Saturday 18 June 2022

KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

0 comments

 

MAKALAH PERSPEKTIF PENDIDIDKAN SD

KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DAN LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR



MODUL 5

KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

 

Kegiatan Belajar 1

Bentuk-bentuk Kegiatan Belajar yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar

A. Belajar Menemukan

 Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari- hari.Bentuk- bentuk
kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru, menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan, mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Kegiatan pengembangan masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara maksimal. Untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar menemukan, guru dapat menerapkan metode discovery learning yang dikemukakan oleh Bruner, selain itu dapat juga menggunakan metode eksperimen ( experimental method ).

B. Belajar Menyimak

Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk mengembangkan kemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan bermain peran mengenai pekerjaan / profesi yang ada di sekitar siswa. Contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan oleh guru untuk belajar menyimak  siswa adalah sebagai berikut:

a) Bermain dengan kata, dengan cara mengajak siswa bermain dengan bahasa, seperti bercerita, membaca serta menulis. Gaya belajar ini sangat menyenangkan karena dapat membantu siswa mengingat nama, tempat, tanggal, dan hal – hal lainnya dengan cara mendengar kemudian menyebutkannya. Cara lain adalah dengan melakukan permainan “kuda bisik”. Melalui permainan ini, siswa dituntut untuk menyimak apa yang disampaikan oleh temannya untuk kemudian diteruskan kepada teman yang lain.

b) Bermain dengan pertanyaan, misalnya, guru memancing keingintahuan dengan berbagai pertanyaan. Setiap kali muncul jawaban, kejar dengan pertanyaan , hingga didapatkan hasil yang paling akhir atau kesimpulan.

 c) Bermain dengan gambar, misalnya membuar gambar, merancang, dan melihat gambar, slide, video, atau film.

d) Bermain dengan musik, misalnya menggali informasi, melalui syair atau kata – kata yang terdapat pada lagu tersebut.

C. Belajar Meniru

 Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling ) dari  lingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak. Anak akan banyak sekali belajar melalui melihat, mengamati, menginternalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasil meniru itu menetap sebagai suatu kebiasaan dan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru hendaknya selalu memberi contoh yang baik karena budaya meniru siswa tersebut. Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasa dilihatnya. Contohnya siswa bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter, guru, ibu rumah tangga sesuai dengan apa yang biasanya mereka lihat sehari – hari.


D. Belajar Menghafal

Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada pada tingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan metode menghafal ini disebabkan oleh budaya yang  terjadi di sekolah yang pada umumnya didominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang merangsang rasa ingin tahu, prakarsa maupun individualisasi. Siswa menjadi penerima yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di lapangan yang terjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (D3CH) dan siswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun siswa menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense oflearning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus membenahi metode belajar siswa. Disamping memberi keterampilan belajar, guru harus berusaha membiasakan siswa menggunakan metode berfikir logis dan sistematis pada siswa dalam belajarnya.

E. Belajar Merangkai

Untuk meningkatkan kemampuan merangkai , guru dapat menggunakan permainan
aneka jenis binatang dengan karakteristiknya sedangkan untuk
mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai – nilai moral dan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari

F. Belajar Mengamalkan

Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata pelajaran PPKn dan Agama,  karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan tentang nilai – nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka bersosialisasi di masyarakat. Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling hormat – menghormati antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati teman yang sedang berpuasa, memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari besar agamanya, dan lain –lain.

G. Belajar Menganalisis

Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –teki atau tebak – tebakan, sehingga anak terbiasa menganalisis suatu permasalahan berdasarkan informasi yang tersedia dan mencari jawabannya. Manfaat dari permainan teka – teki ini adalah:

a)Mengasah daya ingat

b) Belajar klarifikasi

c) Mengembangkan kemampuan analisis

d) Menghibur


H. Belajar Merespon

Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi dari suatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan merespon bagi siswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Misalnya bagaimana respon/tanggapan yang diberikan siswa apabila temannya sedang ditimpa musibah banjir, gempa bumi, atau tanah longsor.

I. Belajar Mengorganisasikan

Belajar mengorganisasikan disini sesuai dengan teori belajar humanistik yang dikemukakan  Carl Rogers. Menurut Rogers yang penting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran, yaitu:

 a. Manusia memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar

b. Siswa akan mempelajari hal – hal yang bermakna bagi dirinya

Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siwa. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang proses. Dalam rangka mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru dapat

membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannyamasing – masing. Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang dikemukakan oleh Rogers.

J. Belajar Mengambil Keputusan

 Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat dilakukan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain peran dengan cara mengajak siswa untuk praktik jual beli di warung sekolah.

 K. Belajar Berlatih

Untuk membiasakan anak berlatih melakukan kegiatan sehari –hari, guru dapat mengadakan kegiatan bermain peran, misalnya melakukan transaksi jual beli, seperti yang diterapkan di sekolah alam Ar-Ridho dalam pembelajaran matematika. Contoh lainnya adalah seorang guru melakukan praktik mengajar mata pelajaran IPS di SDN 6
Kalisalak II Kebasen dan SD Gombong V, Kebumen. Salah satub kegiatannya adalah siswa diajak ke warung deket sekolah, dengan menanyakan berbagai jenis barang, harga beli dan harga jual.

L. Belajar Menghayati

Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan mata pelajaran kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana menghayati suatu peran (drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan melakukan penghayatan tersebut, siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh yang diperankan atau makna yang terkandung dari sebuah lagu.

M. Belajar Mengamati

Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut yang memilki keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral, penghasilan, dan bibit budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara. Kegiatan ini diterapkan dengan metode Edutainment (edukasi dan entertainment) seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra Ancol.

 

Kegiatan belajar 2

Motivasi Belajar Siswa

Motivasi Belajar Siswa

Kata motif merupakan kata dasar motivasi yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Pengertian motivasi mengandung 3 hal penting, yaitu: hal yang mengawali kegiatan perubahan energi seseorang dan nampak sebagai kegiatan fisik, motivasi ditandai dengan adanya rasa, dan pemahaman terhadap motivasi sebagai respon dari adanya aksi berupa tujuan yang didasarkan atas kebutuhan.

Ruang Lingkup Motivasi

Pengertian motivasi sebagai perubahan energi yang ditandai dengan munculnya rasa tapi diawali dahulu dengan adanya tanggapan terhadap tujuan oleh Mc. Donald mengandung 3 aspek penting, yaitu:

a) Motivasi adalah hal yang mengawali kegiatan perubahan energi pada seseorang, sehingga yang terlihat adalah yang menyangkut kegiatan fisik.

b) Kemunculan motivasi ditandai dengan adanya rasa.

c) Motivasi sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi yaitu tujuan. Sedangkan tujuan sendiri menyangkut soal kebutuhan.

Teori tentang motivasi lahir dan dan berkembang dengan tingkatan – tingkatannya. Dalam hal ini ada beberapa teori tentang motivasi yang selalu terkait dengan masalah kebutuhan (Teori Abraham Maslow), yaitu:

 a) Kebutuhan fisiologis seperti haus, lapar, kebutuhan untuk istirahat.

b) Kebutuhan akan keamanan, bebas dari rasa cemas, dan khawatir.

c)Kebutuhan akan cinta dan kasih, rasa diterima dalam suatu kelompok masyarakat.


d) Kebutuhan akan penghargaan seperti dihargai karena kemampuan, kebutuhan untuk diakui kenaikan status atau pangkat pada diri seseorang.

e) Kebutuhan untuk mewujudkamn diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, dan pembentukan pribadi. (Purwanto, 1990)

Begitu pula dengan kegiatan belajar, sangat membutuhkan motivasi agar kegiatan
belajar pada diri siwa dapat bermanfaat dan berhasil. Sehubungan dengan hal tersebut, ada beberapa fungsi motivasi yaitu sebagai berikut:

a)      Motivasi sebagai motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan

b)      Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya

c)      Motivasi dapat menjadi alat untuk menyeleksi perbuatan

d)     Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk usaha mencapai prestasi.

 

Berkaitan dengan jenis motivasi, ada beberapa sudut pandang yang membagi motivasi menjadi beberapa macam. Namun, disini kita hanya akan mengkaji motivasi intrinsik dan ekstrinsik saja.

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif – motif yang menjadi aktif atau berfungsi yang tidak memerlukan rangsangan dari luar diri seseorang, karena biasanya dalam diri seseorang tersebut sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contohnya adalah seseorang siswa yang melakukan kegiatan belajar karena ingin menambah ilmu, nilai, atau keterampilan.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang didalam aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktifitas belajar. Sebagai contohnya adalah seseorang akan belajar hingga keesokan harinya akan dapat mengerjakan soal dengan baik dan mendapat nilai 100, dengan harapan akan mendapatkan hadiah dari orangtuanya. Siswa tersebut belajar bukan untuk menambah ilmu, tetapi motif agar mendapatkan hadiah. Oleh karena itu motivasi ini dapat dikatakan bentuk motivasi yang didalam aktivitas belajar dimulai dan di teruska berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak dengan aktivitas belajar.

 Sebagai guru perlu secara berhati –hati memilih motivasi yang tepat bagi kegiatan belajar siswa, karena dapat saja pemberian motivasi yang tidak tepat dapat mempengaruhi perkembangan belajar ke arah negatif. Dibawah ini akan diuraikan beberapa bentuk dan cara yang dapat menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah.

 

a)      Memberi nilai

b)      Hadiah

c)       Saingan/Kompetensi

d)      Ego involvement

e)       Memberi ulangan

f)       Mengetahui hasil

g)      Pujian

h)       Hukuman

i)         Hasrat untuk belajar

j)         Minat

k)      Tujuan yang diakui.

Gaya belajar siswa perlu dipahami agar Anda dapat menentukan variasi cara dalam memotivasi belajar siswa dikelas. Berikut ini 3 kelompok siswa yang mempunyai gaya belajar sendiri – sendiri:

a. Siswa yang berorientasi pada visual

Pada umunya siswa yang bergaya belajar visual, memiliki beberapa kekhasan seperti mereka memiliki kebutuhan yang kuat untuk melihat sesuatu secara visual agar mereka dapat memahami informasi yang mereka lihat tersebut. Selain itu, ciri khas berikutnya adalah mereka biasanya memiliki kepekaan terhadap warna, dan memiliki pemahaman terhadap suatu hal yang artistik.

b) Siswa yang berorientasi pada suara

Para siswa yang kuat dalam hal pendengarannya, akan dapat memahami dan mengingat suatu informasi dengan baik apabila guru menyampaikan sesuatu secara lisan atau berceramah. Masalah yang sering dialami siswa tipe ini adalah sulit menyerap informasi dalam bentuk tulisan dan otomatis memiliki kesulitan dalam menulis atau membaca. Pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk siwa seperti ini adalah dengan menggunakan tape perekam sebai alat bantu atau melibatkan siswa dalam kelompok diskusi. Pendekatan selanjutnya
adalah dengan melakukan review secara verbal dengan sesama teman atau dengan guru.

c) Siswa yang berorientasi pada benda yang dimanipulasi

Karakter siswa yang mempunyai gaya belajar seperti ini adalah mereka selalu menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar mereka selalu dapat mengingat informasi tersebut. Siswa tipe ini juga tidak termasuk siswa yang suka diam lama atau duduk terlalu lama untuk mendengarkan penjelasan.


Serba – Serbi Memotivasi Siswa SD Cara lain yang dapat Anda pelajari dan tiru agar memotivasi belajar siswa dapat meningkat adalah melalui bebrapa cara yang dikemukakan berikut ini. Dalam tulisannya, Agus Sampurno menceritakan 7 kebiasaan guru yang efektif untuk memotivasi siswanya agar lebih bersemangat dalam belajar:

a. Konsistensi

b. Perlakukan siswa sebagai individual

c. Jadikan lingkungan fisik kelas anfa sedapat mungkin bernuansa belajar

d. Lakukan penilaian terhadap siswa sesering mungkin tapi dengan alasan yang kuat

e.Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja

f. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun informal

g. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa.

 

 

MODUL 6

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI SISWA SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1

 PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR

A. PENGERTIAN BIMBINGAN

            Menurut Agus Taufiq (2007) Bimbingan adalah upaya memberikan arahan, panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai yang bersifat menuntun ke arah yang baik. Menurut Shertzer dan Stone (1966) bimbingan adalah memandu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi (to direct, pilot, manage or steer). Menurut Gibston dan Mitchell (1981) menyatakan bahwa: “conseling has been identified as the heart of the guidance program”, maksudnya adalah konseling telah dikenal sebagai jantungnya program bimbingan.

Berikut dikemukakan definisi bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa ahli:

1.      Mortensen dan Schmuller (1984) mengartikan bimbingan sebagai bahan integral dari program pendidikan yang diupayakan oleh staf yang kompeten , bertujuan memberikan bantuan kepada individu untuk dapat mengembangkan kesanggupan dan kemampuannya secara penuh di dalam tatanan kehidupan masyarakat yang demokratis.

2.       Edward C. Glanz (1966) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu untuk mecahkan masalah dan menjadi anggota masyarakat bebas dan bertanggungjawab dimana dia hidup.

3.       Traxler dan North (1968) mengartikan bimbingan sebagai proses untuk engenal dan memahami ndividu serta menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan individu itu untuk mengenal dan memahami kapasitasnya secara penuh, sehingga pada akhirnya dia dapat membantu dirinya sendiri baik secara ekonomi maupun sosial.

Sedangkan pengertian bimbingan yang cukup komprehensif dikemukakan oleh Natawidjaja( 1984) adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supayaindividu tersebut memahami dirinya, sanggup mengarahkan dirinya dan dapat ditindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya.

Kesimpulan dari berbagai pendapat mengenai bimbingan sekolah dasar di atas adalah proses membantu individu siswa untuk memahami diri, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya, sehingga dapat diharapkan mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis. Menurut Agus Taufiq (2005) menguraikan bimbingan dimaksudkan agar siswa mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri serta mampu menerima dirinya secara wajar.

 B. TUJUAN BIMBINGAN DI SEKOLAH DASAR

Tujuan program Bimbingan dan Konseling di SD (Agus Taufiq, 2007) adalah :

 1. Memiliki perasaan positif dalam berinteraksi dengan teman sebaya, guru, orang tua dan orang dewasa lain.

2. Memperoleh makna pribadi dari belajarnya

3. Mengembangkan dan memelihara perasaan positif terhadapa dirinya, terdapat kekhasan nilai yang dimilikinya serta dapat memahami dan menghubungkan dengan perasaannya.

 4. Menyadari akan pentingnya nilai yang dimiliki dan mengembangkan nilai-nilai yang konsisten dengan kebutuhan hidup dalam masyarakat yang majemuk

5. Mengembangkan dan memperkaya keterampilan studi untuk memaksimumkan  kecakapan yang dimilikinya.

6. Belajar tentang berbagai macam keterampilan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang mungkin dihadapinya.

 7. Mengembangkan keterampilan penyusunan perencanaan dan pemecahan masalah.

 8. Mengembangkan sikap-sikap positif terhadap kehidupan

 9. Menunjukan tanggungjawabnya terhadap tingkah lakunya.

 10. Bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana untuk
        mengembangkan sikap dan keterampilan yang dapat memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan sosial anak.

11. Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkaya aktivitas belajar anak. Senada dengan rumusan tujuan di atas, Etty (2005) membedakan tujuan program bimbingan dan konseling SD menjadi dua bagian, meliputi tujuan umum dan tujuan khusus.

 1. Tujuan Umum Tujuan umumnya dari pelayanan bimbingan dan konseling yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani , ketrampilan yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab, kemasyarakatan dan kebangsaan. (Buku I, Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling, 1995).

2. Tujuan Khusus Sedangkan Tujuan khususnya adalah siswa dapat memahami diri sendiri sehingga mampu mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat selanjutnya dapat menyalurkan potensi yang dimiliki baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja nanti.

C. FUNGSI BIMBINGAN DI SEKOLAH

 Fungsi bimbingan sekolah, antara lain:

1.      Pengungkapan, guru berusaha mengetahui keadaan siswa dengan
program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.

2.      Penyaluran

3.      Penyesuaian

4.      Pencegahan

5.      Perkembangan

6.      Perbaikan

 D. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN

Prinsip bimbingan di SD menurut Agus Taufiq (2005) adalah sebagai berikut :

1. Bimbingan untuk semua

 2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas

3. Bimbingan diarahkan untuk perkembangan Kognitif dan Afektif

4. Bimbingan diberikan secara insidental dan informal

 5. Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan belajar.

6. Bimbingan difokuskan pada aset.

7. Bimbingan terhadap proses pendewasaan.

 8. Program bimbingan dilaksanakan secara Bersama.


E. PERAN GURU DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan merupakan upaya pemberian bantuan yang berkesinambungan dan sistemik yang optimal kepada siswa, agar dapat mencapai perkembangan yang optimal. Menurut Traxler (dalam HM Surya, 2005) dikatakan bahwa dalam menjalankan tugas seorang guru telah melaksanakan tugas rangkap (mengajar &membimbing) namun tidak semua guru melakukannya secara sadar, berencana dan berkesinambungan.

Keberhasilan dalam bimbingan sangat terganung dengan eratnya hubungan antara siswa dengan pembimbing. Menurut Lioyd-Jones dan Wolf (dalam Agus Taufiq, 2005) titik berat dan kepedulian bimbingan di sekolah Dasar pada perkembangan siswa. Farwell dan Peter menyatakan bahwa titik berat bimbingan di SD adalah pada pemahaman diri dan memberi kemudahan pada siswa.


Kegiatan Belajar 2

BERBAGAI LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK SEKOLAH DASAR

 A. LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

1. Pengertian Anak Berbakat

Anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140. Menurut Utami Munandar (1995) Anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan yang luar biasa. jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan yang dimaksud seperti: kemampuan intelektual umum dan akademis tertentu, berfikir kraetif kreatif produktif,psikososial, seni dan psikomotor.

2. Layanan Pendidikan untuk Anak Berbakat di Sekolah Dasar

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak berbakat di SD  

a. Pengidentifikasian anak berbakat

 Menurut Kirk (1986) untuk mengetahui keberadaan anak berbakat, dapat dilihat dari beberapa hal berikut:

1) Kelancaran (kemampuan menjawab pertanyaan)

2) Kelenturan ( kemampuan untuk memberikan berbagai macam jawaban )

3) Kemurnian (kemampuan memberikan respon yang unik dan layak)

b. Layanan anak berbakat

Ada 2 macam layanan sebagai pilihan dalam memberikan layanan kepada anak berbakat meliputi :

1)      Adaptasi lingkungan,

Gallagher, dkk (1983) menyatakan bahwa 6 hal yang dapat dilakukan.

a) Kelas pengayaan

 b) Guru konsultan

 c) Ruangan sumber belajar

 d) Studi mandiri

 e) Kelas khusus

2) Adaptasi program

Adaptasi program dilakuakn dalam beberapa cara, sebagai berikut :

 a) Melalui percepatan / akselerasi

 b) Melalui pengayaan

 c) Pencanggihan materi pelajaran

 d) Pembaruan

  e) Modifikasi kurikulum sebagai alternative

Secara khusus pembelajaran terhaap anak berbakat memiliki kekhasan tersendiri, terutama dam pemilihan dan penerpan strategi pembelajaran, model pelayanan, layanan perkembangan kreativitas stimulasi imajinasi dan proses inkubasi, desain pembelajaran danevaluasi

c. Strategi pembelajaran dan model layanan

1) Strategi Pembelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
strategi pembelajaran anak berbakat adalah sebagai berikut:

a) Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai denfan kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan kemampuannya yang lebih tinggi dari pada anak normal

 b) Pembelajaran apda anak berbakat tidak saja mengembangkan kecerdasan intelektual semata, tetapi pengembanagn emosional juga paatut mendapat perhatian

 c) Pembelajaran anak berbakat berorietasi pada modifikasi proses, isi dan produk

2) Model –Model layanan

Model layanan yang mengarah pada perkembangan anak berbakat meliputi layanan perkembangan kognitif, nilai, moral, kreativtas,dan bidang khusus.

d.Layanan Perkembangan Kreativitas

Ada 3 tingkatan perkembangan kreativitas, mulai dari tingkat pertama sampai tingkat ketiga. Tingkat kreativitass pertama ditandai dengan fleksibilitas, originalitas, serta keterbukaan terhadap masalah yang disertai keberanian mengambil risiko. Tingkat kreativitas kedua, ditandai oleh adanya pemetaan masalah denga mencari pemecahan masalah secara teratur. Sementara tingkat kreatuvitas ketiga dengan mengadakan perumusan maslah berdasarkan asumsi tertentu.

e Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi

Stimulasi imajinat kreatif adalah proses mental manusiawi yang menjadikan semua kekuatan motif berprestasi untuk menstimulasi dan memberi energy pada tindakan kreatif adalah tahap berpikir Sedangkan poses inkubasi kreatif dan pengatasan masalah dimana fungsi mental yang tadinya digerakkan oleh persiapan yang direncanakan secara intensif.

F. Desain pembelajaran

Sesuai dengan rencana potensi yang dimiliki,diperlukan suatu pembelajaranpada umunya, terutama perbedaan tersebut meliputi tentang pengemasan mater, teknik pembelajaran yang harus dikuasai guru dan pelaksanaan model pembelajaran.

g. Evaluasi

    Proses evaluasi anak berbakat tidak jauh berbeda dengan anak ada umunya oleh karena itu dibutuhkan penerapan evaluasi yang sesuai.

B. LAYANAN PENYANDANG KELAINAN FISIK

1. Pengertian dan jenis

Menurut Mulyono Abdulrachman (2007) keluarbiasaan merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi anak yang menunjukan
perbedaan dengan anak normal pada umumnya.

Jenis kelainan fisik seperti: tunanetra, tuna rungu ,dan tunadaksa.

2. Layanan Bimbingan terhadap penyandang kelainan fisik

a.       Layanan terhadap anak tunanetra

dapat dengan cara menempatkan anak tunanetra tersebut di sekolah biasa, dalam bentuk pendidikan terpadu, ini bertujuan untuk mengoptimalkan perkembangannya karena terbiasa bergaul dengan anak normal.

b.      Layanan terhadap anak Tunarungu

 Layanan harus disesuaikan dengan terhadap anak tunarungu karakteristik/tingkat ketunarunguannya, diperlukan pembimbing khusus untuk tunarungu tingkat tinggi.

c.       Layanan terhadap anak Tunadaksa

Layanan terhadap anak tunadaksa adalah dengan menimbulkan rasa percaya diri pada anak tersebut.

C. LAYANAN TERHADAP ANAK DENGAN GANGGUAN PSIKOLOGIS.

Indikator tentang masuknya anak dengan gannguan psikologis masuk SD biasa adalah seringnya ditemui kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku. Penyimpangan pada anak tersebut seperti gangguan emosi dan perilaku menyimpang (tunalaras), maka guru SD harus dapat mengantisipasi keadaan tersebut.

Gejala-gejala perilaku anak menyimpang itu seperti: anak suka jahil, anak suka iri hati, anak suka menyela, anak suka agresif.

Penyebab anak berperilaku menyimpang adalah karena dirinya merasa:

a. Tidak mendapat perhatian

b. Disepelekan

 c. Kehadirannya dianggap tidak ada

d. Tidak mendapat peran apapun

e. Sebagai pelengkap penderita
f. Takut kehilangan peran dalam lingkungannya.

Untuk mengatasi permasalahan anak berperilaku menyimpang yaitu perlu adanya kerja sama antar staf dan semua guru sekolah untuk menciptakan perilaku positif baik kepada anak tersebut maupun semua pihak di sekolah. Berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan anak, antara lain:

a. Penyimpangan sebagai akibat

b. Perilaku destruktif, contohnya: terus menerus memanggil guru dan berbicara seenaknya, berjalan kesana kemari, menggerakan kaki terus menerus di kursi, suara sangat keras, tidak mampu konsentrasi.

 c. Perilaku mengajar, pendekatan yang dapat dilakukan guru untuk mengajarkan anak agar berperilaku baik antara lain: 1. Mengangkat tangan tanpa harus memanggil-manggil
2. Menunggu giliran daripada menyerobot 3. Duduk di atas tikar pada jam pelajaran 4. Duduk di kursi mereka lebih dari beberapa menit 5. Berbicara dengan lebih perlahan 6. Berjalan tanpa mengganggu / menjengkelkan orang lain 7. Mempertimbangkan perasaan orang lain 8. Apayang harus dilakukan bila marah

d. Cara mengatasi anak yang berperilaku menyimpang yaitu:

1. Jangan emosional menghadapi anak 2. Jangan kucilkan anak

D. LAYANAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

1. Pengertian

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

2. Tujuan

Tujuannya adalah siswa diharapkan akan mampu mengaitkan antarapengetahuan yang diperoleh di sekolah dengan keadaan dan kebutuhanlingkungan.

3.      Jenis kegiatan Ekstra Kulikuler

Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah biasanya seperti pramuka, UKS,olah raga, PMR, kesenian dll di luar jam pelajaran sekolah.

4.      Manfaat Kegiatan Ekstra Kulikuler

Manfaat yang didapat adalah siswa akan memperoleh secara maksimal pengembangan fisik, mental,emosional, kognitif dan sosial.

5.      Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kulikuler

 Kegiatan ekstrakulrikuler tidak dapat berjalan di SD dikarenakan antara lain:

a. Sikap orang tua siswa yang kurang mendukung

 b. Memerlukan biaya cukup besar

c. Lokasi rumah yang jauh dari sekolah

 d. Kondisi keluarga yang mengharuskan anak bekerja membantu orang tua

e. Kurangnya fasilitas di sekolah

 f. Kurangnya dukungan dari pihak sekolah.


Top of Form

0 comments:

Post a Comment