Sunday 12 June 2022

Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual

0 comments

 

Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual



BAB 1

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Masa dewasa merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangankemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Usia di atas 20 tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa. Kelompok usia dewasa dibagi lagi menjadi kelompokdewasa muda (20 tahun sampai 40 tahun) dan dewasa (40 tahun sampai 65 tahun ke atas).Tiap rentang usia memiliki karakteristik sendiri, tetapi karakteristik tersebut tidaksedinamis dan beragam seperti karakteristik perkembangan pada rentang-rentang usiasebelumnya. Hampir seluruh aspek kepribadian mencapai puncak kematangannya pada akhirmasa adolesen, atau awal masa dewasa muda. Pada usia dewasa, terutama dewasa muda perkembangan masih berlngsung, pada usia dewasa ada aspek-aspek lainnya berjalan lambatatau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran.Aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsur menurun.Aspek-aspek psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus berkembang, walaupuntidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada akhir masa dewasa muda (sekitar usia 40 tahun), kekuatan aspek-aspek psikis ini pun secara berangsur ada yang mulai menurun, dan penurunannya cukupdrastis pada akhir usia dewasa.

B. Rumusan Masalah

1.      Apa pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual?

2.      Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan masa dewasa?

3.      Bagaimana perbedaan individual masa dewasa?

4.      Apa saja kebutuhan-kebutuhan masa dewasa?

BAB II

PEMBAHASAN

MODUL 4

KEGIATAN BELAJAR 1

Pertumbuhan Fisik dan Perkembangan Intelektual

A.    Pertumbuhan Fisik

Perkembangan fisik telah lengkap dan mencapai puncaknya pada masa adolesen. Pada masa dewasa muda tinggi badan orang maksimal naik sekitar 2-3 cm kecuali dengan latihan-latihan yang luar biasa, tinggi bada orang dewasa bisa naik sedikit lebih tinggi lagi. Perkembangan berat badan berjalan terus dan tidak bisa beraturan sesuai dengan kebiasaan hidup, terutama kebiasaan makan, mengonsumsi makanan, latihan fisik serta pola-pola kebiasaan hidup lainnya. Pertambahan berat badan terjadi pada orang dewasa karena faktor bawaan.

Memang usia dewasa muda merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Tetapi kekuatan dan kesehatan badan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan serta pemeliharaan kesehatan. Kondisi ekonomi yang baik, yang memungkinkan penyediaan makanan yang sehat dan bergizi, kebiasaan makan teratur, serta makan tidak berlebihan, merupakan dasar bagi terpeliharanya kesehatan. Kemampuan ekonomi yang rendah, makanan yang tidak sehat dan kurang bergizi, kebiasaan makan yang tidak teratur, makan berlebihan, merokok, minum-minuman keras, narkoba dapat menurunkan kondisi kesehatan, menimbulkan berbagai bentuk penyakit, dan bahkan apabila dilakukan secara berlebihan dapat mengancam kehidupan. Masa dewasa muda juga merupakan masa untuk berumah tangga dan melahirkan keturunan. Fungsi-fungsi pengembangan keturunan yang sudah matang pada masa akhir remaja, direalisasikan pada masa dewasa muda. Masa ini merupakan masa yang cukup baik untuk pemninaan rumah tangga, melahirkan dan membina keturunan.

B.     Perkembangan Intelektual

Beberapa ahli psikologi dan pengukuran menyatakan bahwa pada masa deawasa muda tidak ada peningkatan IQ yang berarti. Paling tinggi pada masa ini IQ meningkatkan 5 point. Walaupun demikian, kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda masih terus berkembang, lebih meluas atau komprehensif dan mendalam. Keluasan dan kedalaman kemampuan berpikir ini sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Perkembangan intelektual ini berkaitan erat dengan kesempatan dan kegiatan belajar yang diikuti pada masa dewasa ini: masa awal dwasa muda merupakan masa studi di perguruan tinggi, pada jenjang Diploma, S1, S2 malahan S3. Berkenaan dengan kemampuan intelektual, Cattel dan Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid intelligence dan cristallized intelligence. fluid intelligence meliputi proses memahami hubungan, pembentukan konsep-konsep, nalar dan abstraksi, yang tidak banyak mendapatkan pengaruh dari pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan cristallized intelligence berkaitan dengan penguasaan kecakapan-kecakapan khusus yang telah dipelajari. cristallized intelligence tergantung pada latar belakang budaya dan pendidikan.

Sementara intu, Schaine mengemukakan bahwa perkembangan kognitif merupakan transisi dari “apa yang ingin saya ketahui” (what I need to know) yang merupakan penguasaan keterampilan berpikir pada masa anak dan remaja, menjadi “bagaimana sebaiknya saya menggunakan apa yang saya ketahui” (how should I use what I know) yang merupakan keterampilan berpikir pada kerangka kehidupan praktis kemudian menjadi “mengapa saya perlu tahu” (why should I know) yang merupakan pencairan tujuan dan makna yang berpuncak pada dikuasainya “kebijaksanaan” (wishdom) pada usia tua. Proses transisi ini oleh Schaine dibagi atas lima tahap berikut:

1.      Tahap pemerolehan (Aquisitive), berlangsung pada masa anak dan remaja. Pada tahap ini anak-anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan keterampilan. Sebatas menguasai tetapi pengetahuan dan keterampilan tersebut belum diguanakan untuk kepentingan kehidupannya dalam masyarakat.

2.      Tahap penguasaan (Achieving) berlangsung pada usia 20-an sampai awal 30-an. Pada usia individu, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk mencapai keunggulan dan kemandirian. Mereka mengerjakan tugas-tugas dengan baik untuk kemajuan karier dan kehidupannya.

3.      Tahap tanggung jawab (Responsible) berlangsung pada usia akhir 30-an sampai akhir 60-an. Pada tahap ini individu mengguanakan pengetahuan dan pemikirannya untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan dalam lingkungan keluarga, masyarakat dan pekerjaaan.

4.      Tahap eksekutif (Executive) brlangsung pada usia 30-an atau 40-an sampai awal 60-an. Pada tahap ini individu mempunyai tanggung jawab lebih luas, bukan hanya dalam unit-init keluarga, tetapi juga dalam sisrem kemasyarakatan baik bidang pemerintahan maupun perusahaan.

5.      Tahap Reintegrasi (Reintegrative) berlangsung pada usia60 tahun ke atas. Pada tahap ini orang dewasa sudah tidak disibukkan oleh tugas dan tanggung jawab kemasyarakatn dan pekerjaan. Karean pada tahap ini telah ada penurunan kemampuan berpikir yang disebabkan oleh pengaruh aspek-aspek biologis, para lansia lebih selektif memilih kegiatan, perhatian dan pemikiran mereka lebih terarah kepada mengisi waktu yang masih tersisa.

C.    Perkembangan Moral

Teori perkembangan moral kognitif yang banyak dikaji dan dijadikan acuan dalam pendidikan adalah teori dari Kohlberg. Menurut Kohlberg ada tingkatan perkembangan moral kognitif, yaitu tahap prakonvensi, konvensi dan pasca konvensi. Seperti halnya perkembangan aspek-aspek fisik dan intelektual, tahapan perkembangan aspek moral telah dicapai pada usia adolesen. Tahapan tertinggi perkembangan moral kognitif menutut Kohlberg, yaitu pertimbangan nilai atas dasar hukum dan peraturan tidak tertulis dan atas dasar kata hati (keduanya termasuk tingkat perkembangan Pasca Konvensi), telah dapat dicapai pada akhir masa adolesen atau awal masa dewasa muda.

Tentang perkembangan moral pada pria dan wanita, ada yang menyatakan sama tetapi ada juga yang menyatakan berbeda. Seperti Sigmund Freud, bapaknya Psikoanalisis yang terkenal itu, berpendapat bahwa perkembangan moral pada wanita lebih rendah dibandingkan dengan pria. Perbedaan yang ada bukan disebabkan oleh faktor jenis kelamin, tetapi lebih banyak disebabkan oleh tingkat pendidikan dan profesi.

Berikut ini tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa menurut Filligan (1982):

            Tahap 1: Orientasi terhadap keberadaan diri (Orientation of individual survival).

Pada periode ini para wanita lebih mengonsentrasikan hidupnya kepda keberadaan dan kepentingan dirinya, kepada apa yang baik dan berguna bagi dirinya.

Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan dari mementingkan diri kepada tanggung jawab. Para wanita mulai menyadari hubungan dirinya dengan yang lain-lain dan mulai berpikir tentang bagaimana tanggung jawab terhadap kepentingan yang lain.

Tahap 2: kebaikan sebagai pengorbanan diri (goodness as self sacrifice).

Pada tahap ini mereka mulai menyadari tentang tanggung jawabnya terhadap orang lain, serta mulai melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan pengorbanan.

Perubahan yang terjadi pada tahap ini adalah perubahan dari kebaikan kepada kebenaran. Wanita dewasa mulai menilai keputusannya bukan didasrkan atas bagaimana reaksi orang lain kepadanya, tetapi pada tujuan dan hasil dari perbuatannya.

Tahap 3: moralitas tidak berbuat kekerasan (The morality of non violence).

Pada tahap ini terjadi perubahan atau perkembangan keasadaran dari tidak mau menyakiti orang lain dan menyakiti dirinya, kepada prinsip persamaan, antara dirinya dengan orang lain.

            Dalam studi lebih lanjut Giiligan bekerja sama dengan Attanucci (1988), menyimpulkan bahwa baik pria maupun wanita sama, keduanya memiliki nilai kepedulian tentang “perhatian” (care) dan “keadilan” (justice), tetapi antara keduanya ada perbedaan dalam penerapannya. Pria lebih banyak berpikir dan memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah keadilan, sedang wanita lebih peduli terhadap pemberian perhatian, perawatan, dan pemeliharaan kepada orang atau kelompok khusus.

 

KEGIATAN BELAJAR 2

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Orang Dewasa

Secara implisit dalam penjelasan terdahulu telah dikatakan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan orang dewasa. Pendapat para ahli tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu dilandasi oleh aliran yang diyakininya. Adapun aliran-aliran yang mempelajari  factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu:

1.      Aliran Nativisme/Pesimistis ( Schopenhauer, filosof Jerman) :

- Perkembangan individu ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir

- Perkembangan   orang   dewasa   semata-mata   dipengaruhi   oleh   hereditas(pembawaan)

2.      Aliran Empirisme ( John Locke) :

- Perkembangan   orang   dewasa   semata-mata   dipengaruhi   oleh   faktorlingkungan

- doktrin “Tabula rasa” (bhs. Latin : batu tulis kosong/lembaran kosong)

- Menekankan arti penting pengalaman, lingkungan dan pendidikan

- Bakat dan pembawaan sejak lahir tidak ada pengaruhnya

3.      Aliran Konvergensi ( W. Stern) :

-          Perkembangan   orang   dewasa   dipengaruhi   oleh   faktor   keturunan   dan lingkungan.

-          bakat dan pembawaan  tidak akan berkembang dengan optimal apabila tidak

didukung lingkungan yang sesuai

 

Adapun Faktor-faktor dalam kehidupan orang dewasa yang akan mempermudah

perkembangannya:

1.      kekuatan fisik

2.      kemampuan motoric

3.      kemampuan mental

4.      motivasi untuk berkembang

5.      model peran

A.     Kekuatan Fisik

Mencapai puncak pada pertengahan usia 20an tahun.Untuk memelihara kekuatan fisik:

1. sarapan pagi

2. kemakan secara teratur

3. makan secukupnya untuk memelihara BB normal

4. tidak merokok5. tidak minum minuman beralkohol

6. olahraga secukupnya

7. tidur teratur 7-8 jam setiap malam

Kekuatan fisik prima memungkinkan orang dewasa untuk optimal bekerja,berkeluarga, memperoleh keturunan, dan memgelola kehidupan keluarganya.

B.     Kemampuan Motorik

Kemampuan motoric orang dewasa mencapai puncak kekuatannya antara usia 20 dan 30. Kecepatan respons maksimal terdapat antara usia 20 dan 25 tahun dan sesudah itu kemampuan ini sedikit demi sedikit menurun. Kemampuan motorik ini mempunyai hubungan yang positif dengan kondisi fisik yang kuat dan kesehatan yang baik. Dengan bekal kemampuan motorik yang sangat baik, orang dewasa dapat melaksanakan dengan baik kegiatan-kegiatan dalam lingkup tugas-tugas perkembangannya. Orang dewasa yang mempunyai kemampuan motoric yang baik dengan cepat menguasai keterampilan-keterampilan dalam berolahraga dan berkarya. Hal ini memudahkan mereka untuk bergaul dan berkomunikasi baik di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan pekerjaan.

C.     Kemampuan Mental

Kemampuan mental yang dipekrlukan untuk menyesuaikan diri pada situasi-situasi baru adalah mengingat kembali hal-hal yang dulu pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan mental yang dimiliki orang dewasa ini sangat penting kedudukannya dalam menyesuaikan diri terhadap tugas-tugas perkembangan, jauh melebihi pentingnya kemampuan motorik.

D.     Motivasi Untuk Berkembang

Apabila remaja telah mencapai usia dewasa secara hokum, mereka berkeinginan kuat untuk diaggap sebagai orang-orang dewasa yang mandiri oleh kelompok social mereka. Individu terdorong untuk mulai bekerja, memilih pasangan hidup, belajar hidup dengan tunangan, mulai membina keluarga, mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga Negara, dan mencari kelompok social yang menyenangkan. Sebaliknya, individu yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi orang dewasa individu tersebut cenderung mengabaikan tugas-tugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasainya.

E.      Model Peran

Orang dewasa yang berinteraksi dengan orang dewasa lainnya mempunyai model peran untuk diteladani. Sebaliknya, orang dewasa yang masih berinteraksi dengan remaja dan mengikuti garis-garis perilaku remaja akan tetap berperilaku seperti remaja dan bukan pola perilaku orang dewasa.

 

Kegiatab Belajar 3

PERBEDAAN INDIVIDU ORANG DEWASA

Perbedaan individual orang dewasa disebabkan karena perbeaan lingkungan dan atau pembawaan. Jelasnya, bahwa perbedaan antara orang dewasa yang satu dengan orang dewasa lainnya merupakan kombinasi antara perbedaan lingkungan dan pembawaan.

Berikut ini ijelaskan unsur-unsur perbedaan individual orang dewasa yang disebabkan oleh pembawaan dan lingkungan di antaranya adalah perbeaan minat, kecerasan, dan kepribadian.

A.    PERBEDAAN DALAM MINAT

Ragam minat orang dewasa sangat banyak ddilihat dari jumlahnya. Berdasarkan penelitian ahli, minat-minat yang sangat beragam jumlahnya itu dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu minat pribadi, minat rekreasional, dan minat sosial.

1.      Minat Pribadi

Minat pribadi yang kuat pada masa remaja masih terbawa sampai pada masa dewasa. Minat pribadi yang kuat dapat mentebabkan seseorang bersifat egosentris. Namu dengan bertambahnya tugas an tanggung jawab di tempat kerja, di rumah, atau pada masa orang tua, minat egosentris biasanya sedikit demi sedikit berkurang dan minat sosial mereka berkembang.

a.      Penampilan

Dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya.

b.      Pakaian dan perhiasan

Peranan pakaian bagi masing-masing orang dewasa berbea-bea, bergantung pada keadaan fisik, status perkawinan, lingkungan kerja, lingkungan sosial dan sebagainya. Ada tiga peranan pakaian yang sangat kuat mendorong dan menentukan pakaian jenis apa yang iminati oleh orang dewasa. Peranan pakaian dan perhiasan menurut para ahli psikologis adalah sebagai alat kompensasi, alat identifikasi an alat regresi.

c.       Uang

Orang dewasa sangat tertarik pada uang karena uang dapat memenuhi kebutuhannya. Berbagai masalah yang ditimbulkan uang berasal dari kurangnya pengetahuan bagaimana memanfaatkan uang secara bijaksana atau karena terbawa kebiasaan sewaktu masih muda.

d.      Agama

Bersembahyang atau hadir di tempat beribadah, dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan organisasi agama secara teratur merupakan bahan dari kehidupan orang dewasa. Banyak faktor yang ikut menentukan kuat tidaknya rasa keagamaan orang dewasa. Faktor-faktor umum tersebut adalah jenis kelamin, kelas sial, lokasi tempat tinggal, latar belakang keluarga, minat religius teman-teman, pasangan dari iman yang berbeda, kecemasan akan kematian dan pola kepribadian.

2.      Minat Rekreasi

Istilah rekreasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan kesegaran atau mengembalikan kekuatan dan kesegaran psikologis sesudah lelah bekerja. Salah satu masalah penyesuaian utama ialah bahwa mereka masih harus belajar bagaimana menggunakan waktu luang secara menyenangkan. Banyak faktor yang mempengaruhi pola rekreasi orang dewasa, yaitu kesehatan, waktu, status perkawinan, status sosial ekonomi, jenis kelamin dan penerimaan sosial.

Orang-orang muda yang sehat dapat mengikuti bentuk rekreasi yang lebih luas serta fisik yang melelahkan daripada mereka yang fisiknya lemah. Oeng-orang muda yang belum menikah umumnya tidak saja memiliki lebih banyak waktu dan uang untuk berekreasi daripada mereka yang sudah berkeluarga. Orang-orang muda dari golongan menengah mempunyai lebih banyak waktu untuk rekreasi serta dapat mengikuti lebih banyak bentuk rekreasi. Orang-orang dewasa yang populer dan yang mempunyai banyak teman di sekolah atau di tempat kerja mempunyai lebih banyak kesempatan untuk mengikuti bentuk rekreasi sosial.

3.      Minat Sosial

Orang dewasa pada umumnya mempunyai cita-cita atau arah tujuan hidup bermasyarakat. Orang dewasa yang normal memiliki minat dan keinginan-keinginan untuk lebih berarti, lebih berdaya guna bagi lingkungan masyarakat. Beberapa faktor yang mempengaruhi minat dan aktivitas sosial orang dewasa adalah sebagai berikut

a.      Mobilitas sosial

b.      Status sosial ekonomi

c.       Lamanya tinggal dalam suatu kelompok masyarakat

d.      Kelas sosial

e.       Lingkungan

f.        Jenis kelamin

g.      Umur kematangan seksual

h.      Urutan kelahiran

i.        Keanggotaan dari tempat beribadah

 

B.     KEPRIBADIAN

Kepribadian orang dewasa di sini mengacu pada kualitas total perilaku orang dewasa yang tampak dalam melakukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungan secara unik. Yang dimaksud dengan kata unik di sini ialah bahwa kualitas perilaku orang dewasa itu bersifat khas sehingga dapat dibedakan individu orang dewasa yang satu dari yang lainnya. Keunikannya itu didukung oleh struktur organisasi ciri-ciri jiwa raganya yang terbentuk secara dinamis.

Ciri-ciri jiwa raga (misalnya kondisi fisik, penampilan, proporsi hormon, darah dan cairan tubuh lainnya, kognitif, afektif, dan konatif) tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain sehingga mewujudkan suatu sistem yang kesemuanya itu akan mewarnai dan menentukan kualitas tindakan atau perilaku orang dewasa yang bersangkutan. Ciri-ciri kepribadian orang dewasa yang tampak dalam interaksi dengan lingkungannya, antara lain adalah sebagai berikut:

1.      Karakter yang mengacu pada konsekuen tidaknya dalam melakukan aturan etika perilaku, atau teguh tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat, atau konsisten tidaknya tindakan dalam menghadapi situasi lingkungan yang serupa atau berbeda-beda.

2.      Temperamen yang mengacu pada cepat atau lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungannya.

3.      Sikap, yang mengacu pada positif atau negatif atau ambivalensinya sambutannya terhadap objek-objek (orang, benda, peristiwa, norma atau nilai etis, estetis, dan sebagainya).

4.      Stabilitas emosional, yang mengacu pada mudah tidaknya tersinggung, marah, menangis, atau putus asa.

5.      Tanggung jawab, yang mengacu pada menerima atau cuci tangan atau melarikan diri dari risiko, atas tindakan dan perbuatannya.

6.      Sosiabilitas, yang mengacu pada keterbukaan atau ketertutupan dirinya serta kemampuannya berkomunikasi dengan orang lain.

Secara implisit dari penjelasan terdahulu telah dikatakan bahwa kepribadian itu dipengaruhi oleh faktor hereditas dan pengalaman melalui interaksi dengan lingkungannya antara lain melalui proses belajar. Sebahagian lagi bergantung pada perkembangan umur individu orang dewasa. yang bersangkutan. Dengan demikian, maka interelasi serta interdependensi dari tiga faktor tersebut, dapat digambarkan secara fungsional atau regresional yang formulanya adalah sebagai berikut.

Text Box: P= f (H,E,T) atau P=a+bH + bE+bT
 

 


P          = perilaku atau Pribadi.

F          = fungsi.

H         = hereditas (pembawaan).

E          = environment (lingkungan, termasuk belajar).

T          = time (waktu, tingkat perkembangan, kematangan).

a          = konstanta.

C. KECAKAPAN

Kecakapan orang dewasa yang satu dengan orang dewasa lainnya berbeda. Orang dewasa yang tampak dapat bertindak secara cepat (waktunya singkat), tepat (hasilnya sesuai dengan apa yang diharapkan) dan dengan mudah (tanpa menghadapi hambatan dan kesulitan yang berarti), lazim dikenal orang yang cakap. Dalam istilah psikologis orang tersebut disebut sebagai orang yang berperilaku inteligen.

Pengertian perilaku inteligen berkaitan dengan konsep inteligensi. Intelegensi bukanlah substansi (benda) atau kekuatan yang terletak dalam bagian tertentu dari tubuh seseorang, melainkan persifatan kualifikasi perilaku individu yang menunjukkan pernyataan intelek yang digunakan. Individu orang dewasa memiliki kecakapan tertentu bukan karena kelahirannya semata-mata, melainkan juga karena perkembangan dan pengalamannya. Memang individu dianugerahi potensi dasar atau kapasitas untuk berperilaku inteligen Kecakapan sering juga disebut abilitas, yang dibedakan ke dalam dua kategori sebagai berikut.

1.      Kecakapan nyata atau aktual, yang mengacu kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga. Kecakapan nyata ini merupakan hasil usaha atau belajar dengan cara, bahan dan dalam hal tertentu yang telah dijalaninya.

2.      Kecakapan potensial, yang mengacu kepada aspek kecakapan yang masih terkandung dalam diri yang bersangkutan yang diperolehnya secara herediter (pembawaan kelahirannya), yang dapat berupa abilitas dasar umum (inteligensi) dan abilitas dasar khusus (bakat).

Adapun inteligensi dan bakat orang dewasa itu hanya dapat dideteksi dengan mengidentifikasi indikator-indikatornya yang dimanifestasikan dalam kualifikasi perilaku orang dewasa tersebut. Witherington menunjukkan lebih terperinci manifestasi dari indikator-indikator perilaku inteligen itu sebagai berikut:

1.    Kemudahan dalam menggunakan bilangan.

2.    Efisien dalam berbahasa.

3.    Kecepatan dalam pengamatan.

4.    Kemudahan dalam mengingat.

5.    Kemudahan dalam memahami hubungan.

6.    Imajinasi.

Berdasarkan data dan informasi hasil pengukuran inteligensi, para ahli telah mengadakan pengelompokan orang-orang sebagai berikut.

1.      Kelompok superior atau genius yaitu mereka yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan dengan kemudahan dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya.

2.      Kelompok normal yaitu mereka yang rata-rata atau pada umumnya dapat bertindak biasa dalam kecepatan, ketepatan dan kemudahan biasa seperti nampak pada sebagian besar anggota kelompoknya menurut batasan batasan waktu dan tingkat kesukaran yang telah ditetapkan.

3.      Kelompok sub-normal yaitu mereka yang bertindak jauh lebih lambat kecepatannya, dan jauh lebih banyak ketidaktepatannya dan kesulitannya, dibandingkan dengan anggota kelompoknya yang lain.

Dalam hal kecakapan dasar khusus, orang dewasa dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang memiliki kemampuan dasar khusus dalam bidang:

1.      bilangan (numerical abilities);

2.      bahasa (verbal abilities);

3.      tilikan ruang (spatial abilities);

4.       tilikan hubungan sosial (social abilities); dan

5.      gerak motoris (motorical abilities).

Selain faktor lingkungan dan pembawaan, ada faktor lain yang menyebabkan terjadinya perbedaan individual pada orang dewasa yaitu faktor pengalaman. Pengalaman di sini maksudnya adalah penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh dari lingkungan tersebut. Lebih lanjut Rogers mengemukakan bahwa konsep ini dalam proses perkembangan orang dewasa terus berlangsung dalam organisme orang dewasa. Semakin lama semakin disadari oleh individu orang dewasa, menjadi sebuah pengalaman.

Dalam proses pembentukan pengalaman yang dimiliki orang dewasa, sesungguhnya orang dewasa menilai diri dan lingkungannya, bahkan membandingkan dirinya dengan lingkungannya. Orang dewasa mempunyai pengalaman diri yang berbeda, yang berakar pada pengalaman masa sebelumnya. Tidak ada dua orang dewasa yang sama pengalaman dirinya meskipun orang dewasa tersebut memiliki kesamaan dalam hal faktor pembawaan dan lingkungannya. Jadi, adanya perbedaan individual pada orang dewasa yang memiliki kesamaan pembawaan dan lingkungan disebabkan oleh faktor pengalaman dirinya.

Berkenaan dengan penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan, Freud mengemukakan bahwa reaksi orang dewasa berbeda satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan oleh berbedanya kekuatan daya pendorong The Id dan daya kendali dari Super Ego, serta sejauh mana besarnya dorongan-dorongan kompleks terdesak. Lebih lanjut, Freud menyatakan bahwa pemunculan dorongan-dorongan yang tadinya ditekan di bawah sadar itu tidak selalu dalam tingkah laku seksual, melainkan dapat dalam bentuk lain seperti misalnya cepat marah, suka memberontak, suka mengkritik, dan sebagainya. Atau dapat pula bentuk tingkah laku yang netral seperti suka pesiar, aktif dalam olah raga, berpakaian bagus, dan sebagainya. Pendek kata semua kegiatan atau tingkah laku individu, diarahkan untuk mendapatkan rasa puas dari kenikmatan. Bereaksi atau tidaknya serta cepat atau lambatnya orang dewasa bereaksi terhadap sesuatu perangsang bergantung pada penilaian subjektif orang dewasa, sejauh mana satu perangsang itu dapat memenuhi dorongan-dorongan akan rasa nikmat.

Menurut Alferd Adler perbedaan individual orang dewasa yang satu dengan orang dewasa lainnya dalam bereaksi bergantung pada perbedaan cita-cita dan hasrat. Adapun kecepatan merespons orang dewasa terhadap perangsang bergantung pada kesesuaian antara perangsang dengan cita-cita dan hasrat. Jadi jelas dalam hal ini bahwa orang dewasa adalah perespon subjektif dan bukan perespons objektif terhadap perangsang.

Sementara itu, menurut Kunkel adanya perbedaan individual orang dewasa yang satu dengan orang dewasa lainnya ditentukan oleh kadar rasa harga diri. Rasa harga diri ini juga menyebabkan adanya perbedaan dengan hubungan sosial atau bertingkah laku orang dewasa. Salah satu konsep Kunkel yang pokok adalah bahwa orang dewasa mempunyai tujuan hidup tertentu. Tujuan hidup itu digunakan oleh orang dewasa sebagai pedoman dalam menginterpretasikan lingkungan sekitarnya. Di samping itu, menurut Kunkel, individu secara tak disadarinya menghubungkan diri dengan segala apa yang dialaminya. Orang dewasa yang mempunyai harga diri kurang. merasa ragu-ragu, akan mereaksi secara lambat terhadap perangsang lingkungannya, bahkan mungkin pula tidak bereaksi. Ini pula yang menyebabkan perbedaan individual orang dewasa dalam mereaksi rangsangan yang sama.

Apabila Kunkel berpendapat bahwa perbedaan individu orang dewasa disebabkan oleh kadar rasa harga diri, Stern mengemukakan bahwa perbedaan individual orang dewasa itu disebabkan oleh adanya perbedaan kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan dirinya. Oleh karena setiap pribadi orang dewasa itu berbeda tingkat kesadaran dan dan pengalamannya, mempertahankan dirinya, maka setiap pribadi orang dewasa berbeda dalam serta kadar tuntutan mengembangkan diri bertindak menghadapi rangsangan-rangsangan dari luar. Sementara itu, Rollo May menyatakan bahwa perbedaan individual orang dewasa disebabkan oleh adanya perbedaan dalam pandangan subjektif terhadap partisipasi dengan lingkungannya. Selain itu, tingkah laku orang dewasa berbeda karena adanya perbedaan kadar kecenderungan dalam tumbuh dan berkembang serta dalam mempertahankan keunikannya.

Tokoh lain yang menyoroti perbedaan individual orang dewasa adalah Watson, Lewin dan Rotter. Watson berpandangan lain mengenai perbedaan individual orang dewasa. Watson berpendapat bahwa perbedaan individual orang dewasa disebabkan oleh perbedaan pendidikan dan pengalaman Pendidikan dan pengalaman menjadi faktor penentu terhadap pola perbuatan, pola reaksi dan kecepatan reaksi orang dewasa terhadap rangsangan. Setiap individu orang dewasa memiliki perbedaan pengalaman atas proses refleks atau perangsang yang dilaluinya sepanjang hidupnya. Itulah sebabnya pendidikan dan pengalaman menyebabkan perbedaan individual orang dewasa dalam bertingkah laku terhadap lingkungan sekitarnya. Sedangkan Lewin, menyatakan bahwa tingkah laku orang dewasa ditentukan oleh pengalamannya dalam membaca situasi medan sesaat dan setempat. Cara membaca itu berbeda antara orang dewasa yang satu dengan orang dewasa yang lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam kerangka berpikir orang dewasa berbedanya kerangka berpikir orang dewasa disebabkan oleh perbedaan struktur kognitif setiap orang dewasa. Perbedaan struktur kognitif orang dewasa itu disebabkan karena perbedaan pengalaman orang dewasa. Dengan demikian, pengalaman yang berbeda yang dimiliki orang dewasa menimbulkan perbedaan individual dan perbedaan mereaksi orang dewasa pada perangsang yang sama dari lingkungannya. Sementara itu, Rotter berpendapat bahwa perbedaan individual orang dewasa itu disebabkan karena adanya perbedaan pengalaman orang dewasa dalam hubungan sosialnya di masa lalu. Dengan demikian berarti bahwa adanya perbedaan individual orang dewasa dalam mereaksi terhadap lingkungannya ditentukan oleh pengalaman. Hal ini sejalan dengan pendapat Sullivan yang mengatakan bahwa adanya perbedaan individual orang dewasa itu dalam mereaksi terhadap lingkungannya disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman masing-masing individu orang dewasa.

Kegiatab Belajar 4.

Kebutuhan-kebutuhan Orang Dewasa

Menurut Maslow (need hierarchy theory), kebutuhan-kebutuhan orang dewasa digolongkan ke dalam tingkatan:

1.             Kebutuhan yang bersifat biologis

2.             Kebutuhan rasa aman

3.             Kebutuhan sosial

4.             Kebutuhan harga diri

5.             Kebutuhan untuk berbuat yang terbaik

Sedangkan menurut Morgan, orang dewasa memiliki empat kebutuhan:

1.             Kebutuhan untuk melakukan aktivitas

2.             Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain

3.             Kebutuhan untuk mencapai hasil

4.             Kebutuhan mengatasi kesulitan

Sementara Murray dan Edwards, mengatakan ada lima belas aspek kebutuhan orang dewasa:

1.             Kebutuhan berprestasi (achievement)

2.             Kebutuhan rasa hormat (deference)

3.             Kebutuhan keteraturan (order)

4.             Kebutuhan memperlihatkan diri (exhibilition)

5.             Kebutuhan otonomi (autonomy)

6.             Kebutuhan (affiliation)

7.             Kebutuhan intrasepsi (intraception)

8.             Kebutuhan berlindung (succorance)

9.             Kebutuhan dominan

10.         Kebutuhan merenda (abasement)

11.         Kebutuhan memberi bantuan (nurturance)

12.         Kebutuhan perubahan (change)

13.         Kebutuhan ketakunan (endurance)

14.         Kebutuhan heteroseksual (dorongan untuk bepergian dengan lawan jenis)

15.         Kebutuhan agresi (dorongan untuk menyerang pandangan yang berbeda)

Tugas-tugas perkembangan masa dewasa:

1.    Tugas-tugas perkembangan masa dewasa/muda

a. Mengembangkan sikap wawasan dan pengalaman nilai-nilai agama

b. Memperoleh atau memuali suatu pekerjaan

c. Memilih pasangan

d. Mulai memasuki pernikahan

e. Belajar hidup berkeluarga

f. Mengasuh dan mendidik anak

g. Mengelola rumah tangga

h. Memperoleh kemampuan dan kemantapan karier

i.  Mengambil tanggung jawab ata peran sebagai masyarakat

j.  Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

2.    Tugas perkembangan masa dewasa/madya:

a. Memantapkan pengalaman nilai-nilai agama

b. Mencapai tanggung jawab sosial sebagai warga negara

c. Membantu anak yang sudah remaja untuk belajar menjadi orang dewasa

d. Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan

e. Memantapkan keharmonisan hidup berkeluarga

f. Mencapai dan mempertahankan prestasi

    g. Memantapkan peran-perannya sebagai orang dewasa

3. Tugas perkembangan pada masa dewasa lanjut (masa tua)

    a. lebih memantapkan diri dalam mengamalkan norma

    b. Mampu menyesuaikan diri dengan menurunnya kemampouan fisik

    c. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun

    d. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup

    e. Membentuk hubungan dengan orang lain

    f. Memantapkan hubungan yang lebih harmonis dengan anggota keluarga

Mengenai hidup dalam keluarga dalam masa dewasa terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup berkeluarga yaitu kebutuhan individu pada satu pihak dan tugas perkembangan pada lain pihak.

Diantara kebutuhan utama dan kuat yang mendorong individu orang dewasa untuk hidup berkeluarga adalah kebutuhan material, seksual dan psikologis.

Dari segi psikologis, kebutuhan utama dan terkuat untuk berkeluarga bagi orang dewasa adalah kebutuhan akan cinta, rasa aman, pengakuan dan persahabatan.

 

BAB III

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Masa dewasa adalah masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Masa dewasa juga merupakan masa pematangankemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja.

Karakteristik perkembangan orang dewasa terbagi menjadi 7 perkembangan, yaitu:

1)Perkembangan fisik,

2)Perkembangan intelek,

3)Perkembangan moral,

4) Perkembangan bahasa

5) Perkembangan motoric

6) Perkembangan emosi

7) Pengembangan karier.

Adapun yang menjadi perbedaan individual orang dewasa dengan yang lainnya, adalah:

1)      Perbedaan dalam minat,

2)      Kepribadian,

3)      Kecakapan

Semantara kebutuhan orang dewasa antara lain yaitu kebutuhan

1)      Biologis

2)      Sosial

Dan kebutuhan orang dewasa, menurut Murray dan Edwards terdapat 15 aspek, yaitusebagai berikut:

1)      Kebutuhan berprestasi

2)      Kebutuhan rasa hormat

3)      Kebutuhan keteraturan

4)      Kebutuhan memperlihatkan diri

5)      Kebutuhan otonomi

6)      Kebutuhan afiliasi

7)      Kebutuhan intrasepsi

8)      Kebutuhan berlindung

9)      Kebutuhan dominan

10)   Kebutuhan merendah

11)  Kebutuhan memberi bantuan

12)  Kebutuhan perubahan

13)  Kebutuhan ketekunan

14)   Kebutuhan heteroseksualitas

15)  Kebutuhan agresi.

 

 

 

0 comments:

Post a Comment