MAKALAH PERSPEKTIF
PENDIDIDKAN SD
KARAKTERISTIK BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
MODUL 5
KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
Bentuk-bentuk Kegiatan Belajar yang
Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar
A. Belajar Menemukan
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat
dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD
tempat mereka belajar sehari- hari.Bentuk- bentuk
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru,
menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan,
mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Kegiatan pengembangan
masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai
cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan
demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara
maksimal. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru
dapat menerapkan metode discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain
itu dapat juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).
B. Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak,
biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan katan
dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan belajar meniru, guru
dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada
di sekitar siswa. Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk
belajar menyimak siswa adalah sebagai berikut:
a) Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain
dengan bahasa, seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini
sangat menyenangkan karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat,
tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya.
Cara lain adalah dengan melakukan permainan “kuda bisik”. Melalui permainan
ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang disampaikan oleh temannya untuk
kemudian diteruskan kepada teman yang lain.
b) Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan
berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan ,
hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.
c) Bermain dengan
gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat gambar, slide, video,
atau film.
d) Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata –
kata yang terdapat pada lagu tersebut.
C. Belajar Meniru
Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka
meniru ( modelling ) dari lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua
merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali
belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam
bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu
kebiasaan dan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi
contoh yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku
sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai
polisi lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang
biasanya mereka lihat sehari – hari.
D. Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan
mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan dan berpikir logis serta
sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan
pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini
disebabkan oleh budaya yang terjadi di sekolah yang pada umumnya
didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang
rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang
pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah dicanangkan
sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan
yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal
(D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa
menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan
terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense
oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik
harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi keterampilan belajar,
guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan
sistematis pada siswa dalam belajarnya.
E. Belajar Merangkai
Untuk meningkatkan kemampuan
merangkai , guru dapat menggunakan permainan
aneka jenis binatang dengan karakteristiknya sedangkan untuk
mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran
PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang
nilai – nilai moral dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari
F. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan
biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan Agama, karena pada
mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral dan perilaku
yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat.
Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati
antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan
nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari
dengan cara menghormati teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada
teman yang sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain.
G. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh
guru untuk mengembangkan kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah
dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak – tebakan, sehingga anak
terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia
dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah:
a)Mengasah daya ingat
b) Belajar klarifikasi
c) Mengembangkan kemampuan analisis
d) Menghibur
H. Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang
diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tetentu. Contoh kegiatan
yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan
memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di
sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila
temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.
I. Belajar Mengorganisasikan
Belajar mengorganisasikan disini
sesuai dengan teori belajar humanistik yang dikemukakan Carl Rogers.
Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru
memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:
a. Manusia memiliki
kekuatan yang wajar untuk belajar
b. Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya
Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru
sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat
modern berarti belajar tentang proses. Dalam rangka mengembangkan kemampuan
mengorganisasikan, guru dapat
membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan
informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing –
masing. Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang
dikemukakan oleh Rogers.
J. Belajar Mengambil Keputusan
Pengembangan kemampuan untuk mengambil
keputusan dapat dilakukan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah.
Sementara untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode
bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung
sekolah.
K. Belajar Berlatih
Untuk membiasakan anak berlatih
melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat mengadakan kegiatan bermain peran,
misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang diterapkan di sekolah alam
Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah seorang guru
melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN 6
Kalisalak II Kebasen dan SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah
siswa diajak ke warung deket sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang,
harga beli dan harga jual.
L. Belajar Menghayati
Kegiatan belajar menghayati biasanya
dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran
ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama) dan menghayati
sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat
memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang
terkandung dari sebuah lagu.
M. Belajar Mengamati
Untuk membelajarkan anak tentang
kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengajak anak
untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki keanekaragaman hayati
tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit budi daya
serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan
metode Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh
Gelanggang Samudra Ancol.
Kegiatan
belajar 2
Motivasi
Belajar Siswa
Motivasi Belajar Siswa
Kata motif merupakan kata dasar
motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting, yaitu: hal
yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegiatan
fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi
sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan.
Ruang Lingkup Motivasi
Pengertian motivasi sebagai
perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan
adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung 3 aspek penting,
yaitu:
a) Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan
energi pada seseorang, sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan
fisik.
b) Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.
c) Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi
yaitu tujuan. Sedangkan tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan.
Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya.
Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan
masalah kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu:
a) Kebutuhan
fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.
b) Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir.
c)Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu
kelompok masyarakat.
d) Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan
untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.
e) Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni
mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan,
sosial, dan pembentukan pribadi. (Purwanto, 1990)
Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan
motivasi agar kegiatan
belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal
tersebut, ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:
a) Motivasi
sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
b) Motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya
c) Motivasi
dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan
d) Motivasi
berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi.
Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang
yang membagi motivasi menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan
mengkaji motivasi intrinsik dan ekstrinsik saja.
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif
atau berfungsi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang,
karena biasanya dalam diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk
melakukan sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang melakukan
kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang
akan belajar hingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik
dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari
orangtuanya. Siswa tersebut belajar bukan untuk menambah ilmu, tetapi motif
agar mendapatkan hadiah. Oleh karena itu motivasi ini dapat dikatakan bentuk
motivasi yang didalam aktivitas belajar dimulai dan di teruska berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak dengan aktivitas belajar.
Sebagai guru perlu
secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar siswa,
karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi
perkembangan belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan beberapa
bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.
a) Memberi
nilai
b) Hadiah
c) Saingan/Kompetensi
d) Ego involvement
e) Memberi ulangan
f) Mengetahui
hasil
g) Pujian
h) Hukuman
i)
Hasrat untuk belajar
j)
Minat
k) Tujuan
yang diakui.
Gaya belajar siswa perlu dipahami
agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam memotivasi belajar siswa dikelas.
Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri – sendiri:
a. Siswa yang berorientasi pada visual
Pada umunya siswa yang bergaya
belajar visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan
yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami
informasi yang mereka lihat tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah
mereka biasanya memiliki kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman
terhadap suatu hal yang artistik.
b) Siswa yang berorientasi pada suara
Para siswa yang kuat dalam hal
pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik
apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang
sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk
tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan
yang dapat dilakukan guru untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape
perekam sebai alat bantu atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi.
Pendekatan selanjutnya
adalah dengan melakukan review secara verbal dengan sesama teman atau dengan
guru.
c) Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi
Karakter siswa yang mempunyai gaya
belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan tangan sebagai alat
penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat informasi tersebut.
Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu
lama untuk mendengarkan penjelasan.
Serba – Serbi Memotivasi Siswa SD
Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat
meningkat adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya,
Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi
siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar:
a.
Konsistensi
b. Perlakukan siswa sebagai individual
c. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar
d. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang
kuat
e.Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja
f. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun
informal
g. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa.
MODUL 6
LAYANAN PENDIDIKAN BAGI
SISWA SEKOLAH DASAR
Kegiatan Belajar 1
PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Menurut
Agus Taufiq (2007) Bimbingan adalah upaya memberikan arahan, panduan, nasihat
dan biasanya mengandung nilai yang bersifat menuntun ke arah yang baik. Menurut
Shertzer dan Stone (1966) bimbingan adalah memandu, mengarahkan, mengatur atau
mengemudi (to direct, pilot, manage or steer). Menurut Gibston dan Mitchell
(1981) menyatakan bahwa: “conseling has been identified as the heart of the
guidance program”, maksudnya adalah konseling telah dikenal sebagai jantungnya
program bimbingan.
Berikut dikemukakan
definisi bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa ahli:
1.
Mortensen dan Schmuller (1984) mengartikan bimbingan
sebagai bahan integral dari program pendidikan yang diupayakan oleh staf yang
kompeten , bertujuan memberikan bantuan kepada individu untuk dapat
mengembangkan kesanggupan dan kemampuannya secara penuh di dalam tatanan
kehidupan masyarakat yang demokratis.
2.
Edward C. Glanz
(1966) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mecahkan
masalah dan menjadi anggota masyarakat bebas dan bertanggungjawab dimana dia
hidup.
3.
Traxler dan North
(1968) mengartikan bimbingan sebagai proses untuk engenal dan memahami ndividu
serta menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan individu itu untuk mengenal
dan memahami kapasitasnya secara penuh, sehingga pada akhirnya dia dapat
membantu dirinya sendiri baik secara ekonomi maupun sosial.
Sedangkan pengertian bimbingan yang cukup komprehensif
dikemukakan oleh Natawidjaja( 1984) adalah suatu proses pemberian bantuan
kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supayaindividu tersebut
memahami dirinya, sanggup mengarahkan dirinya dan dapat ditindak secara wajar
sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga dan masyarakat
serta kehidupan pada umumnya.
Kesimpulan dari berbagai pendapat mengenai bimbingan sekolah dasar di atas
adalah proses membantu individu siswa untuk memahami diri, mengenal lingkungan
dan merencanakan masa depannya, sehingga dapat diharapkan mencapai perkembangan
yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis.
Menurut Agus Taufiq (2005) menguraikan bimbingan dimaksudkan agar siswa
mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri serta mampu menerima dirinya
secara wajar.
B.
TUJUAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR
Tujuan program
Bimbingan dan Konseling di SD (Agus Taufiq, 2007) adalah :
1.
Memiliki perasaan positif dalam berinteraksi dengan teman sebaya, guru, orang
tua dan orang dewasa lain.
2. Memperoleh makna pribadi dari belajarnya
3. Mengembangkan dan memelihara perasaan
positif terhadapa dirinya, terdapat kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat
memahami dan menghubungkan dengan perasaannya.
4.
Menyadari akan pentingnya nilai yang dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai
yang konsisten dengan kebutuhan hidup dalam masyarakat yang majemuk
5. Mengembangkan dan memperkaya keterampilan
studi untuk memaksimumkan kecakapan yang
dimilikinya.
6. Belajar tentang berbagai macam keterampilan
yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang mungkin dihadapinya.
7.
Mengembangkan keterampilan penyusunan perencanaan dan pemecahan masalah.
8.
Mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan
9.
Menunjukan tanggungjawabnya terhadap tingkah lakunya.
10.
Bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana untuk
mengembangkan sikap dan keterampilan yang
dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan sosial anak.
11. Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk
memperkaya aktivitas belajar anak. Senada dengan rumusan tujuan di atas, Etty
(2005) membedakan tujuan program bimbingan dan konseling SD menjadi dua bagian,
meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.
1.
Tujuan Umum Tujuan umumnya dari pelayanan bimbingan dan konseling yaitu
terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani , ketrampilan yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggungjawab, kemasyarakatan dan kebangsaan. (Buku I,
Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling, 1995).
2. Tujuan Khusus Sedangkan Tujuan khususnya
adalah siswa dapat memahami diri sendiri sehingga mampu mengatasi masalah dan
kesulitan yang dialami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan
sekolah, keluarga dan masyarakat selanjutnya dapat menyalurkan potensi yang
dimiliki baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja nanti.
C. FUNGSI BIMBINGAN DI SEKOLAH
Fungsi
bimbingan sekolah, antara lain:
1.
Pengungkapan, guru berusaha mengetahui keadaan siswa
dengan
program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.
2.
Penyaluran
3.
Penyesuaian
4.
Pencegahan
5.
Perkembangan
6.
Perbaikan
D. PRINSIP-PRINSIP
BIMBINGAN
Prinsip bimbingan di SD menurut Agus Taufiq (2005) adalah
sebagai berikut :
1. Bimbingan untuk semua
2. Bimbingan di SD
dilaksanakan oleh semua guru kelas
3. Bimbingan diarahkan untuk perkembangan Kognitif dan
Afektif
4. Bimbingan diberikan secara insidental dan informal
5. Bimbingan
ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan belajar.
6. Bimbingan difokuskan pada aset.
7. Bimbingan terhadap proses pendewasaan.
8. Program
bimbingan dilaksanakan secara Bersama.
E. PERAN GURU DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan merupakan upaya pemberian bantuan
yang berkesinambungan dan sistemik yang optimal kepada siswa, agar dapat
mencapai perkembangan yang optimal. Menurut Traxler (dalam HM Surya, 2005)
dikatakan bahwa dalam menjalankan tugas seorang guru telah melaksanakan tugas
rangkap (mengajar &membimbing) namun tidak semua guru melakukannya secara
sadar, berencana dan berkesinambungan.
Keberhasilan dalam bimbingan sangat terganung
dengan eratnya hubungan antara siswa dengan pembimbing. Menurut Lioyd-Jones dan
Wolf (dalam Agus Taufiq, 2005) titik berat dan kepedulian bimbingan di sekolah
Dasar pada perkembangan siswa. Farwell dan Peter menyatakan bahwa titik berat
bimbingan di SD adalah pada pemahaman diri dan memberi kemudahan pada siswa.
Kegiatan
Belajar 2
BERBAGAI LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR
A. LAYANAN
PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT
1. Pengertian Anak Berbakat
Anak berbakat adalah anak yang memiliki skor
IQ 130 atau 140. Menurut Utami Munandar (1995) Anak berbakat adalah mereka yang
didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi
karena memiliki kemampuan-kemampuan yang luar biasa. jenis-jenis kemampuan dan
kecerdasan yang dimaksud seperti: kemampuan intelektual umum dan akademis
tertentu, berfikir kraetif kreatif produktif,psikososial, seni dan psikomotor.
2. Layanan Pendidikan untuk Anak Berbakat di Sekolah
Dasar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memberikan pelayanan anak berbakat di SD
a.
Pengidentifikasian anak berbakat
Menurut
Kirk (1986) untuk mengetahui keberadaan anak berbakat, dapat dilihat dari
beberapa hal berikut:
1) Kelancaran
(kemampuan menjawab pertanyaan)
2) Kelenturan (
kemampuan untuk memberikan berbagai macam jawaban )
3) Kemurnian
(kemampuan memberikan respon yang unik dan layak)
b. Layanan anak berbakat
Ada 2 macam layanan sebagai pilihan dalam memberikan
layanan kepada anak berbakat meliputi :
1) Adaptasi lingkungan,
Gallagher, dkk (1983) menyatakan bahwa 6 hal yang dapat
dilakukan.
a) Kelas pengayaan
b) Guru konsultan
c) Ruangan sumber
belajar
d) Studi mandiri
e) Kelas khusus
2) Adaptasi program
Adaptasi program dilakuakn dalam beberapa cara, sebagai
berikut :
a) Melalui
percepatan / akselerasi
b) Melalui
pengayaan
c) Pencanggihan
materi pelajaran
d) Pembaruan
e) Modifikasi
kurikulum sebagai alternative
Secara khusus pembelajaran terhaap anak
berbakat memiliki kekhasan tersendiri, terutama dam pemilihan dan penerpan
strategi pembelajaran, model pelayanan, layanan perkembangan kreativitas stimulasi
imajinasi dan proses inkubasi, desain pembelajaran danevaluasi
c. Strategi pembelajaran dan
model layanan
1) Strategi Pembelajaran. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan
strategi pembelajaran anak berbakat adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai denfan
kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan kemampuannya yang
lebih tinggi dari pada anak normal
b) Pembelajaran
apda anak berbakat tidak saja mengembangkan kecerdasan intelektual semata,
tetapi pengembanagn emosional juga paatut mendapat perhatian
c) Pembelajaran
anak berbakat berorietasi pada modifikasi proses, isi dan produk
2) Model –Model layanan
Model layanan yang mengarah pada perkembangan
anak berbakat meliputi layanan perkembangan kognitif, nilai, moral,
kreativtas,dan bidang khusus.
d.Layanan Perkembangan
Kreativitas
Ada 3 tingkatan perkembangan kreativitas,
mulai dari tingkat pertama sampai tingkat ketiga. Tingkat kreativitass pertama
ditandai dengan fleksibilitas, originalitas, serta keterbukaan terhadap masalah
yang disertai keberanian mengambil risiko. Tingkat kreativitas kedua, ditandai
oleh adanya pemetaan masalah denga mencari pemecahan masalah secara teratur.
Sementara tingkat kreatuvitas ketiga dengan mengadakan perumusan maslah
berdasarkan asumsi tertentu.
e Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi
Stimulasi imajinat kreatif adalah proses
mental manusiawi yang menjadikan semua kekuatan motif berprestasi untuk
menstimulasi dan memberi energy pada tindakan kreatif adalah tahap berpikir Sedangkan
poses inkubasi kreatif dan pengatasan masalah dimana fungsi mental yang tadinya
digerakkan oleh persiapan yang direncanakan secara intensif.
F. Desain pembelajaran
Sesuai dengan rencana potensi yang dimiliki,diperlukan suatu
pembelajaranpada umunya, terutama perbedaan tersebut meliputi tentang pengemasan
mater, teknik pembelajaran yang harus dikuasai guru dan pelaksanaan model
pembelajaran.
g. Evaluasi
Proses evaluasi anak berbakat tidak
jauh berbeda dengan anak ada umunya oleh karena itu dibutuhkan penerapan
evaluasi yang sesuai.
B. LAYANAN PENYANDANG KELAINAN FISIK
1. Pengertian dan jenis
Menurut Mulyono Abdulrachman (2007) keluarbiasaan
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi anak yang
menunjukan
perbedaan dengan anak normal pada umumnya.
Jenis kelainan fisik seperti: tunanetra, tuna rungu ,dan
tunadaksa.
2. Layanan Bimbingan terhadap penyandang kelainan fisik
a.
Layanan terhadap anak tunanetra
dapat dengan cara menempatkan anak tunanetra tersebut di
sekolah biasa, dalam bentuk pendidikan terpadu, ini bertujuan untuk
mengoptimalkan perkembangannya karena terbiasa bergaul dengan anak normal.
b.
Layanan terhadap anak Tunarungu
Layanan harus disesuaikan
dengan terhadap anak tunarungu karakteristik/tingkat ketunarunguannya, diperlukan
pembimbing khusus untuk tunarungu tingkat tinggi.
c.
Layanan terhadap anak Tunadaksa
Layanan terhadap anak tunadaksa adalah dengan menimbulkan
rasa percaya diri pada anak tersebut.
C. LAYANAN TERHADAP ANAK DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS.
Indikator tentang masuknya anak dengan gannguan
psikologis masuk SD biasa adalah seringnya ditemui kelompok anak yang mengalami
penyimpangan perilaku. Penyimpangan pada anak tersebut seperti gangguan emosi
dan perilaku menyimpang (tunalaras), maka guru SD harus dapat mengantisipasi
keadaan tersebut.
Gejala-gejala perilaku anak menyimpang itu seperti: anak
suka jahil, anak suka iri hati, anak suka menyela, anak suka agresif.
Penyebab anak berperilaku menyimpang adalah karena
dirinya merasa:
a. Tidak mendapat perhatian
b. Disepelekan
c. Kehadirannya
dianggap tidak ada
d. Tidak mendapat peran apapun
e. Sebagai pelengkap penderita
f. Takut kehilangan peran dalam lingkungannya.
Untuk mengatasi permasalahan anak berperilaku
menyimpang yaitu perlu adanya kerja sama antar staf dan semua guru sekolah
untuk menciptakan perilaku positif baik kepada anak tersebut maupun semua pihak
di sekolah. Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan anak, antara
lain:
a. Penyimpangan sebagai akibat
b. Perilaku destruktif, contohnya: terus
menerus memanggil guru dan berbicara seenaknya, berjalan kesana kemari,
menggerakan kaki terus menerus di kursi, suara sangat keras, tidak mampu
konsentrasi.
c.
Perilaku mengajar, pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk mengajarkan anak
agar berperilaku baik antara lain: 1. Mengangkat tangan tanpa harus
memanggil-manggil
2. Menunggu giliran daripada menyerobot 3. Duduk di atas tikar pada jam
pelajaran 4. Duduk di kursi mereka lebih dari beberapa menit 5. Berbicara
dengan lebih perlahan 6. Berjalan tanpa mengganggu / menjengkelkan orang lain
7. Mempertimbangkan perasaan orang lain 8. Apayang harus dilakukan bila marah
d. Cara mengatasi anak yang berperilaku
menyimpang yaitu:
1. Jangan emosional menghadapi anak 2. Jangan
kucilkan anak
D. LAYANAN KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
1. Pengertian
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.
2. Tujuan
Tujuannya adalah siswa diharapkan akan mampu
mengaitkan antarapengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan keadaan dan
kebutuhanlingkungan.
3. Jenis kegiatan Ekstra Kulikuler
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah biasanya
seperti pramuka, UKS,olah raga, PMR, kesenian dll di luar jam pelajaran
sekolah.
4. Manfaat Kegiatan Ekstra Kulikuler
Manfaat yang didapat adalah siswa akan
memperoleh secara maksimal pengembangan fisik, mental,emosional, kognitif dan
sosial.
5. Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kulikuler
Kegiatan
ekstrakulrikuler tidak dapat berjalan di SD dikarenakan antara lain:
a. Sikap orang tua siswa yang kurang mendukung
b. Memerlukan
biaya cukup besar
c. Lokasi rumah yang jauh dari sekolah
d. Kondisi
keluarga yang mengharuskan anak bekerja membantu orang tua
e. Kurangnya fasilitas di sekolah
f. Kurangnya
dukungan dari pihak sekolah.
0 comments:
Post a Comment