Monday 13 June 2022

PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA

0 comments

 

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

 


MODUL 3

PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA 

MODUL 4

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

MODUL 3

KEGIATAN BELAJAR 1

Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa

A.  Hakikat Pendekatan, Metode, dan Teknik

Dalam pembelajaran bahasa, pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique) atau konsep tersebut saling saling berhubungan atau saling menentukan, yaitu pendekatan menggunakan metode, dan metode menentukan Teknik yang ketiganya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.      Pendekatan

Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Oleh sebab itu, pendekatan bersifat aksiomatis, artinya tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya. Di dalam pembelajaran Bahasa, dan pengajaran Bahasa yang diyakini oleh guru Bahasa.

Pada dasarnya para ahli membagi pandangan tentang proses belajar itu menjadi dua aliran, yaitu aliran empiris dan aliran rasionalis. Aliran empiris mempunyai beberapa nama, yaitu behavioris, aliran mekanis, dan aliran bloomfield. Adapun prinsip-prinsip pokok aliran ini adalah :

a.       Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan, Bahasa pada hakikatnya adalah suara yang dihasilkan oleh organ manusia yaitu mulut yang bermakna;

b.      Bahasa adalah serangkaian kebiasaan, Language is Habit;

c.       Ajarkanlah bahasanya, bukan tentang bahasanya, maksudnya siswa harus kita beri kesempatan seluas-luasnya untuk menggunakan Bahasa itu dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan;

d.      Bahasa adalah apa-apa yang dikatan oleh para pemakainya;

e.       Tidak ada satu bahasapun yang persis sama dengan Bahasa yang lain.

Aliran kedua yaitu rasionalis yang terkenal juga dengan nama aliran mentalis, atau aliran Noam Chosky. Aliran ini memandang bahwa perbuatan berbahasa itu adalah perbuatan mental. Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh kaum rasionalis adalah :

a.       Suatu Bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh-aturan, contohnya seperti Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan Bahasa yang hidup karena ditandai oleh kreativitas dalam pengembangan bentukan kata sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam Bahasa Indonesia.

b.      Aturan-aturan tata Bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan. Bila anak belajar berbicara, hal pertama yang mereka lakukan adalah menceraikan kata-kata. Setelah itu barulah kemudian mereka tambahkan perubahan-perubahan bentuk kata-kata, kata bantu, dan sebagainya.

c.       Manusialah satu-satunya makhluk yang dapat belajar Bahasa. Seperti dikatan Marsoedi (1983:18) ‘’Bahasa itu murni manusiawi’’ artinya yang dapat mengeluarkan bunyi Bahasa itu adalah manusia, sedangkan binatang tidak berbahasa.;

d.      Bahasa yang hidup adalah Bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir (Hidayat dkk., 1990). Berpikir mencangkup banyak aktivitas mental. Kita berpikir saat kita memecahkan soal yang diberikan di kelas, kita berpikir saat kita melamun sambil menunggu pembelajaran dimulai. Kita berpikir saat memutuskan barang apa yang akan dibeli di took, merencanakan liburan, menulis surat, atau mengkuatirkan suatu persahabatan yang terganggu.

2.      Metode

Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah Teknik mengajar, sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut :

 

 

a.       Pemilihan bahan

Dapat digunakan prinsip alamiah atau random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan sesuai dengan apa yang diperlukan. Pemilihan bahan secara random yaitu pemilihan bahan yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi

b.      Urutan bahan

c.       Penyajian bahan, didasarkan pada kriteria berikut.

·      Apakah Bahasa lisan disajikan lebih dahulu dari Bahasa tulis, atau keduanya disajikan sekaligus.

·      Cara penyajian Bahasa lisan dan Bahasa tulis jangan disamakan begitu saja.

·      Kapan sebaiknya kosakata disajikan dan kapan sebaiknya kalimat disajikan, serta bagaimana contoh-contohnya yang memadai.

·      Penggunaan alat bantu yang relevan perlu diperhatikan.

·      Menumbuhkan kebiasaan berbahasa yang dipelajari.

·      Cara-cara pemberian tugas kepada siswa (mandiri atau kelompok).

·      Adanya evaluasi untuk mengetahui bahan yang kita ajarkan itu sudah dapat diserap oleh siswa atau belum.

d.      Pengulangan bahan (repetisi) merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan kebiasaan berbahasa melalui bahan yang telah diberikan itu.

Metode yang dapat diterapkan di dalam pengajaran Bahasa Indonesia di SD dan menunjang pendekatan yang disarankan oleh kurikulum Bahasa Indonesia yang sedang diberlakukan, yaitu pendekatan komunikatif, integrative, tematis, CBSA, dan keterampilan proses, yaitu Direct Method, Natural Method, Reading Method, Electric Method.

a.       Direct Method

Direct Method atau Metode langsung ialah metode pengajaran Bahasa yang di dalam pelaksanaannya guru langsung menggunakan Bahasa sasaran, yaitu Bahasa yang diajarkan. Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan Bahasa ibu atau Bahasa pertamanya selama pembelajaran berlangsung. Tujuan metode langsung di SD ialah penggunaan Bahasa sasaran dalam hal ini Bahasa Indonesia, yang merupakan Bahasa kedua, secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam Bahasa kedua tersebut.

b.      Natural Method

Natural Method yang disebut juga Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode yang dalam pelaksanaannya menggnakan peraga berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.

c.       Reading Method

Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun 1929-an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara lain, untuk memberi pelajar/Mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah yang mereka perlukan dalam studi mereka.

d.      Electric Method

Lahirnya metode ini dilator belakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satu pun metode pembelajaran Bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, disamping ada keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelekannya. Electric artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran Bahasa, bebas di sini yang dimaksud adalah bebas untuk menambah atau mengombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan lainnya yang dianggap cocok, dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah sebabnya Electric Method diterjemahkan secara bebas dalam Bahasa Indonesia Metode Campur.

3.      Teknik

Teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, Teknik ini bersifat implementasional. Adapun macam-macam Teknik pembelajaran Bahasa :

a.       Teknik Ceramah

Teknik ceramah dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, terutama kepada mereka yang sudah termotivasi. Artinya seseorang yang termotivasi untuk mendapatkan informasi tertentu. Teknik ceramah mempunyai keuntungan antara lain :

·      Dapat menghemat waktu

·      Dapat digunakan dalam kelompok besar

·      Dapat dipakai sebagai penambah bahan yang sudah dibaca

·      Dapat dipakai untuk mengulang atau memberi pengantar pada pelajaran atau aktivitas tertentu

Disamping keuntungan di atas Teknik ceramah mempunyai kekurangan, antara lain sebagai berikut :

·      Tidak semua guru dapat berbicara yang menarik dan baik

·      Dalam metode ini hanya satu indra yang aktif yaitu pendengaran

·      Kadar CBSA-nya (Cara Belajar Siswa Aktif) rendah

b.      Teknik Tanya-Jawab

Tujuannya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca.

c.       Teknik Diskusi Kelompok

Tujuan digunakan Teknik ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat, dan mau menerima kritikan kalua pendapatnya memang kurang benar.

d.      Teknik Pemberian Tugas

Teknik pemberian tugas ini disebut juga resitasi yang dapat diberikan kepada siswa secara individual atau kelompok. Dengan Teknik ini diharapkan siswa lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.

e.       Teknik Ramu Pendapat (brainstorming)

Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-Jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Secara bergiliran siswa kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan. Jawaban siswa kemudian diseleksi, kita seleksi, klasifikasi, analisis Bersama dengan siswa. Jika terdapat jawaban yang bertentangan, jawaban tersebut kita lemparkan lagi ke kelas untuk mereka diskusikan, setelah diskusi, guru menyimpulkan hasil diskusi.

f.       Simulasi

Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi tepat sekali untuk melatih keterampilan berbicara.

B.  Jenis-jenis Pendekatan Pembelajaran Bahasa

Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru harus menerapkan pendekatan komunikatif, CBSA, dan pendekatan keterampilanproses (PKP). Setelah diberlakukan Kurikulum 1984 pendekatan dalam pembelajaran Bahasa yang harus diterapkan guru selain ketiga pendekatan tersebut, ditambah dengan pendekatan tematik, dan intergatif.

Sekarang di dalam pembelajaran sudah harus ditinggalkan jauh-jauh system DDCH, yaitu Duduk, Dengar, Catat, dan Hapal, tetapi harus diganti dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Untuk itu kita harus mengenal dan menghayati sejumlah prinsip dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut :

1.      Motivasi

2.      Latar atau konteks

3.      Keterarahan kepada titik pusat atau focus tertentu

4.      Hubungan social atau sosialisasi

5.      Belajar sambil bekerja

6.      Perbedaan perorangan atau individual

7.      Menemukan

8.      Pemecahan masalah.

KEGIATAN BELAJAR 2

Pembelajaran Bahasa Indonesia Terpadu di SD

A.    Pembelajaran Terpadu Lintas Materi

Pengorganisasian materi dalam Kurikulum 2004 mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu. Adapun keterpaduan materi tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Dalam bagan tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI atau di jenjang SMP, atau SMA dimulai dengan pemilihan tema. Tema ini merupakan wadah untuk belajar Bahasa.

Adapun salah satu alternative model pembelajaran Bahasa Indonesia terpadi lintas materi di SD kelas III seperti berikut ini.

 

B.     Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum

Disamping pembelajaran terpadu lintas materi dalam suatu mta pelajaran, keterpaduan tersebut dapat juga dilaksanakan lintas kurikulum. Artinya yang dipadukan itu antara beberapa mata pelajaran, misalnya pelajaran Bahasa Indonesia dipadukan dengan Sains.

Sebagai ilustrasi bahwa ada perpaduan lintas kurikum di SD/MI akan diambilkan contoh Silabus Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah yang dimuat dalam Acuan Pengembangan Kurikulum (Depdiknas, 2003) berikut ini.

MODUL 4

KEGIATAN BELAJAR 1

TELAAH KURIKULUM DAN BUKU TEKS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR

HAKIKAT KURIKULUM

A.  Pengertian Kurikulum

Di dalam UU Pendidikan No.2 tahun 1989 disebutkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sedangkan pengertian kurikulum yang terdapat dalam buku Ketentuan Umum Kurikulum 2004 merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

B.  Fungsi dan Tujuan Kurikulum

Secara umum fungsi kurikulum itu sangat luas yang dapat dikaitkan dengan sekolah, anak didik, dan masyarakat. Bagi sekolah fungsi kurikulum dibedakan menjadi dua, yaitu (1)bagi sekolah yang bersangkutan yang berfungsi sebagai (a) alat untuk mencapai tujuan, (b) pedoman bagi guru dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa serta sebagai pedoman mengevaluasi perkembangan siswa, (c) pedoman supervise bagi kepala sekolah yaitu untuk memperbaiki/menciptakan situasi belajar yang baik dan membantu guru memperbaiki situasi belajar, serta sebagai pedoman dalam pengembangan kurikulum. Disamping itu sebagai pedoman mengevaluasi kegiatan belajar mengajar, (2) bagi sekolah tingkat diatasnya, kurikulum berfungsi (a) untuk keseimbangan proses Pendidikan, dan (b) penyiapan tenaga baru.

Fungsi kurikulum bagi anak didik, diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengetahuan dan kecakapan yang baru yang dapat dikembangkan dan melengkapi bekal hidup mereka setelah terjun dalam masyarakat. Sedangkan fungsi kurikulum bagi masyarakat, yaitu orangtua akan mengetahui program-program apa saja yang akan dilaksanakan oleh sekolah.

C.  Komponen-komponen Kurikulum

Dalam buku Acuan Pengembangan Kurikulum 2004 disebutkan bahwa Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan kerangka inti yang memiliki empat komponen, yaitu (a) Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, (b) Kegiatan Belajar Mengajar, (c) Penilaian Berbasis Kelas, dan (d) Kurikulum dan Hasil Belajar.

 

KEGIATAN BELAJAR 2

ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BAHASA

A.  Aspek-aspek Keterampilan Bahasa

Ruang lingkup standar kimpetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SD dan MI terdiri atas empat aspek sebagai berikut.

1.      Mendengarkan, seperti mendengarkan berita, petunjuk, pengumumna, perintah, bunyi atau suara, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporam, ceramah, dan lain-lain.

2.      Berbicara, seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, dan lain-lain

3.      Membaca, seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraph, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, dan lain-lain.

4.      Menulis, seperti menulis karangan naratif dan normative dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata yang tepat.

Dalam keempat aspek di atas (yang merupakan empat keterampilan berbahasa) terdapat aspek berikut :

1.      Kemampuan berbahasa

2.      Aspek kemampuan bersastra.

0 comments:

Post a Comment