MAKALAH
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik pada
dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu
pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta didik, dan tujuan
pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat erat hubungannya, karena ketiga
komponen ini secara kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik
merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan
penelitian dan pengabdian kepada masyaraka. Keterampilan dan pengimplementasian
dalam profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajari khususnya dalam
pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing- masing. Jadi
yang dikatakan seorang yang profesioanal dituntut banyak belajar dalam
mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan kurikulum
yang ada di sekolahnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan
kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian tujuan pembelajaran,
secara kualitatif dan kuantitatif.
B.
Rumusan
Masalah Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan permasalahannya adalah :
1.
Bagaimana
perkembangan kurikulum sekolah dasar sampai tahun 1975 ?
2.
Bagaimana
kurikulum sekolah dasar tahu 1984 – 2004 ?
3.
Bagaimana
landasan dan prinsip pengembangan KTSP ?
4.
Bagaimana
proses pengembangan KTSP ?
5.
Bagaimana
Kebutuhan Pendidikan pada masa depan ?
6.
Bagaimana
profil kurikulum masa depan ?
7.
Bagaimana
produk pengembangan kurikulum secara makro ?
8.
Bagaimana
program pembelajaran (kurikulum secara makro)
?
MODUL 5
PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR
KEGIATAN BELAJAR 1
Perkembangan Kurikulum
Sekolah Dasar Sampai Dengan Tahun 1975.
A.
Profil Kurikulum SD
Sebelum Tahun 1968.
Pada masa sebelum
orang-orang Eropa ke Indonesia sebenarnya sudah ada lembaga- lembaga pendidikan
yang didirikan oleh lembaga-lembaga keagamaan dan tentu saja mata pelajaran
yang di ajarkan lebih berorientasi pada pengembangan agama. Setelah agama islam
masuk ke Indonesia maka berdirilah pesantren-pesantren yang memberikan
pengajaran islam secara lebih teratur dan mendalam. Pada awal abad ke- 20
muncul revolusi sosial dan industri di Eropa yang berpengaruh terhadap
perluasan sekolah bagi putra-putri Indonesia. Sesuai undang-undang Hindia
Belanda yang menggolongkan pendidikan Indonesia menjadi tiga kelas yaitu ELS
(Eropesche Lagere School) untuk orang Eropa, Tionghoa dan Indonesia, HCS
(hollands Chinesche School) untuk golongan Tionghoa, HIS (hollands Inlandshe
School) untuk rakyat bumiputra kalangan atas. Kurikulum ELS terdiri atas mata
pelajaran membaca, menulis, berhitung, Bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, dan
mata pelajaran lain. Mata pelajaran agama yang semula dijadikan alasan utama
untuk mendirikan sekolah, ditiadakan. ELS dipandang sebagai alat politik yang
sepenuhnya dikuasai dan diawasi oleh pemerintah. Kurikulum HIS meliputi semua
mata pelajaran ELS dan diajarkan pula membaca dan menulis bahasa daerah dalam
aksara Latin dan bahasa Melayu dalam tulisan Arab dan Latin. Pada masa
penjajahan Jepang, semua jenis sekolah rendah yang bermacam-macam tingkatannya
dihapus sama sekali. Pelajaran yang berbau Belanda ditiadakan. Tinggallah
sekolah rendah untuk bangsa Indonesia yaitu sekolah rakyat yang disebut
“Kokumin Gako” yang lama belajarnya selama 6 tahun. Pada masa kemerdekaan, UUD
1945 dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagai langkah perbaikan
dari kurikulum yang berlaku sejak tahun 1952, Direktorat Pendidikan
Dasar/Prasekolah Departemen PP dan K pada tahun 1964 menerbitkan buku pedoman
kurikulum baru yaitu Rencana Pendidikan Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar.
Adapun sistem rencana
pendidikan Sekolah Dasar pada saat itu dikenal dengan Sistem Pancawardana yaitu
:
1.
Perkembangan moral, meliputi pelajaran : Pendidikan
Kemasyarakatan dan Pendididkan Agama/Budi Pekerti
2.
Perkembangan Itelegensi (kecerdasan), meliputi pelajaran : Bahasa
Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung dan Pengetahuan Alamiah
3.
Perkembangan emosional artistic, meliputi pelajajara: seni Suara/Musik,
Seni Lukis/Rupa, Seni Tari dan seni Sastra/Drama
4.
Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: Pertanian/Peternakan, Industri
kecil/Pekerjaan Tangan, Koperasi/Tabungan dan Keprigelan lainnya
5.
Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: Pendidikan Jasmaniah dan
Pendidikan Kesehatan Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih
dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947
boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena
suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut
kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka
bumi ini. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan
pikiran. Yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan
bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari,
perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.
B. Profil
Kurikulum SD Tahun 1968
Pada tahun
1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang menandai berakhirnya
masa pemerintahan orde lama. Peristiwa tersebut banyak berpengaruh pada tatanan
politik, ekonomi, social dan budaya termasuk juga dalam bidang pendidikan.
DEPDIKBUD pada tahun 1968 segera melakukan perbaikan-perbaikan dengan
menerbitkan buku pedoman kurikulum Sekolah Dasar dan adanya perubahan pokok
dalam rumusan tujuan pendidikan yang didasarkan pada falsafah Negara Pancasila.
Tujuan pendidikan nasional yaitu
membentuk manusia sejati berdasarkan ketentuan- ketentuan seperti yang
dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945. Untuk mencapai dasar dan
tujuan pendidikan nasional maka isi pendidikan diarahkan untuk:
1) Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan
memperkuat keyakinan agama
2) Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
3) Membina/mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat.
C. Profil
Kurikulum SD Tahun 1975
Penerbitan
kurikulum sekolah dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju integritas
kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi.
Kurikulum SD 1968 terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok pembinaan
jiwa pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok pembinaan
kecakapan khusus.
Menurut
penilaian, kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakaan di berbagai sekolah
ternyata dipandang kurang sesuai dengan kondisi masyarakat pada masa
pembangunan lima tahun (Pelita Kedua), oleh karena itu dilaksanakan inovasi
dalam kegiatan belajar-mengajar yang dinilai lebih efektif dan efisien. Untuk
itu mulai tahun 1975 dikembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan kurikulum
SD 1975 yang merupakan tonggak pembaruan yang lebih nyata dan lebih mantap
dalam system pendidikan nasional. Perubahan kurikulum ini dimaksudkan untuk
mencapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan baru di bidang
pendidikan, meningkatkan efisiensi pendidikan dan meningkatkan mutu lulisan
pendidikan. Kurikulum SD tahun 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan
pendidikan SD mengharapkan kelulusannya :
1) Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik.
2) Sehat jasmani dan
rohani.
3)
Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar
yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat dan
mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup Kurikulum SD
tahun 1975 menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan, pendekatan
integratif, pendekatan sistem dan pendekatan
ekosistem.
KEGIATAN BELAJAR 2
Kurikulum Sekolah Dasar Tahun1984 Sampai Dengan
Tahun 2004
A. Kurikulum
SD Tahun 1984
Bersamaan
dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah dalam
lingkungan Departemen Pendidikan maka untuk Sekolah Dasar diberlakukan
kurikulum baru yaitu Kurikulum Tahun 1984. Pengembangan kurikulum 1984
berorientasi pada landasan teori, yaitu: pendekatan proses belajar-mengajar
yang diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk memproses perolehannya.
Kurikulum SD 1984 mengacu kepada tiga aspek perkembangan murid, yaitu: ranah
kognitif
yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif yang mengungkapkan pengembangan
sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan bertindak. Kegiatan yang
berhubungan dengan program pendidikan (kegiatan kurikuler) yang dilaksanakan
dalam kurikulum sekolah dasar tahun 1984 meliputi kegiatan intrakurikuler,
kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pada GBHN 1983 dinyatakan bahwa pendidikan
berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air
agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Tujuan
pendidikan nasional menjadi acuhan dari tujuan pendidikan sekolah dasar dan
kurikulum 1984 ini, yaitu :
1.
Mendidik murid agar menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pancasila
yang mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawab terhadap
pembangunan bangsa.
2. Memberi bekal kemampuan yang
diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Memberikan kemampuan dasar untuk
hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan
dan lingkungannya.
B. Profil
Kurikulum SD Tahun 1994
Didalam
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 telah dirumuskan tujuan Pendidikan Nasional
ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME , dan berbudi pekerti
luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Kurikulum
1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya,
terutama kurikulum 1975 dan 1984. Dan Kurikulum 1994 disusun dalam rangka
mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Di dalam Kurikulum SD 1994 menggunakan
sistem caturwulan yang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga
bagian waktu.
Isi kurikulum SD tahun 1994,
sesuai dengan UU no.2/1989 dan PP no.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan
kajian tentang pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan
kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis,
matematika,
pengantar sains dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum,
kerajian tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar
serta bahasa inggris. Bahkan kajian tersebut bukan merupakan nama mata pelajaran
melainkan satuan yang mengacu pada pmbentukan kepribadian dan unsure-unsur
kemampuan yang diajarkan melalui Pendidikan Dasar.
C. Profil
Kurikulum SD Tahun 2004
Di dalam
Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK). Setiap pelajaran diurai
berdasarkan kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Kurikulum Berbasis
Kompetensi(KBK) atau Kurikulum 2004, mulai diterapkan sejak tahun 2004. Secara
materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum1994, perbedaannya
hanya pada cara para murid belajar dikelas. Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan
sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan
dalam sistem semester.
Pada
kurikulum sebelumnya, para siswa hanya belajar pada isi materi pelajaran
belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikul 2004 ini, para
siswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPT tanpa
meninggalkan kerjasama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling
berkompetisi. Jadi disini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun
meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan
dikelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek sekaligus objek dalam
pembelajaran. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. Dalam Kurikulum Tahun
2004 ada yang disebut dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).
SKL yang harus dicapai pada satuan pendidikan SD
adalah sebagai berikut :
1. Mengenali
dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.
2. Mengenali dan menjalankan hak dan
kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan.
3. Berfikir secara logis, kritis, dan kreatif serta
berkonikasi melalui berbagai media.
4. Menyenangi keindahan.
5. Membiasakan hidup bersi, bugar dan sehat.
6. Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan
tanah air.
0 comments:
Post a Comment