Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual
BAB
1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa
dewasa merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek
gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangankemampuan
dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Usia di atas 20 tahun
dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi lagi menjadi
kelompokdewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) dan dewasa (40 tahun sampai 65
tahun ke atas).Tiap rentang usia memiliki karakteristik sendiri, tetapi
karakteristik tersebut tidaksedinamis dan beragam seperti karakteristik
perkembangan pada rentang-rentang usiasebelumnya. Hampir seluruh aspek
kepribadian mencapai puncak kematangannya pada akhirmasa adolesen, atau awal
masa dewasa muda. Pada usia dewasa, terutama dewasa muda perkembangan
masih berlngsung,
pada usia dewasa ada aspek-aspek lainnya berjalan lambatatau
berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya
kemunduran-kemunduran.Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan
secara berangsur menurun.Aspek-aspek psikis
(intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang, walaupuntidak
dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan
dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa muda
(sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun
secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukupdrastis pada
akhir usia dewasa.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa pertumbuhan
fisik dan perkembangan intelektual?
2.
Apa faktor yang
mempengaruhi perkembangan masa dewasa?
3.
Bagaimana
perbedaan individual masa dewasa?
4.
Apa saja
kebutuhan-kebutuhan masa dewasa?
BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 4
KEGIATAN
BELAJAR 1
Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual
A.
Pertumbuhan
Fisik
Perkembangan fisik telah lengkap dan mencapai puncaknya pada masa
adolesen. Pada masa dewasa muda tinggi badan orang maksimal naik sekitar 2-3 cm
kecuali dengan latihan-latihan yang luar biasa, tinggi bada orang dewasa bisa
naik sedikit lebih tinggi lagi. Perkembangan berat badan berjalan terus dan
tidak bisa beraturan sesuai dengan kebiasaan hidup, terutama kebiasaan makan,
mengonsumsi makanan, latihan fisik serta pola-pola kebiasaan hidup lainnya.
Pertambahan berat badan terjadi pada orang dewasa karena faktor bawaan.
Memang usia dewasa muda merupakan usia yang secara fisik sangat
sehat, kuat dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Tetapi kekuatan dan
kesehatan badan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan
hidup, kebiasaan makan serta pemeliharaan kesehatan. Kondisi ekonomi yang baik,
yang memungkinkan penyediaan makanan yang sehat dan bergizi, kebiasaan makan
teratur, serta makan tidak berlebihan, merupakan dasar bagi terpeliharanya
kesehatan. Kemampuan ekonomi yang rendah, makanan yang tidak sehat dan kurang
bergizi, kebiasaan makan yang tidak teratur, makan berlebihan, merokok,
minum-minuman keras, narkoba dapat menurunkan kondisi kesehatan, menimbulkan
berbagai bentuk penyakit, dan bahkan apabila dilakukan secara berlebihan dapat
mengancam kehidupan. Masa dewasa muda juga merupakan masa untuk berumah tangga
dan melahirkan keturunan. Fungsi-fungsi pengembangan keturunan yang sudah
matang pada masa akhir remaja, direalisasikan pada masa dewasa muda. Masa ini
merupakan masa yang cukup baik untuk pemninaan rumah tangga, melahirkan dan
membina keturunan.
B.
Perkembangan
Intelektual
Beberapa ahli psikologi dan
pengukuran menyatakan bahwa pada masa deawasa muda tidak ada peningkatan IQ
yang berarti. Paling tinggi pada masa ini IQ meningkatkan 5 point. Walaupun
demikian, kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus
berkembang, lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman
kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang
dikuasai. Perkembangan intelektual ini berkaitan erat dengan kesempatan dan
kegiatan belajar yang diikuti pada masa dewasa ini: masa awal dwasa muda
merupakan masa studi di perguruan tinggi, pada jenjang Diploma, S1, S2 malahan
S3. Berkenaan dengan kemampuan intelektual, Cattel dan Horn membedakan dua
macam kecerdasan yaitu fluid intelligence dan cristallized
intelligence. fluid intelligence meliputi proses memahami hubungan,
pembentukan konsep-konsep, nalar dan abstraksi, yang tidak banyak mendapatkan
pengaruh dari pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan cristallized intelligence
berkaitan dengan penguasaan kecakapan-kecakapan khusus yang telah
dipelajari. cristallized intelligence tergantung pada latar belakang
budaya dan pendidikan.
Sementara intu, Schaine mengemukakan
bahwa perkembangan kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin saya
ketahui” (what I need to know) yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir
pada masa anak dan remaja, menjadi “bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa
yang saya ketahui” (how should I use what I know) yang merupakan keterampilan
berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi “mengapa saya perlu
tahu” (why should I know) yang merupakan pencairan tujuan dan makna yang
berpuncak pada dikuasainya “kebijaksanaan” (wishdom) pada usia tua. Proses
transisi ini oleh Schaine dibagi atas lima tahap berikut:
1.
Tahap
pemerolehan (Aquisitive), berlangsung pada masa anak dan remaja. Pada tahap ini
anak-anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan keterampilan. Sebatas
menguasai tetapi pengetahuan dan keterampilan tersebut belum diguanakan untuk
kepentingan kehidupannya dalam masyarakat.
2.
Tahap
penguasaan (Achieving) berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an. Pada usia
individu, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk
mencapai keunggulan dan kemandirian. Mereka mengerjakan tugas-tugas dengan baik
untuk kemajuan karier dan kehidupannya.
3.
Tahap
tanggung jawab (Responsible) berlangsung pada usia akhir 30-an sampai akhir
60-an. Pada tahap ini individu mengguanakan pengetahuan dan pemikirannya untuk
memecahkan masalah-masalah kehidupan dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan
pekerjaaan.
4.
Tahap
eksekutif (Executive) brlangsung pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an.
Pada tahap ini individu mempunyai tanggung jawab lebih luas, bukan hanya dalam
unit-init keluarga, tetapi juga dalam sisrem kemasyarakatan baik bidang
pemerintahan maupun perusahaan.
5.
Tahap
Reintegrasi (Reintegrative) berlangsung pada usia60 tahun ke atas. Pada tahap
ini orang dewasa sudah tidak disibukkan oleh tugas dan tanggung jawab
kemasyarakatn dan pekerjaan. Karean pada tahap ini telah ada penurunan
kemampuan berpikir yang disebabkan oleh pengaruh aspek-aspek biologis, para
lansia lebih selektif memilih kegiatan, perhatian dan pemikiran mereka lebih terarah
kepada mengisi waktu yang masih tersisa.
C.
Perkembangan
Moral
Teori perkembangan moral kognitif
yang banyak dikaji dan dijadikan acuan dalam pendidikan adalah teori dari
Kohlberg. Menurut Kohlberg ada tingkatan perkembangan moral kognitif, yaitu
tahap prakonvensi, konvensi dan pasca konvensi. Seperti halnya perkembangan
aspek-aspek fisik dan intelektual, tahapan perkembangan aspek moral telah
dicapai pada usia adolesen. Tahapan tertinggi perkembangan moral kognitif
menutut Kohlberg, yaitu pertimbangan nilai atas dasar hukum dan peraturan tidak
tertulis dan atas dasar kata hati (keduanya termasuk tingkat perkembangan Pasca
Konvensi), telah dapat dicapai pada akhir masa adolesen atau awal masa dewasa
muda.
Tentang perkembangan moral pada pria
dan wanita, ada yang menyatakan sama tetapi ada juga yang menyatakan berbeda.
Seperti Sigmund Freud, bapaknya Psikoanalisis yang terkenal itu, berpendapat
bahwa perkembangan moral pada wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria.
Perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh faktor jenis kelamin, tetapi lebih
banyak disebabkan oleh tingkat pendidikan dan profesi.
Berikut ini tahap-tahap perkembangan
moral pada wanita dewasa menurut Filligan (1982):
Tahap 1: Orientasi
terhadap keberadaan diri (Orientation of individual survival).
Pada periode ini para wanita lebih mengonsentrasikan hidupnya kepda
keberadaan dan kepentingan dirinya, kepada apa yang baik dan berguna bagi
dirinya.
Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan dari
mementingkan diri kepada tanggung jawab. Para wanita mulai menyadari hubungan
dirinya dengan yang lain-lain dan mulai berpikir tentang bagaimana tanggung
jawab terhadap kepentingan yang lain.
Tahap 2: kebaikan sebagai pengorbanan diri (goodness as self
sacrifice).
Pada tahap ini mereka mulai menyadari tentang tanggung jawabnya
terhadap orang lain, serta mulai melaksanakan tanggung jawabnya dengan
memberikan pengorbanan.
Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan dari
kebaikan kepada kebenaran. Wanita dewasa mulai menilai keputusannya bukan
didasrkan atas bagaimana reaksi orang lain kepadanya, tetapi pada tujuan dan
hasil dari perbuatannya.
Tahap 3: moralitas tidak berbuat kekerasan (The morality of non
violence).
Pada tahap ini terjadi perubahan atau perkembangan keasadaran dari tidak
mau menyakiti orang lain dan menyakiti dirinya, kepada prinsip persamaan,
antara dirinya dengan orang lain.
Dalam studi lebih
lanjut Giiligan bekerja sama dengan Attanucci (1988), menyimpulkan bahwa baik
pria maupun wanita sama, keduanya memiliki nilai kepedulian tentang “perhatian”
(care) dan “keadilan” (justice), tetapi antara keduanya ada perbedaan dalam
penerapannya. Pria lebih banyak berpikir dan memiliki kepedulian terhadap
masalah-masalah keadilan, sedang wanita lebih peduli terhadap pemberian
perhatian, perawatan, dan pemeliharaan kepada orang atau kelompok khusus.
KEGIATAN BELAJAR 2
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa
Secara implisit
dalam penjelasan terdahulu telah dikatakan bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi perkembangan orang dewasa. Pendapat para ahli tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dilandasi oleh aliran
yang diyakininya. Adapun aliran-aliran yang mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu:
1.
Aliran Nativisme/Pesimistis
( Schopenhauer, filosof Jerman) :
-
Perkembangan individu ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir
-
Perkembangan orang dewasa
semata-mata dipengaruhi oleh
hereditas(pembawaan)
2.
Aliran
Empirisme ( John Locke) :
-
Perkembangan orang dewasa
semata-mata dipengaruhi oleh
faktorlingkungan
-
doktrin “Tabula rasa” (bhs. Latin : batu tulis kosong/lembaran kosong)
-
Menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan
-
Bakat dan pembawaan sejak lahir tidak ada pengaruhnya
3.
Aliran
Konvergensi ( W. Stern) :
-
Perkembangan orang
dewasa dipengaruhi oleh
faktor keturunan dan lingkungan.
-
bakat dan pembawaan tidak akan berkembang dengan optimal apabila
tidak
didukung lingkungan yang sesuai
Adapun
Faktor-faktor dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah
perkembangannya:
1.
kekuatan fisik
2.
kemampuan
motoric
3.
kemampuan
mental
4.
motivasi untuk
berkembang
5.
model peran
A.
Kekuatan Fisik
Mencapai
puncak pada pertengahan usia 20an tahun.Untuk memelihara kekuatan fisik:
1.
sarapan pagi
2.
kemakan secara teratur
3.
makan secukupnya untuk memelihara BB normal
4.
tidak merokok5. tidak minum minuman beralkohol
6.
olahraga secukupnya
7.
tidur teratur 7-8 jam setiap malam
Kekuatan
fisik prima memungkinkan orang dewasa untuk optimal bekerja,berkeluarga,
memperoleh keturunan, dan memgelola kehidupan keluarganya.
B.
Kemampuan
Motorik
Kemampuan motoric orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara
usia 20 dan 30. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun
dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun. Kemampuan motorik
ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang kuat dan
kesehatan yang baik. Dengan bekal kemampuan motorik yang sangat baik, orang
dewasa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup
tugas-tugas perkembangannya. Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motoric yang
baik dengan cepat menguasai keterampilan-keterampilan dalam berolahraga dan
berkarya. Hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik di
lingkungan masyarakat maupun di lingkungan pekerjaan.
C.
Kemampuan
Mental
Kemampuan mental yang dipekrlukan untuk menyesuaikan diri pada
situasi-situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah
dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental yang
dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri
terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik.
D.
Motivasi Untuk
Berkembang
Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hokum, mereka
berkeinginan kuat untuk diaggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh
kelompok social mereka. Individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih
pasangan hidup, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh
anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara,
dan mencari kelompok social yang menyenangkan. Sebaliknya, individu yang tidak
memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa individu tersebut
cenderung mengabaikan tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang harus
dikuasainya.
E.
Model Peran
Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya
mempunyai model peran untuk diteladani. Sebaliknya, orang dewasa yang masih
berinteraksi dengan remaja dan mengikuti garis-garis perilaku remaja akan tetap
berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku orang dewasa.
Kegiatab
Belajar 3
PERBEDAAN
INDIVIDU ORANG DEWASA
Perbedaan individual orang dewasa disebabkan karena perbeaan
lingkungan dan atau pembawaan. Jelasnya, bahwa perbedaan antara orang dewasa
yang satu dengan orang dewasa lainnya merupakan kombinasi antara perbedaan
lingkungan dan pembawaan.
Berikut ini ijelaskan unsur-unsur perbedaan individual orang dewasa
yang disebabkan oleh pembawaan dan lingkungan di antaranya adalah perbeaan
minat, kecerasan, dan kepribadian.
A.
PERBEDAAN
DALAM MINAT
Ragam minat orang dewasa sangat banyak ddilihat dari jumlahnya.
Berdasarkan penelitian ahli, minat-minat yang sangat beragam jumlahnya itu
dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu minat pribadi, minat rekreasional, dan
minat sosial.
1.
Minat
Pribadi
Minat pribadi yang kuat pada masa remaja masih terbawa sampai pada
masa dewasa. Minat pribadi yang kuat dapat mentebabkan seseorang bersifat
egosentris. Namu dengan bertambahnya tugas an tanggung jawab di tempat kerja,
di rumah, atau pada masa orang tua, minat egosentris biasanya sedikit demi
sedikit berkurang dan minat sosial mereka berkembang.
a. Penampilan
Dalam interaksi
sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan
dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi
pemiliknya.
b. Pakaian dan perhiasan
Peranan pakaian
bagi masing-masing orang dewasa berbea-bea, bergantung pada keadaan fisik,
status perkawinan, lingkungan kerja, lingkungan sosial dan sebagainya. Ada tiga
peranan pakaian yang sangat kuat mendorong dan menentukan pakaian jenis apa
yang iminati oleh orang dewasa. Peranan pakaian dan perhiasan menurut para ahli
psikologis adalah sebagai alat kompensasi, alat identifikasi an alat regresi.
c. Uang
Orang dewasa
sangat tertarik pada uang karena uang dapat memenuhi kebutuhannya. Berbagai
masalah yang ditimbulkan uang berasal dari kurangnya pengetahuan bagaimana
memanfaatkan uang secara bijaksana atau karena terbawa kebiasaan sewaktu masih
muda.
d.
Agama
Bersembahyang
atau hadir di tempat beribadah, dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan
organisasi agama secara teratur merupakan bahan dari kehidupan orang dewasa.
Banyak faktor yang ikut menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang dewasa.
Faktor-faktor umum tersebut adalah jenis kelamin, kelas sial, lokasi tempat
tinggal, latar belakang keluarga, minat religius teman-teman, pasangan dari
iman yang berbeda, kecemasan akan kematian dan pola kepribadian.
2.
Minat
Rekreasi
Istilah rekreasi diartikan sebagai
kegiatan yang memberikan kesegaran atau mengembalikan kekuatan dan kesegaran
psikologis sesudah lelah bekerja. Salah satu masalah penyesuaian utama ialah
bahwa mereka masih harus belajar bagaimana menggunakan waktu luang secara menyenangkan.
Banyak faktor yang mempengaruhi pola rekreasi orang dewasa, yaitu kesehatan,
waktu, status perkawinan, status sosial ekonomi, jenis kelamin dan penerimaan
sosial.
Orang-orang muda yang sehat dapat
mengikuti bentuk rekreasi yang lebih luas serta fisik yang melelahkan daripada
mereka yang fisiknya lemah. Oeng-orang muda yang belum menikah umumnya tidak
saja memiliki lebih banyak waktu dan uang untuk berekreasi daripada mereka yang
sudah berkeluarga. Orang-orang muda dari golongan menengah mempunyai lebih
banyak waktu untuk rekreasi serta dapat mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi.
Orang-orang dewasa yang populer dan yang mempunyai banyak teman di sekolah atau
di tempat kerja mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengikuti bentuk
rekreasi sosial.
3.
Minat
Sosial
Orang dewasa pada umumnya mempunyai
cita-cita atau arah tujuan hidup bermasyarakat. Orang dewasa yang normal
memiliki minat dan keinginan-keinginan untuk lebih berarti, lebih berdaya guna
bagi lingkungan masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan
aktivitas sosial orang dewasa adalah sebagai berikut
a.
Mobilitas
sosial
b.
Status
sosial ekonomi
c.
Lamanya
tinggal dalam suatu kelompok masyarakat
d.
Kelas
sosial
e.
Lingkungan
f.
Jenis
kelamin
g.
Umur
kematangan seksual
h.
Urutan
kelahiran
i.
Keanggotaan
dari tempat beribadah
B.
KEPRIBADIAN
Kepribadian orang dewasa di sini
mengacu pada kualitas total perilaku orang dewasa yang tampak dalam melakukan
penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Yang dimaksud dengan kata
unik di sini ialah bahwa kualitas perilaku orang dewasa itu bersifat khas
sehingga dapat dibedakan individu orang dewasa yang satu dari yang lainnya.
Keunikannya itu didukung oleh struktur organisasi ciri-ciri jiwa raganya yang
terbentuk secara dinamis.
Ciri-ciri jiwa raga (misalnya kondisi
fisik, penampilan, proporsi hormon, darah dan cairan tubuh lainnya, kognitif,
afektif, dan konatif) tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama
lain sehingga mewujudkan suatu sistem yang kesemuanya itu akan mewarnai dan
menentukan kualitas tindakan atau perilaku orang dewasa yang bersangkutan.
Ciri-ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksi dengan
lingkungannya, antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Karakter
yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam melakukan aturan etika perilaku,
atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, atau konsisten
tidaknya tindakan dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa atau
berbeda-beda.
2.
Temperamen
yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan
yang datang dari lingkungannya.
3.
Sikap,
yang mengacu pada positif atau negatif atau ambivalensinya sambutannya terhadap
objek-objek (orang, benda, peristiwa, norma atau nilai etis, estetis, dan
sebagainya).
4.
Stabilitas
emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung, marah, menangis, atau
putus asa.
5.
Tanggung
jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari
risiko, atas tindakan dan perbuatannya.
6.
Sosiabilitas,
yang mengacu pada keterbukaan atau ketertutupan dirinya serta kemampuannya
berkomunikasi dengan orang lain.
Secara implisit
dari penjelasan terdahulu telah dikatakan bahwa kepribadian itu dipengaruhi
oleh faktor hereditas dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya
antara lain melalui proses belajar. Sebahagian lagi bergantung pada
perkembangan umur individu orang dewasa. yang bersangkutan. Dengan demikian,
maka interelasi serta interdependensi dari tiga faktor tersebut, dapat digambarkan
secara fungsional atau regresional yang formulanya adalah sebagai berikut.
P = perilaku atau
Pribadi.
F = fungsi.
H = hereditas
(pembawaan).
E = environment
(lingkungan, termasuk belajar).
T = time (waktu, tingkat
perkembangan, kematangan).
a = konstanta.
C. KECAKAPAN
Kecakapan orang dewasa yang satu
dengan orang dewasa lainnya berbeda. Orang dewasa yang tampak dapat bertindak
secara cepat (waktunya singkat), tepat (hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan)
dan dengan mudah (tanpa menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti), lazim
dikenal orang yang cakap. Dalam istilah psikologis orang tersebut disebut
sebagai orang yang berperilaku inteligen.
Pengertian perilaku inteligen
berkaitan dengan konsep inteligensi. Intelegensi bukanlah substansi (benda)
atau kekuatan yang terletak dalam bagian tertentu dari tubuh seseorang,
melainkan persifatan kualifikasi perilaku individu yang menunjukkan pernyataan
intelek yang digunakan. Individu orang dewasa memiliki kecakapan tertentu bukan
karena kelahirannya semata-mata, melainkan juga karena perkembangan dan
pengalamannya. Memang individu dianugerahi potensi dasar atau kapasitas untuk
berperilaku inteligen Kecakapan sering juga disebut abilitas, yang dibedakan ke
dalam dua kategori sebagai berikut.
1.
Kecakapan
nyata atau aktual, yang mengacu kepada aspek kecakapan yang segera dapat
didemonstrasikan dan diuji sekarang juga. Kecakapan nyata ini merupakan hasil
usaha atau belajar dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu yang telah
dijalaninya.
2.
Kecakapan
potensial, yang mengacu kepada aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri
yang bersangkutan yang diperolehnya secara herediter (pembawaan kelahirannya),
yang dapat berupa abilitas dasar umum (inteligensi) dan abilitas dasar khusus
(bakat).
Adapun inteligensi dan bakat orang
dewasa itu hanya dapat dideteksi dengan mengidentifikasi indikator-indikatornya
yang dimanifestasikan dalam kualifikasi perilaku orang dewasa tersebut.
Witherington menunjukkan lebih terperinci manifestasi dari indikator-indikator
perilaku inteligen itu sebagai berikut:
1.
Kemudahan
dalam menggunakan bilangan.
2.
Efisien
dalam berbahasa.
3.
Kecepatan
dalam pengamatan.
4.
Kemudahan
dalam mengingat.
5.
Kemudahan
dalam memahami hubungan.
6.
Imajinasi.
Berdasarkan data dan informasi hasil
pengukuran inteligensi, para ahli telah mengadakan pengelompokan orang-orang
sebagai berikut.
1.
Kelompok
superior atau genius yaitu mereka yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan
dengan kemudahan dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya.
2.
Kelompok
normal yaitu mereka yang rata-rata atau pada umumnya dapat bertindak biasa
dalam kecepatan, ketepatan dan kemudahan biasa seperti nampak pada sebagian
besar anggota kelompoknya menurut batasan batasan waktu dan tingkat kesukaran
yang telah ditetapkan.
3.
Kelompok
sub-normal yaitu mereka yang bertindak jauh lebih lambat kecepatannya, dan jauh
lebih banyak ketidaktepatannya dan kesulitannya, dibandingkan dengan anggota
kelompoknya yang lain.
Dalam hal kecakapan dasar khusus,
orang dewasa dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang memiliki kemampuan
dasar khusus dalam bidang:
1.
bilangan
(numerical abilities);
2.
bahasa
(verbal abilities);
3.
tilikan
ruang (spatial abilities);
4.
tilikan hubungan sosial (social abilities);
dan
5.
gerak
motoris (motorical abilities).
Selain faktor lingkungan dan
pembawaan, ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya perbedaan individual
pada orang dewasa yaitu faktor pengalaman. Pengalaman di sini maksudnya adalah
penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh dari lingkungan tersebut. Lebih
lanjut Rogers mengemukakan bahwa konsep ini dalam proses perkembangan orang
dewasa terus berlangsung dalam organisme orang dewasa. Semakin lama semakin
disadari oleh individu orang dewasa, menjadi sebuah pengalaman.
Dalam proses pembentukan pengalaman
yang dimiliki orang dewasa, sesungguhnya orang dewasa menilai diri dan
lingkungannya, bahkan membandingkan dirinya dengan lingkungannya. Orang dewasa
mempunyai pengalaman diri yang berbeda, yang berakar pada pengalaman masa
sebelumnya. Tidak ada dua orang dewasa yang sama pengalaman dirinya meskipun
orang dewasa tersebut memiliki kesamaan dalam hal faktor pembawaan dan
lingkungannya. Jadi, adanya perbedaan individual pada orang dewasa yang
memiliki kesamaan pembawaan dan lingkungan disebabkan oleh faktor pengalaman
dirinya.
Berkenaan dengan penerimaan orang
dewasa terhadap pengaruh lingkungan, Freud mengemukakan bahwa reaksi orang
dewasa berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh berbedanya
kekuatan daya pendorong The Id dan daya kendali dari Super Ego, serta sejauh
mana besarnya dorongan-dorongan kompleks terdesak. Lebih lanjut, Freud
menyatakan bahwa pemunculan dorongan-dorongan yang tadinya ditekan di bawah
sadar itu tidak selalu dalam tingkah laku seksual, melainkan dapat dalam bentuk
lain seperti misalnya cepat marah, suka memberontak, suka mengkritik, dan
sebagainya. Atau dapat pula bentuk tingkah laku yang netral seperti suka
pesiar, aktif dalam olah raga, berpakaian bagus, dan sebagainya. Pendek kata
semua kegiatan atau tingkah laku individu, diarahkan untuk mendapatkan rasa
puas dari kenikmatan. Bereaksi atau tidaknya serta cepat atau lambatnya orang
dewasa bereaksi terhadap sesuatu perangsang bergantung pada penilaian subjektif
orang dewasa, sejauh mana satu perangsang itu dapat memenuhi dorongan-dorongan
akan rasa nikmat.
Menurut Alferd Adler perbedaan
individual orang dewasa yang satu dengan orang dewasa lainnya dalam bereaksi
bergantung pada perbedaan cita-cita dan hasrat. Adapun kecepatan merespons
orang dewasa terhadap perangsang bergantung pada kesesuaian antara perangsang
dengan cita-cita dan hasrat. Jadi jelas dalam hal ini bahwa orang dewasa adalah
perespon subjektif dan bukan perespons objektif terhadap perangsang.
Sementara itu, menurut Kunkel adanya
perbedaan individual orang dewasa yang satu dengan orang dewasa lainnya
ditentukan oleh kadar rasa harga diri. Rasa harga diri ini juga menyebabkan
adanya perbedaan dengan hubungan sosial atau bertingkah laku orang dewasa.
Salah satu konsep Kunkel yang pokok adalah bahwa orang dewasa mempunyai tujuan
hidup tertentu. Tujuan hidup itu digunakan oleh orang dewasa sebagai pedoman
dalam menginterpretasikan lingkungan sekitarnya. Di samping itu, menurut
Kunkel, individu secara tak disadarinya menghubungkan diri dengan segala apa yang
dialaminya. Orang dewasa yang mempunyai harga diri kurang. merasa ragu-ragu,
akan mereaksi secara lambat terhadap perangsang lingkungannya, bahkan mungkin
pula tidak bereaksi. Ini pula yang menyebabkan perbedaan individual orang
dewasa dalam mereaksi rangsangan yang sama.
Apabila Kunkel berpendapat bahwa
perbedaan individu orang dewasa disebabkan oleh kadar rasa harga diri, Stern
mengemukakan bahwa perbedaan individual orang dewasa itu disebabkan oleh adanya
perbedaan kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan dirinya.
Oleh karena setiap pribadi orang dewasa itu berbeda tingkat kesadaran dan dan
pengalamannya, mempertahankan dirinya, maka setiap pribadi orang dewasa berbeda
dalam serta kadar tuntutan mengembangkan diri bertindak menghadapi rangsangan-rangsangan
dari luar. Sementara itu, Rollo May menyatakan bahwa perbedaan individual orang
dewasa disebabkan oleh adanya perbedaan dalam pandangan subjektif terhadap
partisipasi dengan lingkungannya. Selain itu, tingkah laku orang dewasa berbeda
karena adanya perbedaan kadar kecenderungan dalam tumbuh dan berkembang serta
dalam mempertahankan keunikannya.
Tokoh lain yang menyoroti perbedaan
individual orang dewasa adalah Watson, Lewin dan Rotter. Watson berpandangan
lain mengenai perbedaan individual orang dewasa. Watson berpendapat bahwa
perbedaan individual orang dewasa disebabkan oleh perbedaan pendidikan dan
pengalaman Pendidikan dan pengalaman menjadi faktor penentu terhadap pola
perbuatan, pola reaksi dan kecepatan reaksi orang dewasa terhadap rangsangan.
Setiap individu orang dewasa memiliki perbedaan pengalaman atas proses refleks
atau perangsang yang dilaluinya sepanjang hidupnya. Itulah sebabnya pendidikan
dan pengalaman menyebabkan perbedaan individual orang dewasa dalam bertingkah
laku terhadap lingkungan sekitarnya. Sedangkan Lewin, menyatakan bahwa tingkah
laku orang dewasa ditentukan oleh pengalamannya dalam membaca situasi medan
sesaat dan setempat. Cara membaca itu berbeda antara orang dewasa yang satu
dengan orang dewasa yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan
dalam kerangka berpikir orang dewasa berbedanya kerangka berpikir orang dewasa
disebabkan oleh perbedaan struktur kognitif setiap orang dewasa. Perbedaan
struktur kognitif orang dewasa itu disebabkan karena perbedaan pengalaman orang
dewasa. Dengan demikian, pengalaman yang berbeda yang dimiliki orang dewasa
menimbulkan perbedaan individual dan perbedaan mereaksi orang dewasa pada
perangsang yang sama dari lingkungannya. Sementara itu, Rotter berpendapat
bahwa perbedaan individual orang dewasa itu disebabkan karena adanya perbedaan
pengalaman orang dewasa dalam hubungan sosialnya di masa lalu. Dengan demikian
berarti bahwa adanya perbedaan individual orang dewasa dalam mereaksi terhadap
lingkungannya ditentukan oleh pengalaman. Hal ini sejalan dengan pendapat
Sullivan yang mengatakan bahwa adanya perbedaan individual orang dewasa itu
dalam mereaksi terhadap lingkungannya disebabkan oleh adanya perbedaan
pengalaman masing-masing individu orang dewasa.
Kegiatab
Belajar 4.
Kebutuhan-kebutuhan
Orang Dewasa
Menurut Maslow
(need hierarchy theory), kebutuhan-kebutuhan orang dewasa digolongkan ke dalam
tingkatan:
1.
Kebutuhan
yang bersifat biologis
2.
Kebutuhan
rasa aman
3.
Kebutuhan
sosial
4.
Kebutuhan
harga diri
5.
Kebutuhan
untuk berbuat yang terbaik
Sedangkan menurut Morgan, orang dewasa memiliki empat
kebutuhan:
1.
Kebutuhan
untuk melakukan aktivitas
2.
Kebutuhan
untuk menyenangkan orang lain
3.
Kebutuhan
untuk mencapai hasil
4.
Kebutuhan
mengatasi kesulitan
Sementara Murray dan Edwards, mengatakan ada
lima belas aspek kebutuhan orang dewasa:
1.
Kebutuhan
berprestasi (achievement)
2.
Kebutuhan
rasa hormat (deference)
3.
Kebutuhan
keteraturan (order)
4.
Kebutuhan
memperlihatkan diri (exhibilition)
5.
Kebutuhan
otonomi (autonomy)
6.
Kebutuhan
(affiliation)
7.
Kebutuhan
intrasepsi (intraception)
8.
Kebutuhan
berlindung (succorance)
9.
Kebutuhan
dominan
10.
Kebutuhan
merenda (abasement)
11.
Kebutuhan
memberi bantuan (nurturance)
12.
Kebutuhan
perubahan (change)
13.
Kebutuhan
ketakunan (endurance)
14.
Kebutuhan
heteroseksual (dorongan untuk bepergian
dengan lawan jenis)
15.
Kebutuhan
agresi (dorongan untuk menyerang
pandangan yang berbeda)
Tugas-tugas
perkembangan masa dewasa:
1.
Tugas-tugas
perkembangan masa dewasa/muda
a.
Mengembangkan sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama
b. Memperoleh
atau memuali suatu pekerjaan
c. Memilih
pasangan
d. Mulai
memasuki pernikahan
e. Belajar
hidup berkeluarga
f. Mengasuh dan
mendidik anak
g. Mengelola
rumah tangga
h. Memperoleh
kemampuan dan kemantapan karier
i. Mengambil tanggung jawab ata peran sebagai
masyarakat
j. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
2.
Tugas
perkembangan masa dewasa/madya:
a. Memantapkan
pengalaman nilai-nilai agama
b. Mencapai
tanggung jawab sosial sebagai warga negara
c. Membantu
anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa
d. Menerima dan
menyesuaikan diri dengan perubahan
e. Memantapkan
keharmonisan hidup berkeluarga
f. Mencapai dan
mempertahankan prestasi
g. Memantapkan peran-perannya sebagai orang
dewasa
3. Tugas
perkembangan pada masa dewasa lanjut (masa
tua)
a. lebih memantapkan diri dalam mengamalkan
norma
b. Mampu menyesuaikan diri dengan
menurunnya kemampouan fisik
c. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun
d. Menyesuaikan diri dengan kematian
pasangan hidup
e. Membentuk hubungan dengan orang lain
f. Memantapkan hubungan
yang lebih harmonis dengan anggota keluarga
Mengenai hidup dalam keluarga dalam masa dewasa terdapat dua hal
pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga yaitu kebutuhan
individu pada satu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak.
Diantara kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang
dewasa untuk hidup berkeluarga adalah kebutuhan material, seksual dan
psikologis.
Dari segi
psikologis, kebutuhan utama dan terkuat untuk berkeluarga bagi orang dewasa
adalah kebutuhan akan cinta, rasa aman, pengakuan dan persahabatan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa dewasa adalah masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangankemampuan
dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.
Karakteristik perkembangan orang dewasa terbagi menjadi 7
perkembangan, yaitu:
1)Perkembangan fisik,
2)Perkembangan intelek,
3)Perkembangan moral,
4) Perkembangan bahasa
5) Perkembangan motoric
6) Perkembangan emosi
7) Pengembangan karier.
Adapun yang menjadi perbedaan individual orang dewasa
dengan yang lainnya, adalah:
1)
Perbedaan dalam
minat,
2)
Kepribadian,
3)
Kecakapan
Semantara
kebutuhan orang dewasa antara lain yaitu kebutuhan
1)
Biologis
2)
Sosial
Dan kebutuhan orang dewasa, menurut Murray dan Edwards
terdapat 15 aspek, yaitusebagai berikut:
1)
Kebutuhan
berprestasi
2)
Kebutuhan rasa
hormat
3)
Kebutuhan
keteraturan
4)
Kebutuhan memperlihatkan
diri
5)
Kebutuhan
otonomi
6)
Kebutuhan
afiliasi
7)
Kebutuhan
intrasepsi
8)
Kebutuhan
berlindung
9)
Kebutuhan
dominan
10) Kebutuhan merendah
11) Kebutuhan memberi bantuan
12) Kebutuhan perubahan
13) Kebutuhan ketekunan
14) Kebutuhan heteroseksualitas
15) Kebutuhan agresi.
0 comments:
Post a Comment