Friday 17 June 2022

LANDASAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

8 comments

 

MAKALAH

PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD


 

MODUL 1

LANDASANPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

MODUL 2

KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1

Landasan Filosofis, Psikologis-Pedagogis, dan Sosiologis-Antropologis Pendidikan Sekolah Dasar

A.  Landasan Filosofis, dan Psikologis-Pedagogis Pendidikan Sekolah Dasar

Yang dimaksud dengan pandangan filosofis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari hakikat pendidikan dalam kehidupan manusia. Pertanyaan filosofis yang akan dibahas adalah untuk apa Pendidikan Sekolah Dasar dikembangkan. Sementara itu cara pandang psikologis-pedagogis atai psiko-pedagogis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari fungsi proses Pendidikan dasar dalam pengembangan potensi individu sesuai dengan karakteristik Psikologis peserta didik. Cara pandang sosiologis-antropologis atau sosio-antropologis adalah cara melihat Pendidikan dasar dari fungsi proses Pendidikan Dasar dalam sosialisasi atau pendewasaan dalam konteks penbudayaan.

         I.     Landasan Filosofis dan Psikologis-Pedagogis

Pandangan filosofis dan psikologis-pedagogis mewakili cara pandang pakar dalam bidang filsafat, psikologi, dan pedagogic/ilmu mendidik terhadap keniscayaan proses Pendidikan untuk usia sekolah 6-13 tahun. Dikatakan suatu keniscayaan karena Pendidikan untuk anak usia tersebut berlaku universal dan telah menjadi kenyatan atau sering disebut juga sebagai conditio sine quanon. Contohnya, di semua Negara di Dunia dikenal adanya primary education atau elementary education seperti SD/MI di Indonesia.

Ada beberapa argument tentang keniscayaan Pendidikan untuk usia itu. Pertama, pelembagaan proses Pendidikan untuk usia dalam system Pendidikan persekiolah atau schooling system, diyakini sangat strategis, artinya sangat dapat dilakukan, untuk mempengaruhi, mengondisikan, dan mengarahkan perkembangan mental, fisik, dan social anak dalam mencapai kedewasaannya secara sistematik dan sistemik. Kedua, pendewasaan yang sistematik dan sistemik itu diyakini lebih efektif dan bermakna, artinya lebih memberikan hasil yang baik dan menguntungkan, daripada proses pendewasaan yang dilepas secara alami dan kontekstual melalui proses sosialisasi atau pergaulan dalam keluarga dan masyarakat dan enkulturasi atau pembudayaan interaktif dalam kehidupan budaya semata-mata. Ketiga, berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi landasan konseptual teori pembelajaran, seperti teori behaviorisme, kognitifisme, humanisme, dan social (Bell-Gredler:1986), filsafat Pendidikan seperti perenialisme, yang menekankan pentingnya pewarisan kebudayaan, esensialisme, yang menekankan pada transformasi nilai esensial, progresifisme, yang menekankan pada pengembangan potensi individu, dan rekonstruksionalisme social, yang menekankan pengembangan individu untuk perubahan masyarakat (Brameld, 1965) sangat mendukung proses pendewasaan anak melalui Pendidikan persekolahan. 

a.       Teori Kognitifisme

Teori kognitifisme, yang lebih dikenal sebagai teori perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, dan diakui sebagai salah satu pilar atau tonggak konseptual dan sumber pengetahuan tentang perkembangan kognitif anak (Maier, 1978:12)

Secara teoritik perkembangan kognitif (Bell-Gredler, 1986:195-196) mencangkup tiga proses mental, yakni assimilation, accommodation, dan equilibration. Yang dimaksud dengan assimilation atau asimilasi adalah integrase data beru dengan struktur kognitif yang sudah ada dalam fikiran. Contohnya, ketika kita melihat benda asing berupa pesawat terbang, proses mental yang terjadi adalah mencari apakah konsep benda asing itu ada dalam pikiran kita dengan bertanya ‘’ini benda apa ya?’’, sementara itu accommodation atau akomodasi menunjuk pada proses penyesuaian struktur kognitif denagn situasi baru. Sedangkan equilibration atau ekuilibrasi adalah proses penyesuaian yang sinambung antara asimilasi dan akomodasi. Contohnya, jika suatu waktu ada benda asing lain yang pada dasarnya mirip dengan pesawat terbang dalam fikiran kita akan terjadi proses adaptasi untuk memahami benda asing itu sampai kita mendapatkan pengertian yang utuh dan pada akhirnya kita mengerti konsep pesawat terbang secara umum.

 

 

Dengan menggunakan teori Piaget tersebut, kita dapat melihat bahwa anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif Praoperasional sampai Konkret. Pada usia ini anak memerlukan bimbingan sistematis dan sistemik guna membangun pengetahuannya.

b.      Teori Historis-Kultural (Caltural Historical Theories)

Teori ini dikembangkan oleh Lev S. Vygotsky yang memusatkan perhatian pada bidang telaah aspek manusia dari kognisi. Teori ini memusatkan perhatian pada pengugnaan symbol sebagai alat, dengan dasar pemikiran bahwa manusia menemukan alat yang telah mengantarkan kemajuan bagi umat manusia. System symbol yang dikembangkan adalah Bahasa lisan dan tulisan, system matematika, notasi music dan lainnya, melalui penggunaan symbol-simbol ini manusia mengembangkan cara berpikir baru. Factor-faktor biologis seperti pematangan berpengaruh terhadap proses berpikir dasar seperti perhatian, ingatan dan persepsi.

Vigotsky (Blanck, 1990:44-49) mendasarkan teorinya pada konsep bahwa aktivitas mental adalah sesuatu hal yang unik hanya pada manusia. Hal ini merupakan produk dari belajar social dan internalisasi kebudayaan atau social learning, yakni proses penyadaran simbol-simbol social dan internalisasi kebudayaan dan hubungan social.

Teori Vigotsky mengidentifikasi adanya tiga konsep pokok yang terkait erat dengan pembelajaran, yaitu hokum genetic perkembangan atau genetic law of development yaitu pertumbuhan dan perkembangan kognitif seseorang berlangsung dalam dua tataran yaitu lingkungan social sebagai ranah intermental atau interpsikologis yang dianggap sebagai factor utama atau primer, dan suasana psikologis dalam diri seseorang sebagai ranah intramental atau intrapsikologis yang tumbuh sebagai implikasi dari proses internalisasi terhadap proses-proses sosial, zona perkembangan proksimal atau zone of proximal development, dan mediasi atau mediation. Zona perkembangan proximal adalah ruang antara perkembangan actual, artinya nyata dan perkembangan potensial seseorang, yang ada dalam diri atau late.

Mediasi dibedakan dalam dua bentuk, yakni mediasi kognitif yang dapat berupa konsep non-ilmiah (pengetahuan spontan, konsep ilmiah deklaratif (konsep, generalisasi, teori) dan procedural (metode ilmiah) dalam memecahkan masalah.

c.       Teori Humanistik

Konsep humanistic dalam Pendidikan memiliki banyak pengertian, antara lain bahwa suatu sekolah atau kelas atau guru dapat dinilai humanistic bila memenuhi berbagai kriteria : menkankan pada potensi manusia sebagai ciri utama; hubungan yang hangat, kepercayaan, penerimaan, kesadaran akan perasaan orang lain, kejujuran antar prbadi, dan pengetahuan kemasyarakatan. Pendidikan humanistic adalah Pendidikan manusia secara utuh dan menyeluruh, yang memusatkan perhatian pada proses Pendidikan yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar menikmati kehidupan atau mencapai kebutuhan lebih tinggi dalam pengertian kebutuhan akan kehidupan yang optimal atau kemungkinan pertumbuhan yang positif.

Pendekatan humanistic memiliki karakteristik: (a) menjadikan peserta didik sendiri sebagai isi, yakni mereka sendiri belajar tentang perasaan dan perilakunya; (b) mengenal bahwa imaginasi peserta didik seperti dicerminkan dalam seni, impian, cerita, dan fantasi sebagai hal yang penting dalam kehidupan yang dapay dibahas Bersama dengan teman sekelasnya; (c) memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal seperti isyarat dan nada suara karena diyakini hal itu sebagai ungkapan perasaan dan sikap yang dikomunikasikan; (d) menggnakan permainan, improvisasi, dan bermain peran sebagai wahana simulasi perilaku yang dapat dikaji dan diubah.

 

B.  Landasan Sosiologis-Antropologis Pendidikan Sekolah Dasar

Dilihat secara sosiologis dan antropologis masyarakat dan bangsa Indonesia sangatlah heterogen dalam segala aspeknya. Oleh karena itu, walaupun kita secara konstitusional menganut konsepsi satu system Pendidikan nasional, instrumentasi atau pengelolaan system Pendidikan itu tidaklah mungkin dilakukan secara homogen penuh.

Secara antropologis Indonesia merupakan masyarakat multietnis dan multiras. Dari sabang sampai Merauke dan dari Talaud sampai Kupang di dalam 13.000 pulau itu hidup ratusan etnis/suku yang memiliki tradisi yang unik dan berbicara dalam Bahasa daerah setempat, serta keturunan bangsa lain yang karena proses sejarah dan/atau proses yuridis menjadi warga negara Indonesia. Ke semua itu merupakan kenyataan yang perlu terakomodasi dalam pelaksanaan system Pendidikan nasional, belom lagi ada sebagian masyarakat Indonesia yang karena menempati taraf kehidupan ekonomi yang lebih baik sebagai hasil usahanya atau karena kedudukannya, memerlukan kesempatan Pendidikan bagi anak-anaknya yang melampaui standar nasional Pendidikan, misalnya dalam bentuk kelas internasional atau sekolah yang bertaraf internasional.

KEGIATAN BELAJAR 2

Landasan Historis, Ideologis, dan Yuridis Pendidikan Sekolah Dasar

A.  Landasan Historis, dan Ideologis Pendidikan Sekolah Dasar (SD)

Landasan historis dan ideologis dan ideologis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta sejarah yang relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan. Secara historis atau kesejarahan, pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia merupakan kelanjutan dari sistem pendidikan pada masa Hindia Belanda yang memang dibangun lebih banyak untuk kepentingan penjajahan Belanda di Indonesia. Pada dasarnya sistem pendidikan pada masa itu ditekankan pada upaya memperoleh tenaga terampil yang mengerti nilai budaya penjajah sehingga menguntungkan mereka dalam mempertahankan dan melangsungkan penjajahannya.

System Pendidikan Indonesia dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa berkembang secara dinamis pada lingkungan masyarakat yang juga berkembang dalam dimensi ideologi, politik, ekonomi, maupun social budaya.

Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari jalur Pendidikan sekolah. Merujuk pada paparan Djojonegoro (1996:12-28), perkembangan Pendidikan sekolah pada jaman penjajahan Belanda secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut :

1.      Sekolah Dasar pertama kali didirikan pada zaman VOC pada tahun 1617 yang menjelma menjadi Sekolah Batavia pada tahun 1622 dan ditutup tahun 1632. Sejenis sekolah dasar itu pada tahun 1630 didirikan oleh masyarat Sekolah Warga masyarakat untuk tujuan Pendidikan budi pekerti.

2.      Pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 Pemerintah Hindia Belanda mulai menangani Pendidikan untuk kepentingan penjajahn dengan model dualistic.

3.      Pada abad ke 20, sejalan dengan terjadinya perubahan yang terjadi di seluruh dunia dalam bidang politik, ekonomi, social, dan budaya mendesak pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan perubahan dalam melaksanakan system pendidikannya, dengan landasan politik etis.

4.      Pada masa perjuangan kemerdekaan, yakni antara tahun 1908 Kebangkitan Nasional dan masa Pendudukan Jepang samapi Proklamasi Kemendekaan Indonesia tahun 1945 berkembang berbagai Gerakan Pendidikan yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat yang sudah tercerahkan sebagai komponen bangsa sang sadar akan pentingnya pembangunan bangsa.

 

B.  Landasan Historis-Ideologis dan Yuridis Pendidikan SD

Landasan historis-ideologis dan yuridis Pendidikan Sekolah Dasar pada bagian ini akan kita bahas dari sudut pandang pemikiran tentang system Pendidikan nasional sejak Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 sampai dengan sekarang.

Secara ideologis dan yuridis ditetapkan bahwa Pncasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan dasar atau fondasi Pendidikan nasional. Hal ini mengandung makna bahwa Pendidikan nasional, termasuk di dalamnya Pendidikan di SD/MI harus sepenuhnya didasarkan pada cita-cita, nilai, konsep dan moral yang terkandung dalam bagian dari alinea keempat Pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu, Pendidikan di SD/MI bukanlah Pendidikan sekunder tetapi Pendidikan yang berjiwa Pnacasila, yang sila pertamanya adalah Ketuhanan yang Maha Esa, dan Pendidikan Agama Akhlak Mulia sebagai salah satu Mata Pelajaran wajib dalam kurikulum Pendidikan dasar dan menengah.

MODUL 2

 

KEGIATAN BELAJAR 1

Fungsi, Tujuan, dan Ciri-ciri Pendidikan Sekolah Dasar

A.  Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar

Fungsi dan tujuan pendidikan SD bersumber dari fungsi dan pendidikan nasional yang tercantum dalam Pasal 23 Undang-Undang Nomor  20 Tahun 2003 tentang system pendidikan Nasional. Dalam Pasal 3 UU  tentang Sisdiknas tersebut ditetapkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negarav yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan Pendidikan SD dapat dipilih menjadi tiga kelompok sebagai berikut :

1.      Menambahkan kemampuan dasar baca-tulis-hitung

Merupakan prasyaarat bagi setiap orang untuk mampu hidup secara wajar dalam masyarakat yang selalu berkembang. Tanpa mampu membaca, menulis dan berhitung, seseorang pasti akan mendapat kesulitan dalam hidup

2.      Menambah pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya

Keterampilan dasar ini sering disebut ‘’life skills’’, yang meliputi ketrampilan akademik (baca-tulis-hitung), ketrampilan personal, ketrampilan sosial, dan ketrampilan vokasional.

3.      Mempersiapkan siswa untuk mengikuti Pendidikan di SMP

B.  Karakteristik Pendidikan Sekolah Dasar

1.      Karakteristik Umum Pendidikan SD

a.       Kemelekwacaan (literacy). Pendidikan SD diarahkan pada pembentukan kemelekwacaan, bukan pada pembentukan kemampuan akademik. Kemelekwacaan merujuk pada pemahaman siswa tetang berbagai fonemena/gagasan dilingkungannya dalam rangka menyesuaikan perilaku dengan kehidupan.

b.       Kemampuan berkomunikasi. Pendidikan SD diarahkan untuk pembentukan kemampuan komunikasi, yaitu mampu mengomunikasikan sesuatu, baik buah pikiran sendiri maupun informasi yang didapat dari berbagai sumber, kepada orang lain dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

c.       Kemampuan memecahkan masalah (problem solving) mencakup merasakan adanya masalah, mengidentifikasi masalah, mencari informasi untuk memecahkan masalah, mengekspoitasi alternative pemecahan masalah, dan memilih alternatif yang paling layak.

d.      Kemampuan bernalar (reasoning), yaitu menggunakan logika dan bukti-bukti secara sistematis dan konsisten untuk sampai pada simpulan. Pendidikan SD diarahkan untuk mengembangkan kemampuan siswa berfikir logis sehingga kemampuan bernalarnya berkembang.

2.      Karakteristik Khusus Pendidikan SD

a.       Siswa SD

Berusia 6-12 tahun, berada dalam tahap perkembangan pra-operasional dan operasi konkret, yang ditandai oleh pandangan yang bersifat holistic.

b.      Guru

Guru SD adalah guru kelas yang wajib mengajarkan lima mata pelajaran SD, yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn.

c.       Kurikulum

Kurikulum SD merupakan bagian dari kurikulum Pendidikan Dasar, mempunyai tujuan yang khas yaitu mengembangkan kemampuan dasar anak SD.

d.      Pembelajaran

Pembelajaran di SD menekankan pada keterpaduan, bersifat holistk, pengalaman langsung, dan menggunakan contoh-contoh konkret, sesuai dengan karakteristik siswa SD dan tujuan pendidikan Dasar.

e.       Gedung dan Peralatan Pembelajaran

Gedung dan fasilitas SD bervariasi dari yang paling sederhana sampai yang cukup mewah. Pada umumnya, terdapat enam ruang kelas dan ruang kepala sekolah, tanpa ruang guru dan juga tanpa ruang administrasi.

 

KEGIATAN BELAJAR 2

A.  Tatanan Organisasi Sekolah Dasar

Pada dasarnya, penyelenggaraan SD menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, dalam hal ini Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan pemerintah daerah, baik tingkat provinsi  (Dinas Pendidikan Provinsi), Kabupaten/Kota (Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota), maupun tingkat kecamatan (Ranting Dinas). Pengelolaan SD juga melibatkan Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri, yang berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan dan pengawasan pendidikan.

Pemerintah pusat dalam hal ini Depdiknas menentukan standar nasional pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan, sedangkan pemerintah provinsi bertugas melakukan koordinasi atas penyelenggaraan pendidikan, pengembangan tenaga kependidikan, dan penyediaan fasilitas pendidikan lintas daerah Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan menengah.

Pengelolaan SD dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip kemandirian dan manajemen berbasis sekolah/madrasah. Dengan demikian, tanggung jawab utama pengelolaan SD berada di tangan SD sendiri.

 

B.     Bentuk-Bentuk Penyelenggaraan Pendidikan SD

Bentuk-bentuk Pendidikan SD yang masih asing bagi orang awam/masyarakat umum

1.      Sekolah Dasar (SD dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

SD merupakan jenjang Pendidikan umum bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Sementara MI adalah madrasah yang menyelenggarakan Pendidikan umum setingkat SD, disamping Pendidikan agama Islam.

2.      SD unggulan atau Sekolah Nasional Plus

Sekolah ini menyelenggarakan Pendidikan umum dengan keunggulan yang merupakan kelebihannya dari SD biasa, berupa: (1) penggunaan Bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari atau penggunaan dwi Bahasa, (2) jumlah jam pelajaran lebih banyak, (3) tersedia pendidikan khususm ujianm dan sertifikat tinggi siswa yang memenuhi standar kompetensi pada Lembaga Pendidikan global, (4) fasilitas yang lengkap dan lebih baik dari sekolah nasional, (5) jumlah siswa dalam satu kelas relative sedikit.

3.      Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)

Untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan khusus atau yang mempunyai kelainan.

4.      Sekolah Dasar Inklusi

Di SD Inklusi berbaur anak biasa (normal) dengan anak luar biasa. Sebagai konsekuensi adanya anak-anak luar basa di SD biasa, maka SD biasa harus dilengkapi dengan Guru Pembimbing Khusus (GPK), yaitu guru yang memiliki kompetensi membimbing anak-anak luar biasa

5.      Program Paket A

Merupakan program Pendidikan nonformal setara SD/MI yang diperuntukkan bagi para peserta didik yang berusia 15-44 tahun.

6.      Sekolah Rumah

Sekolah rumah atau home schoolingadalah sekolah yang diselenggarakan di rumah. Ada sejumlah alasan untuk memilih sekolah dirumah yaiyu memberikan suasana belajar yang lebih memotovasi daripada sekolah formal, banyaknya kekerasan yang terjadi di sekolah formal, orangtua tidak setuju dengan kurikulum yang digunakan di sekolah formal, berkaitan dengan agama, susahnya transportasi ke sekolah, dan ada anak yang memerlukan bantuan khusus yang tidak dapat dilayani oleh sekolah.

 

KESIMPULAN


Berdasarkan pembahasan tentang landasan pendidikan sekolah dasar dan karakteristik pendidikan sekolah dasar, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Bila seluruh ketentuan perundang-undangan tentang wajib belajar 9 tahun dapat dilaksanakan dengan baik, maka program Wajar tersebut akan member dampak yang luas bagi pencerdasan kehidupan bangsa secara bertahap.

2. Pada dasarnya, penyelenggaraan SD menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, baik tingkat propinsi,kabupaten/kota, maupun tingkat kecamatan. Pengelolaan SD juga melibatkan Komite Sekolah sebagai lembaga mandiri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Katalog Universitas Terbuka 2006. Jakarta : Universitas Terbuka I G. A.K Wardani, dkk. 2014. Perspektif Pendidikan SD. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka

 

 

8 comments:

abdullah said...

Thank You For Nice Information
Please Visit Our Website
https://uhamka.ac.id/
https://uhamka.ac.id/

Muhammad Iqbal said...

Thank you for nice information. Please visit our web: Click Here Click Here

Adi Mulia said...

Thank you for nice information. Please visit our web:
https://uhamka.ac.id

Here
Here

Adityo said...

Thank you for nice information. Please visit our web:
Click here

dais isnafirlah said...

Thank you for nice information. please visit our web :
here
here

Muhammad Al Aziiz said...

Thank you for nice information. Please visit our web: Click Here

Alaudin said...

Thank you for nice information.
Please visit my site on bellow :)
Alaudin
Alaudin

Deny Setiawan said...

Awesome information thank for you

deny
deny

Post a Comment