

Rara Nur Hazarah Umayroh

75

85

Tuntas

30

Rizqy Amanah Putra

75

50

Belum Tuntas

31

Sakha Yusuf Simare Mare

75

80

Tuntas

32

Tiara Wahyuningsih

75

80

Tuntas

Jumlah

 

2240

 

Rata-Rata

 

50.36

 

 

Dari data di atas maka dapat dideskripsikan sebagai berikut :

Tabel 4.2

Data Statistik Pra Siklus

Data Statistik

Jumlah

Nilai Tertinggi

85

Nilai Terendah

30

Mean

50.36

Modus

80

Median

60

 

Tabel 4.3

Nilai Muatan Pelajaran IPA Pra Siklus

NO

Skor Nilai

Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai

Prosentase

1

85

5

5,6 %

2

80

7

10,5%

3

75

4

4,5%

4

65

2

3,5%

5

50

2

3,5%

6

40

2

3,5%

7

30

3

5,5%

 

Data nilai siswa Pra Siklus dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Grafik 4.1 Grafik Nilai Siswa Pra Siklus

 

Dari proses pembelajaran Pra Siklus yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan cara mengajar guru masih monoton, guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran menggunakan role lay, sehingga pada keterampilan berbicara anak masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh 50.36  nilai terendah yaitu 30 terdapat 3 siswa, nilai tertinggi yaitu 85 terdapat 5 siswa, yang mendapat nilai di bawah KKM sejumlah 9 siswa.

2.          Siklus 1

Pada siklus 1 guru dibantu dengan supervisor menggunakan pendekatan pembelajaran Multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Pra Siklus. Adapun yang dilakukan oleh guru ialah :

a.                        Guru menyiapkan bahan ajar berupa kertas yang terdapat teks bacaan

b.                        Guru memberikan pengajaran berupa cara membaca dengan baik dan benar

c.Setelah selesai memberikan materi guru meminta siswa menanyakan materi yang belum dimengerti

d.                        Guru dan supervisor mengamati aktivitas belajar siswa

e.Guru memberikan evaluasi lisan kepada para siswa, sehingga didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut :

Tabel 4.4

Data Statistik siklus 1

Data Statistik

Jumlah

Nilai Tertinggi

85

Nilai Terendah

50

Mean

70,03

Modus

80

Median

75

 

Tabel 4.5

Nilai Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia siklus 1

NO

Skor Nilai

Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai

Prosentase

1

85

6

6,7 %

2

80

10

12,4%

3

75

7

6, 4%

4

65

5

4,5%

5

50

2

3,3%

 

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada Pra Siklus maka terdapat peningkatan pada siklus 1 walaupun belum maksimal, berikut merupakan rekapitulasi nilai Pra Siklus dan siklus 1.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pra Siklus dan Siklus 1

NO

Skor Nilai

Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai

Prosentase

Pra Siklus

Siklus 1

Pra Siklus

Siklus 1

1

85

5

6

5,6 %

6,7 %

2

80

7

10

10,5%

12,4%

3

75

4

7

4 5%

6, 4%

4

65

2

5

3,5%

4,5%

5

50

2

2

3,5%

3,3%

6

40

2

 

3,5%

0%

7

30

3

 

5,5%

0%

 

Berdasarkan rekapitulasi hasil proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan metode role play pada Pra Siklus diperoleh nilai rata-rata 50.36, pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 70,35. Pada siklus 1 terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 24,15, ternyata dengan penggunaan metode role play nilai rata-rata siswa mengalami

       peningkatan, namun di siklus 1 belum optimal karena masih ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Perbandingan nilai Pra Siklus dan siklus 1 dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Siswa Pra Siklus & Siklus 1

 

Berdasarkan grafik perbandingan di atas, masih terdapat siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang berjumlah 7 orang, sehingga perlu dilanjutkan ke Siklus 2

3.          Siklus 2

Pada siklus 2 guru dibantu dengan supervisor menggunakan pendekatan pembelajaran multimedia untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus 1. Adapun yang dilakukan oleh guru ialah :

a.                        Guru menyiapkan bahan ajar berupa teks berbentuk percakapan

b.                        Guru memberikan pengarahan bagi anak agar membaca dengan baik dan benar

c.Setelah selesai memberikan materi guru meminta siswa menanyakan materi yang belum dimengerti.

d.                        Guru dan supervisor mengamati aktivitas belajar siswa.

e.Guru mengulang materi  bacaaan yang telah di berikan ke siswa

f. Guru meminta Siswa untuk mengajukan pertanyaan.

g.Guru memberikan evaluasi tertulis kepada para siswa, sehingga didapatkan hasil evaluasi sebagai berikut :

Tabel 4.7

Data Statistik siklus 2

Data Statistik

Jumlah

Nilai Tertinggi

100

Nilai Terendah

75

Mean

80.14

Modus

85

Median

80

 

Tabel 4.8

Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siklus 2

NO

Skor Nilai

Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai

Prosentase

1

100

4

6,3%

2

90

2

4,3%

3

85

8

10,5%

4

80

4

6,3%

5

75

2

4,3%

 

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 maka terdapat peningkatan pada siklus 2, berikut merupakan rekapitulasi nilai siklus 1 dan siklus 2 :

 

Tabel 4.9

Rekapitulasi Nilai Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus 1 dan Siklus 2

NO

Skor Nilai

Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai

Prosentase

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 1

Siklus 2

1

100

0

4

6,7 %

6,3%

2

90

6

2

12,4%

4,3%

3

85

10

8

6, 4%

10,5%

3

80

7

4

4,5%

6,3%

4

75

5

2

3,3%

4,3%

5

60

2

0

0%

0%

6

50

 

0

0%

0%

 

Berdasarkan rekapitulasi hasil proses pembelajaran Bahasa Indonesia  menggunakan pendekatan metode role play pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 70,37, pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata 82,23. Pada siklus 2 terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 11,05, ternyata dengan penggunaan pendekatan pembelajaran multimedia pada siklus 2 nilai rata-rata siswa kembali mengalami peningkatan, seluruh siswa telah mendapat nilai di atas KKM. Perbandingan nilai Pra Siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di bawah ini :

Gambar 4.3 Grafik Perandingan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus 1 & Siklus 2

 

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus 2 semua siswa telah mendapatkan nilai di atas KKM, sehingga tidak perlu untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Untuk lebih meningkatkan hasil belajar siswa perlu dilakukan refleksi pada siklus 2 yaitu : a). Guru harus menggunakan pendekatan yang bervariasi; b). Guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran; c). Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa sehingga siswa memiliki semangat untuk terus belajar.

 

B.         Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 3 siklus dapat dilihat dari hasil evaluasi siklus 2 terlihat jelas peningkatan nilai siswa dibandingkan dengan siklus sebelumnya, dikarenakan siswa telah memahami keterampilan berbicara pada Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia

1.     Pembahasan Pra Siklus

Nilai rata-rata hasil evaluasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Pra Siklus adalah 50,36  nilai ini menunjukkan bahwa siswa belum memahami keterampilan berbicara pada Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia

Hal ini membuktikan bahwa evaluasi yang diberikan belum menunjukkan hasil yang maksimal, dari pengamatan peneliti siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, siswa tidak ada yang bertanya, pendekatan pembelajaran yang masih konvensional dan siswa tidak tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru.

2.     Pembahasan Siklus 1

Nilai rata-rata hasil evaluasi Mata Pelajaran IPA pada siklus 1 adalah 70,37 dimana terdapat selisih 12,56 dibandingkan dengan Pra Siklus, nilai ini menunjukkan bahwa siswa mulai memahami keterampilan berbicara pada Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia

Peningkatan nilai rata-rata pada siklus 1 ini disebabkan siswa terlihat senang mengikuti proses pembelajaran, dimana guru menampilkan materi menggunakan metode role play yang cukup menarik, guru memberikan pertanyaan ke siswa terkait materi  teks berupa percakapan. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi teks berupa percakapan. telah mengalami peningkatan walaupun belum seperti yang diharapkan oleh Guru dan siswa.

Tabel 4.10

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1

No

Indikator

Ada

Tidak Ada

1

Memperhatikan penjelasan guru

 

2

Memahami penjelasan dan perintah guru

 

3

Berpartisipasi dalam kelas

 

4

Mengajukan pertanyaan

 

5

Menyelesaikan tugas mandiri

 

6

Menjawab pertanyaan guru

 

 

Berdasarkan lembar observasi siswa di atas dapat disimpulkan aktivitas siswa sudah mulai terlibat dalam proses belajar di kelas, namun banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan Guru.

3.     Pembahasan Siklus 2

Nilai rata-rata hasil evaluasi Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia pada siklus 2 adalah 82,23 dimana terdapat selisih 11,03 dibandingkan dengan siklus 1 dan terdapat selisih 24,34 dibandingkan dengan Pra Siklus. Nilai ini menunjukkan bahwa siswa telah memahami teks berupa percakapan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, dari hasil evaluasi juga didapatkan bahwa semua siswa memiliki nilai di atas KKM.

Peningkatan nilai rata-rata pada siklus 2 ini disebabkan siswa terlihat senang mengikuti proses pembelajaran, dimana guru menampilkan teks berupa percakapan dengan menggunakan metode role play, dan siswa berani menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Guru. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap materi teks berupa percakapan telah mengalami peningkatan sehingga hasil belajar meningkat sesuai yang diharapkan oleh Guru dan siswa.

Tabel 4.13

Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2

No

Indikator

Ada

Tidak Ada

1

Memperhatikan penjelasan guru

 

2

Memahami penjelasan dan perintah guru

 

3

Berpartisipasi dalam kelas

 

4

Mengajukan pertanyaan

 

5

Menyelesaikan tugas mandiri

 

6

Menjawab pertanyaan guru

 

 

Berdasarkan lembar observasi siswa di atas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan aktivitas siswa terbukti dengan banyaknya siswa yang memberikan pertanyaan, siswa mampu menjawab pertanyaan Guru dan mampu untuk menyelesaikan tugas mandiri.

 

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarakan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis tentang upaya meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan metode role play padaSiswa Kelas II SDN Kebayoran Lama Selatan 05  pada Mata Pelajaran Bahasa Indnesia dilaksanakan dalam 3 siklus yaitu pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pelaksanaan pra siklus diperoleh nilai rata-rata kelas 50,36 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 30, masih terdapat 9 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas 70,31 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dan masih terdapat 2 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata kelas 82,23 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75, pada siklus 2 sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakanmetode role play. Berarti role play yang digunakan oleh peneliti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonedia di Kelas II SDN Kebayoran Lama Selatan 05  

Dalam membuat mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan menyenangkan, guuru dapat menggunakan role play  untuk membantu pemahaman Bahasa Indonesia  pada siswa. Kemudian guru juga dapat menggunakan alat peraga yang sesuai dan relevan untuk membantu menyajikan materi yang akan diajarkan kepada siswa. Jika masih terdapat siswa yang mendapat nilai dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM), maka guru dapat memberikan remedial.

 

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fawaid. (2011). Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Achmad Fawaid & Ateilla Mirza. (2011). Models of Teaching (Model-Model Pengajaran).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ahmad Rofi‟uddin & Darmiyati Zuhdi. (1998/1999). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Awaliyah

Puji Lestari. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas V SD N 2 Pengasih Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Prpgo. Skripsi. UNY.

Burhan Nurgiyantoro. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Hamzah B. Uno. (2010). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Henry Guntur Tarigan. (2008). Berbicara sebagi Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Hisyam Zaini, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff Development).

Iskandarwassid & Dadang Sunendar. (2011). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Kiranawati. (2007). Metode Role Playing. Diakses dari http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/ metode-role-playing/ pada tanggal 02 November 2012 jam 06.57 WIB. Kundharu Saddhono & Slamet. (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.

Maidar G. Arsjad & Mukti. (1993). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta:

Erlangga. Muammar. (2008). Pembelajaran Berbicara yang Terabaikan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jurnal Bahasa & Sastra dalam Berbagai Perspektif (Nomor 27 Tahun 2008) Hlm. 315-322

 

0 comments:

Post a Comment