Friday 17 June 2022

KONSEP PENDIDIKAN SENI

0 comments

 

MAKALAH

PENIDIKAN SENI DI SD

 


MODUL 11 KONSEP PENDIDIKAN SENI

DAN

MODUL 12 PEMBELAJARAN SENI TERPADU

MODUL 11

KEGIATAN BELAJAR 1

KONSEP PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR

          Pendidikan seni, melatih rasa keindahan yang sifat nya juga individual. Dalam hal ini Herbert Read mengemukakkan: art is most simply and most usually difened as attempt to creat a pleasing form, secara sederhana seni adalah usaha untuk menciptakan bentuk yang menyenangkan (the meaning of art, Penguin books: 1995), jika seni merupakan kreasi keindahan bentuk, suara dan gerak maka pelajaran seni didalam kurikulum Pendidikan umum berusaha mengembangkan rasa keindahan yang sebenarnya sangat berguna dalam penampilan. Menurut Ki Hajar Dewantara : seni yaitu segala perbuatan manusia yang timbul dari hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat menggerakkan jiwa dan perasaan manusia.

 

A.  Seni Membantu Pengembangan Daya Pikir, Rasa, dan Karsa

1.    Seni Membantu Pelatihan Pengembangan Daya Pikir Proses seni membentuk kesatuan kerja antara fungsi rasa dan pikir menyatu untuk menggerakkan dorongan berkarya.

2.    Seni Membantu Pelatihan Kepekaan Rasa Semakin anak diberikan rasa estetik semakin mampu mengutarakan pendapatnya kepada orang lain, namun sebaliknya semakin anak mempelajari seni secara mendalam maka kepekaan rasa pun akan tinggi dan dalam

3.    Pelatihan Produksi Seni membangkitkan Karsa Anak Ketika seorang anak mendapatkan tugas membuat kreasi seni baik tari, musik maupun seni rupa, maka karsa anak akan bergerak menuju imajinasi tentang kreasi tersebut.

 

B.  Seni Membantu Belajar Memahami Materi Pelajaran Lain

Secara umum belajar pasti menemui kesulitan, dan dari belajar ini seseorang akan mencari jalan keluar. Proses ini disebut dengan belajar. Namun, adakalanya belajar untuk mencari jalan keluar belum tentu mudah, bahkan sebagian diantara siswa akan mengalami kesulitan hingga memeras otak. Kondisi belajar ini dapat dibantu oleh guru untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan, yaitu dengan cara kreatif memahami kesulitan siswa satu persatu atau pada umumnya. Cara guru kreatif ini menggunakan cara yang bermacam-macam, misalnya: membuat permainan, gambar atau pun gerakan yang memancing ide dan akal siswa muncul. Gambar dan permainan ini dikaitkan secara langsung dengan permasalahan maupun tidak langsung yang dapat menggugah ingatan atau memori siswa serta memancing siswa untuk kreatif menemukan cara memecahkan masalah. Cara seperti ini sering pula disebut dengan seni.

Melalui gambar dan permainan akan membuat pikiran siswa mengarah kepada satu titik permasalahan atau membuat siswa gembira. Dengan kegembiraan ini nantinya siswa akan segar kembali ingatan dan pikiran yang telah diperas ketika sedang memecahkan permasalahan. Tanggapan siswa terhadap soal yang diberikan oleh guru tentunya bervariasi: membuat siswa senang, jenuh atau pun termotivasi untuk melanjutkan dan mengembangkan ide-ide barunya. Misalnya:

Ketika seorang siswa kelas satu kesulitan membagi angka 8 menjadi 4, seorang guru dapat mengajarkan dengan menggunakan ornamen. Guru memperlihatkan gambar bulatan yang kemudian dibagi menjadi beberapa bagian, dan akhirnya ditemukan bagian seperempat. Kemudian langkah guru diteruskan dengan menghubungkan dengan soal pembagian dalam Matematika

Dari contoh di atas dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang peranan seni dalam pembelajaran tersebut:

1.    Seni membantu meningkatkan persepsi siswa dalam belajar

2.    Seni membantu siswa berasosiasi terhadap bentuk yang lain seperti korelasinya dengan mata pelajaran yang lain.

3.    Seni membantu berimajinasi dari yang abstrak menuju konkrit atau sebaliknya dari yang konkrit menuju yang abstrak.

Pendidikan tentang Seni

Seni dapat dipandang dari berbagai sudut:

(1) karya seni atau sering disebut ujud seni,

(2) proses berseni, merupakan kegiatan seseorang memproduksi seni,

(3) apresiasi seni yaitu kegiatan mengkaji dan menghayati seni setelah seni itu berujud.

Demikian pula, pendidikan tentang seni, merupakan pelatihan tentang karya seni sebagai ekspresi dan ungkapan perasaan penciptanya. Di samping itu, juga memahami ilmu dan pengetahuan seni dari sudut pandang sejarah perkembangan bentuk dan ujud, sejarah perkembangan ide dari masing-masing jaman ketika seseorang mencipta karya seni. Ternyata setelah dicermati secara mendalam perkembangan seni mempunyai korelasi (hubungan) dengan perkembangan ide dan masyarakat ketika itu. Oleh karenanya, belajar seni juga meng kaitkan dengan pembelajaran perkembangan sosial kemasyarakatan.

Ketika seseorang mempelajari karya seni sebenarnya juga merupakan usaha untuk mengerti dan memahami:

1.    Bentuk karya seni yang terkait dengan mode atau cara berpikir orang-orang dan penciptanya ketika karya itu diciptakan. Dalam artian lain adalah memahami sejarah jamannya.

2.    Proses berkesenian sebenarnya merupakan proses yang kompleks dari tahap kejiawaan seseorang, dari berfikir menemukan ide berkarya, merasakan sesuatu obyek sehingga meyentuh perasaan serta usaha memberikan sentuhan agar orang lain tersentuh (spiritual resonance).

 

KEGIATAN BELAJAR 2

FUNGSI PENDIDIKAN SENI

1.    Seni sebagai Media Ekspresi Pendidikan Seni melatih anak mengungkap isi hati dan pikiran yang sulit diungkapkan melalui katakata.

2.    Seni sebagai Media Komunikasi Pendidikan seni sebenarnya adalah pelatihan berkomunikasi lewat karya seni.

3.    Seni sebagai Media Pembinaan Kreativitas Pada dasarnya pendidikan seni adalah pendidikan kreatif, yaitu pendidikan untuk memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai dengan naluri dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari hari dengan mandiri.

Pelatihan kreativitas anak melalui pendidikan seni dapat dicapai dengan:

a.       Kemampuan perseptual yang meliputi kepekaan inderawi terhadap, bunyi, rupa, dan gerak dan perpadua   nnya serta karya kerajinan dan teknologi

b.      Pengetahuan yang meliputi pemahaman, analisis, dan evaluasi.

c.       Apresiasi yang meliputi kepekaan rasa, estetika, kesesuaian fungsi bentuk,artistik serta memiliki sikap menghargai dan menghayati

d.      Produksi mencakup kreativitas dalam berkarya dan berimajinasi.

4.    Seni sebagai Model Pelatihan Pengembangan Hobi dan Bakat.

Salah satu tugas pendidikan seni adalah mengenali potensi yang ada. Potensi anak secara kodrati mempunyai sifat berbeda di antaranya; seperti dikatakan dalam modul sebelumnya: bahwa sebanyak 100 orang anak yang belajar seni, maka hasil karya mereka mempunyai 100 sifat. Sebab, setiap anak mempunyai corak, karakter dan penampilan yang berbeda-beda. Bertolak dari potensi yang berbeda tersebut, maka di antara beberapa orang anak lebih mudah menerima rangsangan seni ketika proses apresiasi seni berjalan. Ketika seorang siswa diajak berjalan-jalan dalam rangka berdarmawisata, salah seorang di antaranya cepat menerima keterangan tentang karakteristik pohon yang ada dilingkungan hutan tersebut. Bahkan, anak tersebut kemudian dengan tidak sengaja mampu menyusun lirik sebuah lagu yang berisi tentang kehebatan dan kelebihan hutan yang dikunjungi. Anak kadangkala menyanyikan lirik tersebut seraya mengiringinya dengan instrumen batu yang dipukulkan ke batu yang lain. Tentu saja batu yang dipilih adalah batu yang dapat mewakili nada yang diinginkan. Mereka menjajarkan batu-batu temuan tersebut kemudian diketuknya satu per satu untuk mengiringi lirik yang diciptakannya.

 

KEGIATAN BELAJAR 3

RUANG LINGKUP PENDIDIKAN SENI

Pada hakikatnya, berseni adalah kegiatan naluratif yang menyatu dengan perilaku pencipta karya seni itu sendiri, semua pikiran dan perasaan kadang menyatu dalam satu wawasan atau perceiving yang akan memperkaya dan menyimpan obyek ke dalam satu pengetahuan yang bersifat luas. Pengetahuan ini bersifat tidak teratur, namun pada suatu ketika pengetahuan yang tersimpan ini akan menjadi pengetahuan yang teratur, ketika mendapatkan sentuhan rangsangan (motivasi) dan stimulasi dari luar. Kehadiran materi baru ini menjadi teratur kembali dalam susunan: komposisi warna, bentuk, irama, nada, maupun syair-syair yang menjadikan orang lain juga memahami gagasan pencipta seni tersebut. Pengetahuan seni berupa: kognisi seni (pengetahuan keilmuan), apresiasi seni, dan berpengalaman kreasi (produksi) seni.

 

1.    Pengetahuan Seni

Ketika seorang guru mengajar praktek berkarya sebenarnya di dalamnya tergambarkan pengetahuan berkarya sekaligus arti berkarya seni. Pengetahuan seni tersusun atas berbagai materi yang bersifat komprehensif. Di dalamnya termuat unsur-unsur pengetahuan yang bersifat organis yaitu pengetahuan yang dapat dipelajari secara berkesinambungan dan saling berkaitan dengan pengetahuan lain. Pengetahuan ini membutuhkan kinerja analisis dan komprehensif.

Pengetahuan lain dalam seni adalah pengetahuan linier anorganik, yaitu pengetahuan yang berbentuk pengetahuan arbitrase. Pengetahuan arbitrase adalah pengetahuan yang mempunyai susunan tidak teratur, oleh karenanya kapan saja pengetahuan ini disebutkan akan mempunyai arti yang berbeda. Untuk memperoleh pengetahuan arbitrase, Anda hanya membutuhkan hafalan karena susunannya tidak teratur, maka tingkatan pengetahuan ini berada pada tingkat paling mudah, misalnya pengetahuan tentang ruang kelas. Sedangkan untuk menyebutkan benda-benda yang ada dalam kelas, seseorang boleh memulai dari meja guru, meja siswa, almari maupun dimulai dari menyebutkan buku serta peralatan belajar dalam ruangan tersebut.

2.    Apresisasi

Apresiasi seni adalah menilai dengan melalui proses menghargai dan bertujuan untuk menghargai dan mengerti maupun memahami karya orang lain. Menurut Primadi (dalam Supriatun, 2004: 33) apresiasi seni sebagai aktivitas mental terdiri dari beberapa tahapan:

a.       Pertama: kejutan (surprise), yakni respon emosional terhadap sensasi inderawi yang menarik, aneh, unik dan sebagainya

b.      Kedua: empati, yakni suatu proses intuitif yang diiringi rasa - indah - estetik (feeling into form) dalam wilayah ambang sadar - tidak sadar.

c.       Ketiga: rasa-betul-estetik, yakni kondisi apresiator menangkap dimensi artistik aspek formal karya seni sesuai prinsip estetika.

d.      Keempat: ialah reaksi psikologis terhadap kontent etis (feeling of content) karya seni, yakni etika, pesan, dan fungsi karya.

e.       Kelima: rasa-benar - etis, yakni kemampuan menangkap dimensi etis karya seni sebagai akibat dari ilmu pengetahuan apresiator.

f.       Keenam: pesona dan haru, yakni efek dari penghayatan dan pencerapan ciri kreasi yang seringkali melampaui batas-batas formal karya seni serta secara integral terakumulasi dari aktivitas inderawi dan psikologi apresiator.

 

3.    Pengalaman Kreatif

Dalam proses peroduksi seni anak akan menggunakan pengetahuan kognisi, yaitu pengetahuan yang sistematis dan mampu diungkapkan pada suatu ketika, serta memanfaatkan pemahamannya tentang bentuk secara apresiatif.

Berdasarkan pengamatan para ahli, pengalaman seni atau sering pula disebut pengalaman kreatif sebenarnya pengetahuan yang aplikatif yang diperoleh dari berperilaku seni. Pengetahuan dari pengalaman seni tidak teratur (lihat pembahasan sebelumnya) maka sudah saatnya guru memberikan gambaran dan menata ulang menjadi pengetahuan sistematis. Oleh karenanya, dari jenis pengetahuan ini seorang guru harus menciptakan strategi dan pendekatan belajar seni.

 

KEGIATAN BELAJAR 4

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SENI DI SD

A.  Model Pembelajaran Seni

Konsep pendidikan seni diangkat dari substansi produksi seni dengan substansi pendidikan; oleh karenanya pendidikan seni merupakan bagian dari pendidikan umum, sama seperti halnya dengan matematika, bahasa, agama dan lainnya.

Pendidikan seni membina mengembangan rasa melalui produksi atau berperilaku seni dan pelatihan kepekaan emosional seni yang berisi pengetahuan tentang keindahan. Pengetahuan seni sendiri terdiri dari kognisi seni yang teratur maupun tidak yang berasal dari berapresiasi terhadap karya dan penciptanya. Disamping itu melalui produksi seni anak akan mengenal dan memahami secara langsung seni dan keindahan.

1.    Pendekatan Belajar Seni

a.    Pendekatan deskriptif merupakan srategi pendekatan belajar seni melalui pembelajaran teori seni. Misalnya ketika guru menjelaskan bermacam-macam hewan dan karakteristik gerakan dengan menggunakan contoh-contoh gerakan binatang tersebut di dalam kelas.

b.    Pendekatan partisipatif merupakan srategi pendekatan belajar seni melalui praktek langsung berkarya. Misalnya ketika guru melakukan kegiatan membuat syair puisi terlebih dahulu dan kemudian syair tersebut diisi dengan nada dan irama menjadi sebuah nyanyian.

c.    Pendekatan eksploratif merupakan srategi pendekatan belajar seni yang digunakan guru untuk meminta siswa melakukan pengamatan, wawancara, studi dari dokumen secara mandiri. Misalnya ketika guru meminta siswanya mencari referensi tentang binatang dan karakteristiknya dari berbagai disiplin ilmu maupun pengetahuan lain.

 

2.      Model Pembelajaran Seni

a.    Model bermain

Model bermain karena pada hakikatnya berseni sebagai kegiatan permainan imajinasi, kreasi maupun fisik.

b.    Model pendidikan kreatif

Model pendidikan kreatif yang menjuruskan proses pembinaan melalui kebebasan mencipta, berperilaku produksi maupun mengolah obyek menjadi sesuatu yang baru (inovasi seni).

c.    Model pendidikan integrative

Model pendidikan integratif karena sebenarnya kegiatan berseni membutuhkan kerja otak (kanan dan kiri), kerja rasa (emosional artistik), serta psikomotor yang tinggi dengan pelatihan keterampilan yang mahir pula.

 

KEGIATAN BELAJAR 1

DASAR-DASAR PEMBELAJARAN TERPADU

1. Pengertian Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk informasi yang utuh. Materi informasi tersebut dikemas melalui memadukan beberapa topik, tema, bahan atau materi pelajaran (kurikulum lintas bidang), strategi belajar maupun arah dengan berpusat pada kompetensi dasar. Dalam membuat pengembangan materi pelajaran seorang guru memperhatikan kebutuhan dasar belajar siswa, dan mengetahui kemampuan serta karakteristik siswa terlebih dahulu, agar mudah mengemas bahan pelajarannya. Sedangkan untuk mengemas bahan pelajaran, diperlukan pemahaman secara komprehensif tentang tujuan yang hendak dicapai.

Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran (sesuai dengan topik dan tema yang ada dalam kurikulum) berdasarkan sifat dan fungsinya. Dari uraian ini dapat dirunut maknanya bahwa pembelajaran terpadu pada prinsipnya adalah pembelajaran lintas bidang studi dengan ikatan arah dan tema belajar yang sama sehingga merupakan pengetahuan yang utuh. Pengertian terpadu dalam pembelajaran terpadu dimaksudkan himpunan atau rumusan kegiatan belajar-mengajar yang disusun dengan dukungan beberapa materi pelajaran (berbeda nama mata pelajaran) dan pengembangannya berdasarkan kompetensi dasar. Pelaksanaan pembelajaran terpadu mengaitkan, mengorelasikan dan mensintesiskan topik, teknik, substansi dan tujuan beberapa subjek pelajaran.

 

2. Prinsip Pembelajaran Terpadu

Pembelajaran terpadu mempunyai kurikulum yang fleksibel karena materi pembelajaran dapat dikemas berdasarkan kesiapan fasilitas yang dirancang berdasarkan kondisi yang ada. Fleksibilitas ini memudahkan guru dalam mengolah informasi sesuai dengan kondisi yang ada yakni fasilitas, kesiapan, dan kemampuan siswa.

Dalam pembelajaran terpadu (integsated subject) dalam mencari contoh dan media guru dapat mengambil dari lingkungan sekitar. Benda model tersebut dapat digunakan sebagai media pembelajaran sekaligus sebagai objek yang akan dibahas. Karenanya bersifat luwes. Pengembangan materi pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat vertikal dan horizontal.

a.    Pembelajaran Terpadu Vertikal

Pengembangan materi secara vertikal pada pembelajaran terpisah mempunyai arah materi yang dikemas secara mendalam tanpa melihat keterkaitan dengan materi pelajaran lain. Hal ini berbeda dengan pendalaman materi vertikal yang terdapat dalam: pembelajaran terpadu, materi ini dapat dikembangkan berdasarkan situasi kelas.

b.    Pembelajaran Terpadu Horizontal

Pengembangan materi pembelajaran terpadu horizontal; dilakukan oleh guru dengan cara menggabungkan beberapa mata pelajaran seperti: perbedaan materi dalam lintas bidang sesuai dengan akselerasi belajar siswa.

 

3. Model Pembelajaran Terpadu

Berbicara mengenai pembelajaran terpadu, Robin Fogarty (1991), memberikan sepuluh alternatif pengembangan dalam kurikulum maupun strategi pengajaran di kelas, yakni: fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded, integrated, immersed, networked. Kesepuluh model pengembangan pengajaran ini disesuaikan dengan kondisi dan potensi sekolah, lingkungan, kelas, anak, sumber belajar, dan kemampuan guru.

Kesepuluh model yang diutarakan oleh Fogaty tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni:

a.    Terpadu Prinsip, dilaksanakan terpisah dalam mata pelajaran: model ini dapat dilaksanakan secara fragmented, connected, dan nested. Fragmented.

b.    Terpadu materi yang disinggungkan yang termasuk di dalamnya adalah: sequenced, shared, webbed, threaded, integrated.

c.    Terpadu Pengelolaan Kelas (within and across learners), yang berkecenderungan pada pengaturan kelompok belajar siswa dan struktur kelas. Yang termasuk didalamnya adalah model immersed, dan networked.

 

KEGIATAN PEMBELAJARAN 2

PRINSIP PEMBELAJARAN SENI

1.    Arah Pembelajaran Pendidikan Seni

Secara garis besar jiwa kurikulum seni memiliki cakupan :

a.    Kurikulum Akademis (academic curriculum) yang mengantarkan anak memiliki pengetahuan akademis dibidangnya.

b.    Kurikulum Praktis (practical curriculum of instrumental) dirancang untuk memberi bekal pengetahuan praktis melalui keterampilan hidup.

c.    Kurikulum Humanistic (cultural curriculum) dirancang untuk mengembangkan kepribadian anak sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya.

2.    Substansi Pendidikan Kesenian

Dilihat dari substansi kependidikan, pendidikan kesenian merupakan hasil tumpuan (common ground) dua disiplin keilmuan, yaitu pendidikan dan berkesenian.

3.    Pendekatan Partisipatif Produksi Seni

Pendeketan partisipatif adalah salah satu model pembelajaran seni dimana siswa harus aktif berkarya/berproduksi seni.

4.    Pendekatan Tematis Pembelajaran Produksi Seni

Tema merupakan hal pokok yang menjadi dasar berfikir dan bertindak atau sebagai motivasi penciptaan karya seni.

5.    Pendekatan Medium Produksi Seni

6.    Bentuk Pembelajaran Terpadu Kesenian

Terdapat 3 keterpaduan dalam pembelajaran seni:

a.    Keterpaduan kurikulum

b.    Keterpaduan Pembelajaran

c.    Keterpaduan Kelas.

 

KEGIATAN BELAJAR 3

MERANCANG PEMBELAJARAN SENI TERPADU

1.    Rancangan Pembelajaran Terpadu

a.    Indikator

b.    Pelaksanaan Kegiatan

-       Pendahuluan

-       Kegiatan Inti

-       Penutup

2.    Aplikasi Pembelajaran Terpadu Seni

a.    Keterpaduan Murni

Guru harus memahmi benar karakteristik anak muridnya seperti kemampuan awal atau pengetahuan apa yang telah di miliki siswa, apakah semua siswa sudah memilikinya secara merata.

b.    Keterpaduan Topik

Guru dapat merancang pembelajaran terpadu dengan menentukan satu topik terlebih dahulu pada hari itu; bisa saja topik itu diangkat dari satu mata pelajaran yang diselenggarakan paling pagi, misalnya: topik dilaksanakan oleh pelajaran seni tari

c.    Keterpaduan Konsep

Keterpaduan konsep sebenarnya lebih dekat dengan pengertian kelas rangkap dengan satu materi pelajaran seni.

d.   Keterpaduan Kelas Dalam Satu Mata Pelajaran

Seorang guru mengajar kesenian lebih dari satu kelas sehingga terpaksa menyatukan beberapa kelas dalam jam pelajaran yang sama.

 

0 comments:

Post a Comment