TUGAS
MAKALAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DI
SD
MERANCANG KEGIATAN PEMBELAJARAN
Dalam merancang
kegiatan pembelajaran, guru harus terlebih dahulu mengetahui pengetahuan awal
siswa dan pengalaman belajar apa yang akan disediakan untuk mereka. Pemahaman
terhadap pengetahuan awal dan pengalaman yang dibutuhkan siswa merupakan unsur
yang penting dipertimbangkan oleh guru dalam merancang kegiatan pembelajaran.
A. PENGALAMAN BELAJAR
1.
Pengertian
pengalaman belajar
Pengalaman
belajar diartikan sebagai interaksi antar orang yang sang belajar dengan
kondisi lingkungan eksternal secara efektif. Tyler menyatakan .....
Berdasarkan
kutipan di atas dapat kita pahami bahwa pengalaman belajar tak sama dengan isi
atau materi pembelajaran, tetapi merupakan aktivitas pembelajaran yang
dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi belajar siswa. Pengalaman belajar
adalah interaksi antar siswa dengan kondisi eksternal sehingga siswa dapat
merespon dan memberikan reaksi terhaap kondisi yang diciptakan tersebut sebagai
proses belajar.
2.
Jenis-jenis
pengalaman belajar dan kegiatan belajar
Tyler mengungkapkan beberapa jenis
pengalaman belajar dan langkah-langkah yang dapat tempuh untuk mengembangkan
jenis-jenis pengalaman tersebut, yaitu sebagai berikut ;
a.
Pengalaman
belajar untuk mengembangkan keterampilan berpikir langkah-langkahnya di
antaranya;
1.
Mengenali
kesulitan atau pemasalahan yang tidak dapat di jawab saat ini
2.
Mengidentifikasi
masalah lebih jelas dengan analis
3.
Mengumpulkan
fakti-fakta yang relevan
4.
Memformulasikan
hipotesis
5.
Menguji
hipotesis dengan cara yang tepat
6.
Membuat
kesimpulan sebagai pemecahan masalah
b.
Pengalaman
belajar untuk memperoleh informasi
1.
Memilih
informasi yang penting untuk diingat
2.
Mengarahkan
situasi agar intensitas dan ragam kesan terhadap informasi akan meningkatkan
potensi siswa
3.
Menggunakan
informasi yang penting secara berulang an alam konteks yang berubah-ubah.
c.
Pengalaman
belajar akan membangun sikap sosial
1.
Asimilasi
dengan lingkungan\
2.
Sikap
muncul dari pengaruh emosional dari bentuk mengalaman tertentu
3.
Pengalaman
traumatik
4.
Proses
intelektual langsung
d.
Pengalaman
belajar untuk mengembangkan minat
1.
Memberikan
keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplorasi biang yang dapat mengembangkan
minat dan memperoleh hasil yang memuaskan
2.
Kegiatan
yang memberi kepuasan terkait dengan pengalaman lain yang juga memberikan
kepuasan.
3.
Mengarahkan
atau menata pengalaman belajar untuk menjadikannya sebagai bentuk kegiatan yang
menarik
B. PEMILIHAN PENGALAMAN BELAJAR
Beberapa prinsip
yang dapat dijadikan pertimbangan alam memilih pengalaman belajar adalah
sebagai berikut
1.
Tujuan
tertentu yang harus dicapai
2.
Pengalaman
belajar harus memberikan kepuasan kepada siswa dalam melaksanakan bentuk
tingkah laku yang dimaksud dalam tujuan
3.
Reaksi
yang dikehendaki dalam pengalaman belajar ada pada tingkat yang memungkinkan
adanya keterbatasan siswa.
4.
Banyak
pengalaman belajar yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang sama
5.
Pengalaman
belajar yang sama akan memunculkan berbagai hasil.
C. PRINSIP-PRINSIP MERANCANG PENGALAMAN BELAJAR
Ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang pengalaman belajar
siswa yaitu ;
1.
Prinsip
mengaktifkan siswa
Belajar pada hakikatnya merupakan suatu proses aktif, yaitu
kegiatan merespon terhadap setiap stimulus pembelajaran. Aktivitas tersebut
mencakup unsur-unsur yang bersifat fisik atau psikis, meliputi mata, telinga,
hidung, alat peraba, kaki, pikiran, mental dan emosional. Semua itu bagian yang
harus diaktifkan dalam kegiatan pembelajaran.
Siswa yang tidak banyak bertanya ketika belajar, bukan berarti ia
tidak aktif, sebab saja pendengaran penglihatan, perasaan, pikiran dan unsur
lainnya aktif belajar. Oleh karena itu, setiap kegiatan belajar harus dirancang
untuk meningkatkan kadar aktivitas pembelajaran.
Setiap individu harus melakukan sendiri aktivitas belajar karena
belajar tidak aapat diwakilkan kepada orang lain. Oleh karena itu, John Dewey
mengatakan belajar menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh dirinya
sendiri. Untuk itu, inisiatif belajar harus muncul dari dirinya. Dengan demikian, kesadaran
untuk melakukan kegiatan belajar harus datang dari setiap indddividu, sebab
belajar tidak dapat dipaksakan oleh
orang lain.
Teori kognitif dari Gagne dan Berliner berkenaan dengan prinsip
aktivitas mengemukakan bahwa belajar menunjukkan kondisi jiwa yang aktif. Jiwa
tidak sekedar menerima informasi/materi, akan tetapi mengolah dan melakukan
informasi.
2.
Prinsip kesesuaian
Kesesuaian
antara guru dan siswa pada kenyataannya sangat memengaruhi seorang siswa dalam
menyenangi suatu pelajaran. Hal ini tentu saja akan memengaruhi motivasi siswa
dalam belajar. Karena itu, guru yang baik tentunya akan selalu berusaha
menerapkan mete pembelajaran yang benar-benas sesuai dengan kemampuan
siswa-siswanya. Sebaliknya, siswa yang baik pun akan selalu berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan gurunya
Berkenaan
dengan prinsip kesesuaian adalah perbeaan individual yang mengandung implikasi
bahwa setiap siswa harus dibantu untuk memahami kekurangan dan kelemahan
dirinya, sertamemperoleh perlakuan dan pelayanan sesuai dengan kebutuhan yang
berbea-beda. Prinsip kesesuaian ini merupakan salah satu prinsip yang menuntut
hubungan antar siswa dengan guru untuk dapat lebih saling menghargai dan
menghormati.
3.
Prinsip
memberi kepuasan
Guru sebagai perancang pembelajaran harus memikirkan dan berusaha
agar apa yang dilakukannya akan memberikan kepuasan bagi anak didiknya.
Pembelajaran yang dirancang diharapkan akan menjadi suatu kegiatan yang dapat
memfasilitasi minat dan kebutuhan siswa.
4.
Prinsip
pengalaman belajar yang sama menimbulkan hasil yang berbeda
Belajar pada
dasarnya bersifat individual, Mai tidak mungkin bahwa suatu kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru akan memberikan hasil belajar yang sama untuk
setiap siswa. Hal yang penting di sini aalah bagaimana guru dapat memberikan
pengalaman yang sama untuk setiap murid sehingga ada perbedaan hasil belajar di
antara siswanya sesuai dengan kedapatan, kesungguhan dan keunggulannya
masing-masing.
5.
Prinsip
variasi pengalaman belajar
Variasi ini dapat dilakukan dengan cara menyediakan pengalaman yang
berbeda untuk setiap kegiatan pembelajaran. Apabila berpatokan pada kerucut
pengalaman dari Edgar Dale, ada 11 jenis pengalaman yang dapat divariasikan,
yaitu ;
a.
Pengalaman
langsung
b.
Pengalaman
melalui benda tiruan
c.
Pengalaman
melalui dramatisasi
d.
Pengalaman
melalui demonstrasi
e.
Pengalaman
melalui karya wisata
f.
Pengalaman
memalui pameran
g.
Pengalaman
melalui televisi
h.
Pengalaman
melalui gambar hidup
i.
Mengalaman
melalui rekaman, radio, dan gambar
j.
Pengalaman
melalui gambar visual
k.
Pengalaman
melalui lambang verbal
Metode Mengajar dan Prosedur Pembelajaran
A. Metode Mengaja
Metode mengajar adalah suatu cara yang
dilakukan guru untuk menciptakan hubungan antara guru (kegiatan mengajar) dan
siswa (kegiatan belajar). Media pembelajaran merupakan sarana yang dapat
menunjang optimalisasi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menimbulkan dan
memudahkan siswa belajar. Pada modul ini hanya akan disajikan empat metode yang
mungkin sudah tidak asing lagi. Keempat metode tersebut adalah metode ceramah,
metode tanya jawab, metode diskusi, dan metode resitasi.
1. Metode Ceramah
a. Pengertian
Metode ceramah adalah metode atau cara
mengajar dengan penyajian materi yang dilakukan melalui penuturan dan
penjelasan secara lisan oleh guru kepada siswa. Selain itu, dalam metode ini
guru dapat menggunakan alat-alat bantu untuk memperjelas penyajiannya, akan
tetapi metode utama hubungan guru dan murid adalah berbicara.
b. Prinsip Penggunaan
Pada prinsipnya, metode ceramah digunakan apabila:
1. Topik atau materi yang diajarkan adalah materi baru
2. Siswa diperkirakan akan mendapat kesulitan untuk mencari dan mempelajaru
materi tersebut.
3. Jumlah siswa relative cukup banyak
4. Fasilitas ruangan dan buku-buku bacaan terbatas.
c. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan metode
ceramah dapat dilakukan melalui 5 tahapan, sebagai berikut:
1. Tahap persiapan (apersepsi)
Pada tahap ini, guru mengawali kegiatan belajar
mengajar dengan melakukan apersepsi, yaitu menggali pengalaman belajar siswa
sebelumnya dan menghubungkannya dengan bahan atau materi sajian yang akan
dipelajarinya.
2. Tahap penyajian/presentasi
Tahap penyajian adalah tahapan di mana guru menyajikan
bahan atau materi sajiannya kepada siswa. Penyajian guru dilakukan secara lisan
dan dapat pula dibantu dengan berbagai alat bantu (bukan media) untuk
memeprjelas dan lebih mengefektifkan sajiannya. Kegiatan siswa dalam tahap ini
adalah mendengarkan dan memperhatikan sajian guru dengan cermat.
3. Tahap komparasi/asosiasi
Tahap komparasi atau tahap asosiasi merupakan tahapan
di mana guru dan/atau siswa menghubungkan atau membandingkan bahan atau materi
pelajaran tersebut melalui contoh-contoh konkret atau rekaan yang dapat
memperjelas materi yang disajikan guru.
4. Tahap generalisai/kesimpulan
Tahap terakhir adalah tahap generalisasi, yaitu
tahapan di mana guru dan/atau siswa mencoba menyimpulkan materi pelajaran yang
disajikan atau dikomparasikan.
5. Tahap evaluasi dan pemberian balikan (feedback)
Pada tahap ini guru mencoba melaksanakan penilaian
terhadap proses belajar mengajar yang telah dilakukannya melalui tes lisan, tes
tertulis atau penugasan.
d. Kelemahan metode ceramah
Ada beberapa kelemahannya, sebagai berikut:
1. Retensi atau penyerapan bahan atau materi pelajaran kurang
2. Kurang memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengembangkan
dan mengeluarkan pendapat.
3. Pengunaan kata-kata asing membuat materi sajian susah untuk dimengerti
siswa.
4. Kurang cocok untuk siswa yang taraf perkembangan kognitifnya masih
rendah.
e. Mempersiapkan ceramah yang efeektif
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam
mempersiapkan ceramah, yaitu:
1. Rumuskan tujuan khusus yang hendak dicapai
2. Periksa lagi, apakah metode ceramah merupakan metode yang memang paling
tepat untuk digunakan.
3. Susun bahan ceramah yang benar-benar perlu diveramahkan
4. Tetapkan materi atau bahan sajian yang perlu dibantu dengan menggunakan
alat bantu
5. Ambil perhatian siswa terhadap bahan yang akan disajikan dengan
menciptakan situasi belajar harmonis.
6. Tanamkan pengertian yang jelas
7. Buat alat penilaian yang tepat.
2. Metode Tanya Jawab
a. Pengertian
Metode tanya jawab adalah suatu cara atau metode
penyajian bahan pelajaran
melalui berbagai bentuk pertanyaan yang dijawab oleh
siswa. Metode tanya jawab merupakan metode yang memberi kemungkinan terjadinya
komunikasi langsung antara guru dan siswa yang bersifat dua arah (two way
traffic).
b. Prinsip pengunaan
Metode tanya jawab digunakan apabila:
1. Pembelajaran menekankan pada pengulangan.
2. Jumlah siswa relative sedikit
3. Bertujuan untuk memotivasi belajar dan merangsang siswa berpikir
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan berbagai
permasalahan atau materi yang belum dipahami
5. Sebagai selingan dalam pengunaan metode ceramah
c. Prosedur pelaksanaan
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan, guru mencoba menyusun beberapa
buah pertanyaan yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah atau akan
disajikan.
2. Tahap pelaksanaan
Merupakan tahapan dimana guru mengajukan berbagai
pertanyaan yang telah disusun kepada siswa dan siswa pun menjawab.
3. Tahap kesimpulan
Pada tahap ini, guru atau siswa bersama bantuan guru
menyimpulkan jawaban pertanyaan yang paling tepat dari berbagai jawaban yang
telah dikemukakan oleh para siswa.
d. Jenis pertanyaan
Secara umum jenis pertanyaan itu dapat dibagi menjadi
2 kategori, yaitu:
1. Pertanyaan ingatan
Merupakan pertanyaan yang menyakan tentang “apa, kapan,
di mana dan berapa”. Contoh:
a. Apa yang dimaksud dengan klorofil?
b. Kapan terjadinya pemberonyakan G30S PKI?
2. Pertanyaan pikiran
Merupakan pertanyaan yang menanyakan tentang “mengapa
dan bagaimana”. Pertanyaan jenis ini merupakan pertanyaan kategori tingkat
tinggi yang memerlukan analisis dan sintesis. Contoh:
a. Mengapa banjir sering menimbulkan berbagai penyakit?
3. Teknik bertanya
Teknik bertanya yang baik sangat diperlukan agar
metode tanya jawab yang digunakan tidak menimbulkan kebosanan dan terkesan
monoton.
Teknik bertanya meliputi 2 hal, yaitu:
1. Cara guru mengajukan pertanyaan
Cara guru mengajukan pertanyaan dapat dikategorikan
menjadi 2 bagian, yaitu:
a. Redirecting
Merupakan cara guru mengajukan pertanyaan dengan
mengulang atau memberi pengarahan ulang terhadap jawaban siswa atas pertanyaan
yang diajukan.
Contoh:
Guru : apa yang menyebabkan perang di Bosnia?
Hasan : masalah perbedaan Agama pak.
Guru : bagaimana menurutmu, Akbar?
Hasan : yang menjadi permasalahan adalah masalah
perbedaan etnis.
Guru : bagaimana pendapatmu, Karim?
b. Probing
Merupakan cara bertanya guru dengan maksud membimbing
siswa untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Bentuknya dapat
berbentu isyara (hint), penjelasan (clarification) dan kesimpulan
(generalization).
Contoh bentuk isyarat:
Guru : Amin, berapa hasil perkalian 35 x 40?
Amin: (diam)
Guru : coba hitung, 30 x 40?
Amin : 1200, pak.
Guru : 5 x 20?
Amin : 200, pak.
Guru : berapa jumlah 1200 + 200?
Amin : 1400, pak.
Contoh bentuk penjelasan:
Guru : di kampung kita akan didirikan pabrik sepatu.
Bagaimanakah pendapatmu Amir?
Amir : tidak setuju, pak.
Guru : kenapa kamu tidak setuju, Amir?
Amir : karena dengan adanya pabrik sepatu, kampong
kita akan tercemar. Pencemaran udara dan air.
Guru : apa yang dimaksud dengan pencemaran udara dan
air itu, Amir?
Contoh bentuk kesimpulan:
Guru : ada tiga buah siku-siku A, B dan C. ukurlah
sudut-sudutnya! Kemudian hitunglah besar jumlah sudut masing-masing segitiga
tersebut! Apa kesimpulan yang dapat kamu kemukakan?
2. sikap guru dalam bertanya
Dalam
mengajukan pertanyaan guru hendaknya memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a. Pertanyaan yang diajukan hendaklah diajukan secara klasikal, baru
kemudian ditunjuk seseorang untuk menjawabnya.
b. Pertanyaan yang diajukan harus jelas.
c. Hargai setiap pendapat dan jawaban siswa.
d. Seri tenggang waktu untuk berpikir bagi siswa.
e. Buat kesimpulan.
3. Metode Diskusi
a.
pengertian
suatu metode atau cara penyajian bahan pelajaran melalui wahana tukar
pendapat berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh siswa
sebelumnya guna persoalan/permasalahan.
Metode diskusi dapat dilakuakan melalui diskusi kelompok kecil dan
kelompok besar.
b. prinsip
pengunaan
metode
diskusi digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Waktu yang tersedia cukup lama
2. Bermaksud untuk membahas suatu topik/masalah secara mendalam.
3. Bermaksud untuk menumbuhkan keberanian mengemukakan pendapat, melatih
sikap toleran/menghargai pendapat orang lain, memupuk sikap partisipatif dan
melatih kemampuan berpikir, serta mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman.
c. jenis
metode diskusi
ada beberapa
jenis metode diskusi yang sering kali digunakan dalam kegiatan belajar
mengajar, diantaranya berikut ini:
1. Diskusi kelas
Kegiatan diskusi kelas biasanya dimulai dengan
pemaparan masalah yang dikemukakan oleh guru kepada siswa sebagai peserta
diskusi.kemudia dilanjutkan dengan tanggapan para siswa terhadap permasalahan
yang telah dikemukakan sebeleumnya.
2. Diskusi panel
Diskusi panel biasanya ditujukan untuk membahas suatu
permaslahan ditinjau dari segala sudutu pandang secara meluas.
3. Diskusi kelompok kecil/Buzz Groups
Jenis diskusi kelompok kecil ini merupakan perpaduan
dari diskusi kelas dan diskusi panel.
d. prosedur
pelaksanaan
prosedur
atau langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi dapat dilakukan melalui 3
tahapan, yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini, guru merumuskan tujuan, masalah dan
mengemukakan alasan pemilihan masalah.
2. Tahap pelaksanaan
Setelah permasalahan dikemukakan, guru perlu memilih
dan menetapkan siapa yang akan menjadi pimpinan diskusi dan pembantunya serta
memberikan penjelasan tugas-tugasnya.
3. Tahap tindak lanjut
Setelah diskusi selesai, guru bersama siswa mencoba
membuat kesimpulan sementara tentang hasil diskusi. Kemudian kesimpulan
tersebut ditanggapi kembali oleh para peserta diskusi dan dibuat kesimpulan
lagi.
e. hal-hal
yang menunjang keberhasilan diskusi
1. pimpinan
diskusi mampu mengatur jalannya pembicaraan dengan baik dan adil.
2. masalah
yang diajukan merupakan masalah yang problematis, menantang dan menarik.
3. para
siswa memliki pengetahuan dan pengalaman terhadap masalah yang diperbincangkan.
4. adanya
partisipasi aktif dari seluruh peserta diskusi.
f. hambatan
pengunaan metode diskusi
1. guru yang
masih berpandangan bahwa siswa masih terlalu kecil dan belum sanggup untuk
berdiskusi.
2. satu atau
beberapa siswa saja mendominasi pembicaraan dan/atau siswa lain terlalu masa
bodoh terhadap pelaksanaan diskusi.
4. Metode
Resitasi
a.
pengertian
metode penugasan atau resitasi merupakan
suatu metode atau cara yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk yang telah dipersiapkan guru sehingga
siswa dapat mengalami kegiatan belajar secara nyata.
Dalam metode ini ada 2 fase yang penting,
fase belajar dan fase resitasi. Fase belajar adalah fase dimana siswa
mengerjakan tugas dan fase resitasi adalah fase dimana siswa
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya. Metode ini dapat diberikan secara
kelompok dan individual.
b. prinsip
pengunaan
metode
penugasan/resitasi digunakan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Pengajaran dimaksudkan untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan
siswa melalui belajar mandiri dan kelompok.
2. Bermaksud memupuk rasa kemandirian dan tanggung jawab
3. Mendayagunakan berbagai sumber belajar
4. Tugas yang dibebankan kepada siswa harus sesuai dengan kemampuan siswa,
dana dan waktu.
c. prosedur pelaksanaan
prosedur pelaksanaan pada metode ini dapat
dilakukan melalui 3 tahapan:
1. Tahap persiapan/pemberian tugas
Pada tahap
ini guru merumuskan tujuan pembuatan tugas secara jelas.
2. tahap pelaksanaan
Tugas guru
dalam tahap ini adalah membimbing, memotivasi, dan mengawasi pelaksanaan tugas
melalui monitoring dan laporan kemajuan.
3. tahap resitasi
Tahap
resitasi adalah tahap dimana siswa mempertanggungjawabkan hasil pengerjaan
tugasnya kepada guru. Dapat berupa lapora hasil penelitian, observasi, dan
diskusi kelas atau dilakukan melalui tanya jawab atau tes lisan dan tulisan.
d. kelebihan
metode penugasa/resitasi
1.
pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar sedniri apalagi bila sesuai
dengan minat dan dirasakan berguna bagi kehidupannya
2. para
siswa berkesempatan untuk memupuk perkembangan dan keberanian mengambil
inisiatif, bertanggung jawab, dan berdiri sendiri atau mandiri.
e. kelemahan
metode penugasan/resitasi
1. sering
kali siswa melakukam penipuan
2. jika
tidak diawasi, adakalanya tugas ini dikerjakan oleh orang lain.
3. ketengan
mental siswa akan terganggu jika tugas terllau banyak dan sulit
4. sulit
bagi guru untuk memberikan tugas yang memenuhi kebutuhan perbedaan secara
indivual.
B. KRITERIA
PEMILIHAN METODE MENGAJAR
Berbagai
metode dapat dikembangkan dan digunakan dalam suatu kegiatan pembelajaran.
tidak ada satu metode mengajar pun yang selalu baik digunakan untuk setiap
kegiatan pembelajaran, yang ada adalah metode itu tepat digunakan untuk
kegiatan pembelajaran. Artinya, tidak semua kegiatan pembelajaran dapat
dilakukan dengan hanya satu metode saja, tetapi dapat dilakukan dengan variasi
pengunaan metode mengajar. Metode ceramah dapat dikatan tepat digunakan untuk
kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada penyajian informasi, tetapi
metode diskusi akan lebih tepat digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang
lebih menekankan pada kemampuan saling berbagi (sharing) informasi dan pendapat
serta memupuk tenggang rasa sesame teman.
Untuk
itu agar metode yang dipilih itu tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
telah dirancang guru perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Faktor Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai setelah kegiatan pembelajaran menggambarkan tingkah laku
yang seharusnya dapat dimiliki siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan.
Menurut Bloom dan kawan-kawan, tingkah laku yang dimiliki siswa dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pengetahuan, sikap dan psikomotorik/keterampilan.
Penggunaan metode mengajar yang dirancang oleh guru sudah seharusnya dikaitkan
dengan tujuan atau perubahan tingkah laku pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh
karena itu, setiap tujuan atau tingkah laku yang berbeda akan memengaruhi penggunaan
metode.
2. faktor materi/isi
Secara
umum, materi atau isi pelajaran dapat dipilah ke dalam 6 kelompok, yaitu fakta,
konsep, prinsip, masalah, prosedur (keterampilan) dan sikap (nilai).
a. mengajarkan fakta
mengajarkan
fakta kelihatannya tidak terlalu sulit, sebab tujuan utamanya ialah supaya
siswa tetap ingat akan fakta yang diajarkan atau dipelajarinya.
b. mengajarkan konsep
mengajarkan
konsep bukan sekedar supaya siswa hafal akan konsep tersebut, akan tetapi yang
lebih utama ialah supaya siswa memhami tentang atribut-atribut konsep
tersebut.untuk itu kita dapat menggunakan metode diskusi dengan pendekatan
deduktif atau induktif.
c. mengajarkan prinsip
tujuan
mengajarkan prinsip bukan sekedar siswa memahami prinsip tersebut, akan tetapi supaya
siswa mampu menerapkan prinsip tersebut di dalam praktik.
d. mengajarkan pemecahan masalah
1. mengenal permaslahan
2. merumuskan masalah
3. mengumpulkan berbagai data atau
keterangan untuk pemecahan masalah
4. merumuskan dan menyeleksi kemungkinan pemecahan
masalah
5. implementasi dan evaluasi
Dalam
hal ini tugas guru adalah memberi pengarahan dan bimbingan di dalam setiap
langkah pemecahan masalah tersebut.
e. mengajarkan keterampilan motoric
tujuan
utama mengajarkan keterampilan motoric ada;ah supaya siswa mampu melakukan
praktik keterampilan tersebut. Metode yang dapat digunakan antara lain simualsi
atau demonstrasi yang diikuti dengan latihan.
f. mengajarkan sikap
mengajrkan
sikap lebih sulit dan memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Tujuan utama
mengajarkan sikap ialah supaya siswa memiliki sikap atau nilai-nilai tertentu,
untuk itu perlu ada upaya penghayatan, contoh dan pembiasaan.
3. Faktor Siswa
Selain
faktor yang telah dijelaskan sebelumnya, faktor yang juga perlu dipertimbangkan
ketika memilih dan menentuka metode mengajar adalah karakteristik siswa.
Sebagai contoh, jumlah siswa yang ada di suatu kelas memengaruhi terhadap
penggunaan metode mengajar.
4. Faktor Waktu
Dalam
memilih metode mengajar yang akan digunakan, faktor waktu juga merupakan salah
satu unsur yang harus dipertimbangkan. Terkait dengan faktor waktu ini, ada 2
hal yang menjadi prioritas pertimbangan, yaitu: kondisindan jumlah waktu yang
tersedia. Kondisi terkait dengan kapan atau jam berapa pelaksanaan pembelajaran
itu dilakukan (pagi hari, siang hari, atau sore hari) sedangkan jumlah terkait
dengan berapa lama waktu yang disediakan untuk pelaksanaan pembelajaran (20
menit, 40 menit atau lebih lama lagi).
5. Kemampuan Guru
Sebagai
penyandang jabatan fungsional yang professional seorang guru seharusnya telah
disiapkan dan telah mempersiapkan diri untuk memiliki kemampuan menggunkan
berbagai metode mengajar. Kemampuan ini merupakan kemampuan utama yang wajib
dimiliki guru. Namun, latar belakang pendidikan dan pengalaman guru yang
dimiliki ternyata menjadi pembeda terhadap kepeemilikan kemamppuan ini. oleh
karena itu, hal yang penting terkait dengan pemilihan metode ini adalah guru
harus mempelajari berbagai hal terkait dengan metode yang akan digunakan (taat
asas) dan selanjutnya berimprovisasi kreatif menggunakan metode yang telah
dipilih dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi yang ada.
c. PROSEDUR UMUM PEMBELAJARAN
1. Pra Pembelajaran
Pada
tahap ini guru mempelajari kurikulumdan menguraikannya secara spesifik untuk
setiap kegiatan pembelajaran, mempelajari kemampuan awal siswa dan menyusun
suatu rancangan utuh untuk satu atau dua kali pertemuan.
2. Kegiatan Awal
Tahap
ini adalah tahap pembukaan kegiatan pembelajaran. Guru perlu melakukan kegiatan
yang dapat menarik minat siswa untuk mau belajar. Salah satu cara yang dapat
dilakukan guru pada kegiatan awal ini adalah dengan melakukan apersepsi, yaitu
menggali berbagai pengalaman siswa yang telah lalu dan kemudian
menghubungkannya dengan apa yang dipelajari.
3. Kegiatan Inti
Tahap
ini merupakan tahap utama dalam kegiatan pembelajaran. Guru menyajikan materi
pelajaran dengan menggunakan berbagai cara (metode) dan menggunakan berbagai
media.
4. Kegiatan Penutup
Kegiatan
oenutuo dalam suatu pembelajaran merupakan kegistan generalisasi, artinya guru
menyimpulkan apa yang telah dipaparkan dalam kegiatan inti.
Pembuatan
kesimpulan tidak harus selalu dilakukan guru secara sepihak, akan tetapi guru
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukannya. Dengan teknik
bertanya kepada beberapa siswa dan kemudian menyimpulkannya juga merupakan
salah satu cara bagi guru untuk membuat generalisai.
0 comments:
Post a Comment