PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
MODUL 2
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN
PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Membahas karakteristik anak usia SD, baik yang berkaitan
dengan pertumbuhan maupun
perkembangan anak ini merupakan
sifat-sifat atau ciri khas yang terdapat pada anak- anak usia SD. Hal ini sangat penting
mengingat pada anak usia SD, yaitu usia antara 6 sampai 12 tahun anak banyak mengalami
perubahan baik fisik
maupun mental hasil
perpaduan faktor internal
maupun pengaruh dari luar yaitu
lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, dan yang tidak kurang pentingnya adalah pergaulan dengan teman sebaya.
Pada usia 6-12 tahun anak banyak
mengalami perubahan baik fisik maupun mental
perpaduan faktor internal maupun luar yaitu keluarga, sekolah,
masyarakat dan tak kurang pentingnya
adalah pergaulan dengan teman sebaya. Dalam kaitanya guru perlu mengetahui benar-benar sifat atau karakteristik peserta
didik agar dapat memberikan pembinaan secara baik dan tepat sehingga bisa meningkatkan
potensi peserta didiknya. Perkembangan fisik dan intelektual anak usia 6-12 tahun cenderung lamban pertumbuhan
fisik akan menurun terus kecuali
pada akhir periode
tersebut sedangkan kecakapan
motorik terus membaik.
Perkembangan intelektual sangat substansial karena
sifat egosentris anak menjadi lebih bersifat logis. Anak usia 6 tahun kelihatan lebih
kecil sedangkan anak usia 12 tahun nampak seperti orang dewasa.
B.
Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pertumbuhan fisik serta perkembangan
intelektual dan emosional
2.
Menjelaskan perkembangan bahasa sosial, moral,
dan sikap
3.
Membedakan individu
anak usia sekolah
dasar
4.
Menjelaskan jenis-jenis kebutuhan anak usia sekolah dasar
BAB II PEMBAHASAN
Kegiatan Belajar 1
PERTUMBUHAN FISIK
ATAU JASMANI SERTA PERKEMBANGAN INTELEKTUAL SERTA EMOSIONAL
A.
PERTUMBUHAN JASMANI SELAMA PERTENGAHAN MASA KANAK- KANAK
1.
Tingkat Pertumbuhan
Menurut Tanner, (1973:35) anak berusia
7 tahun tidak banyak berubah sampai berusia
9 tahun, hal ini dalam keadaan normal. Menurut penelitian yang dilakukan
di berbagai tempat di dunia
terdapat rentangan sebesar 9 inci atau 22,5 cm di antara anak-anak dalam ukuran pendek misalnya di Asia Tenggara, Oceania
dan Amerika selatan sedangkan anak-anak dari
Eropa Utara dan Tengah, Australia Timur dan Amerika Serikat
pertumbuhanya lebih tinggi (Meredith,1969).
2.
Nutrisi dan Pertumbuhan
Pada usia pertengahan biasanya anak
–anak mempunyai nafsu makan yang bagus. Kekurangan
nutrisi bisa mengakibatkan pertumbuhan yang lambat karena nutrisi tersebut hanya untuk mempertahankan hidup dan
energi sedangkan protein untuk lebih meningkatkan pertumbuhan. Nutrisi juga mempunyai implikasi sosial anak tidak
dapat bermain atau tetap tinggal diam
karena tidak mendapat makanan yang cukup. Anak – anak yang cukup akan bersifat
gembira dan lebih bersifat sosial dengan teman bermainya (D.E.Barrety, Radke Yarrow dan
Klein,1982). Penelitian menemukan bahwa bayi yang kekurangan nutrisi mereka tidak punya energi untuk merespon
perhatian ibunya sebaliknya anak kecil (infant) menjadi kurang responsif dan kurang mengembangkan kemampuan antar
pribadi, (B.M.Lester,1979). Demikian pula apabila ibu kekurangan nutrisi,kejadian tersebut makin buruk (Rosetti,Ferrira,1978).
3.
Kesehatan dan Kebugaran Anak
Perkembangan vaksin untuk berbagai
penyakit kanak-kanak telah membuat kanak- kanak
usia pertengahan selamat dalam hidupnya. Pemberian vaksinasi sangat baik bagi
anak- anak usia ini daripada
anak-anak yang lebih rendah usianya. Hal ini terbukti dengan adanya imunisasi di sekolah. Hal ini juga
merupakan suatu alasan mengapa tingkat kematian anak- anak usia sekolah tersebut paling rendah sepanjang
tahun.
B.
BEBERAPA
ASPEK KESEHATAN DAN KEBUGARAN MASA
KANAK- KANAK
1. Obesity
Obesitas kegemukan pada anak-anak
merupakan isu utama di Amerika Serikat sejak
tahun 1970 –an, terutama anak-anak usia 6-11 tahun. Apa penyebab
kegemukan tersebut? Kelebihan berat
badan sering kali disebabkan karena kurangnya olahraga dan terlalu banyak makan. Anak yang gemuk biasanya tidak
tumbuh menjadi gemuk mulanya namun menjadi gemuk
setelah dewasa (Kolata, 1986). Orang dewasa yang gemuk menghadapi resiko dan masalah
kesehatan misalnya tekanan
darah tinggi, diabetes, jantung.
2.
Kondisi Medis pada Masa Kanak-Kanak
Pada umumnya anak sering mendapat
sakit, namun penyakit tersebut berlangsung singkat.
Terdapat 80% anak sering dirawat karena luka selain juga terdapat penyakit
seperti sakit tenggorokan, radang tenggorokan, infeksi telinga dan gangguan emosional
yang seringkali bertambah pada saat anak mendekati
masa puber (Starfield, et all, 1984).
3.
Penglihatan
Anak dibawah usia 6 tahun cenderung
memiliki penglihatan jarak jauh, sebab mata mereka belum matang (matured) dan dibentuk berbeda
dari orang dewasa.
Sekalipun demikian penglihatan anak dari kalangan
kurang mampu tidak dapat berkembang
secara normal.
4.
Kesehatan Gigi
Pada usia 6 tahun anak mengalami
tanggal giginya yang pertama kali selanjutnya
diganti dengan gigi yang tetap setiap tahunnya
sebanyak empat gigi untuk tahun kelima
berikutnya. Lebih kurang dari setengah anak usia 5-17 tahun anak di AS tidak memiliki
gigi rusak (U.S Department of Health anad human Services USDHHS,1981-1988).
5. Kebugaran Anak
Pada dewasa ini latihan fisik bagi
anak-anak sangat baik jika dibandingkan dengan
tahun 1960 an. Jantung dan paru-parunya kurang baik dibandingkan dengan
anak yang suka berolah raga daripada
anak usia pertengahan tahun. Hal ini disebabkan mereka kurang aktif berolah
raga.
C. PERKEMBANGAN INTELEKTUALDAN EMOSIONAL
1.
Perkembangan Intelektual
a.
Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, anak usia 5-7 tahun memasuki tahap operasi kongkret
(concret operations)anak dapat
berpikir secara logis terhadap tiap sesuatu.Tahap ini mereka berusia kira-kira
11 tahun.
b.
Berpikr Operasional
Menurut Piaget pada tahap ketiga
anak-anak mampu berpikir operasional: Mereka
dapat menggunakan berbagai
simbol, melakukan berbagai
bentuk operasional yaitu kemampuan aktifitas mental sebagai kebalikan dari aktifitas jasmani
yang sebagai dasar untuk memulai
berpikir dalam aktifitasnya. Anak dalam tahap Pra operasional kongkrit lebih bersifat
kritis dan logis.akan tetapi anak usia sekolah lebih dapat berpikir
secara logis daripada
mereka masih muda cara berpikir mereka masih terikat pada hal-hal yang sedang dihadapi saja.
c.
Konservasi
Konservasi adalah kemampuan untuk
mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang
sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah
atau dikurangi. (Stay) Anak-anak
mengembangkan perbedaan berbagai tipe (bentuk) konservasi dalam waktu yang berbeda. Pada usia 6 atau
7 tahun mereka dapat mengkonservasi substansi.
Pada usia 9 atau 10 mampu mengkonversi berat pada usia 11 atau 12 mampu mengkonversi
volum, akan tetapi anak –anak belum
mampu mentransfer apa yang telah
mereka pelajari yaitu
mengkonversi satu bentuk
kepada bentuk lain yang berbeda.
d.
Bagaimana Konservasi dikembangkan.
Pada umumnya anak-anak bergerak dengan
melalui tiga tahapan dalam menguasai konversi sebagaimana dikemukakan diatas.
Pada tahap pertama, anak-anak pra operasional
gagal mengkonservasi mereka memusatkan perhatian pada satu aspek dalam
situasi tertentu. Pada tahap kedua
merupakan transisional. Anak –anak kembali padakondisi bahwa kadang- kadang melakukan konservasi terkadang
tidak. Piaget menekankan bahwa perkembangan kemampuan anak-anak untuk mengkonservasi
akan lebih baik jika nalar telah cukup matang.
2.
Perkembangan Emosional
a. Gangguan emosional
pada kanak-kanak. Beberapa gangguan
emosional pada anak antara lain sebagai penyebab
ketakutan pada kanak-anak untuk melakukan sesuatu.Gangguan-gangguan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
b. Beberapa
Tipe Masalah Emosional. Kebrutalan atau kebringasan
nampak pada prilaku anak merupakan
perbuatan yang sering kali memerlukan bantuan orang lain misalnya: berkelahi, berbohong, mencuri, merusak hak milik dan
bentuk lain yang berbeda. Bentuk
bentuk tindakan tadi merupakan yang
keluar dari emosional yang terganggu.
Sekalipun demikian anak-anak seringkali mengemukakan alasan untuk bisa dipercayai orang lain guna menutupi
kebohonganya untuk menghindari dari hukuman karena dari perbuatanya, akan tetapi ketika berusia 6-7 tahun mereka
seringkali membuat cerita bohong mereka sadar dan tidak merasa aman
perasaanya. Oleh karena
itu mereka sering
membuat cerita yang muluk-muluk dan berbuat bohong
untuk menyenangkan orang
tuanya (Chapman,1974).
c. Gangguan Kecemasan. Gangguan
kecemasan tersebut merupakan
keinginan terpisah dan
ketakutan (phobia sekolah). Anak yang menderita gangguan kecemasan seringkali tidak mau berteman dengan kata lain mereka sering menyendiri.
d. Takut Sekolah. Suatu Ketakutan yang tidak realistik apabila seorang anak tidak mau masuk sekolah,
takut terhadap guru yang galak atau mendapat
tugas yang berat di
sekolah. Ketakutan anak ini wajar, hal ini bukan
dikarenakan anak melainkan karena kondisi lingkungan yang kurang kondusif.
e. Kematangan Sekolah. Merupakan
suatu kondisi di mana anak telah memiliki
kesiapan cukup memadai untuk sekolah baik dari segi fisik maupun mental.
Secara psikis pada usia ini anak
sudah cukup mampu untuk buang air kecil sendiri. Sudah bisa membedakan lawan jenis dan sudah mampu membedakan yang
salah dan yang benar.
f. Depresi
pada masa kanak-kanak. Anak-anak mulai sadar akan
popularitas sering kali mengatakan “tidak ada ada orang seperti
saya” pada masa ini anak rentan terkena
gangguan atau depresi.
Gejala depresi antara
lain terjadi karena gangguan konsentrasi, kurang tidur, selera makan kurang, mulai berbuat kejelekan
disekolah, tidak merasa bahagia,
selalu mengeluh pada penyakit jasmani yang dideritanya, selalu merasa bersalah. Takut sekolah atau seringkali
ingin bunuh diri. (Malmquist, 1998, Ponski, 1982).
g. Perawatan
Problem Emosional. Perawatan ini bisa melalui beberapa cara: Pertama secara individual, yaitu dengan melihat
anak satu persatu, membantu agar anak dapat
mengenal dirinya atau kepribadianya dan hubungan dengan orang lain.
h. Stres. Stres adalah perasaan
tertekan dan meningkatnya emosi yang tidak
menyenangkan, seperti cemas,
takut, sedih dan marah. Stres dapat disebabkan suasana keluarga yang
seringkali diwarnai oleh konflik orang tua (bapak ibu) atau orang tua yang seringkali
menuntut anak untuk berprestasi.
Kegiatan Belajar 2
PERKEMBANGAN
BAHASA, SOSIAL, MORAL DAN SIKAP
A.
PERKEMBANGAN BAHASA
Periode linguistik terbagi menjadi tiga fase
besar, yaitu:
1.
Fase kata atau Holofrase
2.
Fase lebih dari satu kata
3.
Fase ketiga atau diferensiasi. Jenis-jenis Bahasa:
a)
Bahasa tubuh
b)
Bicara
c)
Potensi anak bicara didukung
oleh beberapa hal:
1)
Kematangan alat bicara
2)
Kesiapan bicara
3)
Adanya model yang baik yang di contoh oleh anak
4)
Kesempatan berlatih
5)
Motivasi untuk belajar dan berlatih
6)
Bimbingan
d)
Ganggguan dalam perkembangan
bicara.
1)
Anak cengeng
2)
Anak sulit mengerti isi pembicaraan orang
lain
B. PERKEMBANGAN SOSIAL, MORAL,
DAN SIKAP
1. Perkembangan Sosial
Berkaitan dengan perkembabgan sosal, peran orang tua sangat penting terutama
mengembangkan ketrampilan bergau pada anak oleh karena
itu peran orang tua sangat
penting agar dapat memberi penguatan
melalui pemberian ganjaran
pada anak pada saat anak berprilaku positif.
Sebaliknya orang tua juga berkewajiban memberikan hukuman apabila
anak melakukan kesalahan.
a)
Ganjaran atau hadiah,
fungsinya:
1)
Memiliki nilai pendidikan
2)
Memberikan motivasi bagi anak
3)
Memperkuat perilaku
b)
Hukuman, fungsinya:
a)
Fungsi Restriktif, diharapkan anak tidak mengulangi lagi perbuatan serupa.
b)
Hukuman sebagai
fungsi pendidikan. Orang tua harus bisa menjelaskan kepada anak bahwa
perbuatan mana yang boleh
atau tidak boleh dilakukan oleh
anak.
c)
Hukuman sebagai
penguat motivasi. Hukuman
yang diberikan kepada anak harus
bisa berfungsi memperkuat motifasi anak terutama terhadap prilaku negatif
anak.
Syarat-syarat Hukuman:
a)
Sebaiknya Hukuman
segera diberikan kepada
anak yang patut mendapat hukuman.
b)
Diberikan secara
konsisten.
c)
Harus bersifat Konstruktif.
d)
Bersifat Impersonal tidak langsung menunjuk
anak.
e)
Harus disertai Alasan.
f)
Bisa sebagai alat untuk mengembangkan hati nurani anak.
g)
Harus dilakukan pada saat yang tepat jangan
sampai merasa malu terhadap teman
kelompoknya.
2.
Perkembangan Moral dan Sikap
a)
Imitasi (Imitation)
b)
Internalisasi
c)
Introvert dan Ekstrovert
d)
Kemandirian
e)
Ketergantungan
f)
Bakat
Menurut Ilmu Pengetahuan terdapat
2 jenis bakat yang dapat dikembangkan yaitu:
1)
Bakat yang berkaitan dengan
kemahiran atau kemampuan
mengenai suatu bidang
pekerjaan khusus.
2) Bakat yang diperlakukan untuk berhasil dalam
tipe pendidikan (scholastic
uptitude).
Terdapat tiga faktor utama
yang dapat mempengaruhi tampilnya bakat anak yaitu:
1)
Faktor Motivasi
2)
Faktor Nilai
3)
Konsep Diri
Anak yang mempunyai konsep
diri yang posttif
selalu berusaha berinteraksi secara timbal balik
dengan sukses merupakan
aktualisasi dari bakatnya.
Kegiatan Belajar 3
PERBEDAAN INDIVIDU ANAK USIA
SEKOLAH DASAR
A.
Perbedaan Pada Perkembangan Fisik
Rata–rata perkembangan berbeda
antar ras atau bangsa diberbagai negara. Selain perkembangan juga karena anak tersebut sudah
memasuki tahap perkembangan fisik tertentu.
Tabel 1.1
Perkembangan motorik pada anak laki-laki dan perempuan usia SD
Usia |
Perilaku yang terpilih |
1 |
Dalam gerakan anak perempuan lebih
superior dan teliti,
sedangkan pada anak
laki- laki lebih superior
dalam kekuatan, dan beberapa tindakannya kurang kompleks. Ada kemungkinan saling menyiap.
Anak-anak dapat melempar dengan pergeseran
berat yang tepat dan
langkah yang tetap. |
2 |
Keseimbangan dengan berdiri satu kaki tanpa
memperhatikan kemungkinannya. Anak-anak dapat berjalan melangkah lebar dengan seimbang. Anak-anak dapat melompat secara teliti
dalam segi tempat
yang sempit. Anak-anak mampu melakukan lompatan dengan tepat. |
3 |
Memiliki
kekuatan menggenggam secara ajeg dengan tekanan 6 kg. Pada usia tersebut anak laki-laki dan perempuan suka bergabung dalam
permainan kelompok. Anak-anak juga melakukan gerakan berirama dengan pola
2-2, 2-3 atau
3-3. Anak- anak
perempuan dapat melempar bola sejauh 12 meter, sedangkan anak laki-laki dapat lebih
jauh, yaitu 21 meter. |
4 |
Anak perempuan
dapat melompat setinggi 21 centimeter, sedangkan anak laki laki dapat sampai 10 inci. Anak laki-laki
dapat lari sejauh 49,5 meter perdetik, anak
perempuan kurang dari 37,5
meter per detik. |
5 |
Anak laki-laki dapat melompat setinggi 150 cm, sedangkan anak perempuan melompat setinggi 135 cm. |
B.
Perbedaan Perkembangan Intelektual
Pada tahap operasi
kongkret menurut Piaget anak dapat berpikir logis tentang sesuatu,walau demikian tahap pada anak terdapat
perbedaan antarsatu dengan yang lainya.
C.
Perbedaan Pada Perkembangan Moral
1.
Piaget dan Tahapan
Moral
Ø Tahap Pertama, hambatan moralitas yang
disebut (heteronomous morality) Ø Tahap
Kedua,Moralitas kerjasama yang disebut (Autonomous morality)
Tabel 1.2
Perbedaan Perkembangan Moral
pada Anak
Tahapan |
Perkiraan Usia |
Perkembangan |
0 |
4-6 tahun |
Anak berpendapat bahwa pandangan dia hanya satu satunya kemungkinan |
1 |
6-8 tahun |
Anak sadar bahwa orang lain mengintegrasikan suatu situasi dengan cara yang berbeda
dengan interpretasi mereka
sendiri |
2 |
8-10 tahun |
Anak mempunyai kepedulian yang bertolak belakang menyadari
bahwa orang lain mempunyai pandangan yang berbeda
dan orang lain peduli bahwa
dia memiliki pandangan tertentu. Anak mengerti bahwa membiarkan orang lain tahu bahwa
permohonannya tidak akan
dilupakan |
3 |
10-12 tahun |
Anak dapat
membayangkan bahwa perspektif orang ketiga perlu
diperhitungkan |
4 |
Remaja |
Orang-orang sadar
bahwa komunikasi dan pengambilan peranan
tidak selalu dapat
menyelesaikan masalah untuk
mengatasi nilai-nilai
lawannya |
2.
Kohlberg dan alasan moral
Kohlberg melukiskan tiga tingkata alasan moral
sbb:
Ø Tingkat 1, Pra conventional morality (anak
usia 4-10 tahun) Ø Tingkat
2, Conventionalmorality (anak berusia 10-13 tahun)
Ø Tingkat 3, Post Conventional morality (anak usia
13 tahun atau lebih)
D. Perbedaan Kemampuan
Setiap anak usia SD mempunyai kemampuan
berbeda-beda.Kemampuan ini bisa berupa kemampuan
komunikasi, atau kemampuankognitif.Kemampuan bersosialisasi pada anakpun berbeda-beda Kemampuan bersosialisasi pada anak bisa dipengaruhi
oleh lingkungan teman sebayanya.
Kegiatan Belajar
4
JENIS-JENIS KEBUTUHAN ANAK USIA SEKOLAH DASAR
A.
JASMANIAH
Anak usia SD memasuki tahapan
perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan moral dan sosial yang
memperhatikan pemuasan keinginan
dan kebutuhan sendiri
tanpa memperhatikan atau mempertimbangkan kepentingan orang lain. Sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan
melalui disiplin. Harlock
(1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna
bagi anak untuk tahap berikut:
1)
Memberi rasa aman pada anak, dengan
memberitahukan kepada mereka
secara tegas apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan
2)
Berusaha belajar
bersikap sesuai dengan
cara yang mendatangkan pujian
3)
Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya
4)
Membantu anak mengembangkan hati nuraninya
B.
KASIH SAYANG
Pada tahap perkembangan sosial anak
usia SD terutama yang duduk di kelas tinggi SD, sudah ingin memiliki
teman-teman tetap. Perkembangan tersebut juga sejalan
dengan kebutuhan untuk
disayangi dan menyayangi teman .juga ada perhatian kasih sayang terhadap suatu benda.
C.
MEMILIKI
Pada
masa usia di kelas rendah
SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya sebagai pusat perhatian. Akan tetapi mereka suka
memuji diri sendiri dan membanding-bandingkan
dirinya dengan teman.Sehingga
kebutuhan yang dimiliki masih dominan.
D.
AKTUALISASI DIRI
Kebutuhan ini muncul di kelas tinggi
SD. Salah satu kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan berprestasi atau need
for achievment . DeCecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan
guru untuk memberikan dan
meningkatkan motivasi siswa, yaitu:
1)
Membangkitkan semangat
siswa, dalam kegiatan
pembelajaran guru harus selalu peka terhadap perubahan kebutuhan siswa.
2)
Memberikan harapan
yang realistis, guru harus bisa memodifikasi atau mengubah harapan-harapan yang tidak realistis
dibebankan oleh siswa.
3)
Memberikan insentif,
bila siswa banyak melakukan keberhasilan guru harus memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah,
atau kata-kata yang manis.
4)
Memberikan pengarahan, guru harus mengatakan secara tegas kepada siswa apabila
siswa melakukan kekeliruan tersebut dan menunjukkan
bagaimana siswa bertindak.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan intelektual anak sangat
tergantung pada berbagai faktor utama, antara lain kesehatan, gizi,
kebugaran jasmani, pergaulan, dan pembinaan orang tua. Akibat
terganggunya perkembangan
intelektual tersebut anak kurang dapat berpikir operasional, tidak memiliki kemampuan mental dan kurang aktif dalam
pergaulan maupun dalam berkomunikasi dengan teman-temannya.
Perbedaan perkembangan moral individu
banyak tergantung dari lingkungan dan bukan bawaan
lahir. Kemampuan setiap anak sekolah dasar berbeda-beda. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor intelektual
dan lingkungan serta organ berbicara seseorang. Kemampuan bersosialisasi sangat dipengaruhi lingkungan, baik
keluarga, teman sebaya dan kemajuan teknologi.
Istilah
“kebutuhan”, “dorongan”, atau "motif" pada kehidupan sehari-hari sering digunakan
secara bergantian. Namun demikian, secara konsep ada perbedaan di antaranya. Kebutuhan lebih mengacu pada keadaan di
mana seseorang terdorong melakukan sesuatu karena adanya kekurangan pada jaringan-jaringan di dalam dirinya
yang lebih bersifat
fisiologis. Sedangkan dorongan atau motif merupakan kebutuhan tingkat
tinggi yang bersifat psikologis.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan maka penulis dapat menyarankan bahwa guru sebaiknya:
1.
Mengetahui pertumbuhan fisik dan jasmani
serta perkembangan intelektual siswanya.
2.
Mengetahui perbedaan
individu usia anak Sekolah Dasar
3.
Mengetahui jenis-jenis kebutuhan anak usia Sekolah Dasar
0 comments:
Post a Comment