Saturday 11 June 2022

PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR

0 comments

 

MAKALAH

PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR


 

BAB I

 PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat, pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat erat hubungannya, karena ketiga komponen ini secara kualitatif maupun kuantitatif.

Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyaraka. Keterampilan dan pengimplementasian dalam profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajari khususnya dalam pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing- masing. Jadi yang dikatakan seorang yang profesioanal dituntut banyak belajar dalam mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan kurikulum yang ada di sekolahnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian tujuan pembelajaran, secara kualitatif dan kuantitatif.

B.       Rumusan Masalah Maka berdasarkan latar belakang diatas rumusan permasalahannya adalah :

1.         Bagaimana perkembangan kurikulum sekolah dasar sampai tahun 1975 ?

2.         Bagaimana kurikulum sekolah dasar tahu 1984 – 2004 ?

3.         Bagaimana landasan dan prinsip pengembangan KTSP ?

4.         Bagaimana proses pengembangan KTSP ?

5.         Bagaimana Kebutuhan Pendidikan pada masa depan ?

6.         Bagaimana profil kurikulum masa depan ?

7.         Bagaimana produk pengembangan kurikulum secara makro ?

8.         Bagaimana program pembelajaran (kurikulum secara makro) ?

MODUL 5

PROFIL KURIKULUM SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1

Perkembangan Kurikulum Sekolah Dasar Sampai Dengan Tahun 1975.

A.      Profil Kurikulum SD Sebelum Tahun 1968.

Pada masa sebelum orang-orang Eropa ke Indonesia sebenarnya sudah ada lembaga- lembaga pendidikan yang didirikan oleh lembaga-lembaga keagamaan dan tentu saja mata pelajaran yang di ajarkan lebih berorientasi pada pengembangan agama. Setelah agama islam masuk ke Indonesia maka berdirilah pesantren-pesantren yang memberikan pengajaran islam secara lebih teratur dan mendalam. Pada awal abad ke- 20 muncul revolusi sosial dan industri di Eropa yang berpengaruh terhadap perluasan sekolah bagi putra-putri Indonesia. Sesuai undang-undang Hindia Belanda yang menggolongkan pendidikan Indonesia menjadi tiga kelas yaitu ELS (Eropesche Lagere School) untuk orang Eropa, Tionghoa dan Indonesia, HCS (hollands Chinesche School) untuk golongan Tionghoa, HIS (hollands Inlandshe School) untuk rakyat bumiputra kalangan atas. Kurikulum ELS terdiri atas mata pelajaran membaca, menulis, berhitung, Bahasa Belanda, sejarah, ilmu bumi, dan mata pelajaran lain. Mata pelajaran agama yang semula dijadikan alasan utama untuk mendirikan sekolah, ditiadakan. ELS dipandang sebagai alat politik yang sepenuhnya dikuasai dan diawasi oleh pemerintah. Kurikulum HIS meliputi semua mata pelajaran ELS dan diajarkan pula membaca dan menulis bahasa daerah dalam aksara Latin dan bahasa Melayu dalam tulisan Arab dan Latin. Pada masa penjajahan Jepang, semua jenis sekolah rendah yang bermacam-macam tingkatannya dihapus sama sekali. Pelajaran yang berbau Belanda ditiadakan. Tinggallah sekolah rendah untuk bangsa Indonesia yaitu sekolah rakyat yang disebut “Kokumin Gako” yang lama belajarnya selama 6 tahun. Pada masa kemerdekaan, UUD 1945 dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Sebagai langkah perbaikan dari kurikulum yang berlaku sejak tahun 1952, Direktorat Pendidikan Dasar/Prasekolah Departemen PP dan K pada tahun 1964 menerbitkan buku pedoman kurikulum baru yaitu Rencana Pendidikan Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar.

 

 

 

 

Adapun sistem rencana pendidikan Sekolah Dasar pada saat itu dikenal dengan Sistem Pancawardana yaitu :

1.          Perkembangan moral, meliputi pelajaran : Pendidikan Kemasyarakatan dan Pendididkan Agama/Budi Pekerti

2.          Perkembangan Itelegensi (kecerdasan), meliputi pelajaran : Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Berhitung dan Pengetahuan Alamiah

3.          Perkembangan emosional artistic, meliputi pelajajara: seni Suara/Musik, Seni Lukis/Rupa, Seni Tari dan seni Sastra/Drama

4.         Perkembangan keprigelan, meliputi pelajaran: Pertanian/Peternakan, Industri kecil/Pekerjaan Tangan, Koperasi/Tabungan dan Keprigelan lainnya

5.         Perkembangan jasmaniah, meliputi pelajaran: Pendidikan Jasmaniah dan Pendidikan Kesehatan Pada saat itu, kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Kurikulum Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Orientasi Rencana Pelajaran 1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.

 

B.       Profil Kurikulum SD Tahun 1968

Pada tahun 1965 terjadi peristiwa Gerakan 30 September (G-30-S) yang menandai berakhirnya masa pemerintahan orde lama. Peristiwa tersebut banyak berpengaruh pada tatanan politik, ekonomi, social dan budaya termasuk juga dalam bidang pendidikan. DEPDIKBUD pada tahun 1968 segera melakukan perbaikan-perbaikan dengan menerbitkan buku pedoman kurikulum Sekolah Dasar dan adanya perubahan pokok dalam rumusan tujuan pendidikan yang didasarkan pada falsafah Negara Pancasila.

Tujuan pendidikan nasional yaitu membentuk manusia sejati berdasarkan ketentuan- ketentuan seperti yang dikehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945. Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan nasional maka isi pendidikan diarahkan untuk:

1)  Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan agama

2) Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan

3) Membina/mempertimbangkan fisik yang kuat dan sehat.

 

C.      Profil Kurikulum SD Tahun 1975

Penerbitan kurikulum sekolah dasar 1968 merupakan suatu peralihan menuju integritas kurikulum mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai ke perguruan tinggi. Kurikulum SD 1968 terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu kelompok pembinaan jiwa pancasila, kelompok pembinaan pengetahuan dasar, dan kelompok pembinaan kecakapan khusus.

Menurut penilaian, kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakaan di berbagai sekolah ternyata dipandang kurang sesuai dengan kondisi masyarakat pada masa pembangunan lima tahun (Pelita Kedua), oleh karena itu dilaksanakan inovasi dalam kegiatan belajar-mengajar yang dinilai lebih efektif dan efisien. Untuk itu mulai tahun 1975 dikembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan kurikulum SD 1975 yang merupakan tonggak pembaruan yang lebih nyata dan lebih mantap dalam system pendidikan nasional. Perubahan kurikulum ini dimaksudkan untuk mencapai keselarasan antara kurikulum dengan kebijakan baru di bidang pendidikan, meningkatkan efisiensi pendidikan dan meningkatkan mutu lulisan pendidikan. Kurikulum SD tahun 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan SD mengharapkan kelulusannya :

1)   Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik.

2)   Sehat jasmani dan rohani.

3)   Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup Kurikulum SD tahun 1975 menganut pendekatan yang berorientasi kepada tujuan, pendekatan integratif, pendekatan sistem dan pendekatan ekosistem.

KEGIATAN BELAJAR 2

Kurikulum Sekolah Dasar Tahun1984 Sampai Dengan Tahun 2004

A.      Kurikulum SD Tahun 1984

Bersamaan dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 0461/U/1983 tentang Perbaikan Kurikulum Pendidikan dasar dan Menengah dalam lingkungan Departemen Pendidikan maka untuk Sekolah Dasar diberlakukan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tahun 1984. Pengembangan kurikulum 1984 berorientasi pada landasan teori, yaitu: pendekatan proses belajar-mengajar yang diarahkan agar murid memiliki kemampuan untuk memproses perolehannya. Kurikulum SD 1984 mengacu kepada tiga aspek perkembangan murid, yaitu: ranah

kognitif yang berisi kemampuan berpikir, ranah afektif yang mengungkapkan pengembangan sikap dan ranah psikomotor yang berisi kemampuan bertindak. Kegiatan yang berhubungan dengan program pendidikan (kegiatan kurikuler) yang dilaksanakan dalam kurikulum sekolah dasar tahun 1984 meliputi kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pada GBHN 1983 dinyatakan bahwa pendidikan berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa. Tujuan pendidikan nasional menjadi acuhan dari tujuan pendidikan sekolah dasar dan kurikulum 1984 ini, yaitu :

1.  Mendidik murid agar menjadi manusia yang seutuhnya berdasarkan pancasila yang mampu membangun dirinya sendiri dan ikut bertanggungjawab terhadap pembangunan bangsa.

2.  Memberi bekal kemampuan yang diperlukan bagi murid untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

3.  Memberikan kemampuan dasar untuk hidup di masyarakat dan mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan lingkungannya.

B.       Profil Kurikulum SD Tahun 1994

Didalam Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 telah dirumuskan tujuan Pendidikan Nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME , dan berbudi pekerti luhur , memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani  dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Dan Kurikulum 1994 disusun dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Di dalam Kurikulum SD 1994 menggunakan sistem caturwulan yang membagi waktu belajar satu tahun ajaran menjadi tiga bagian waktu.

Isi kurikulum SD tahun 1994, sesuai dengan UU no.2/1989 dan PP no.28/1990, sekurang-kurangnya memuat bahan kajian tentang pendidikan pancasila, pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia, membaca dan menulis,


matematika, pengantar sains dan teknologi, ilmu bumi, sejarah nasional dan sejarah umum, kerajian tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, menggambar serta bahasa inggris. Bahkan kajian tersebut bukan merupakan nama mata pelajaran melainkan satuan yang mengacu pada pmbentukan kepribadian dan unsure-unsur kemampuan yang diajarkan melalui Pendidikan Dasar.

C.      Profil Kurikulum SD Tahun 2004

Di dalam Kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK). Setiap pelajaran diurai berdasarkan kompetensi apakah yang harus dicapai siswa. Kurikulum Berbasis Kompetensi(KBK) atau Kurikulum 2004, mulai diterapkan sejak tahun 2004. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar dikelas. Dalam kurikulum  terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester.

Pada kurikulum sebelumnya, para siswa hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikul 2004 ini, para siswa dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPT tanpa meninggalkan kerjasama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi disini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan dikelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. Dalam Kurikulum Tahun 2004 ada yang disebut dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

SKL yang harus dicapai pada satuan pendidikan SD adalah sebagai berikut :

1.  Mengenali dan membiasakan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang diyakini.

2.  Mengenali dan menjalankan hak dan kewajiban diri, beretos kerja, dan peduli terhadap lingkungan.

3.  Berfikir secara logis, kritis, dan kreatif serta berkonikasi melalui berbagai media.

4.  Menyenangi keindahan.

5.  Membiasakan hidup bersi, bugar dan sehat.

6.  Memiliki rasa cinta dan bangga terhadap bangsa dan tanah air.

 

0 comments:

Post a Comment