Saturday 11 June 2022

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

0 comments

 

 

MAKALAH

MODUL 4 

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI


 

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam dunia pendidikan, interaksi antara guru (pendidik) dengan peserta didik pada dasarnya untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang ada. Untuk memajukan suatu pandidikan yang diharapkan oleh masyarakat pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan suatu komponen yang sangat erat hubungannya, karena ketiga komponen ini secara kualitatif maupun kuantitatif. Pendidik merupakan tenaga yang profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan bimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik di perguruan tinggi. Keterampilan dan pengimplementasian dalam profesi sangat didukung oleh teori yang telah dipelajari khususnya dalam pengembangan kurikulum yang telah ditetapkan disekolah masing[1]masing. Jadi yang dikatakan seorang yang profesional dituntut banyak belajar dalam mengimplementasikan pengalaman materi yang digelutinya untuk pengembangan kurikulum yang ada disekolahnya masing-masing. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan Imu kepada siswa dan merupakan suatu usaha untuk pencapaian tujuan pembelajaran, secara kualitatif maupun kuantitatif

BAB II

PEMBAHASAN

KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

Kegiatan Belajar 1 :

Konsep Dasar Kurikulum Berbasis Kompetensi

A.    Implikasi Manajemen Berbasis Sekolah

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan langsung semua warga sekolah sesuai dengan standar yang ditetapkan. MBS bertujuan:

  1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
  2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;
  3. Meningkatkan tanggungjawab sekolah kepada orang tua, sekolah, dan pemerintah tentang mutu sekolah; serta
  4. Meningkatkan kompetisi sehat antar sekolah dalam mencapai mutu pendidikan yang diharapkan

MBS memberikan kesempatan bagi sekolah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan agar dapat mengunakan sumber daya secara optimal.

Dua asumsi dasar penerapan MBS :

  1. Sekolah dipandang sebagai suatu lembaga layanan jasa pendidikan yang memposisikan kepala sekolah sebagai manajer pendidikan dan bertanggung jawab terhadap peningkatan mutu pelayanan dan hasil belajar.
  2. Dapat efektif diterapkan apabila didukung oleh sistem berbagi kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan sekolah.

Prinsip umum pelaksanaan MBS :

  1. Profesionalisme, dengan komponen pendidikan yaitu pengelola, praktisi, dan profesionalisme dewan sekolah
  2. Pembagian kewenangan, sesuai fungsi dan perannya masing-masing.
  3. Pencapaian mutu pendidikan, memiliki misi dan visi sesuai jenjang sekolah.
  4. Partisipasi masyarakat, menuntut keterlibatan dan tanggung jawab semua pihak terkait
  5. Transparansi, berpijak pada keterbukaan dalam pengelolaan
  6. Pembentukan Dewan Sekolah, sebagai institusi penopang  dan bertugas mengidentifikasi tujuan dan manfaat program pendidikan serta merencanakan dan melaksanakan program bersama sekolah.

B.     Pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum dalam pengertian modern lebih dari sekedar rencana pelajaran, tetapi sebagai pengalaman belajar yang diperoleh siswa dari sekolah. Empat komponen utamanya : tujuan, materi, strategi belajar mengajar, dan sistem evaluasi. Kurikulum sebagai pedoman guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kurikulum berubah sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan kebutuhan masyarakat.

Selama tiga puluh empat tahun, Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Tahun 2004, kita menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang kemudian dikembangkan oleh Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan PP no 19/2005 yang menyatakan bahwa penyusunan kurikulum merupakan tanggung jawab setiap satuan pendidikan. Perundangan lain yang terkait dengan KTSP adalah:

  1. Permen Diknas RI no. 22/2006 tentang Standar Isi
  2. Permen Diknas RI no. 23/2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
  3. Permen Diknas RI no. 24/2006 tentang Pelaksanaan Standar Isi

Kurikulum 2004 dikenal dengan KBK berisi standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai peserta didik melalui materi pokok dan indikator pencapaian hasil belajar. Kompetensi dasar terdiri dari:

  1. Kompetensi Akademik, peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengatasi tantangan dan persoalan hidup secara independen
  2. Kompetensi Okupasional, peserta didik harus memiliki kesiapan dan mampu beradaptasi terhadap dunia kerja
  3. Kompetensi Kultural, peserta didik harus mampu menempatkan diri sebaik-baiknya dalam sistem budaya dan tata nilai masyarakat yang pluralistik.
  4. Kompetensi Temporal, peserta didik tetap eksis dalam menjalani kehidupan, mampu memanfaatkan ketiga kemampuan dasar yang dimiliki sesuai dengan perkembanagn jaman.

Selain itu juga dikenal keterampilan atau kecakapan hidup (lifeskill) yang mencakup (lifeskill) yang mencakup lima kategori :

  1. Keterampilan mengenal diri sendiri/personal
  2. Keterampilan berpikir rasional
  3. Keterampilan social
  4. Keterampilan akademik
  5. Keterampilan vokasional

C.     Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi

Secara umum, karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah sebagai berikut :

1.      Menitikberatkan pada pencapaian target kompetensi daripada penguasaan materi

2.      Mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia

3.      Memberikan kebebasan lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program-program pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

Empat komponen utama KBK (Boediono, 2002):

1.      Kurikulum dan Hasil Belajar

2.      Penilaian Berbasis Kelas

3.      Kegiatan Belajar Mengajar

4.      Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah

D.    Prinsip Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Prinsip  umum pengembangan kurikulum adalah:

1.      Iman dan Takwa, Nilai, dan Budi Pekerti

2.      Ketahanan dan Integritas Bangsa

3.      Keberseimbangan

4.      Berorientasi Global

5.      Berbasis Teknologi Informasi

6.      Berorientasi pada “Kecakapan Hidup”

7.      Berorientasi pada Siswa

8.      Berkesinambungan

9.      Berorientasi pada Proses dan Hasil

 

Kegiatan Belajar 2 :

Implikasi Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi

A.  Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran

Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi memerlukan tenaga pengelola pendidikan yang memiliki profesionalisme dan dedikasi tinggi. Kompetensi guru menurut UU no.14/2005 tentang guru dan dosen :  terdiri kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Guru berperan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran. Dalam KBK, guru dituntut menaruh perhatian pada keberadaan dan kebutuhan siswa, juga memiliki keterampilan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang kondusif dengan cara mengelola siswa dan sarana pembelajaran dengan baik. Guru harus mampu berinovasi dalam hal media pembelajaran yang meningkatkan aktifitas siswa dan pada akhirnya meningkatkan hasil belajar.

Keterampilan melaksanakan prosedur mengajar :

1.      Kegiatan memulai pelajaran

2.      Kegiatan mengelola pembelajaran

3.      Kegiatan mengorganisasi waktu

4.      Kegiatan melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar

5.      Kegiatan mengakhiri pelajaran

Secara singkat, peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai perencana,pengatur, penilai, dan pembimbing.

 

B.  Implementasi KBK Melalui Pembelajaran Terpadu

Faktor mengajar yang perlu diperhatikan agar proses pembelajaran aktif.

1.      Kesempatan untuk belajar

2.      Pengetahuan awal siswa

3.      Refleksi

4.      Motivasi

5.      Keragaman individu

6.      Kemandirian dan kerja sama

7.      Suasana yang mendukung

8.      Belajar untuk kebersamaan

9.      Siswa sebagai pembangun gagasan

10.  Rasa ingin tahu

11.  Menyenangkan

12.  Interaksi dan komunikasi

13.  Belajar cara belajar

Pembelajaran terpadu (integrated learning) menekankan pada kesatuan konsep sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kreatifitas dalam menemukan keterkaitan antara bahan bahan belajar. Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa menemukan sendiri suatu konsep dan prinsip secara holistic, bermakna, dan otentik.

Tiga tipe pembelajaran terpadu yang terdiri dari 10 model (Fogarty, 1991:5):

  1. Tipe pembelajaran terpadu dalam satu disiplin ilmu (fragmented, connected, nested)
  2. Tipe pembelajaran terpadu antardisiplin ilmu (sequenced, shared, webbed, threaded, integrated)
  3. Tipe pembelajaran terpadu berdasarkan faktor pengelaman dan pengetahuan siswa (nerworked)

 

Model pembelajaran terpadu dapat diterapkan dalam pelaksanaan KBK. Konsep pembelajaran terpadu membantu mengembangkan potensi peserta didik secara keseluruhan, sesuai dengan bakat dan kemampuannya untuk tumbuh menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

BAB III

PENUTUP

Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam kurikulum terintregasi filsafat, nila-nilai, pengetahuan, dan perbuatan pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan, pengusaha serta unsur-unsur masyarakat lainnya.

0 comments:

Post a Comment