UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING DI KELAS 2 SDN KEBAYORAN LAMA SELATAN 05
RIZA BADRUZZAMAN
857129148
Email
: rizabadru208@gmail.com
ABSTRAK
Hasil beajar siswa II SDN Kebayoran Lama Selatan 05 dalam
meningkatkan keterampilan berbicara pada
pelajaran Bahasa Indonsia. Hal ini disebabkan oleh penggunaan metode
belajar yang masih kurang tepat sehingga proses mengajar hanya sebatas membaca
dan menulis tanpat meningkatkan keterampilan berbicara. Untuk mengatasi masalah
tersebut dilakukannya usaha dengan menerapkan metode role play. Tujuan
penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan meningkatkan penerapan metode role
play dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa. Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus 1 pada hari senin 8
november 2021, dan siklus II pada senin 22 november 2021, untuk mengetahui
hasil dan tindakan yang telah di berikan maka dilakukan evaluasi degan
memberikan tes formatif di setiap akhir siklus
Hasil yang diperoleh mulai dari Pra siklus ada 9 siswa
atau sekitar 35% yang belum tuntas KKM 75, sedangkan siklus I ada 7 siswa yang
belum tuntas KKM 75 atau sekitar 65% sedangkan di siklus II sudah mencapai 90%
tuntas KKM dari 32 siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ini
berhubungan dengan metode role play dan dalam proses pembelajaran
yang selalu mengalami peningkatan di setiap siklusnya. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari penelitian, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa penggunaan metode role play dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas II SDN Kebayoran lama
Selatan 05 dalam pelajaran Bahasa Indonesia
Kata
Kunci : Keterampilan Belajar, Role Play, Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia dan berlangsung
sepanjang hayat. Pendidikan di Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi
diri yang dimiliki oleh setiap individu melalui proses pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipandang dari aspek akademik, akan tetapi
juga dilihat dari kemampuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan siswa
dalam bidang spiritual dan sosial. Sesuai yang dinyatakan Munib (2011: 34),
“pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang
yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan”.
Dengan demikian, pendidikan memegang peranan penting dalam
membentuk sifat dan tabiat peserta didik yang bermutu dan berdaya guna agar
sesuai dengan cita-cita pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak memiliki
arah dan tujuan hidup yang jelas. Manusia yang demikian akan tertinggal oleh
manusia lain yang berpendidikan. Maka dari itu di perlukannya keterampilan
berbahasa dalam belajar. Bahasa Merupakan sistem
komunikasi menggunakan bunyi yang diucapkan melalui organ-organ ujaran dan didengar di antara anggota-anggota masyarakat,
serta menggunakan pemrosesan simbol-simbol
vokal dengan makna konvensional secara arbitrer.
Keterampilan berbahasa merupakan
modal utama dalam komunikasi yang terdiri dari 4 aspek yaitu: menyimak atau
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menyimak merupakan mendengarkan atau memerhatikan baik-baik apa
yang diucapkan atau dibaca orang”. Menyimak merupakan proses pendengaran,
mengenal dan menginterprestasikan lambing-lambang lisan, sedangkan mendengar
adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak
memerhatikan makna itu. Berbicara
Menurut Nurgiyantoro (1995:276) berbicara adalah aktivitas berbahasa keduayang
dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah
aktivitasmendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian
manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara
Membaca adalah
mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang – lambang bahan tulis yang
dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa, kalimat dan
seterusnya. (kholid A.H dan Lilis.S (1997:14). Membaca merupakan aktifitas yang
kompleks yang melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca
dan faktor luar. Selain itu, keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai
jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan
kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir.
menurut
The Liang Gie merupakan kegiatan menulis yang memasukan beberapa unsur penting
dalam menulis. Jadi tidak sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi juga harus
mengikuti unsur lain seperti meninjau dari segi tuturan, wahana dan tatanan.
The Liang Gie (1992: 17) Menulis
adalah satu kegiatan berbahsa yang dilakukan atau di kemukakan dalam bentuk
tulisan. Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafis yang
menggambarkannya suatu Bahasa yang dipahami oleh seorang, sehingga orang lain
dapat membacanya. Menulius juga merupakan sebuah penggambaran dari ekspresi
Bahasa
Keterampilan ini bukanlah suatu
jenis keterampilan yang tidak dapat diwariskan secara turun temurun walaupun
pada dasarnya secara alamiah setiap manusia dapat berbicara. Namun,
keterampilan berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan
yang intensif. Stewart dan Kennert Zimmer (Haryadi dan Zamzani, 1997:56)
memandang kebutuhan akan komunikasi yang efektif dianggap sebagai suatu yang
esensial untuk mencapai keberhasilan setiap individu maupun kelompok.
Siswa yang mempunyai keterampilan berbicara
yang baik, pembicaraannya akan lebih mudah dipahami oleh penyimaknya.
Keterampilan berbicara instrumen yang
mengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah sang
pembicara memahami atau tidak baik bahan pembicaraan maupun para penyimaknya,
apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat
dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diri atau tidak, pada saat dia
mengkombinasikan gagasan-gagasannya apakah dia waspada serta antusias ataukah
tidak. menunjang keterampilan membaca dan menulis. Berhubung menulis dan berbicara memiliki kesamaan, maka sejumlah ahli
memasukkan kedua ketrampilan berbahasa ini kedalam retorik. Retorik itu
merupakan penggunaan Bahasa secara tepat guna untuk mengkomunikasikan perasaan
yang sejati dan gagasan-gagasan yang sehat serta masuk akal
Keterampilan yang dihubungkan dengan metode role play adalah
pembelajaran yang ada kaitannya dengan siswa. Role play di sini berarti
pembelajaran untuk menghadirkan peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam
suatu pertunjukan peran di dalam kelas atau pertemuan, yang kemudian dijadikan
sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap. Misalnya:
menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian
memberikan saran atau alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran
tersebut. Pembelajaran ini lebih menekankan terhadap masalah yang diangkat
dalam pertunjukan, dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan
peran.
Karena fenomena itulah maka perlu adanya pengkajian lebih lanjut
yang bertujuan untuk membahas apa dan bagaimana upaya. meningkatkan
keterampilan berbicara melalui penerapan role play Agar
lebih memahami tentang upaya. meningkatkan
keterampilan berbicara melalui penerapan role play,
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan untuk mengetahui dan meningkatkan keterampilam belajar dengan menggunakan
metode role play pada hasil
belajar siswa. Penelitian ini menggunakan model Suharsimi Arikunto, dkk. (2009:
16) dengan empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
atau pengamatan, dan refleksi. Penilitian ini dilaksanakan di SDN Kebayoran Lama Selatan 05 pada semester I tahun pelajaran
2021/2022 bulan November 2021. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II yang berjumlah 32
siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Penelitian ini dirancang dalam 2 siklus
yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu : 1) perencanaan; 2)
pelaksanaan tindakan; 3) observasi atau pengamatan; 4) refleksi. Setiap siklus
terdiri dari dua pertemuan tatap muka. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan
perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah didesain. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu : a) Tes, digunakan untuk
memperoleh tes data hasil belajar siswa. Data tes ini diambil pada setiap
siklus yang terdiri dari dua siklus, sehingga tiap siklus diperoleh data
formative test mengenai materi organ pernapasan pada manusia; b) Observasi,
digunakan untuk memperoleh data mengenai keterampilan proses siswa dalam proses
pembelajaran.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Deskripsi
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari tindakan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan
adanya peningkatan keterampilan berbicara siswa pada Mata Pelajaran Bahasa indonesia Pada Manusia pada siswa
kelas V
SDN Kebayoran Lama Selatan 05. Peningkatan
kemampuan mengajar yang dimiliki oleh seorang guru tersebut antara lain :
1. Guru
telah mempersiapkan RPP sebelum mengajar.
2. Guru telah mempersiapkan media pembelajaran
3. Guru
dapat menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dengan baik dan jelas.
4. Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa di kelas
5. Guru dapat membiasaka siswa untuk aktif ketika
pembelajaran berlangsung
6. Kegiatan
pada RPP dapat ditingkatkan pada aktivitas dan kreativitas siswa terhadap materi yang suda di siapkan
7. Pada
saat apersepsi guru selalu memperhatikan: a). Rencana perbaikan pembelajaran
yang telah dibuat; b). Bahan materi ajar; c). Perbedaan individu; d). Media
sederhana yang menarik dan jelas; e). Meningkatkan hasil belajar siswa; f).
Aktivitas dan kreativitas siswa.
1.
Pra
Siklus
Hasil penelitian
dalam proses analisis data berupa peningkatan
keterampilan berbicara siswa pada materi Bahasa Indonesia pada siswa kelas II
SDN Kebayoran Lama Selatan 05
dengan
nilai ketuntasan minimal (KKM) 75 dan dilakukan dalam 3 siklus.
Pada Pra Siklus
terdapat hasil penilaian siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indoneisa pada ketermpilan berbicara siswa. Pada Pra
Siklus guru masih menggunakan pendekatan konvensional, melalui evaluasi
tertulis dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Data perolehan hasil keterampilan belajar Pra Siklus
No |
Nama Siswa |
Kkm |
Nilai Pra Siklus |
Tuntas/Belum Tuntas |
1 |
Abidzar Al Hafizh |
75 |
85 |
Tuntas |
2 |
Aliifah Syaakirah Irfan |
75 |
65 |
Belum Tuntas |
3 |
Alleya Naura Daanisha |
75 |
40 |
Belum Tuntas |
4 |
Almira Robiatul Hikmah |
75 |
75 |
Tuntas |
5 |
Alvino Rafardhan Athalla |
75 |
75 |
Tuntas |
6 |
Annisa Larasati |
75 |
85 |
Tuntas |
7 |
Arsyl Iztama Nugroho |
75 |
75 |
Tuntas |
8 |
Bilfaqih Rey Alteza |
75 |
40 |
Belum Tuntas |
9 |
Fatimah Zhafira Shana |
75 |
80 |
Tuntas |
10 |
Fauzan Rizqi Abdul Rouuf |
75 |
85 |
Tuntas |
11 |
Firza Ghaisan Aydin |
75 |
80 |
Tuntas |
12 |
Hanifa Az-Zahra Nurul Huda |
75 |
75 |
Tuntas |
13 |
Ibnu Rachmad Nugroho |
75 |
80 |
Tuntas |
14 |
Kenzou Prima Qiano |
75 |
50 |
Belum Tuntas |
15 |
Khairunnisa Anaia Setiawan |
75 |
75 |
Tuntas |
16 |
Kimmi Efra Wibowo |
75 |
75 |
Tuntas |
17 |
Marcel Arya Winata |
75 |
80 |
Tuntas |
18 |
Moreno Ziva Septiano |
75 |
85 |
Tuntas |
19 |
Muhammad Daffa Al Kamil |
75 |
30 |
Belum Tuntas |
20 |
Muhammad Rizki Baehaki |
75 |
75 |
Tuntas |
21 |
Muhammad Zefan Alifian |
75 |
80 |
Tuntas |
22 |
Nailah Septi Salsabilah |
75 |
65 |
Belum Tuntas |
23 |
Naya Khairunnisa |
75 |
80 |
Tuntas |
24 |
Nayla Alfina Azzahra |
75 |
80 |
Tuntas |
25 |
Nayshira Aulia Az Zahra |
75 |
50 |
Belum Tuntas |
26 |
Putri Alya Syafiqha |
75 |
30 |
Belum Tuntas |
27 |
Radithya Putra Athalla |
75 |
75 |
Tuntas |
28 |
Raisyah Sherin |
75 |
75 |
Tuntas |
29 |
Rara Nur Hazarah Umayroh |
75 |
85 |
Tuntas |
30 |
Rizqy Amanah Putra |
75 |
50 |
Belum Tuntas |
31 |
Sakha Yusuf Simare Mare |
75 |
80 |
Tuntas |
32 |
Tiara Wahyuningsih |
75 |
80 |
Tuntas |
Jumlah |
|
2240 |
|
|
Rata-Rata |
|
50.36 |
|
Dari
data di atas maka dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Tabel 4.2
Data Statistik Pra Siklus
Data Statistik |
Jumlah |
Nilai
Tertinggi |
85 |
Nilai
Terendah |
30 |
Mean |
50.36 |
Modus |
80 |
Median |
60 |
Tabel 4.3
Nilai Muatan Pelajaran IPA Pra Siklus
NO |
Skor Nilai |
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai |
Prosentase |
1 |
85 |
5 |
5,6 % |
2 |
80 |
7 |
10,5% |
3 |
75 |
4 |
4,5% |
4 |
65 |
2 |
3,5% |
5 |
50 |
2 |
3,5% |
6 |
40 |
2 |
3,5% |
7 |
30 |
3 |
5,5% |
Data nilai siswa Pra Siklus dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
Grafik
4.1 Grafik Nilai Siswa Pra Siklus
Dari
proses pembelajaran Pra Siklus yang telah dilaksanakan dapat dilaporkan cara
mengajar guru masih monoton, guru belum menggunakan pendekatan pembelajaran
menggunakan role lay, sehingga pada keterampilan berbicara anak masih banyak siswa yang mendapat nilai
di bawah KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh 50.36 nilai terendah yaitu 30 terdapat 3
siswa, nilai tertinggi yaitu 85 terdapat 5
siswa, yang mendapat nilai di bawah KKM sejumlah 9 siswa.
2.
Siklus
1
Pada siklus 1
guru dibantu dengan supervisor menggunakan pendekatan pembelajaran Multimedia
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada Pra Siklus. Adapun yang dilakukan
oleh guru ialah :
a.
Guru menyiapkan bahan ajar berupa kertas yang terdapat teks bacaan
b.
Guru memberikan
pengajaran berupa cara membaca dengan baik dan benar
c.Setelah
selesai memberikan materi guru meminta siswa menanyakan materi yang belum
dimengerti
d.
Guru dan
supervisor mengamati aktivitas belajar siswa
e.Guru
memberikan evaluasi lisan kepada para siswa, sehingga didapatkan
hasil evaluasi sebagai berikut :
Tabel 4.4
Data
Statistik siklus 1
Data Statistik |
Jumlah |
Nilai
Tertinggi |
85 |
Nilai
Terendah |
50 |
Mean |
70,03 |
Modus |
80 |
Median |
75 |
Tabel
4.5
Nilai
Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia siklus 1
NO |
Skor Nilai |
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai |
Prosentase |
1 |
85 |
6 |
6,7 % |
2 |
80 |
10 |
12,4% |
3 |
75 |
7 |
6, 4% |
4 |
65 |
5 |
4,5% |
5 |
50 |
2 |
3,3% |
Setelah
dilakukan perbaikan pembelajaran pada Pra Siklus maka terdapat peningkatan pada
siklus 1 walaupun belum maksimal, berikut merupakan rekapitulasi nilai Pra
Siklus dan siklus 1.
Tabel
4.6
Rekapitulasi Nilai Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pra Siklus dan Siklus 1
NO |
Skor Nilai |
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai |
Prosentase |
|||
Pra Siklus |
Siklus 1 |
Pra Siklus |
Siklus 1 |
|||
1 |
85 |
5 |
6 |
5,6 % |
6,7 % |
|
2 |
80 |
7 |
10 |
10,5% |
12,4% |
|
3 |
75 |
4 |
7 |
4 5% |
6, 4% |
|
4 |
65 |
2 |
5 |
3,5% |
4,5% |
|
5 |
50 |
2 |
2 |
3,5% |
3,3% |
|
6 |
40 |
2 |
|
3,5% |
0% |
|
7 |
30 |
3 |
|
5,5% |
0% |
Berdasarkan
rekapitulasi hasil proses pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan metode role play pada Pra Siklus diperoleh nilai
rata-rata 50.36, pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata
70,35.
Pada siklus 1 terdapat peningkatan nilai rata-rata sebesar 24,15,
ternyata dengan penggunaan metode role play nilai rata-rata
siswa mengalami
peningkatan,
namun di siklus 1 belum optimal karena masih ada siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM. Perbandingan nilai Pra Siklus dan siklus 1 dapat dilihat di bawah
ini :
Gambar
4.2 Grafik Perbandingan Nilai Siswa Pra Siklus & Siklus 1
Berdasarkan
grafik perbandingan di atas, masih terdapat siswa yang mendapat nilai dibawah KKM
yang berjumlah 7 orang, sehingga perlu dilanjutkan ke
Siklus 2
3.
Siklus
2
Pada siklus 2
guru dibantu dengan supervisor menggunakan pendekatan pembelajaran multimedia
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus 1. Adapun yang dilakukan
oleh guru ialah :
a.
Guru menyiapkan bahan ajar berupa teks berbentuk percakapan
b.
Guru memberikan
pengarahan bagi anak agar membaca dengan baik dan benar
c.Setelah
selesai memberikan materi guru meminta siswa menanyakan materi yang belum
dimengerti.
d.
Guru dan
supervisor mengamati aktivitas belajar siswa.
e.Guru
mengulang materi bacaaan yang telah
di berikan ke siswa
f. Guru
meminta Siswa untuk mengajukan pertanyaan.
g.Guru
memberikan evaluasi tertulis kepada para siswa, sehingga didapatkan hasil
evaluasi sebagai berikut :
Tabel 4.7
Data
Statistik siklus 2
Data Statistik |
Jumlah |
Nilai
Tertinggi |
100 |
Nilai
Terendah |
75 |
Mean |
80.14 |
Modus |
85 |
Median |
80 |
Tabel 4.8
Nilai
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siklus 2
NO |
Skor Nilai |
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai |
Prosentase |
1 |
100 |
4 |
6,3% |
2 |
90 |
2 |
4,3% |
3 |
85 |
8 |
10,5% |
4 |
80 |
4 |
6,3% |
5 |
75 |
2 |
4,3% |
Setelah
dilakukan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 maka terdapat peningkatan pada
siklus 2, berikut merupakan rekapitulasi nilai siklus 1 dan siklus 2 :
Tabel 4.9
Rekapitulasi Nilai Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia Siklus 1 dan Siklus 2
NO |
Skor Nilai |
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai |
Prosentase |
|||
Siklus 1 |
Siklus 2 |
Siklus 1 |
Siklus 2 |
|||
1 |
100 |
0 |
4 |
6,7 % |
6,3% |
|
2 |
90 |
6 |
2 |
12,4% |
4,3% |
|
3 |
85 |
10 |
8 |
6, 4% |
10,5% |
|
3 |
80 |
7 |
4 |
4,5% |
6,3% |
|
4 |
75 |
5 |
2 |
3,3% |
4,3% |
|
5 |
60 |
2 |
0 |
0% |
0% |
|
6 |
50 |
|
0 |
0% |
0% |
Berdasarkan
rekapitulasi hasil proses pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan pendekatan metode role play pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata
70,37, pada siklus 2 diperoleh nilai
rata-rata 82,23. Pada siklus 2 terdapat peningkatan
nilai rata-rata sebesar 11,05, ternyata dengan penggunaan pendekatan
pembelajaran multimedia pada siklus 2 nilai rata-rata siswa kembali mengalami
peningkatan, seluruh siswa telah mendapat nilai di atas KKM. Perbandingan nilai
Pra Siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat di bawah ini :
Gambar
4.3 Grafik Perandingan Nilai Siswa Pra Siklus, Siklus 1 & Siklus 2
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat
bahwa pada siklus 2 semua siswa telah mendapatkan nilai di atas KKM, sehingga
tidak perlu untuk melanjutkan ke siklus berikutnya. Untuk lebih meningkatkan
hasil belajar siswa perlu dilakukan refleksi pada siklus 2 yaitu : a). Guru
harus menggunakan pendekatan yang bervariasi; b). Guru melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran; c). Guru selalu memberikan motivasi kepada siswa sehingga
siswa memiliki semangat untuk terus belajar.
B.
Pembahasan
Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari hasil
penelitian yang telah dilaksanakan sebanyak 3 siklus dapat dilihat dari hasil
evaluasi siklus 2 terlihat jelas peningkatan nilai siswa dibandingkan dengan siklus
sebelumnya, dikarenakan siswa telah memahami keterampilan
berbicara pada
Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia
1. Pembahasan
Pra Siklus
Nilai rata-rata
hasil evaluasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada Pra Siklus adalah 50,36 nilai ini menunjukkan bahwa siswa belum
memahami keterampilan berbicara pada Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia
Hal ini membuktikan
bahwa evaluasi yang diberikan belum menunjukkan hasil yang maksimal, dari
pengamatan peneliti siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran,
siswa tidak ada yang bertanya, pendekatan pembelajaran yang masih konvensional
dan siswa tidak tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru.
2. Pembahasan
Siklus 1
Nilai rata-rata
hasil evaluasi Mata Pelajaran IPA pada siklus 1 adalah 70,37
dimana terdapat selisih 12,56 dibandingkan dengan Pra Siklus, nilai
ini menunjukkan bahwa siswa mulai memahami keterampilan
berbicara pada Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia
Peningkatan
nilai rata-rata pada siklus 1 ini disebabkan siswa terlihat senang mengikuti
proses pembelajaran, dimana guru menampilkan materi menggunakan metode role play yang cukup menarik, guru memberikan pertanyaan ke
siswa terkait materi teks berupa percakapan. Dengan demikian pemahaman siswa
terhadap materi teks berupa percakapan. telah
mengalami peningkatan walaupun belum seperti yang diharapkan oleh Guru dan
siswa.
Tabel 4.10
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus
1
No |
Indikator |
Ada |
Tidak
Ada |
1 |
Memperhatikan
penjelasan guru |
√ |
|
2 |
Memahami
penjelasan dan perintah guru |
√ |
|
3 |
Berpartisipasi
dalam kelas |
√ |
|
4 |
Mengajukan
pertanyaan |
√ |
|
5 |
Menyelesaikan
tugas mandiri |
√ |
|
6 |
Menjawab
pertanyaan guru |
|
√ |
Berdasarkan
lembar observasi siswa di atas dapat disimpulkan aktivitas siswa sudah mulai
terlibat dalam proses belajar di kelas, namun banyak siswa yang tidak menjawab
pertanyaan Guru.
3. Pembahasan
Siklus 2
Nilai rata-rata
hasil evaluasi Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia pada
siklus 2 adalah 82,23 dimana terdapat selisih 11,03
dibandingkan dengan siklus 1 dan terdapat selisih 24,34
dibandingkan dengan Pra Siklus. Nilai ini menunjukkan bahwa siswa telah
memahami teks berupa percakapan pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia, dari hasil evaluasi juga
didapatkan bahwa semua siswa memiliki nilai di atas KKM.
Peningkatan
nilai rata-rata pada siklus 2 ini disebabkan siswa terlihat senang mengikuti
proses pembelajaran, dimana guru menampilkan teks berupa
percakapan
dengan menggunakan metode role play, dan siswa berani menjawab
pertanyaan yang ditanyakan oleh Guru. Dengan demikian pemahaman siswa terhadap
materi teks berupa percakapan telah mengalami
peningkatan sehingga hasil belajar meningkat sesuai yang diharapkan oleh Guru
dan siswa.
Tabel 4.13
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus
2
No |
Indikator |
Ada |
Tidak Ada |
1 |
Memperhatikan
penjelasan guru |
√ |
|
2 |
Memahami
penjelasan dan perintah guru |
√ |
|
3 |
Berpartisipasi
dalam kelas |
√ |
|
4 |
Mengajukan
pertanyaan |
√ |
|
5 |
Menyelesaikan
tugas mandiri |
√ |
|
6 |
Menjawab
pertanyaan guru |
√ |
|
Berdasarkan
lembar observasi siswa di atas dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan
aktivitas siswa terbukti dengan banyaknya siswa yang memberikan pertanyaan,
siswa mampu menjawab pertanyaan Guru dan mampu untuk menyelesaikan tugas
mandiri.
SIMPULAN
DAN SARAN
Berdasarakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh penulis tentang upaya meningkatkan keterampilan berbicara menggunakan metode role play padaSiswa Kelas II SDN Kebayoran Lama
Selatan 05 pada Mata Pelajaran Bahasa Indnesia dilaksanakan dalam 3 siklus yaitu
pra siklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada pelaksanaan pra siklus diperoleh nilai
rata-rata kelas 50,36 dengan nilai tertinggi 85 dan nilai
terendah 30, masih terdapat 9 siswa yang mendapat nilai di bawah
KKM. Pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata kelas 70,31 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60, dan masih terdapat 2
siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus 2 diperoleh nilai rata-rata
kelas 82,23 dengan nilai tertinggi 100 dan
nilai terendah 75, pada siklus 2 sudah tidak ada siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan
terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakanmetode role play.
Berarti role play yang digunakan oleh peneliti dapat
meningkatkan keterampilan
berbicara siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonedia di Kelas II SDN Kebayoran Lama
Selatan 05
Dalam membuat mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik dan
menyenangkan, guuru dapat menggunakan role play untuk membantu pemahaman Bahasa Indonesia pada siswa. Kemudian guru juga dapat
menggunakan alat peraga yang sesuai dan relevan untuk membantu menyajikan
materi yang akan diajarkan kepada siswa. Jika masih terdapat siswa yang
mendapat nilai dibawah nilai Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM), maka guru
dapat memberikan remedial.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad Fawaid. (2011). Panduan Guru: Penelitian Tindakan Kelas.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Achmad Fawaid & Ateilla Mirza. (2011). Models of Teaching
(Model-Model Pengajaran).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad Rofi‟uddin & Darmiyati Zuhdi. (1998/1999). Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Tinggi.
Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada. Awaliyah
Puji Lestari. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui
Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas V SD N 2 Pengasih Kecamatan Pengasih
Kabupaten Kulon Prpgo. Skripsi. UNY.
Burhan Nurgiyantoro. (2012). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hamzah B. Uno. (2010). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Henry Guntur Tarigan. (2008). Berbicara sebagi Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Hisyam Zaini, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta:
CTSD (Center for Teaching Staff Development).
Iskandarwassid & Dadang Sunendar. (2011). Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kiranawati. (2007). Metode Role Playing. Diakses dari
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/16/ metode-role-playing/ pada tanggal 02
November 2012 jam 06.57 WIB. Kundharu Saddhono & Slamet. (2012).
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi). Bandung:
Karya Putra Darwati.
Maidar G. Arsjad & Mukti. (1993). Pembinaan Kemampuan Berbicara
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Muammar. (2008). Pembelajaran Berbicara yang Terabaikan pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jurnal Bahasa & Sastra dalam Berbagai
Perspektif (Nomor 27 Tahun 2008) Hlm. 315-322
0 comments:
Post a Comment