MAKALAH
PENIDIKAN
SENI DI SD
MODUL 11
KONSEP PENDIDIKAN SENI
DAN
MODUL 12
PEMBELAJARAN SENI TERPADU
MODUL 11
KEGIATAN BELAJAR 1
KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR
Pendidikan seni, melatih
rasa keindahan yang sifat nya juga individual. Dalam hal ini Herbert Read
mengemukakkan: art is most simply and most usually difened as attempt to
creat a pleasing form, secara sederhana seni adalah usaha untuk menciptakan
bentuk yang menyenangkan (the meaning of art, Penguin books: 1995), jika
seni merupakan kreasi keindahan bentuk, suara dan gerak maka pelajaran seni
didalam kurikulum Pendidikan umum berusaha mengembangkan rasa keindahan yang
sebenarnya sangat berguna dalam penampilan. Menurut Ki Hajar Dewantara : seni
yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat
indah hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.
A. Seni Membantu Pengembangan Daya Pikir, Rasa, dan Karsa
1.
Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Daya Pikir
Proses seni membentuk kesatuan kerja antara fungsi rasa dan pikir menyatu untuk
menggerakkan dorongan berkarya.
2.
Seni Membantu Pelatihan Kepekaan Rasa Semakin
anak diberikan rasa estetik semakin mampu mengutarakan pendapatnya kepada orang
lain, namun sebaliknya semakin anak mempelajari seni secara mendalam maka
kepekaan rasa pun akan tinggi dan dalam
3.
Pelatihan Produksi Seni membangkitkan Karsa
Anak Ketika seorang anak mendapatkan tugas membuat kreasi seni baik tari, musik
maupun seni rupa, maka karsa anak akan bergerak menuju imajinasi tentang kreasi
tersebut.
B. Seni Membantu Belajar Memahami Materi Pelajaran Lain
Secara umum belajar pasti menemui kesulitan, dan dari
belajar ini seseorang akan mencari jalan keluar. Proses ini disebut dengan
belajar. Namun, adakalanya belajar untuk mencari jalan keluar belum tentu
mudah, bahkan sebagian diantara siswa akan mengalami kesulitan hingga memeras
otak. Kondisi belajar ini dapat dibantu oleh guru untuk menemukan jalan keluar
dari permasalahan, yaitu dengan cara kreatif memahami kesulitan siswa satu
persatu atau pada umumnya. Cara guru kreatif ini menggunakan cara yang
bermacam-macam, misalnya: membuat permainan, gambar atau pun gerakan yang
memancing ide dan akal siswa muncul. Gambar dan permainan ini dikaitkan secara
langsung dengan permasalahan maupun tidak langsung yang dapat menggugah ingatan
atau memori siswa serta memancing siswa untuk kreatif menemukan cara memecahkan
masalah. Cara seperti ini sering pula disebut dengan seni.
Melalui gambar dan permainan akan membuat pikiran
siswa mengarah kepada satu titik permasalahan atau membuat siswa gembira.
Dengan kegembiraan ini nantinya siswa akan segar kembali ingatan dan pikiran
yang telah diperas ketika sedang memecahkan permasalahan. Tanggapan siswa
terhadap soal yang diberikan oleh guru tentunya bervariasi: membuat siswa
senang, jenuh atau pun termotivasi untuk melanjutkan dan mengembangkan ide-ide
barunya. Misalnya:
Ketika seorang siswa kelas satu kesulitan membagi
angka 8 menjadi 4, seorang guru dapat mengajarkan dengan menggunakan ornamen.
Guru memperlihatkan gambar bulatan yang kemudian dibagi menjadi beberapa
bagian, dan akhirnya ditemukan bagian seperempat. Kemudian langkah guru
diteruskan dengan menghubungkan dengan soal pembagian dalam Matematika
Dari contoh di atas dapat ditarik suatu kesimpulan
sementara tentang peranan seni dalam pembelajaran tersebut:
1.
Seni membantu meningkatkan persepsi siswa dalam
belajar
2.
Seni membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk
yang lain seperti korelasinya dengan mata pelajaran yang lain.
3.
Seni membantu berimajinasi dari yang abstrak
menuju konkrit atau sebaliknya dari yang konkrit menuju yang abstrak.
Pendidikan tentang Seni
Seni dapat dipandang dari berbagai sudut:
(1) karya seni atau sering disebut ujud seni,
(2) proses berseni, merupakan kegiatan
seseorang memproduksi seni,
(3) apresiasi seni yaitu kegiatan mengkaji dan
menghayati seni setelah seni itu berujud.
Demikian pula, pendidikan tentang seni,
merupakan pelatihan tentang karya seni sebagai ekspresi dan ungkapan perasaan
penciptanya. Di samping itu, juga memahami ilmu dan pengetahuan seni dari sudut
pandang sejarah perkembangan bentuk dan ujud, sejarah perkembangan ide dari
masing-masing jaman ketika seseorang mencipta karya seni. Ternyata setelah
dicermati secara mendalam perkembangan seni mempunyai korelasi (hubungan)
dengan perkembangan ide dan masyarakat ketika itu. Oleh karenanya, belajar seni
juga meng kaitkan dengan pembelajaran perkembangan sosial kemasyarakatan.
Ketika seseorang mempelajari karya seni
sebenarnya juga merupakan usaha untuk mengerti dan memahami:
1.
Bentuk karya seni yang terkait
dengan mode atau cara berpikir orang-orang dan penciptanya ketika karya itu
diciptakan. Dalam artian lain adalah memahami sejarah jamannya.
2.
Proses berkesenian
sebenarnya merupakan proses yang kompleks dari tahap kejiawaan seseorang, dari
berfikir menemukan ide berkarya, merasakan sesuatu obyek sehingga meyentuh
perasaan serta usaha memberikan sentuhan agar orang lain tersentuh (spiritual
resonance).
KEGIATAN BELAJAR 2
FUNGSI PENDIDIKAN SENI
1.
Seni sebagai Media Ekspresi Pendidikan Seni
melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui
katakata.
2.
Seni sebagai Media Komunikasi Pendidikan seni
sebenarnya adalah pelatihan berkomunikasi lewat karya seni.
3.
Seni sebagai Media Pembinaan Kreativitas Pada
dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk
memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam
memecahkan masalah yang dihadapi sehari hari dengan mandiri.
Pelatihan kreativitas anak melalui pendidikan
seni dapat dicapai dengan:
a.
Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan
inderawi terhadap, bunyi, rupa, dan gerak dan perpadua nnya serta karya kerajinan dan teknologi
b.
Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis,
dan evaluasi.
c.
Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa,
estetika, kesesuaian fungsi bentuk,artistik serta memiliki sikap menghargai dan
menghayati
d.
Produksi mencakup kreativitas dalam berkarya
dan berimajinasi.
4.
Seni sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi
dan Bakat.
Salah satu tugas pendidikan seni adalah mengenali potensi yang ada.
Potensi anak secara kodrati mempunyai sifat berbeda di antaranya; seperti
dikatakan dalam modul sebelumnya: bahwa sebanyak 100 orang anak yang belajar
seni, maka hasil karya mereka mempunyai 100 sifat. Sebab, setiap anak mempunyai
corak, karakter dan penampilan yang berbeda-beda. Bertolak dari potensi yang
berbeda tersebut, maka di antara beberapa orang anak lebih mudah menerima
rangsangan seni ketika proses apresiasi seni berjalan. Ketika seorang siswa
diajak berjalan-jalan dalam rangka berdarmawisata, salah seorang di antaranya
cepat menerima keterangan tentang karakteristik pohon yang ada dilingkungan
hutan tersebut. Bahkan, anak tersebut kemudian dengan tidak sengaja mampu
menyusun lirik sebuah lagu yang berisi tentang kehebatan dan kelebihan hutan
yang dikunjungi. Anak kadangkala
menyanyikan lirik tersebut seraya mengiringinya dengan instrumen batu yang
dipukulkan ke batu yang lain. Tentu saja batu yang dipilih adalah batu yang
dapat mewakili nada yang diinginkan. Mereka menjajarkan batu-batu temuan
tersebut kemudian diketuknya satu per satu untuk mengiringi lirik yang
diciptakannya.
KEGIATAN BELAJAR
3
RUANG LINGKUP
PENDIDIKAN SENI
Pada hakikatnya,
berseni adalah kegiatan naluratif yang menyatu dengan perilaku pencipta karya
seni itu sendiri, semua pikiran dan perasaan kadang menyatu dalam satu wawasan
atau perceiving yang akan memperkaya dan menyimpan obyek ke dalam satu
pengetahuan yang bersifat luas. Pengetahuan ini bersifat tidak teratur, namun
pada suatu ketika pengetahuan yang tersimpan ini akan menjadi pengetahuan yang
teratur, ketika mendapatkan sentuhan rangsangan (motivasi) dan stimulasi dari
luar. Kehadiran materi baru ini menjadi teratur kembali dalam susunan:
komposisi warna, bentuk, irama, nada, maupun syair-syair yang menjadikan orang
lain juga memahami gagasan pencipta seni tersebut. Pengetahuan seni berupa:
kognisi seni (pengetahuan keilmuan), apresiasi seni, dan berpengalaman kreasi
(produksi) seni.
1. Pengetahuan Seni
Ketika seorang
guru mengajar praktek berkarya sebenarnya di dalamnya tergambarkan pengetahuan
berkarya sekaligus arti berkarya seni. Pengetahuan seni tersusun atas berbagai
materi yang bersifat komprehensif. Di dalamnya termuat unsur-unsur pengetahuan
yang bersifat organis yaitu pengetahuan yang dapat dipelajari secara
berkesinambungan dan saling berkaitan dengan pengetahuan lain. Pengetahuan ini
membutuhkan kinerja analisis dan komprehensif.
Pengetahuan lain dalam seni adalah pengetahuan
linier anorganik, yaitu pengetahuan yang berbentuk pengetahuan arbitrase.
Pengetahuan arbitrase adalah pengetahuan yang mempunyai susunan tidak teratur,
oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan mempunyai arti yang
berbeda. Untuk memperoleh pengetahuan arbitrase, Anda hanya membutuhkan hafalan
karena susunannya tidak teratur, maka tingkatan pengetahuan ini berada pada
tingkat paling mudah, misalnya pengetahuan tentang ruang kelas. Sedangkan untuk
menyebutkan benda-benda yang ada dalam kelas, seseorang boleh memulai dari meja
guru, meja siswa, almari maupun dimulai dari menyebutkan buku serta peralatan
belajar dalam ruangan tersebut.
2. Apresisasi
Apresiasi seni adalah menilai dengan melalui proses
menghargai dan bertujuan untuk menghargai dan mengerti maupun memahami karya
orang lain. Menurut Primadi (dalam Supriatun, 2004: 33) apresiasi seni sebagai
aktivitas mental terdiri dari beberapa tahapan:
a. Pertama: kejutan (surprise), yakni
respon emosional terhadap sensasi inderawi yang menarik, aneh, unik dan
sebagainya
b. Kedua: empati, yakni suatu proses
intuitif yang diiringi rasa - indah - estetik (feeling into form) dalam wilayah
ambang sadar - tidak sadar.
c. Ketiga: rasa-betul-estetik, yakni
kondisi apresiator menangkap dimensi artistik aspek formal karya seni sesuai
prinsip estetika.
d. Keempat: ialah reaksi psikologis
terhadap kontent etis (feeling of content) karya seni, yakni etika, pesan, dan
fungsi karya.
e. Kelima: rasa-benar - etis, yakni
kemampuan menangkap dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu
pengetahuan apresiator.
f. Keenam: pesona dan haru, yakni efek dari
penghayatan dan pencerapan ciri kreasi yang seringkali melampaui batas-batas
formal karya seni serta secara integral terakumulasi dari aktivitas inderawi
dan psikologi apresiator.
3. Pengalaman Kreatif
Dalam proses
peroduksi seni anak akan menggunakan pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan
yang sistematis dan mampu diungkapkan pada suatu ketika, serta memanfaatkan
pemahamannya tentang bentuk secara apresiatif.
Berdasarkan pengamatan
para ahli, pengalaman seni atau sering pula disebut pengalaman kreatif
sebenarnya pengetahuan yang aplikatif yang diperoleh dari berperilaku seni.
Pengetahuan dari pengalaman seni tidak teratur (lihat pembahasan sebelumnya)
maka sudah saatnya guru memberikan gambaran dan menata ulang menjadi
pengetahuan sistematis. Oleh karenanya, dari jenis pengetahuan ini seorang guru
harus menciptakan strategi dan pendekatan belajar seni.
KEGIATAN
BELAJAR 4
KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN SENI DI SD
A. Model Pembelajaran Seni
Konsep
pendidikan seni diangkat dari substansi produksi seni dengan substansi pendidikan;
oleh karenanya pendidikan seni merupakan bagian dari pendidikan umum, sama
seperti halnya dengan matematika, bahasa, agama dan lainnya.
Pendidikan seni membina mengembangan rasa melalui
produksi atau berperilaku seni dan pelatihan kepekaan emosional seni yang
berisi pengetahuan tentang keindahan. Pengetahuan seni sendiri terdiri dari
kognisi seni yang teratur maupun tidak yang berasal dari berapresiasi terhadap
karya dan penciptanya. Disamping itu melalui produksi seni anak akan mengenal
dan memahami secara langsung seni dan keindahan.
1. Pendekatan Belajar Seni
a. Pendekatan deskriptif merupakan srategi
pendekatan belajar seni melalui pembelajaran teori seni. Misalnya ketika guru menjelaskan
bermacam-macam hewan dan karakteristik gerakan dengan menggunakan contoh-contoh
gerakan binatang tersebut di dalam kelas.
b. Pendekatan partisipatif merupakan
srategi pendekatan belajar seni melalui praktek langsung berkarya. Misalnya
ketika guru melakukan kegiatan membuat syair puisi terlebih dahulu dan kemudian
syair tersebut diisi dengan nada dan irama menjadi sebuah nyanyian.
c. Pendekatan eksploratif merupakan srategi
pendekatan belajar seni yang digunakan guru untuk meminta siswa melakukan
pengamatan, wawancara, studi dari dokumen secara mandiri. Misalnya ketika guru
meminta siswanya mencari referensi tentang binatang dan karakteristiknya dari
berbagai disiplin ilmu maupun pengetahuan lain.
2. Model Pembelajaran Seni
a. Model bermain
Model bermain karena pada hakikatnya
berseni sebagai kegiatan permainan imajinasi, kreasi maupun fisik.
b. Model pendidikan kreatif
Model pendidikan kreatif yang
menjuruskan proses pembinaan melalui kebebasan mencipta, berperilaku produksi
maupun mengolah obyek menjadi sesuatu yang baru (inovasi seni).
c. Model pendidikan integrative
Model pendidikan integratif karena
sebenarnya kegiatan berseni membutuhkan kerja otak (kanan dan kiri), kerja rasa
(emosional artistik), serta psikomotor yang tinggi dengan pelatihan
keterampilan yang mahir pula.
KEGIATAN
BELAJAR 1
DASAR-DASAR
PEMBELAJARAN TERPADU
1. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran
yang dikembangkan oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa
dalam bentuk informasi yang utuh. Materi informasi tersebut dikemas melalui
memadukan beberapa topik, tema, bahan atau materi pelajaran (kurikulum lintas
bidang), strategi belajar maupun arah dengan berpusat pada kompetensi dasar.
Dalam membuat pengembangan materi pelajaran seorang guru memperhatikan
kebutuhan dasar belajar siswa, dan mengetahui kemampuan serta karakteristik
siswa terlebih dahulu, agar mudah mengemas bahan pelajarannya. Sedangkan untuk
mengemas bahan pelajaran, diperlukan pemahaman secara komprehensif tentang
tujuan yang hendak dicapai.
Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling menonjol
adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran (sesuai dengan topik dan tema
yang ada dalam kurikulum) berdasarkan sifat dan fungsinya. Dari uraian ini
dapat dirunut maknanya bahwa pembelajaran terpadu pada prinsipnya adalah
pembelajaran lintas bidang studi dengan ikatan arah dan tema belajar yang sama
sehingga merupakan pengetahuan yang utuh. Pengertian terpadu dalam pembelajaran
terpadu dimaksudkan himpunan atau rumusan kegiatan belajar-mengajar yang
disusun dengan dukungan beberapa materi pelajaran (berbeda nama mata pelajaran)
dan pengembangannya berdasarkan kompetensi dasar. Pelaksanaan pembelajaran
terpadu mengaitkan, mengorelasikan dan mensintesiskan topik, teknik, substansi
dan tujuan beberapa subjek pelajaran.
2. Prinsip Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu mempunyai kurikulum yang
fleksibel karena materi pembelajaran dapat dikemas berdasarkan kesiapan
fasilitas yang dirancang berdasarkan kondisi yang ada. Fleksibilitas ini
memudahkan guru dalam mengolah informasi sesuai dengan kondisi yang ada yakni
fasilitas, kesiapan, dan kemampuan siswa.
Dalam pembelajaran terpadu (integsated subject)
dalam mencari contoh dan media guru dapat mengambil dari lingkungan sekitar.
Benda model tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran sekaligus
sebagai objek yang akan dibahas. Karenanya bersifat luwes. Pengembangan materi
pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat vertikal dan horizontal.
a. Pembelajaran Terpadu Vertikal
Pengembangan
materi secara vertikal pada pembelajaran terpisah mempunyai arah materi yang
dikemas secara mendalam tanpa melihat keterkaitan dengan materi pelajaran lain.
Hal ini berbeda dengan pendalaman materi vertikal yang terdapat dalam:
pembelajaran terpadu, materi ini dapat dikembangkan berdasarkan situasi kelas.
b. Pembelajaran Terpadu Horizontal
Pengembangan
materi pembelajaran terpadu horizontal; dilakukan oleh guru dengan cara
menggabungkan beberapa mata pelajaran seperti: perbedaan materi dalam lintas
bidang sesuai dengan akselerasi belajar siswa.
3.
Model Pembelajaran Terpadu
Berbicara mengenai pembelajaran terpadu, Robin
Fogarty (1991), memberikan sepuluh alternatif pengembangan dalam kurikulum
maupun strategi pengajaran di kelas, yakni: fragmented, connected, nested,
sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, networked.
Kesepuluh model pengembangan pengajaran ini disesuaikan dengan kondisi dan
potensi sekolah, lingkungan, kelas, anak, sumber belajar, dan kemampuan guru.
Kesepuluh model yang diutarakan oleh Fogaty tersebut
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni:
a. Terpadu Prinsip, dilaksanakan terpisah
dalam mata pelajaran: model ini dapat dilaksanakan secara fragmented,
connected, dan nested. Fragmented.
b. Terpadu materi yang disinggungkan yang
termasuk di dalamnya adalah: sequenced, shared, webbed, threaded, integrated.
c. Terpadu Pengelolaan Kelas (within and
across learners), yang berkecenderungan pada pengaturan kelompok belajar
siswa dan struktur kelas. Yang termasuk didalamnya adalah model immersed,
dan networked.
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
PRINSIP PEMBELAJARAN SENI
1. Arah Pembelajaran Pendidikan Seni
Secara garis besar jiwa kurikulum
seni memiliki cakupan :
a.
Kurikulum
Akademis (academic curriculum) yang mengantarkan
anak memiliki pengetahuan akademis dibidangnya.
b.
Kurikulum
Praktis (practical curriculum of instrumental) dirancang untuk memberi bekal
pengetahuan praktis melalui
keterampilan hidup.
c.
Kurikulum
Humanistic (cultural curriculum) dirancang
untuk mengembangkan kepribadian anak
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya.
2. Substansi Pendidikan Kesenian
Dilihat
dari substansi kependidikan, pendidikan kesenian merupakan hasil tumpuan (common
ground) dua disiplin keilmuan,
yaitu pendidikan dan berkesenian.
3. Pendekatan Partisipatif Produksi Seni
Pendeketan
partisipatif adalah salah satu model pembelajaran seni dimana siswa harus
aktif berkarya/berproduksi seni.
4. Pendekatan Tematis Pembelajaran Produksi
Seni
Tema
merupakan hal pokok yang menjadi dasar berfikir dan bertindak atau sebagai
motivasi penciptaan karya seni.
5. Pendekatan Medium Produksi Seni
6. Bentuk
Pembelajaran Terpadu Kesenian
Terdapat 3 keterpaduan dalam pembelajaran seni:
a.
Keterpaduan kurikulum
b.
Keterpaduan Pembelajaran
c.
Keterpaduan Kelas.
KEGIATAN BELAJAR 3
MERANCANG PEMBELAJARAN SENI
TERPADU
1.
Rancangan Pembelajaran Terpadu
a. Indikator
b. Pelaksanaan Kegiatan
-
Pendahuluan
-
Kegiatan Inti
-
Penutup
2.
Aplikasi Pembelajaran Terpadu
Seni
a.
Keterpaduan Murni
Guru harus memahmi benar karakteristik anak muridnya
seperti kemampuan awal atau pengetahuan apa yang telah di miliki siswa, apakah
semua siswa sudah memilikinya secara merata.
b.
Keterpaduan
Topik
Guru
dapat merancang pembelajaran terpadu dengan menentukan satu topik terlebih
dahulu pada hari itu; bisa saja topik
itu diangkat dari satu mata pelajaran yang diselenggarakan paling pagi,
misalnya: topik dilaksanakan oleh pelajaran seni tari
c.
Keterpaduan
Konsep
Keterpaduan
konsep sebenarnya lebih dekat dengan pengertian kelas rangkap dengan satu
materi pelajaran seni.
d.
Keterpaduan
Kelas Dalam Satu Mata Pelajaran
Seorang
guru mengajar kesenian lebih dari satu kelas sehingga terpaksa menyatukan
beberapa kelas dalam jam pelajaran
yang sama.
0 comments:
Post a Comment