Sunday 12 June 2022

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR

0 comments

 

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

 

MODUL 2

KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR



BAB I PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Membahas karakteristik anak usia SD, baik yang berkaitan dengan pertumbuhan maupun perkembangan anak ini merupakan sifat-sifat atau ciri khas yang terdapat pada anak- anak usia SD. Hal ini sangat penting mengingat pada anak usia SD, yaitu usia antara 6 sampai 12 tahun anak banyak mengalami perubahan baik fisik maupun mental hasil perpaduan faktor internal maupun pengaruh dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan yang tidak kurang pentingnya adalah pergaulan dengan teman sebaya.

Pada usia 6-12 tahun anak banyak mengalami perubahan baik fisik maupun mental perpaduan faktor internal maupun luar yaitu keluarga, sekolah, masyarakat dan tak kurang pentingnya adalah pergaulan dengan teman sebaya. Dalam kaitanya guru perlu mengetahui benar-benar sifat atau karakteristik peserta didik agar dapat memberikan pembinaan secara baik dan tepat sehingga bisa meningkatkan potensi peserta didiknya. Perkembangan fisik dan intelektual anak usia 6-12 tahun cenderung lamban pertumbuhan fisik akan menurun terus kecuali pada akhir periode tersebut sedangkan kecakapan motorik terus membaik. Perkembangan intelektual sangat substansial karena sifat egosentris anak menjadi lebih bersifat logis. Anak usia 6 tahun kelihatan lebih kecil sedangkan anak usia 12 tahun nampak seperti orang dewasa.

B.      Rumusan Masalah

 

1.      Menjelaskan pertumbuhan fisik serta perkembangan intelektual dan emosional

2.      Menjelaskan perkembangan bahasa sosial, moral, dan sikap

3.      Membedakan individu anak usia sekolah dasar

4.      Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah dasar

BAB II PEMBAHASAN

Kegiatan Belajar 1

 

PERTUMBUHAN FISIK ATAU JASMANI SERTA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL SERTA EMOSIONAL

A.       PERTUMBUHAN JASMANI SELAMA PERTENGAHAN MASA KANAK- KANAK

 

1.      Tingkat Pertumbuhan

 

Menurut Tanner, (1973:35) anak berusia 7 tahun tidak banyak berubah sampai berusia 9 tahun, hal ini dalam keadaan normal. Menurut penelitian yang dilakukan di berbagai tempat di dunia terdapat rentangan sebesar 9 inci atau 22,5 cm di antara anak-anak dalam ukuran pendek misalnya di Asia Tenggara, Oceania dan Amerika selatan sedangkan anak-anak dari Eropa Utara dan Tengah, Australia Timur dan Amerika Serikat pertumbuhanya lebih tinggi (Meredith,1969).

2.      Nutrisi dan Pertumbuhan

 

Pada usia pertengahan biasanya anak –anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan pertumbuhan yang lambat karena nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan energi sedangkan protein untuk lebih meningkatkan pertumbuhan. Nutrisi juga mempunyai implikasi sosial anak tidak dapat bermain atau tetap tinggal diam karena tidak mendapat makanan yang cukup. Anak – anak yang cukup akan bersifat gembira dan lebih bersifat sosial dengan teman bermainya (D.E.Barrety, Radke Yarrow dan Klein,1982). Penelitian menemukan bahwa bayi yang kekurangan nutrisi mereka tidak punya energi untuk merespon perhatian ibunya sebaliknya anak kecil (infant) menjadi kurang responsif dan kurang mengembangkan kemampuan antar pribadi, (B.M.Lester,1979). Demikian pula apabila ibu kekurangan nutrisi,kejadian tersebut makin buruk (Rosetti,Ferrira,1978).

3.      Kesehatan dan Kebugaran Anak

 

Perkembangan vaksin untuk berbagai penyakit kanak-kanak telah membuat kanak- kanak usia pertengahan selamat dalam hidupnya. Pemberian vaksinasi sangat baik bagi anak- anak usia ini daripada anak-anak yang lebih rendah usianya. Hal ini terbukti dengan adanya imunisasi di sekolah. Hal ini juga merupakan suatu alasan mengapa tingkat kematian anak- anak usia sekolah tersebut paling rendah sepanjang tahun.

 

 

B.        BEBERAPA ASPEK KESEHATAN DAN KEBUGARAN MASA KANAK- KANAK

 

1.    Obesity

 

Obesitas kegemukan pada anak-anak merupakan isu utama di Amerika Serikat sejak tahun 1970 –an, terutama anak-anak usia 6-11 tahun. Apa penyebab kegemukan tersebut? Kelebihan berat badan sering kali disebabkan karena kurangnya olahraga dan terlalu banyak makan. Anak yang gemuk biasanya tidak tumbuh menjadi gemuk mulanya namun menjadi gemuk setelah dewasa (Kolata, 1986). Orang dewasa yang gemuk menghadapi resiko dan masalah kesehatan misalnya tekanan darah tinggi, diabetes, jantung.

2.    Kondisi Medis pada Masa Kanak-Kanak

 

Pada umumnya anak sering mendapat sakit, namun penyakit tersebut berlangsung singkat. Terdapat 80% anak sering dirawat karena luka selain juga terdapat penyakit seperti sakit tenggorokan, radang tenggorokan, infeksi telinga dan gangguan emosional yang seringkali bertambah pada saat anak mendekati masa puber (Starfield, et all, 1984).

3.    Penglihatan

 

Anak dibawah usia 6 tahun cenderung memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk berbeda dari orang dewasa. Sekalipun demikian penglihatan anak dari kalangan kurang mampu tidak dapat berkembang secara normal.

4.    Kesehatan Gigi

 

Pada usia 6 tahun anak mengalami tanggal giginya yang pertama kali selanjutnya diganti dengan gigi yang tetap setiap tahunnya sebanyak empat gigi untuk tahun kelima

 

berikutnya. Lebih kurang dari setengah anak usia 5-17 tahun anak di AS tidak memiliki gigi rusak (U.S Department of Health anad human Services USDHHS,1981-1988).

5.    Kebugaran Anak

 

Pada dewasa ini latihan fisik bagi anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan tahun 1960 an. Jantung dan paru-parunya kurang baik dibandingkan dengan anak yang suka berolah raga daripada anak usia pertengahan tahun. Hal ini disebabkan mereka kurang aktif berolah raga.

 

 

C.       PERKEMBANGAN INTELEKTUALDAN EMOSIONAL

 

 

1.      Perkembangan Intelektual

 

 

a.      Perkembangan Kognitif

 

Menurut Piaget, anak usia 5-7 tahun memasuki tahap operasi kongkret (concret operations)anak dapat berpikir secara logis terhadap tiap sesuatu.Tahap ini mereka berusia kira-kira 11 tahun.

b.      Berpikr Operasional

 

Menurut Piaget pada tahap ketiga anak-anak mampu berpikir operasional: Mereka dapat menggunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional yaitu kemampuan aktifitas mental sebagai kebalikan dari aktifitas jasmani yang sebagai dasar untuk memulai berpikir dalam aktifitasnya. Anak dalam tahap Pra operasional kongkrit lebih bersifat kritis dan logis.akan tetapi anak usia sekolah lebih dapat berpikir secara logis daripada mereka masih muda cara berpikir mereka masih terikat pada hal-hal yang sedang dihadapi saja.

c.       Konservasi

 

Konservasi adalah kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi. (Stay) Anak-anak mengembangkan perbedaan berbagai tipe (bentuk) konservasi dalam waktu yang berbeda. Pada usia 6 atau 7 tahun mereka dapat mengkonservasi substansi. Pada usia 9 atau 10 mampu mengkonversi berat pada usia 11 atau 12 mampu mengkonversi

volum, akan tetapi anak –anak belum mampu mentransfer apa yang telah mereka pelajari yaitu mengkonversi satu bentuk kepada bentuk lain yang berbeda.

d.      Bagaimana Konservasi dikembangkan.

 

Pada umumnya anak-anak bergerak dengan melalui tiga tahapan dalam menguasai konversi sebagaimana dikemukakan diatas. Pada tahap pertama, anak-anak pra operasional gagal mengkonservasi mereka memusatkan perhatian pada satu aspek dalam situasi tertentu. Pada tahap kedua merupakan transisional. Anak –anak kembali padakondisi bahwa kadang- kadang melakukan konservasi terkadang tidak. Piaget menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak-anak untuk mengkonservasi akan lebih baik jika nalar telah cukup matang.

2.      Perkembangan Emosional

 

 

a.      Gangguan emosional pada kanak-kanak. Beberapa gangguan emosional pada anak antara lain sebagai penyebab ketakutan pada kanak-anak untuk melakukan sesuatu.Gangguan-gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.

b.      Beberapa Tipe Masalah Emosional. Kebrutalan atau kebringasan nampak pada prilaku anak merupakan perbuatan yang sering kali memerlukan bantuan orang lain misalnya: berkelahi, berbohong, mencuri, merusak hak milik dan bentuk lain yang berbeda. Bentuk bentuk tindakan tadi merupakan yang keluar dari emosional yang terganggu. Sekalipun demikian anak-anak seringkali mengemukakan alasan untuk bisa dipercayai orang lain guna menutupi kebohonganya untuk menghindari dari hukuman karena dari perbuatanya, akan tetapi ketika berusia 6-7 tahun mereka seringkali membuat cerita bohong mereka sadar dan tidak merasa aman perasaanya. Oleh karena itu mereka sering membuat cerita yang muluk-muluk dan berbuat bohong untuk menyenangkan orang tuanya (Chapman,1974).

 

c.       Gangguan Kecemasan. Gangguan kecemasan tersebut merupakan keinginan terpisah dan ketakutan (phobia sekolah). Anak yang menderita gangguan kecemasan seringkali tidak mau berteman dengan kata lain mereka sering menyendiri.

 

d.      Takut Sekolah. Suatu Ketakutan yang tidak realistik apabila seorang anak tidak mau masuk sekolah, takut terhadap guru yang galak atau mendapat tugas yang berat di

 

sekolah. Ketakutan anak ini wajar, hal ini bukan dikarenakan anak melainkan karena kondisi lingkungan yang kurang kondusif.

e.       Kematangan Sekolah. Merupakan suatu kondisi di mana anak telah memiliki kesiapan cukup memadai untuk sekolah baik dari segi fisik maupun mental. Secara psikis pada usia ini anak sudah cukup mampu untuk buang air kecil sendiri. Sudah bisa membedakan lawan jenis dan sudah mampu membedakan yang salah dan yang benar.

f.       Depresi pada masa kanak-kanak. Anak-anak mulai sadar akan popularitas sering kali mengatakan “tidak ada ada orang seperti saya” pada masa ini anak rentan terkena gangguan atau depresi. Gejala depresi antara lain terjadi karena gangguan konsentrasi, kurang tidur, selera makan kurang, mulai berbuat kejelekan disekolah, tidak merasa bahagia, selalu mengeluh pada penyakit jasmani yang dideritanya, selalu merasa bersalah. Takut sekolah atau seringkali ingin bunuh diri. (Malmquist, 1998, Ponski, 1982).

g.      Perawatan Problem Emosional. Perawatan ini bisa melalui beberapa cara: Pertama secara individual, yaitu dengan melihat anak satu persatu, membantu agar anak dapat mengenal dirinya atau kepribadianya dan hubungan dengan orang lain.

 

h.      Stres. Stres adalah perasaan tertekan dan meningkatnya emosi yang tidak menyenangkan, seperti cemas, takut, sedih dan marah. Stres dapat disebabkan suasana keluarga yang seringkali diwarnai oleh konflik orang tua (bapak ibu) atau orang tua yang seringkali menuntut anak untuk berprestasi.

Kegiatan Belajar 2

 

PERKEMBANGAN BAHASA, SOSIAL, MORAL DAN SIKAP

 

A.     PERKEMBANGAN BAHASA

 

Periode linguistik terbagi menjadi tiga fase besar, yaitu:

 

1.        Fase kata atau Holofrase

 

2.        Fase lebih dari satu kata

 

3.        Fase ketiga atau diferensiasi. Jenis-jenis Bahasa:

 

a)          Bahasa tubuh

 

b)          Bicara

 

c)          Potensi anak bicara didukung oleh beberapa hal:

 

1)          Kematangan alat bicara

 

2)          Kesiapan bicara

 

3)          Adanya model yang baik yang di contoh oleh anak

 

4)          Kesempatan berlatih

 

5)          Motivasi untuk belajar dan berlatih

 

6)          Bimbingan

 

d)          Ganggguan dalam perkembangan bicara.

 

1)          Anak cengeng

 

2)          Anak sulit mengerti isi pembicaraan orang lain

 

 

B.      PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL, DAN SIKAP

 

 

1.      Perkembangan Sosial

 

Berkaitan dengan perkembabgan sosal, peran orang tua sangat penting terutama mengembangkan ketrampilan bergau pada anak oleh karena itu peran orang tua sangat penting agar dapat memberi penguatan melalui pemberian ganjaran pada anak pada saat anak berprilaku positif. Sebaliknya orang tua juga berkewajiban memberikan hukuman apabila anak melakukan kesalahan.

a)          Ganjaran atau hadiah, fungsinya:

 

1)          Memiliki nilai pendidikan

 

2)          Memberikan motivasi bagi anak

 

3)          Memperkuat perilaku

 

b)          Hukuman, fungsinya:

 

a)          Fungsi Restriktif, diharapkan anak tidak mengulangi lagi perbuatan serupa.

b)         Hukuman sebagai fungsi pendidikan. Orang tua harus bisa menjelaskan kepada anak bahwa perbuatan mana yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh anak.

c)          Hukuman sebagai penguat motivasi. Hukuman yang diberikan kepada anak harus bisa berfungsi memperkuat motifasi anak terutama terhadap prilaku negatif anak.

Syarat-syarat Hukuman:

 

a)          Sebaiknya Hukuman segera diberikan kepada anak yang patut mendapat hukuman.

b)         Diberikan secara konsisten.

c)          Harus bersifat Konstruktif.

d)         Bersifat Impersonal tidak langsung menunjuk anak.

e)          Harus disertai Alasan.

f)          Bisa sebagai alat untuk mengembangkan hati nurani anak.

g)         Harus dilakukan pada saat yang tepat jangan sampai merasa malu terhadap teman kelompoknya.

2.      Perkembangan Moral dan Sikap

 

a)          Imitasi (Imitation)

 

b)          Internalisasi

 

c)          Introvert dan Ekstrovert

 

d)          Kemandirian

 

e)          Ketergantungan

 

f)           Bakat

 

Menurut Ilmu Pengetahuan terdapat 2 jenis bakat yang dapat dikembangkan yaitu:

 

1)       Bakat yang berkaitan dengan kemahiran atau kemampuan mengenai suatu bidang pekerjaan khusus.

2)       Bakat yang diperlakukan untuk berhasil dalam tipe pendidikan (scholastic uptitude).

 

Terdapat tiga faktor utama yang dapat mempengaruhi tampilnya bakat anak yaitu:

 

1)          Faktor Motivasi

 

2)          Faktor Nilai

 

3)          Konsep Diri

 

Anak yang mempunyai konsep diri yang posttif selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik dengan sukses merupakan aktualisasi dari bakatnya.

Kegiatan Belajar 3

PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA SEKOLAH DASAR

 

 

A.       Perbedaan Pada Perkembangan Fisik

Rata–rata perkembangan berbeda antar ras atau bangsa diberbagai negara. Selain perkembangan juga karena anak tersebut sudah memasuki tahap perkembangan fisik tertentu.

Tabel 1.1

Perkembangan motorik pada anak laki-laki dan perempuan usia SD

 

Usia

Perilaku yang terpilih

1

Dalam gerakan anak perempuan lebih superior dan teliti, sedangkan pada anak laki- laki lebih superior dalam kekuatan, dan beberapa tindakannya kurang kompleks. Ada kemungkinan saling menyiap. Anak-anak dapat melempar dengan pergeseran berat yang tepat dan langkah yang tetap.

2

Keseimbangan dengan berdiri satu kaki tanpa memperhatikan kemungkinannya. Anak-anak dapat berjalan melangkah lebar dengan seimbang. Anak-anak dapat

melompat secara teliti dalam segi tempat yang sempit. Anak-anak mampu melakukan lompatan dengan tepat.

3

Memiliki kekuatan menggenggam secara ajeg dengan tekanan 6 kg. Pada usia tersebut anak laki-laki dan perempuan suka bergabung dalam permainan kelompok. Anak-anak juga melakukan gerakan berirama dengan pola 2-2, 2-3 atau 3-3. Anak- anak perempuan dapat melempar bola sejauh 12 meter, sedangkan anak laki-laki

dapat lebih jauh, yaitu 21 meter.

4

Anak perempuan dapat melompat setinggi 21 centimeter, sedangkan anak laki laki dapat sampai 10 inci. Anak laki-laki dapat lari sejauh 49,5 meter perdetik, anak perempuan kurang dari 37,5 meter per detik.

5

Anak laki-laki dapat melompat setinggi 150 cm, sedangkan anak perempuan melompat setinggi 135 cm.

 

B.        Perbedaan Perkembangan Intelektual

Pada tahap operasi kongkret menurut Piaget anak dapat berpikir logis tentang sesuatu,walau demikian tahap pada anak terdapat perbedaan antarsatu dengan yang lainya.

 

 

C.       Perbedaan Pada Perkembangan Moral

 

1.        Piaget dan Tahapan Moral

Ø Tahap Pertama, hambatan moralitas yang disebut (heteronomous morality) Ø Tahap Kedua,Moralitas kerjasama yang disebut (Autonomous morality)

Tabel 1.2

Perbedaan Perkembangan Moral pada Anak

 

Tahapan

Perkiraan Usia

Perkembangan

0

4-6 tahun

Anak berpendapat bahwa pandangan dia hanya satu satunya kemungkinan

1

6-8 tahun

Anak sadar bahwa orang lain mengintegrasikan suatu situasi dengan cara yang berbeda dengan interpretasi mereka sendiri

2

8-10 tahun

Anak mempunyai kepedulian yang bertolak belakang menyadari bahwa orang lain mempunyai pandangan yang berbeda dan orang lain peduli bahwa dia memiliki pandangan tertentu. Anak mengerti bahwa membiarkan orang lain tahu bahwa permohonannya tidak akan dilupakan

3

10-12 tahun

Anak dapat membayangkan bahwa perspektif orang ketiga perlu diperhitungkan

4

Remaja

Orang-orang sadar bahwa komunikasi dan pengambilan peranan tidak selalu dapat menyelesaikan masalah untuk mengatasi nilai-nilai lawannya

 

2.        Kohlberg dan alasan moral

Kohlberg melukiskan tiga tingkata alasan moral sbb:

Ø Tingkat 1, Pra conventional morality (anak usia 4-10 tahun) Ø Tingkat 2, Conventionalmorality (anak berusia 10-13 tahun)

Ø Tingkat 3, Post Conventional morality (anak usia 13 tahun atau lebih)

 

 

D.       Perbedaan Kemampuan

Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan berbeda-beda.Kemampuan ini bisa berupa kemampuan komunikasi, atau kemampuankognitif.Kemampuan bersosialisasi pada anakpun berbeda-beda Kemampuan bersosialisasi pada anak bisa dipengaruhi oleh lingkungan teman sebayanya.

Kegiatan Belajar 4

JENIS-JENIS KEBUTUHAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR

 

 

A.     JASMANIAH

 

Anak usia SD memasuki tahapan perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhan sendiri tanpa memperhatikan atau mempertimbangkan kepentingan orang lain. Sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan melalui disiplin. Harlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk tahap berikut:

1)              Memberi rasa aman pada anak, dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan

2)              Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang mendatangkan pujian

3)              Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya

4)              Membantu anak mengembangkan hati nuraninya

 

 

B.      KASIH SAYANG

 

Pada tahap perkembangan sosial anak usia SD terutama yang duduk di kelas tinggi SD, sudah ingin memiliki teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi teman .juga ada perhatian kasih sayang terhadap suatu benda.

 

 

C.     MEMILIKI

 

Pada masa usia di kelas rendah SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Akan tetapi mereka suka memuji diri sendiri dan membanding-bandingkan dirinya dengan teman.Sehingga kebutuhan yang dimiliki masih dominan.

 

 

D.     AKTUALISASI DIRI

 

Kebutuhan ini muncul di kelas tinggi SD. Salah satu kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau need for achievment . DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan guru untuk memberikan dan meningkatkan motivasi siswa, yaitu:

1)       Membangkitkan semangat siswa, dalam kegiatan pembelajaran guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa.

2)       Memberikan harapan yang realistis, guru harus bisa memodifikasi atau mengubah harapan-harapan yang tidak realistis dibebankan oleh siswa.

3)       Memberikan insentif, bila siswa banyak melakukan keberhasilan guru harus memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah, atau kata-kata yang manis.

4)       Memberikan pengarahan, guru harus mengatakan secara tegas kepada siswa apabila siswa melakukan kekeliruan tersebut dan menunjukkan bagaimana siswa bertindak.

BAB III PENUTUP

A.     Kesimpulan

Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan, gizi, kebugaran jasmani, pergaulan, dan pembinaan orang tua. Akibat terganggunya perkembangan intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.

Perbedaan perkembangan moral individu banyak tergantung dari lingkungan dan bukan bawaan lahir. Kemampuan setiap anak sekolah dasar berbeda-beda. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor intelektual dan lingkungan serta organ berbicara seseorang. Kemampuan bersosialisasi sangat dipengaruhi lingkungan, baik keluarga, teman sebaya dan kemajuan teknologi.

Istilah “kebutuhan”, “dorongan”, atau "motif" pada kehidupan sehari-hari sering digunakan secara bergantian. Namun demikian, secara konsep ada perbedaan di antaranya. Kebutuhan lebih mengacu pada keadaan di mana seseorang terdorong melakukan sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di dalam dirinya yang lebih bersifat fisiologis. Sedangkan dorongan atau motif merupakan kebutuhan tingkat tinggi yang bersifat psikologis.

B.      Saran

 

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka penulis dapat menyarankan bahwa guru sebaiknya:

1.      Mengetahui pertumbuhan fisik dan jasmani serta perkembangan intelektual siswanya.

2.      Mengetahui perbedaan individu usia anak Sekolah Dasar

3.      Mengetahui jenis-jenis kebutuhan anak usia Sekolah Dasar

0 comments:

Post a Comment