Tuesday 14 June 2022

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA

0 comments


PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS  MEMBACA 




Kegiatan Belajar 1 Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia

A.      Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Keterampilan Berbahasa

Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu:

1)       Kebahasaan. Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek, yaitu: 1. Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kewacanaan, dan 2. Kosakata

2)       Kemampuan berbahasa. Kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu:

Ø  Kemampuan mendengarkan / menyimak

Ø  Kemampuan membaca

Ø  Kemampuan berbicara

Ø  Kemampuan menulis

3)       Kesastraan.

 

Dalam pembelajaran dengan fokus berbahasa dapat difokuskan lagi menjadi empat kegiatan yaitu yang difokuskan pada kegiatan a) mendengarkan, b) berbicara, c) membaca atau

d)    menulis. Sedangkan yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar-mengajar bertumpu atau berfokus pada salah satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

 

Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan berbahasa yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek, maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa dengan fokus sastra.

B.       Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra

 

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra di samping difokuskan pada keterampilan berbahasa, pembelajaran bahasa Indonesia dapat pula difokuskan pada sastra, tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng, mendeklamasikan puisi, mengubah puisi ke dalam bentuk prosa. Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu, teori-teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil, dan tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa, teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra. Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra berarti dalam langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra baik lewat pembacaan puisi, mendengarkan cerita rakyat, atau yang lainnya yang disesuaikan dengan tingkat kelas siswa.

 

C.       Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Berbagai Fokus

 

Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan, misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain. Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.

Kegiatan Belajar 2

 

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

 

Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendiri yang harus dikuasai guru. Sebagai guru yang professional, dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap pembelajaran keterampilan berbahasa, kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah:

 

1)     memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi

2)     memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat

3)     menafsirkan secara kritis dan kreatif isi kurikulum

4)     memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD.

 

Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa, daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi. Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan sebaliknya. Pembelajaran mengenalkan membaca huruf, pembelajarannya kata, dikenal pada kelas kalimat dengan rendah sederhana istilah bertujuan pada membaca awal untuk anak,system (membaca permulaaan), sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman). Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistik sedangkan untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming), 2) teknik membaca memindai (scanning); 3) Teknik SQ3R. Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil. Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak dini. Agar memiliki keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak) yang tinggi; 2) gemar membaca; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan.

Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf); 2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke dalam tulisan; 3) mengembangkan ide yang dimilikinya; 4) mampu memilih kata,kalimat dan gaya dalam menulis. Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan secara bertahap, yaitu perencanaan menulis (prapenulis), penulisan, dan revisi (Mc.Crimmon, 1984: 10 Akhadiah dkk., 1999:3-5).

 

Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. Contoh diagram pohon contoh diagram lingkaran contoh diagram piramida terbalik.


 

MODUL 8

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA

 

Kegiatan Belajar 1

 

Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Membaca

 

 

A.     PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA

 

Pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan materi, metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan untuk menulis maka alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak dari keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B.      TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH

 

Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru melalui pemahaman kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tertera dalam peta kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia.

 

Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka (1983), seperti berikut ini:

a)        Pengajaran membaca permulaan: Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya.

b)       Pengajaran membaca nyaring: Lanjutan dari tingkatan membaca permulaan.

c)        Pengajaran Membaca Dalam Hati: Membina siswa agar mampu membaca dalam hati, tanpa suara.

d)       Pengajaran membaca pemahaman: Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati.

e)        Pengajaran Membaca Bahasa: Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.

f)        Pengajaran membaca teknik

 

Dari pendapat I Gustu Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam hal-hal berikut:

 

Ø  Mekanisme membaca

Ø  Membina gerak mata membaca dari kiri kekanan

Ø  Membaca kata kata dan kalimat kalimat pendek

Ø  Tujuan pembelajaran membaca di kelas tinggi

 

 

C.     TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI

 

Tujuan membaca di kelas dikelas tinggi merupakan lanjutan dari membaca dikelas rendah yang biasanya disebut membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.

 

Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan dalam bersifat pemahaman yag mencakup aspek-aspek berikut ini:

 

Ø  Memahami pengertian sederhana (leksikal, grametikal, retorikal)

Ø  Memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi atau keadaan kebudayaan .

Ø  Evaluasi atau penilaian (isi atau bentuk)

Ø  Kecepatan membaca yang fleksibel , yang mudah disesuaikan dengan keadaan

Kegiatan Belajar 2

 

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Membaca

 

 

A.     MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA

 

Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam kurikulum sehingga guru tinggal mengembangkannya. Kerangka kurikulum 2004 terdiri atas lima komponen utama yaitu (1) Standar Kompetensi (2) Kompetensi Dasar (3) Hasil Belajar (4) Indikator, dan (5) Materi Pokok.

 

Setelah kita tentukan materi pembelajaran untuk keterampilan membaca, selanjutnya kita menentukan metode dan teknik pembelajarannya. Pada umumnya metode dan teknik dipakai dalam pengertian yang sama yaitu ‘cara menyampaikan pelajaran’. Sebenarnya pengertian metode pembelajaran dan teknik pembelajaran tidak sama. Metode mengacu pada suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi (a) pemilihan bahan

(b)       urutan bahan, (c) penyajian bahan dan (d) pengulangan bahan, sedangkan teknik mengandung makna upaya guru, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran didalam kelas saat itu.

 

Macam metode/teknik pembelajaran membaca adalah, seperti berikut ini:

 

·         Metode Abjad/Alfabet

·         Metode Bunyi

·         Metode Suku Kata

·         Metode Kata

·         Metode kalimat

·         Metode SAS

 

 

B.      MODEL    PEMBELAJARAN   BAHASA    INDONESIA    DENGAN   FOKUS MEMBACA DI KELAS RENDAH

 

Sebelum mengajar di depan kelas tentunya guru membuat persiapan tertulis. Sebelum diberlakukannya Kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan Pelajaran yang disingkat MSP. MSP ini disusun untuk beberapa kali pertemuan. Persiapan mengajar untuk satu kali pertemuan yang di ambil dari MSP ini disebut Rencana Pengajaran yang disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP yang dalam kurikulum 2004 disebut silabus.

C.     MODEL    PEMBELAJARAN   BAHASA    INDONESIA    DENGAN   FOKUS MEMBACA DI KELAS TINGGI

 

Pada hakikatnya model pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus membaca dikelas tinggi sama dengan model pembelajaran di kelas rendah, yang berbeda hanya kompetensiyang ingin dikembangkan yang menyangkut pula mataeri pembelajarannya.

0 comments:

Post a Comment