TUGAS MAKALAH
PENGANTAR PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PEMBAHASAN
Modul 5
(PendidikanAnak Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi) Kegiatan Belajar 1
Definisi dan Klasifikasi, Penyebab, serta Cara
Pencegahan Terjadinya Tunarungu dan Gangguan Komunikasi
A.
Definisi dan Klasifikasi Tunarungu
1.
Definisi
Tunarungu
merupakan satu istilah umum yang menunjukkan ketidak mampuan mendengar dari
yang ringan samapai yang berat sekali yang digolongkan kepada tuli dan kurang
dengar.
2.
Klasifikasi Tunarungu
Ketunarunguan
dapat diklasifikasikan berdasarkan empat hal yaitu:
a.
Tingkat kehilangan pendengaran,
diklasifikasikan sebagai tunarungu ringan, tunarungu sedang,tunarungu agak
berat, tunarungu berat, tuna rungu berat sekali.
b.
Berdasarkan saat terjadinya, diklasifikasikan
sebagai ketunarunguan prabahasa, ketunarunguan pasca bahasa.
c.
Berdasarkan letak gangguan pendengaran secara
anotomis, diklasifikasikan sebagai tunarungu tipe konduktif, tunarungu tipe
sensorineural, tunarungu tipe campuran.
d.
Berdasarkan etiologi, diklasifikasikan sebagai
tunarungu endogen, tunarungu eksogen.
B.
Penyebab
Terjadinya Tunarungu
1.
Penyebab
Terjadinya Tunarungu Tipe konduktif
a.
Kerusakan
yang terjadi pada telinga luar dapat disebabkan oleh:
-
Tidal
terbentuknya lubang telinga bagian luar
-
Terjadinya
peradangan pada lubang telinga luar
-
Kerusakan yang terjadi pada telinga tengah yang
disebabkan oleh
-
Ruda paksa, adanya tekanan yang keras pada telinga seperti karena
jatuh, tabrakan, tertusuk
-
Terjadinya
peradangan pada telinga tengah
-
Otosclerosis, yaitu terjadinya pertumbuhan tulang pada kaki
tulang staples
-
Tympanisclerosis, adanya lapisan kalsium pada gendang dengardan
tulang pendengaran
-
Anomali congenital dari tulang pendengaran atau tidal terbentuknya
tulang pendengaranyang dibawa sejak lahir tetapi tidal bersifat progresif
-
Disfungsi tuba eustachii akibat alergi atau tumor pada nasopharynx
2.
Penyebab
terjadinya tunarungu Tipe Sensorineural
a.
Ketunarunguan
yang disebebkan oleh faktor genetic (keturunan)
b.
Penyebab
ketunarunguan faktor nongenetik antara lain:
-
Rubela Campak Jerman, disebabkan oleh virus
yang sering berbahaya dan sulit didiagnosa secara klinis
-
Ketidaksesuaian
antara darah ibu dan anak
-
Meningitis, yaitu radang selaput otak yang
disebabkanoleh bakteri yang menyerang labyrinth
(telinga dalam) melalui sistem sel-sel udara pada telinga tengah.
C.
Cara
pencegahan terjadinya tunarungu
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai
upaya pencegahan terjadinya tunarungu. Upaya tersebut dilakukan pada saat
sebelum nikah, hamil, persalinan, dan setelah kelahiran. Yang dijelaskan
sebagai berikut:
1.
Upaya
yang dapat dilakukan pada saat sebelum nikah:
a.
Menghindari
pernikahan sedarah
b.
Melakukan
pemeriksaan darah
c.
Melakukan
konseling genetika
2.
Upaya
yang dapat dilakukan pada waktu hamil:
a.
Menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan
secara teratur kepada dokter kandungan
b.
Mengonsumsi
gizi yang seimbang
c.
Tidal
meminum obat sembarangan
d.
Melakukan
imunisasi anti tetanus
3.
Upaya
yang dapat dilakukan pada saat melahirkan:
a.
Pada
saat melahirkan diupayakan tidal menggunakan alat penyedot
b.
Apabila Ibu tersebut terena virus herpes
simpleks pada daerah vaginanya, maka kelahiran harus melalui operasi Caesar
4.
Upaya
yang dapat dilakukan setelah lahir:
a.
Melakukan
imunisasi dasar serta imunisasi rubella
b.
Apabila anak mengalami sakit influenza , harus
diobati jangan sampai terlalu lama.
D.
Definisi
Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi adalah gangguan dalam
berkomunikasi dengan orang lain, baik dalam posisi sebagai komunikator maupun
komunikan. Gangguan komunikasi yang dialami komunikator antara lain kesalahan
dalam mengucapkan berbagai fonem, sehinga pesan yang disampaikan sulit
dipahami.
E.
Klasifikasi
Gangguan Komunikasi
a.
Gangguan
artikulasi (disorder of articulation)
b.
Gangguan
kelancaran (disorder of fluency)
c.
Gangguan
suara (disorder of voice)
d.
Gangguan
bicara yang dihubungkan dengan kelainan orofacial
e.
Gangguan
bicara yang dihubungkan dengan kerusakan saraf
F.
Penyebab
Gangguan Komunikasi
1.
Kehilangan pendengaran
2.
Kelainan
organ bicara
3.
Gangguan emosi
4.
Keterlambatan perkembangan
5.
Mental Retardasi
6.
Kerusakan otak
7.
Lingkungan
Kegiatan
Belajar 2
Dampak Tunarungu dan Gangguan Komunikasi Bagi Perkembangan
Anak
A.
Dampak
Tunarungu Bagi Anak
1.
Dampak tunarungu terhadap perkembangan bicara
dan bahasa
Kesulitan berkomunikasi yang dialami anak
tunarungu, mengakibatkan mereka memiliki kosakat yang terbatas, sulit
mengartikan ungkapan-ungkapan bahasa yang mengandung kiasan, sulit mengartikan
kata-kata abstrak, serta kurang menguasai irama dan gaya bahasa.
2. Dampak tunarungu terhadap kemampuan akademis
Pada umumnya anak tunarungu yang tidal disertai
kelainan lainnya mempunyai intelegensi yang normal, namun sering ditemui
prestasi akademik mereka lebih rendah diabndingkan dengan anak mendengar
seusianya.
3.
Dampak
tunarungu terhadap aspek sosial-emosional
a.
Pergaulan
yang terbatas pada sesame tunarungu
b.
Memiliki
sifat egosentris yang melebihi anak normal
c.
Memiliki
perasaan takut terhadap lingkungan sekitar
d.
Perhatian
anak tunarungu sukar dialihkan
e.
Memiliki
sifat polos
4. Dampak tunarungu terhadap aspek fisik dan kesehatan
Pada sebagian tunarungu mengalami gangguan
keseimbngan sehingga cara berjalannya kaku dan agak membungkuk, gerakan mata
anak tunarungu lebih cepat,gerakan tangannya sangat cepat, pernapasannnya
pendek.
B.
Dampak
Gangguan Komunikasi Bagi Anak
Dampak yang
ditimbulkan oleh adanya gangguan komunikasi anatara lain adanya hambatan
dalam berinteraksi sosial serta hambatan dalam pengembangan kemampuan akademik
Kegiatan
Belajar 3
Kebutuhan Khusus dan Profil Pendidikan Anak
Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi
A.
Kebutuhan
Khusus Anak Tunarungu dan Anak dengan Gangguan Komunikasi
1. Kebutuhan Khusus Anak Tunarungu
a.
Layanan
bina komunikasi
b.
Layanan
bina bicara
c.
Layanan
membaca ujaran
2.
Kebutuhan
Khusus Anak dengan gangguan komunikasi
a.
Kebutuhan
khusus anak dengan gangguan artikulasi
b. Kebutuhan khusus abak gagap
c. Kebutuhan
khusus anak yang mengalami keterlambatan dalam komunikasi verbal
d. Kebutuhan anak dengan gangguan komunikasi
karena autis
B.
Profil
Pendidikan Khusus Bagi Anak Tunarungu
1. Sistem
Pendidikan bagi Anak Tunarungu
Pendidikan khusus bagi anak tunarungu dapat
diselenggarakan. Di Sekolah khusus atau melalui sistem segregasi, maupun
disekolah regular melalui sistem integrasi dan sistem inklusif atau pendidikan
inklusif
2.
Metode
Komunikasi
Keterbatasan utama yang dialami anak tunarungu
adalah terhambatnya kemampuan berbicara dan berbahasa, sehingga perlu memahami
metode komunikasi yang dapat dimengerti anak tunarungu agar layanan yang
diberikan dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya.
Ada beberapa metode yang dapat digunkan dalam
berkomunikasi dengan anak tunarungu, yaitu metode oral, memabca ujaran, matode
manual, serta komunikasi total.
3.
Prinsip-Prinsip
Pembelajaran Siswa Tunarungu
Prinsip pembelajaran yang dilakukakan ada
prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum adalah prinsip pembelajaran
sebagaimana yang harus dilakukan terhadap siswa yang mendengar atau siswa pada
umumnya. Sedangkan prinsip khusus merupakan prinsip pembelajaran yang
dihubungkan dengan kebutuhan khusus anak tunarungu.
4.
Strategi Pembelajaran
Beberapa strategi pembelajaran yang dapat diterakan pada anak tunarungu:
a. Strategi individual
b. Strategi kooperatif
c. Strategi modifikasi perilaku
5.
Media Pembelajaran
Media
pembalajaran bagi anak tunarungu lebih menekankan pada media yang bersifat
visual antara lain: gambar, grafis, model tiruan objek.
6.
Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung anak tunarungu antara lain:
adanya ruang sumber yang dilengkapi dengan berbagai media untuk memfasilitasi
pemberian pelayanan khusus.
7.
Penilaian
Penilaian terhadap kemampuan siswa tunarungu
dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: tes,pengamatan, pemberian
tugas, protofolio dan sebagainya.
Profil Pendidikan Anak dengan Gangguan
Komunikasi
Pendidikan untuk anak dengan gangguan
komunikasi tergantung jenis ganggan komunikasi dan hambatan lain yang dialami
anak tersebut, karena banyak gangguan komunikasi yang merupakan akibat dari
hambatan utama yang dialami anak.
Lebih lanjut, Smith, J.D. (2006:215-2017)
mengemukakan bahwa dalam berbahasa dan berbicara, guru perlu mengadakan kerja
sama dengan tenaga ahli , orang tua, serta menciptakan kerjasama dengan teman sebaya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Definisi tunarungu dapat diartikan bahwa
Tunarungu (hearing impairment) merupakan salah satu istilah umum yang
menunjukkan ketidak mampuan mendengar dari yang ringan sampai yang berat sekali
yang digolongkan kepada tuli(deaf) dan kurang dengar (hard of hearing).
Keterbatasan utama yang dialami anak tunarungu
adalah terhambatnya kemampuan berbicara dan berbahasa, sehingga dalam
memberikan layanan pendidikan perlu memahami metode komunikasi yang dapat
dimengerti anak tunarungu agar layanan dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya.
0 comments:
Post a Comment